Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TEKNOLOGI PEMBENIHANAN IKAN

DESAIN DAN KONTRUKSI HATCHERY

Dosen pengampu: Maria Goreti E.K., S. St. Pi., M. M.Pi

Disusun Oleh :

Khori Oktriani (58224214486)

Lieshida Lionora Tatuo (58224214

Faiska Maharani Alsyahbani (58224214478)

Hydrila Minerva Tambunan (58224214483)

TEKNOLOGI AUKUAKULTUR

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


SERANG
2024
1. Unit treatment air
Unit Ini berfungsi untuk memperbaiki kualitas air masuk sebelum digunakan.
Treatment yang biasanya dilakukan meliputi :

 Treatment fisika ( berbagai filter dan metode pengendapan partikel air)


Contoh : filter vakum ozom organizer, UV organizer baj pengendapan
 Treatment kimia ( untuk mengendapkan dan membunuh mikriorganisme tidak
dikehendaki).
Contoh : Aplikasi kapur, kaporit,Cu SO4, H2O2, treflan dst.
 Treatmen biologi
Contoh : Rumput laut, karang, probiotik

Fungsi Komponen- komponen yang terdapat pada unit treatment air antara lain :
 Bak/ kolam untuk menampung air
Bak/kolam memiliki fungsi utama untuk menghilangkan atau mencegah materian
kasar seperti pasir, lumpur, dan benda-benda lainnya. Bak ini berperan peenting
dalam memastikan kualitas dan kuantitas air yang di olah.

 Bak pengendapan
FUNGSI BAK PENGENDAPAN AWAL
Fungsi bak pengendap adalah menurunkan kadar solid yangterdapat dalam air
buangan serta mengendapkan solid hasil presipitasi dari bak pencampur dengan
cara mengendapkannya secara gravitasi. Bak pengendap pertama berfungsi untuk
mengurangi partikel padat dalam air buangan dengan cara mengendapkan pada
suatutangki selama waktu tertentu sehingga terendapkan sekaligusmengurangi
kekeruhan dan beban organic.

 Filter
a. Filter fisika berfungsi untuk menyaring kotoran pada air secara fisik agar padatan
atau kandungan pada air berkurang.
b. Secara logika disebut filter kimia, menghilangkan (sebenarnya merubah) kotoran
ikan dan menguraikan produk atau zat yang beracun menjadi tak beracun untuk
ikan.
c. Sedangkan filter biologi berfungsi menguraikan senyawa nitrogen organik oleh
bakteri pengurai.

 Unit aerasi
Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk meningkatkan
kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut
dalam air, serta membantu pengadukan air.

2. Unit Instalasi air Keluar/Buang


Unit ini berfungsi untuk membuang air yang telah di gunakan pada proses produksi
benih ikan/ udang (limbah). Menurut CPIB, Timbah ini harus di treatment terlebih
dahulu sebelum di lepaskan keperairan bebas untuk mengurangi tingkat cemaran
perairan.
Instalasi pembuangan hatchery (tempat penetasan telur ikan) umumnya terdiri dari
beberapa komponen utama. Berikut adalah beberapa komponen yang umumnya
terdapat dalam instalasi pembuangan hatchery:

 Tangki Pembuangan: Ini adalah tempat di mana air dari hatchery dipompa atau
dialirkan untuk pembuangan. Tangki ini biasanya cukup besar dan dirancang untuk
menampung volume air yang besar.

 Pompa: Pompa digunakan untuk mengalirkan air dari hatchery ke sistem


pembuangan. Pompa ini biasanya memiliki kapasitas yang cukup besar untuk
menangani volume air yang diperlukan.

 Pipa dan Saluran Pembuangan: Sistem pipa dan saluran digunakan untuk
mengalirkan air dari hatchery ke tempat pembuangan akhir, seperti sungai, laut, atau
sistem pengolahan limbah.

 Filter: Filter digunakan untuk menyaring limbah dan partikel lain dari air sebelum
dibuang ke lingkungan. Ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.

 Aerasi: Sistem aerasi dapat digunakan untuk meningkatkan oksigen dalam air yang
dibuang, sehingga mengurangi risiko pencemaran air yang lebih rendah terhadap
lingkungan.

 Sistem Kontrol dan Pemantauan: Untuk mengelola instalasi pembuangan hatchery


dengan efisien, seringkali terdapat sistem kontrol dan pemantauan yang
memungkinkan operator untuk memantau kualitas air dan mengontrol operasi
instalasi secara efektif.

 Sistem Pengukuran: Sistem ini dapat mencakup alat-alat pengukur untuk memantau
parameter air seperti suhu, pH, tingkat oksigen terlarut, dan lain-lain. Ini penting
untuk memastikan bahwa air yang dibuang memenuhi standar lingkungan yang
ditetapkan.

 Sistem Perlindungan Lingkungan: Ini termasuk tindakan atau sistem yang dirancang
untuk melindungi lingkungan sekitar hatchery dari pencemaran yang mungkin
disebabkan oleh pembuangan air limbah.

 Penyaringan Kembali atau Pemurnian: Beberapa instalasi pembuangan hatchery


mungkin juga dilengkapi dengan sistem untuk menyaring kembali atau memurnikan
air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

Setiap instalasi pembuangan hatchery mungkin memiliki komponen tambahan


tergantung pada kebutuhan spesifik dan regulasi lingkungan yang berlaku di wilayah
tersebut. Penting untuk mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku dan
memastikan bahwa pembuangan hatchery dilakukan dengan cara yang bertanggung
jawab untuk melindungi lingkungan.

3. UNIT INSTALASI AIR KELUAR/BUANG


Unit instalasi air keluar/buang untuk membuang air yang telah digunakan
pada proses produksi benih ikan/udang yang bisa disebut limbah dari produksi.
Sebelum limbah di buang harus terlebih dahulu dilakukan treatment sebelum
dilepaskan diperairan bebas agar mengurangi Tingkat pencemaran terhadap
lingkungan sekitar.

Adapun berikut pengelolaan limbah pada pembenihan udang, dalam


pembenihan udang pengelolaan limbah dilakukan untuk meminimalisir pembuangan
pathogen potensial dan mengurangi jumlah bakteri total.
a. Penggunaan Kolam Sedimentasi
Penggunaan kolam sedimentasi merupakan salah satu metode paling
sederhana untuk mengurangi beban padatan tersuspensi (SS) limbah
pembenihan. Prinsip dasarnya adalah menyediakan waktu yang cukup untuk
sedimentasi partikel bahan organik yang tersuspensi dalam kolom air limbah – yang
biasanya terdiri dari pakan yang tidak dikonsumsi, kotoran, dan kumpulan alga dan
bakteri – sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Ini memisahkan material dengan
kepadatan lebih tinggi melalui sedimentasi, dan material dengan kepadatan lebih
rendah melalui flotasi dan kemudian dengan mengeringkan permukaan air.
Ada juga proses aerasi yang digunakan untuk mengurangi BOD lebih lanjut
sebelum pembuangan air, dan skimmer protein untuk menghilangkan senyawa
organic (makanan dan sisa metabolisme).

Ket : (1) ruang masuk limbah; (2) ruang penuangan perantara; dan (3) ruang keluar.

b. Biofiltrasi
Biofiltrasi adalah salah satu contoh teknologi yang, meskipun sangat
sederhana, namun sangat efisien dalam remediasi air limbah, seperti yang
ditunjukkan dalam penggunaannya secara luas dalam sistem pengolahan air
perkotaan. Prinsip dasarnya adalah penggunaan bakteri heterotrofik untuk
mengurangi beban organik dan mendetoksifikasi metabolit dalam air limbah. Filter
biologis umumnya terdiri dari area permukaan yang luas untuk tempat menempelnya
bakteri dan sarana untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut guna memenuhi
kebutuhan biologis filter. Bakteri heterotrofik mengubah bahan organik menjadi
sitoplasma dan metabolitnya diuapkan sebagai karbon dioksida (CO 2 ) dan amonia
(NH 3 ), atau difiksasi sebagai protein.
Biofiltrasi memiliki banyak keunggulan, antara lain biaya yang relatif
rendah, tidak menggunakan kontaminan dan umumnya efisiensi tinggi, namun
pengoperasiannya memerlukan pengetahuan teknis tentang dinamika antara
populasi bakteri dan sumber nutrisi untuk memperoleh hasil terbaik.

4. UNIT PEMELIHARAAN INDUK


Pemeliharaan induk adalah salah satu unsur terpenting pada sistem produksi terutama
pada proses pengembangbiakan ikan. Adapun tujuan dari pemeliharaan induk untuk
menumbuhkan dan mematangkan gonad, meningkatkan efisiensi dan produktivitas pembenihan
dan menghasilkan benih berkualitas
Pemeliharaan induk dapat dilakukan secara terpisah dan masal, terpisah yaitu induk
jantan dan betina dipelihara di wadah berbeda sedangkan masal ialah memelihara induk jantan
betina dalam satu wadah. Pemilihan metode pemeliharaan induk menurut cara reproduksinya.

5. Induk yang bereproduksi biasanya menghasilkan telur atau benih sebagai bagian
dari siklus hidupnya. Proses reproduksi dimulai dengan pembuahan, di mana sel-sel
reproduksi jantan dan betina bergabung untuk membentuk embrio. Telur atau benih
yang dihasilkan kemudian berkembang menjadi organisme baru yang mirip dengan
induknya. Ini adalah cara umum bagi banyak spesies hewan dan tumbuhan untuk
memperbanyak diri dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ya, dalam
konteks reproduksi hewan, produksi benih sering kali melibatkan penyediaan unit
penetasan untuk telur. Proses penetasan biasanya terjadi setelah telur diletakkan
oleh induknya dan memerlukan kondisi yang tepat, seperti suhu dan kelembaban
yang sesuai, agar telur dapat berkembang menjadi embrio yang sehat. Unit
penetasan ini bisa berupa sarang, tempat penetasan buatan, atau lingkungan alami
tertentu yang menciptakan kondisi yang diperlukan untuk perkembangan telur.
6.7.8
Unit pembenihan larva
Unit pembenihan larva adalah bagian penting dari sistem budidaya ikan atau udang
yang dirancang khusus untuk menampung dan memberi lingkungan yang sesuai
bagi larva ikan atau udang selama tahap awal kehidupan mereka.berikut ada
beberapa komponen yang biasa terdapat dalam unit pembenihan larva.
1. Unit pembenihan wadah larva
 Wadah Pembenihan: Unit ini mencakup wadah atau tangki tempat larva ikan atau
udang dipelihara selama fase awal kehidupan mereka. Wadah pembenihan biasanya
terbuat dari bahan yang tidak beracun dan memiliki desain yang memungkinkan
pengaturan lingkungan air, seperti suhu, oksigen terlarut, dan pH.
 Sistem Aerasi: Unit pemeliharaan wadah larva dilengkapi dengan sistem aerasi
yang menyediakan oksigen terlarut yang cukup bagi larva. Ini dapat mencakup
aerator udara, pompa udara, atau sistem lain yang menghasilkan gelembung udara
atau menggerakkan air untuk meningkatkan oksigenasi.
 Sistem Filtrasi: Untuk menjaga kualitas air yang optimal, unit pemeliharaan wadah
larva biasanya dilengkapi dengan sistem filtrasi. Ini dapat berupa filter mekanis, filter
biologis, atau kombinasi keduanya, yang membantu menghilangkan partikel-partikel
padat dan zat-zat berbahaya dari air.
 Pengaturan Suhu: Suhu air yang tepat sangat penting untuk perkembangan larva
ikan atau udang. Unit pemeliharaan wadah larva biasanya dilengkapi dengan sistem
pemanas atau pendingin yang memungkinkan pengaturan suhu air sesuai dengan
kebutuhan spesies yang dipelihara.
 Penerangan: Beberapa spesies larva ikan atau udang membutuhkan pencahayaan
yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Oleh karena itu,
unit pemeliharaan wadah larva dapat dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang
memadai, seperti lampu UV atau lampu LED, yang memberikan spektrum cahaya
yang sesuai.
 Sistem Pemantauan dan Pengendalian: Unit pemeliharaan wadah larva juga dapat
dilengkapi dengan sistem pemantauan dan pengendalian otomatis atau manual,
yang memungkinkan pengguna untuk memantau dan mengatur parameter
lingkungan air, seperti suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut, secara akurat.
 Perlengkapan Pemberian Pakan: Untuk memberi makan larva ikan atau udang,
unit pemeliharaan wadah larva biasanya dilengkapi dengan perlengkapan pemberian
pakan, seperti sistem pakan otomatis atau manual yang memberikan pakan yang
sesuai dengan kebutuhan larva.
2. Unit pembenihan inlet larva
 Saringan: Unit ini dilengkapi dengan saringan untuk menyaring partikel-partikel
besar atau larva yang mungkin keluar bersama aliran air dari wadah pembenihan.
Saringan ini membantu mencegah keluarnya larva yang belum matang atau larva
yang berukuran kecil melalui outlet.
 Perlengkapan Pengaturan Aliran: Unit pemeliharaan outlet larva dilengkapi dengan
perlengkapan yang memungkinkan pengaturan aliran air yang keluar dari wadah
pembenihan. Ini dapat berupa katup pengatur aliran atau regulator tekanan yang
memastikan aliran air keluar berada dalam tingkat yang optimal.
 Perlengkapan Penyebaran: Beberapa unit outlet larva juga dilengkapi dengan
perlengkapan penyebaran untuk mendistribusikan aliran air yang keluar secara
merata di sekitar area outlet. Ini membantu dalam menciptakan kondisi lingkungan
yang seragam di sekitar outlet, sehingga larva mendapatkan akses yang merata
terhadap sumber oksigen dan nutrien.
 Sistem Aerasi: Unit pemeliharaan outlet larva juga biasanya dilengkapi dengan
sistem aerasi yang menyediakan oksigen terlarut yang cukup bagi larva di sekitar
area outlet. Hal ini membantu menjaga tingkat oksigenasi yang optimal di dekat
outlet, yang sering kali menjadi area dengan risiko tinggi terhadap penurunan kadar
oksigen.
 Sistem Pemantauan dan Pengendalian: Untuk memastikan kondisi lingkungan
yang optimal di sekitar outlet, unit ini mungkin dilengkapi dengan sistem pemantauan
dan pengendalian yang memungkinkan pengguna untuk memantau dan mengatur
parameter lingkungan air, seperti suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut, di area outlet.
 Perlengkapan Perlindungan: Untuk melindungi larva dari predator atau benda
asing yang masuk ke dalam wadah pembenihan melalui outlet, unit outlet larva
mungkin dilengkapi dengan perlengkapan perlindungan tambahan, seperti jaring
atau penutup yang mencegah masuknya organisme atau benda asing yang tidak
diinginkan.
3. Unit pemeliharaan outlet larva
 Saringan: Unit ini dilengkapi dengan saringan untuk menyaring partikel-partikel
besar atau larva yang mungkin keluar bersama aliran air dari wadah pembenihan.
Saringan ini membantu mencegah keluarnya larva yang belum matang atau larva
yang berukuran kecil melalui outlet.
 Perlengkapan Pengaturan Aliran: Unit pemeliharaan outlet larva dilengkapi dengan
perlengkapan yang memungkinkan pengaturan aliran air yang keluar dari wadah
pembenihan. Ini dapat berupa katup pengatur aliran atau regulator tekanan yang
memastikan aliran air keluar berada dalam tingkat yang optimal.
 Perlengkapan Penyebaran: Beberapa unit outlet larva juga dilengkapi dengan
perlengkapan penyebaran untuk mendistribusikan aliran air yang keluar secara
merata di sekitar area outlet. Ini membantu dalam menciptakan kondisi lingkungan
yang seragam di sekitar outlet, sehingga larva mendapatkan akses yang merata
terhadap sumber oksigen dan nutrien.
 Sistem Aerasi: Unit pemeliharaan outlet larva juga biasanya dilengkapi dengan
sistem aerasi yang menyediakan oksigen terlarut yang cukup bagi larva di sekitar
area outlet. Hal ini membantu menjaga tingkat oksigenasi yang optimal di dekat
outlet, yang sering kali menjadi area dengan risiko tinggi terhadap penurunan kadar
oksigen.
 Sistem Pemantauan dan Pengendalian: Untuk memastikan kondisi lingkungan
yang optimal di sekitar outlet, unit ini mungkin dilengkapi dengan sistem pemantauan
dan pengendalian yang memungkinkan pengguna untuk memantau dan mengatur
parameter lingkungan air, seperti suhu, pH, dan kadar oksigen terlarut, di area outlet.
 Perlengkapan Perlindungan: Untuk melindungi larva dari predator atau benda
asing yang masuk ke dalam wadah pembenihan melalui outlet, unit outlet larva
mungkin dilengkapi dengan perlengkapan perlindungan tambahan, seperti jaring
atau penutup yang mencegah masuknya organisme atau benda asing yang tidak
diinginkan.
4. Unit pemeliharaan unit aerasi larva
 Perlengkapan Aerasi: Unit ini mencakup perangkat aerasi seperti aerator udara,
pompa udara, atau sistem lain yang digunakan untuk menghasilkan gelembung
udara atau menggerakkan air untuk meningkatkan oksigenasi di sekitar larva ikan
atau udang. Komponen ini perlu dipelihara secara berkala untuk memastikan
kinerjanya optimal.
 Penyaringan dan Perlindungan: Unit pemeliharaan aerasi larva mungkin dilengkapi
dengan penyaringan untuk menyaring partikel-partikel besar atau larva yang
mungkin masuk ke dalam perangkat aerasi. Selain itu, perlindungan tambahan
seperti jaring atau penutup juga dapat dipasang untuk melindungi perangkat aerasi
dari kerusakan atau masalah lainnya.
 Pengaturan Aliran: Untuk memastikan aliran udara yang optimal di sekitar larva,
unit pemeliharaan aerasi larva dilengkapi dengan perlengkapan yang memungkinkan
pengaturan aliran udara. Ini dapat berupa katup pengatur aliran atau regulator
tekanan yang memastikan aliran udara yang cukup dan merata di sekitar larva.
 Pemantauan dan Pemeliharaan Rutin: Penting untuk memantau kinerja perangkat
aerasi secara rutin dan melakukan pemeliharaan yang diperlukan. Ini dapat
mencakup pembersihan perangkat, penggantian bagian yang aus, atau perbaikan
jika diperlukan. Pemeliharaan yang teratur membantu memastikan kinerja optimal
perangkat aerasi dan lingkungan yang baik bagi larva.
 Sistem Pemantauan Otomatis: Beberapa unit pemeliharaan aerasi larva dilengkapi
dengan sistem pemantauan otomatis yang memantau kinerja perangkat aerasi dan
memberikan peringatan jika ada masalah atau kegagalan. Ini membantu dalam
mendeteksi masalah secara dini dan mengambil tindakan pencegahan atau
perbaikan yang diperlukan.

9. (Wadah kultur pakan alami )


Wadah kultur alami dalam skala laboratorium biasanya digunakan untuk
menumbuhkan dan mengamati mikroorganisme atau sel-sel biologis dalam
lingkungan yang terkendali. Ini bisa berupa cawan petri, tabung uji, atau botol kultur,
yang dilengkapi dengan media pertumbuhan yang sesuai untuk organisme yang
diteliti. Dengan menggunakan wadah kultur ini, para peneliti dapat memantau
pertumbuhan, perilaku, dan respons organisme terhadap berbagai kondisi
percobaan.
Dalam skala intermediate, wadah kultur alami bisa mencakup bioreaktor kecil, ruang
kultur yang lebih besar, atau sistem kultur yang lebih kompleks seperti tangki kultur.
Wadah-wadah ini biasanya dirancang untuk menampung volume yang lebih besar
daripada wadah laboratorium standar, tetapi masih dalam skala yang memungkinkan
kontrol yang cermat terhadap parameter lingkungan seperti suhu, pH, dan aerasi.
Mereka digunakan dalam penelitian dan pengembangan di bidang bioteknologi,
farmasi, dan industri pangan untuk produksi mikroba, sel, atau produk biologis dalam
jumlah yang lebih besar namun masih dalam lingkungan yang terkontrol.
Dalam skala massal, wadah kultur alami meliputi fasilitas produksi industri seperti
bioreaktor besar, fermentor, atau tangki kultur industri. Wadah-wadah ini memiliki
kapasitas yang sangat besar dan dirancang untuk menghasilkan produk biologis
dalam jumlah yang besar secara efisien. Mereka dilengkapi dengan kontrol otomatis
yang canggih untuk mengatur parameter seperti suhu, kelembaban, kecepatan
agitasi, dan aerasi. Fasilitas-fasilitas ini digunakan dalam produksi massal berbagai
produk bioteknologi, seperti antibiotik, enzim, vitamin, protein rekombinan, dan
produk fermentasi lainnya.
(Unit aerasi kultur pakan alami)
Unit aerasi untuk kultur pakan alami adalah bagian penting dari sistem kultur dalam
produksi pakan alami. Unit ini bertujuan untuk memberikan oksigen ke dalam media
kultur, yang penting untuk pertumbuhan mikroorganisme yang digunakan dalam
produksi pakan alami tersebut. Unit aerasi ini biasanya terdiri dari pompa udara atau
kompresor udara yang menghasilkan gelembung udara dalam media kultur.
Gelembung udara ini membantu dalam mengoksidasi nutrien, mempertahankan
kondisi aerobik, dan mempromosikan pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
Dengan demikian, unit aerasi kultur pakan alami membantu meningkatkan efisiensi
produksi dan kualitas pakan alami yang dihasilkan.
(Outlet kultur pakan alami)
Tempat produksi pakan alami di lakukan di haecry dan langsung di salurkan di
haecry juga sebagai pakan budidaya ikan di sana
(Bak panen kultur pakan alami)
Bak panen adalah bagian penting dari unit kultur pakan alami di mana hasil kultur
tersebut dikumpulkan atau dipanen. Ini biasanya berupa bak atau wadah yang
dipasang di bagian bawah atau sisi sistem kultur. Ketika kultur pakan alami sudah
siap untuk dipanen, bak panen digunakan untuk mengumpulkan produk kultur
tersebut. Setelah dipanen, produk kultur dapat diproses lebih lanjut atau disalurkan
ke outlet untuk digunakan. Bak panen biasanya dirancang agar mudah dibersihkan
dan dapat digunakan kembali untuk siklus kultur berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai