Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Terkait Judul

2.1.1 Gedung
Gedung adalah bangunan  struktur buatan manusia yang terdiri
atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat.
Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana,
prasarana atau infrastruktur. (Wikipedia)

Berdasarkan pernyataan diatas gedung merupakan bangunan yang


dibangun secara permanen sebagai sarana dalam memenuhi aktifitas
kehidupan manusia.

2.1.2 Teknik
Teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan. (James Havery)

2.1.3 Laboraturium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
(Wikipedia)
2.1.4 Riset
riset (research) adalah suatu metode studi yang mendalam dan studi yang
cermat terhadap segala bentuk fakta yang dapat dipercaya dari suatu masalah
yang diberikan untuk memecahkan masalah tersebut. (Tyrus Hillway)

2.1.5 Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya
alam menjadi alat-alat sederhana. (Wikipedia)

2.1.6 Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
(United Nations)

2.1.7 Perumsahaan Daerah Air Minu


Perusahaan daerah Air minum adalah suatu peruahaan milik daerah
sebagai produsen air bersih yang ada di Kota Samarinda.

2.1.8 Pengertian Judul Perencanaan Gedung Teknik Dan Laboraturium


Riset Teknologi Air Bersih

Suatu perencanaan yang berfungsi sebagai tempat penelitian atau riset


dan teknologi air bersih serta sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kantor
teknik untuk melakukakn pekerjaan yang berhubungan dengan penelitian air
bersih di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Samarinda.
2.2 Struktur Organisasi PERUMDAM Kota Samarinda Bagian Teknik

Gambar 2.1 struktur organisasi

Sumber : analia , 2021

2.3 Teori Terkait Pengolahan Air Bersih dan Penelitian Air bersih
2.3.1 Pengambilan Air Baku
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses tahapan yang
signifikan, untuk bahan baku air bersih ini tersebut menggunakan air
sungai mahakan sebagai sumber daya nya dikarenakan Kota Samarinda
yang hampir setiap daerahnya dilalui oleh sungai Mahakam maka dari itu
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda
memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Proses pengambilan air baku
ini menggunakan pompa intake lalu diolah di Instalasi Pengolahan Air.

2.3.2 Pengolahan Air Baku


Setelah proses pengambilan air baku melalui pompa intake air di
distribusikan di Instalasi Pengolahan Air , proses pengolahan air bersih ini
terbagi menjadi dua system ada yang menggunakan water treatment plant
(WTP) dan Clarifier , berikut penjelasan ke dua system tersebut:

1. Water Treatment Plant ( WTP) , sistem atau sarana yang berfungsi


untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk
mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu
atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi
Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia
yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya
bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.
a. Koagulasi , Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant
(WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya sumber air (air
baku) biasanya berbentuk koloid dengan berbagai koloid yang
terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk
memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses
destabilisasi ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia
maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing (pengadukan
cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara
mekanis (menggunakan batang pengaduk).
b. Flokulasi , Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP)
atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk
dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Disini
dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus
tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan
senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok.
c. Sedimentasi , Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis,
dan proses sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau
Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengendapkan
partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh proses
sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya daripada
air). Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi
dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air
(IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang
disebut aselator.
d. Filtrasi , Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi
Pengolahan Air (IPA) proses filtrasi, sesuai dengan namanya
bertujuan untuk penyaringan. Teknologi membran bisa dilakukan
pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media lainnya
seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi
membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF
(Ultrafiltration) System, NF (Nanofiltration) System, MF
(Microfiltration) System, RO (Reverse Osmosis) System.
e. Desinfeksi , Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari
pengotor, ada kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri
yang hidup, sehingga diperlukan penambahan senyawa kimia
dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air
(IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan
chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke konstruksi
terakhir yaitu reservoir.

2. Clarifier , adalah tangki pengendapan yang dibangun dengan alat


mekanis untuk menghilangkan padatan secara terus-menerus yang
diendapkan dengan sedimentasi. Clarifier umumnya digunakan untuk
menghilangkan partikel padat atau padatan tersuspensi dari cairan untuk
klarifikasi dan / atau penebalan. Hampir sama dengan fungsi water
treatment plant (WTP) , pada clarifier juga terjadi proses koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Akan tetapi pada clarifier
memiliki beberapa alat penunjang seperti dosing pump , mixing tank ,
sediment pond , bag filter 20 micron. Berikut penjelaan alat tersebut :
a. Dosing pump yang berfungsi untuk inject chemical
(koagulan,flokulan khlorin dll), untuk besaran flow rate dosing
pump seyogyanya dihitung berdasarkan kapasitas pompa yang
dibutuhkan dengan batas minimal 0,1-1% (mis: Flow air yang
diinginkan 2000 liter/jam maka dosing pump yang ideal
mempunyai kapasitas maksimal 2 liter - 20 liter/jam.
b. Mixing Tank yang berfungsi sebagai tanki buffer untuk
memastikan chemical teraduk sempurna dan homogen dengan air,
sehingga proses kimiawi yang dihasilkan bisa optimal.
c. Sediment Pond yang berfungsi kolam untuk mengendapkan
lumpur atau padatan yang telah terbentuk di clarifier tetapi belum
sempat mengendap dengan sempurna, sediment pond juga bisa
meringankan kerja Sand Filter sehingga tidak sering buntu.
d. Bag Filter 20 micron, yang diperlukan jika karakter air baku tidak
bisa merespon proses koagulasi dan flokulasi dengan cepat
sehingga masih tersisa flok flok halus yang tidak bisa terendap
sempurna walaupun sudah melewati proses dalam sediment pont

Kelemahan proses pengolahan clarifier memerlukan rentang waktu


yang lebih lama dari pada pengolahan menggunakan filtrasi dan
membutuhkan tempat yang besar, tetapi sangat efektif untuk mengolah
dari air yang benar-benar keruh secara kasat mata menjadi jernih, juga
memperpanjang umur proses filtrasi setelahnya

Anda mungkin juga menyukai