YUSRIL IRMAWAN
E1F1 18 003
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................4
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................4
LANDASAN TEORI..................................................................................................4
2.1 Instalasi Pengolahan Air Bersih.....................................................................5
2.2 Unit Sedimentasi Pada Proses Pengolahan Air Minum dan Air Limbah.......6
2.3 Bentuk dan Bagian Bak Sedimentasi.............................................................7
2.4 Tipe Sedimentasi..........................................................................................10
2.5 Parameter Operasi Pada Unit Sedimentasi...................................................11
BAB III......................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi teori sedimentasi pada pengolahan air limbah. Bak prasedimentasi merupakan
bagian dari bangunan pengolahan air limbah yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur
sebelum air limbah diolah secara biologis. Meskipun belum terjadi proses kimia (misal
koaguasi flokulasi atau presipitasi), namun pengendapan di bak ini mengikuti pengendapan
tipe III dan IV karena lumpur yang terdapat dalam air limbah tidak lagi bersifat diskret
(mengingat kandungan komponen lain dalam air limbah, sehingga telah terjadi proses
presipitasi).
Aplikasi teori sedimentasi pada pengolahan air minum adalah pada perancangan
bangunan pra sedimentasi. Bak prasedimentasi merupakan bagian dari bangunan pengolahan
air minum yang berfungsi untuk mengendapkan partikel diskret yang relatif mudah
mengendap (diperkirakan dalam waktu 1 hingga 3 jam). Teori sedimentasi yang
dipergunakan dalam aplikasi pada bak prasedimentasi adalah teori sedimentasi tipe I karena
teori ini mengemukakan bahwa pengendapan partikel berlangsung secara individu (masing-
masing partikel, diskret) dan tidak terjadi interaksi antar partikel. Oleh karena itu makalah
ini dibuat untuk memberi penjelasan mengenai proses sedimentasi.
b. Flokulasi
Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan
Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang
terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air
disini harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan
senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok.
c. Sedimentasi
Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi
dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)
berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat
jenisnya daripada air). Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan
sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air
(IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator.
d. Filtrasi
Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)
proses filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan. Teknologi
membran bisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media
lainnya seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi
membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF (Ultrafiltration)
System, NF (Nanofiltration) System, MF (Microfiltration) System, RO
(Reverse Osmosis) System.
e. Desinfeksi
Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan
masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan
penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi
Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa
penambahan chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke
konstruksi terakhir yaitu reservoir.
3. Reservoir
Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi
Pengolahan Air (IPA) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan.
2.2 Unit Sedimentasi Pada Proses Pengolahan Air Minum dan Air Limbah
Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan
secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Sedangkan unit sedimentasi
merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk memisahkan solid dan liquid dari
suspensi untuk menghasilkan air yang lebih jernih dan konsentrasi lumpur yang lebih
kental melalui pengendapan secara gravitasi. Pada umumnya, sedimentasi digunakan
pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan pada pengolahan air limbah
tingkat lanjutan. Pada pengolahan air minum, pemakaian terapan sedimentasi
khususnya untuk:
a. Pengendapan air permukaan untuk penyisihan partikel diskret khususnya pada
pengolahan dengan filter pasir cepat.
b. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum disaring
dengan filter pasir cepat.
c. Pengendapan lumpur hasil pembubuhan soda-kapur pada proses penurunan
kesadahan.
d. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan dengan oksidasi
(Anonim, 2007).
Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan
lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. Selain itu, prinsip sedimentasi juga
digunakan dalam pengendalian partikel di udara. Prinsip sedimentasi pada pengolahan air
minum dan air limbah adalah sama,demikian juga untuk metoda dan peralatannya.
2. Lingkaran (circular)
Bentuk bak ini umumnya digunakan pada instalasi pengolahan air dengan
kapasitas yang lebih kecil. Bak berbentuk lingkaran umumnya berdiameter 10,7
hingga 45,7 meter dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter (Anonim, 2007). Aliran air
dapat secara horizontal ke arah radial dan umumnya menuju ke tepi lingkaran atau
dengan aliran arah vertikal. Pada kapasitas yang sama, pada kolam pengendapan
berbentuk lingkaran ini kemungkinan terjadinya aliran pendek (short-circuiting) lebih
besar daripada kolam pengendapan berbentuk segi empat, terutama apabila ambang
peluapan tidak level sehingga aliran air menuju ke satu sisi tertentu saja. Namun
demikian sering dijumpai panjang peluapan agak berlebihan, sehingga aliran
melewati ambang peluapan berupa aliran yang sangat tipis. Untuk mengatasi hal
tersebut maka ambang peluapan harus diperpendek dengan cara memasang ambang
peluapan yang berbentuk seperti huruf V (V-notch) atau seperti huruf U (U-notch).
Keuntungan lain dari kolam pengendapan berbentuk lingkaran adalah mekanisme
pengumpulan lumpur lebih sederhana dengan memasang scrapper yang bergerak
memutar dan pemeliharaan lebih mudah (Kamulyan, 1997).
Gambar 2.3 Bak sedimentasi bentuk lingkaran aliran horizontal
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan pengendapan
secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid. Sedangkan unit
sedimentasi merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk memisahkan
solid dan liquid dari suspensi untuk menghasilkan air yang lebih jernih dan
konsentrasi lumpur yang lebih kental melalui pengendapan secara gravitasi.
2. fungsi unit sedimentasi dalam instalasi pengolahan adalah: Mengurangi beban
kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit penyaring
selanjutnya. Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.
3. Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk
lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran umumnya
berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter. Bak
berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 70 meter dan
kedalaman 1,8 hingga 5,8 meter. Bak berbentuk segi empat umumnya
mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan
kedalaman lebih dari 1,8 meter.
4. Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi,
sedimentasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe, yaitu: Sedimentasi tipe
I/ Plain Settling/Discrete particle, Sedimentasi tipe II (Flocculant Settling),
Sedimentasi tipe III dan IV/Hindered Settling (Zone Settling).
5. Parameter pada unit sedimentasi waktu tinggal, laju luapan permukaan,
kecepatan aliran Pengendapan partikel suspensi, laju luapan (weir overflow
rate).
3.2 Saran
Dalam Proses Perencanaan Bangunan Sedimentasi harus di perhatikan dengan
baik karena proses sedimentasi merupakan salah satu proses penting dalam bangunan
pengolahan air minum (IPAB).
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Farida. 2002. Proses Pengolahan Air Sungai untuk Keperluan Air Minum.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1845/1/kimia-farida.pdf.
Rahadi, Aprian Eka. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di
Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang.