PENGAMBILAN SAMPEL

LINGKUNGAN

SURJANTO,SKM,MKM
A. PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK ANALISA MIKROBIOLOGI
1. PENGAMBILAN SAMPEL AIR DARI PERPIPAAN (KRAN)
BERSIHKAN KRAN DENGAN HATI-HATI
LEPASLAH ALAT-ALAT TAMBAHAN PADA KRAN
BIARKAN AIR KELUAR SELAMA 5 MENIT SEBELUM
PENGAMBILAN SAMPEL DILAKSANAKAN
TUTUP KRAN DAN BAKAR/PANASKAN PERMUKAANNYA
SECARA MENYELURUH BUKA LAGI KRAN KIRA-KIRA SATU
MENIT
AMBIL SAMPEL MIKROBIOLOGI DENGAN HATI-HATI,
HINDARKAN DARI KONTAMINASI: ISILAH BOTOL SAMPEL
(SUDAH DISTERILISASI) TANPA MENYENTUH
PERMUKAANNYA
TEMPELI BOTOL DENGAN LABEL YANG JELAS DAN DENGAN
INFORMASI YANG DIPERLUKAN.
BAWALAH SAMPEL DAN MASUKKAN KE DALAM TEMPAT
YANG SEJUK (6- 100 C) DAN GELAP (MISALNYA DALAM
TERMOS ES YANG DIISI DENGAN ES), DAN SECEPAT MUNGKIN
DIBAWA KE LABORATORIUM
CARA MEMBUKA/MENUTUP BOTOL STERIL DAN LABEL :

 TALI PENGIKAT KERTAS PELINDUNG WARNA COKLAT/ATAU

ALUMUNIUM FOIL DILEPAS DAN PENUTUP DIANGKAT ATAU DIPUTAR,
 PENUTUP DISIMPAN SECARA AMAN, SUPAYA TIDAK KENA
KONTAMINASI DARI TEMPAT SIMPAN DAN DARI TANGAN PETUGAS
PENGAMBIL SAMPEL,
 BOTOL DISUMBAT ATAU DITUTUP DENGAN MEMUTAR KEMUDIAN
MELINDUNGI DENGAN DITUTUP KERTAS COKLAT (ALUMUNIUM FOIL)
DI TEMPATNYA DAN DIIKAT.
SAMPEL AIR DIAMBIL DENGAN BOTOL YANG DIBERI PEMBERAT
DIBAGIAN BAWAH DAN BERTALI + 20 M YANG DIIKAT PADA
PERTENGAHAN BOTOL.
BOTOL DIPEGANG DIBAGIAN BAWAH, BUNGKUS KERTAS DIBUKA,
TANGAN TIDAK BOLEH BERSENTUHAN DENGAN BOTOL.
TALI DILEPAS, KEMUDIAN TUTUP BOTOL DIBUKA DAN MULUT BOTOL
DIPANASKAN DENGAN NYALA API,
BOTOL DITURUNKAN PELAN-PELAN SAMPAI MULUT BOTOL MASUK
MINIMUM 10 CM KEDALAM AIR (BILA TINGGI AIR MEMUNGKINKAN ),
SETELAH TERISI PENUH, BOTOL DIANGKAT DAN ISI DIBUANG SAMPAI
VOLUME SAMPEL AIR MENJADI 2/3 VOLUME BOTOL ( LEBIH BESAR
DARI 100 ML ),
BOTOL YANG TELAH BERISI CONTOH AIR DIBUNGKUS KEMBALI
DENGAN KETERANGAN SEPERTI PADA KETERANGAN PENGAMBILAN
SAMPEL
3. PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI, DANAU DAN WADUK.
BOTOL SARNPEL YANG DIGUNAKAN DIPILIH YANG TIDAK
MENGANDUNG NATRIUM THIO SULFAT
UNTUK MENGAMBIL SAMPEL AIR SUNGAI , DANAU ATAU
WADUK BOTOL SAMPEL DIPEGANG DIDEKAT DASARNYA DAN
LEHEMYA DIARAHKAN KEBAWAH DIBAWAH PERMUKAAN.
BOTOL SELANJUTNYA DIPUTAR SAMPAI UJUNG LEHER
SEDIKIT KEATAS DAN MULUT BOTOL MENGARAH PADA ARAH
ALIRAN.
BILA TIDAK TERDAPAT ALIRAN SEPERTI PENGAMBILAN
CONTOH AIR WADUK, PERLU DIBUAT DENGAN CARA
MENDORONG MAJU HORIZONTAL DENGAN ARAH MENJAUH
DARI TANGAN.
BILA KITA BERADA DI PERAHU PENGAMBILAN SAMPEL AIR
DILAKUKAN PADA TEMPAT YANG DEKAT PERAHU.
APABILA TIDAK MEMUNGKINKAN MENGAMBIL SAMPEL AIR
SEBAGAIMANA TERSEBUT DIATAS, MAKA DAPAT DILAKUKAN
PENGAMBILAN SAMPEL SEPERTI UNTUK SUMUR GALI
CATATAN.
- SAMPEL AIR DARI SUNGAI SEBAIKNYA DIAMBIL DARI BAGIAN YANG MENGALIR
DAN DEKAT PERMUKAAN.
- BAGIAN SUNGAI YANG DIAM SEBAIKNYA DIHINDARI.
- UNTUK SUNGAI YANG LEBAR DAN LURUS, SAMPEL DIAMBIL DARI TEPI TETAPI
PADA JARAK PALING SEDIKIT 1 M DARI TEPI SUNGAI.
- PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI YANG TIDAK TERJANGKAU TANGAN,
SAMPEL AIR DAPAT DIAMBIL DENGAN BOTOL PEMBERAT.
 Pengambilan Sampel Udara

Sampling (Metoda Standar)

Analisis/Pengujian (Metoda Standar)

dasar perencanaan
evaluasi
Data Pengujian pengawasan
indikasi pencemaran
pembuktian kasus
lingkungan
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Kategori Nilai ISPU

Baik 0 - 50

Sedang 51 - 100

Tidak Sehat 101 - 200

Sangat Tidak Sehat 201 - 300

Berbahaya 300 lebih

 Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

 ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang

menggambarkan kondisi kualitas udara ambien dilokasi
tertentu, yang didasarkan kepada dampak kesehatan
manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. ISPU
bermanfaat untuk
 Bahan informasi kepada masyarakat tentang kualitas udara
ambien dilokasi tertentu dan pada waktu tertentu
 Bahan pertimbangan pemerintah pusat dan daerah dalam
melaksanakan pengendalian pencemaran udara.
Skema Penetapan Lokasi Pemantauan
Kualitas Udara Ambien
SAMPLING
(PENGAMBILAN SAMPEL) :
Definisi Sampling:
Mengumpulkan
sejumlah volum
udara ambien/emisi yang akan
diteliti, dengan jumlah sekecil
mungkin, tapi masih mewakili
(representatif) yaitu masih
mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan udara ambien/emisi tsb.
 DATA PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN
WILAYAH DKI JAKARTA TAHUN 2003
RUTE III
Tanggal Mulai Pengukuran :…………………………………
Tanggal Selesai Pengukuran I :………………………………..
Tanggal Selesai Pengukuran II :………………………………..

FLOW RATE
WAKTU GAS METER VOLUME TEMP
(L/menit)
NO LOKASI (oC) KETERANGAN
awal akhir awal akhir awal akhir (L)
TSP/ NOx SO2

1 BMG Ciputat
2 P. Anggrek
3 Jagakarsa
4 Deptan
5 Jagorawi
6 Asrama Haji
7 KLH

Petugas Nama Tanda tangan

Sampling 1. 1
2 2
3 3
LEMBAR KERJA PENGAMBILAN CONTOH UJI (WORK SHEET)

Pengukuran NH3 dalam Emisi Gas Buang

No. Contoh uji : ……………….. No/Tgl Disposisi :………….……

Jenis Fasilitas :………………… Dikerjakan oleh/paraf : 1…………….
Metode : Indopehol 2…………….
Tanggal Pengukuran :………………… 3…………….
Tanggal Selesai :………………… Diperiksa oleh/paraf :……………….

Kode titik pengukuran

Kode contoh uji
Waktu pengambilan contoh
Lama pengambilan contoh Menit 10
Pembacaan gas meter awal L
Pembacaan gas meter akhir L
Volume gas yang dihisap (V=20L) L
Kecepatan alir awal L/menit 2
Kecepatan alir akhir L/menit 2
Kecepatan alir rata-rata L/menit 2
Temperatur gas meter (t) C
Tekanan uap air jenuh (Pv) mmHg
Tekanan gas meter terbaca mm
Tekanan gas meter sebenarnya (Pm) mmHg
Tekanan atmospheris (Pa) mmHg
Volume udara kering (Vs) L

Jumlah contoh uji gas yang terambil dihitung pada kondisi normal (25C, 760 mmHg)
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
298 (Pa + Pm – Pv)
Vs = V x x
273+t 760

Keterangan:
Vs = Jumlah contoh uji gas yang terambil dalam kondisi normal, (L)
V = Volume dari pembacaan gas meter, (L)
Pa = Tekanan udara atmosfer, (mmHg)
Pm = Tekanan gauge dibaca pada gas meter, (mmHg)
Pv = Tekanan uap air jenuh pada temperatur t C, (mmHg)
t = Temperatur gas dibaca pada gas meter, (C)
Teknik Sampling Udara

 Teknik Absorpsi
Pengumpulan menggunakan larutan penyerap
dalam impinger atau bubbler
 Teknik Adsorpsi
Pengumpulan menggunakan media padat (filter,
glass bead, tenax, dll)
 Teknik pendinginan
(Thermodinamika)
KONSENTRASI ZAT PENCEMAR DI UDARA AMBIEN
SANGAT DIPENGARUHI OLEH :
A. SUMBER EMISI ( ALAMIAH DAN ANTHROPOGENIK)
B. FAKTOR METEOROLOGI ( TEMPERATUR, TEKANAN,
KELEMBABAN, INTENSITAS MATAHARI, CURAH
HUJAN , MIXING HEIGHT , ARAH DAN KECEPATAN
ANGIN )
C. FAKTOR TOPOGRAFIK
KARENA INTENSITAS SUMBER EMISI DAN FAKTOR
METEOROLOGIS ( KHUSUSNYA ARAH DAN KECEPATAN
ANGIN) SELALU BERUBAH , MAKA KONSENTRASI ZAT
PENCEMAR DI UDARA AMBIEN JUGA SELALU
BERUBAH (TIDAK KONSTAN).
PERUBAHAN KONSENTRASI ZAT PENCEMAR DI
UDARA AMBIEN TERJADI KARENA PERUBAHAN WAKTU
( TEMPORAL) DAN JUGA TERJADI KARENA
PERUBAHAN TEMPAT (SPATIAL )
Teknik Sampling Udara

 Teknik Absorpsi
Pengumpulan menggunakan larutan penyerap
dalam impinger atau bubbler
 Teknik Adsorpsi
Pengumpulan menggunakan media padat (filter,
glass bead, tenax, dll)
 Teknik pendinginan
(Thermodinamika)
 Teknik Absorpsi
Teknik pengumpulan gas berdasarkan
kemampuan gas pencemar terabsorpsi
/bereaksi dengan larutan pereaksi
spesifik ( larutan absorben). Pereaksi
kimia yang digunakan harus spesifik
artinya hanya dapat bereaksi dengan
gas pencemar tertentu yang akan di
analisis.
EFISIENSI PENGUMPULAN NYA SANGAT
DIPENGARUHI OLEH :
1. KARAKTERISTIK DARI GAS PENCEMAR,
YAITU KEMAMPUAN /KECEPATAN
ABSORPSI ZAT PENCEMAR PADA
LARUTAN SPESIFIK
2. WAKTU KONTAK ANTARA GAS
PENCEMAR DENGAN PEREAKSI
SPESIFIK
3. LUAS PERMUKAAN BIDANG KONTAK /
UKURAN GELEMBUNG.
UNTUK MELAKUKAN PENGUMPULANN GAS PENCEMAR TERSEBUT
DIPERLUKAN ALAT ABSORBER
DALAM MELAKUKAN PENGUMPULAN GAS
PENCEMAR DENGAN METODE INI , PERLU
DIPERHATIKAN EFISIENSI PENGUMPULAN
GAS PENCEMAR . UNTUK ITU, DALAM
PELAKSANAANNYA HARUS DIGUNAKAN ALAT
ABSORBER , PEREAKSI KIMIA , WAKTU
SAMPLING DAN LAJU ALIRAN YANG SESUAI
DENGAN PROSEDUR STANDAR YANG
DITETAPKAN

CONTOH TEKNIK ABSORPSI ADALAH : -

PENGUKURAN SO2 DENGAN METODE
PARAROSANILINE, - NOX DENGAN METODE
SALTZMAN - PENGUKURAN OZON /OKSIDAN
DENGAN METODE NBKI .
TEKNIK ADSORPSI BERDASARKAN KEMAMPUAN GAS PENCEMAR
TERADSORPSI PADA PERMUKAAN PADAT ADSORBENT .
JENIS ADSORBEN YANG UMUM DIGUNAKAN ADALAH KARBON AKTIF,
TENAX-GC ATAU AMBERLITE XAD).
TEKNIK INI DIGUNAKAN UNTUK PENGUMPULAN GAS-GAS ORGANIK
SEPERTI SENYAWA HIDROKARBON , BENZENE, TOLUENE DAN
BERBAGAI JENIS SENYAWA ORGANIK YANG MAMPU TERSERAP PADA
PERMUKAAN ADSORBEN YANG DIGUNAKAN (GAMBAR 2)
EFISIENSI PENGUMPULAN GAS ANALIT/GAS PENCEMAR PADA
ADSORBENT TERGANTUNG:
1. KONSENTRASI GAS PENCEMAR DISEKITAR PERMUKAAN
ADSORBEN.
SEMAKIN TINGGI KONSENTASI GAS PENCEMAR SEMAKIN TINGGI
EFISIENSI PENGUMPULAN.
2. LUAS PERMUKAAN ADSORBEN, SEMAKIN KECIL DIAMETER
ADSORBEN SEMAKIN LUAS PERMUKAANNYA , SEMAKIN BANYAK GAS
ANALIT YANG TERADSORPSI.
3. TEMPERATUR.
SEMAKIN TINGGI TEMPERATUR SEMAKIN RENDAH EFISIENSI
PENGUMPULAN GAS ANALIT, OLEH SEBAB ITU TEKNIK INI JARANG
DIGUNAKAN UNTUK PENGUMPULAN GAS PENCEMAR DARI SUMBER
EMISI ( CEROBONG) DENGAN TEMPERATUR GAS YANG TINGGI.
4. KOMPETISI DARI GAS ORGANIK LAIN.
SENYAWA ORGANIK YANG LAIN AKAN IKUT TERADSORPSI PEDA
PERMUKAAN PADAT SEHINGGA EFISIENSI PENGUMPULAN SEMAKIN
BERKURANG. 5. SIFAT /KARATERISTIK DARI ADSORBEN YANG
DIGUNAKAN
HARUS DIGUNAKAN JENIS ADSORBEN YANG COCOK/SESUAI DENGAN
JENIS GAS ANALIT YANG AKAN DIUKUR . KARBON AKTIF YANG BERSIFAT
NON POLAR COCOK UNTUK GAS ORGANIK YANG POLARITASNYA
RENDAH SEPERTI SENYAWA HIDROKARBON.
TEKNIK EVACUATED

TEKNIK PENGUMPULAN CONTOH GAS DENGAN

EVACUATED , MEMERLUKAN ALAT
PENAMPUNG GAS YAITU BERUPA BOTOL
YANG INERT YANG TELAH DIVAKUMKAN ATAU
DENGAN KANTONG UDARA YANG TERBUAT
DARI BAHAN TEDLAR ATAU TEFLON , ATAU
DIGUNAKAN JARUM SUNTIK ( GAS SYRINGE).

TEKNIK INI SERING DIGUNAKAN UNTUK GAS

PENCEMAR DENGAN KONSENTRASI YANG TINGGI
DAN TIDAK MEMERLUKAN PEMEKATAN CONTOH
UDARA.
TEKNIK PENGUMPULAN PARTICULATE
MATTER DEBU.
PENGUMPULAN PARTIKULAT /DEBU DARI
UDARA BERBEDA DENGAN PENGUMPULAN GAS .
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGUMPULAN PARTIKULAT ADALAH UKURAN
DIAMETER PARTIKULAT.
UKURAN PARTIKULAT DI DALAM MATRIK GAS
/UDARA BERVARIASI DARI UKURAN LEBIH
BESAR DARI UKURAN MOLEKUL (0.0002
MIKRON) SAMPAI MENCAPAI UKURAN 500 µM.
SETIAP TEKNIK PENGUMPULAN MEMPUNYAI
KEMAMPUAN MENGUMPULKAN RANGE UKURAN
PARTIKULAT YANG TERTENTU .
TEKNIK PENGUMPULAN DEBU/ PARTIKULAT :

A. TEKNIK PENGUMPULAN SECARA IMPAKSI

GAS ATAU UDARA YANG MENGANDUNG PARTIKULAT DI
HISAP/ DITARIK MELALUI NOZZLE DENGAN LAJU
ALIRAN UDARA TE RTENTU , KEMUDIAN DITUMBUKAN
KE PERMUKAAN PLATE , MAKA PARTIKEL DENGAN
DIAMETER TERTENTU TIDAK BISA MENGIKUTI ALIRAN
GAS YANG DIBELOKKAN ( KARENA GAYA INERTIA) ,
SEHINGGA PARTIKEL DEBU TERSEBUT TERTAHAN PADA
PERMUKAAN PLATE
SEDANGKAN PARTIKEL DEBU YANG LEBIH KECIL AKAN
MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENGIKUTI ALIRAN GAS
MASUK KEDALAM PLATE BERIKUTNYA , YANG
SELANJUTNYA AKAN TERPERANGKAP DALAM PLATE
YANG BERIKUTNYA. DENGAN DEMIKIAN TERJADI
PEMISAHAN DEBU BERDASARKAN UKURAN PARTIKEL .
B. TEKNIK FILTRASI

PENGUMPULAN PARTIKULAT/DEBU DENGAN TEKNIK

FILTRASI MERUPAKAN TEKNIK YANG PALING
POPULER.
JENIS FILTER YANG DIGUNAKAN ADALAH FILTER
FIBER GLASS , CELLULOSE, POLYURTHEN FOAM .
SETIAP JENIS FILTER MEMPUNYAI KARATERISTIK
TERTENTU YANG COCOK UNTUK PENGGUNAAN
TERTENTU
C. TEKNIK ELEKTROSTATIK PRESIPITATOR.

GAS YANG MENGANDUNG PARTIKULAT

DILEWATKAN KE DALAM MEDAN LISTRIK,
YAITU 2 (DUA) PLAT LOGAM YANG DIALIRI
MUATAN POSITIF DAN NEGATIF. MAKA
PARTIKULAT YANG BERMUATAN AKAN
MENEMPEL PADA PLAT YANG BERMUATAN
BERLAWAN DANG MUATAN PARTIKEL .
FLOWMETER (ROTAMETER ) : UNTUK MENGETAHUI LAJU ALIRAN
UDARA AMBIEN YANG TERKUMPUL

POMPA VACUUM : UNTUK MENARIK GAS /UDARA DARI LUAR

MASUK KE DALAM COLLETOR DAN FLOWMETER

COLLECTOR : UNTUK MENGUMPULKAN GAS /DEBU YANG

TERTANGKAP
 SO2, Ox, NH3, H2S

Pompa
Impinger
Mist trap
Flow meter
NO2, Cl2
CO, HC
SO2
TSP, Pb
Peralatan untuk SPM
(PM10)
 wire net
collecting funnel
vinyl pipe
inverted funnel
collecting bottle

stand

whole view collecting funnel

Pengukuran Parameter Udara dengan Metode
Active Manual
Inlet
Impinger didalamnya
Larutan penyerap

Pompa udara

Gas meter
Peralatan High Volume Air Sampler untuk
mengukur TSP
Pengambilan Sampel TSP dan Kebauan (NH3, H2S)

Sampling TSP

Sampling NH3

Sampling H2S
TEKNIK & ALAT ANALISA
 Spektrofotometri :
Spektrofotometer UV/VIS, AAS, NDIR
 Kromatografi : GC-FID
 Gravimetri : timbangan analitik
 Elektroda ion
Prinsip Analisa(1)

 Spektrofotometri :
Gas di udara diserap dan bereaksi dengan
larutan penyerap membentuk senyawa
komplek atau diberi lar pengomplek
berwarna, warna diukur menggunakan alat
spektrofotometer UV/VIS
 Parameter : SO2, NO2, Ox, F-
Prinsip Analisa(2)

 Gravimetri :
Partikulat yang tertahan pada kertas filter
didestruksi dengan asam dan diukur
serapannya menggunakan alat AAS
 Parameter : Pb (atau logam-logam lainnya)
 Prinsip Analisa(3)

 Elektroda Ion Spesifik :

Udara yang diserap lar penyerap diionisasi
dengan penambahan larutan penyangga
 Parameter : F-, Cl-
 Prinsip Analisa(4)

 Kromatografi GC-FID :
contoh uji udara yang diserap dalam tedlar
bag dipekatkan menggunakan ‘cold trap’,
kemudian dialirkan ke alat GC
 Parameter : HC
 Analisis contoh uji, perhitungan dan evaluasi hasil pengujian

 Hukum gas ideal dapat digunakan dalam melakukan koreksi pengukuran gas
diudara dengan memperhitungkan faktor lingkungan seperti temperatur dan
tekanan
P1V1 P2V2
------ = ------
T1 T2
Dimana:
P = Tekanan kerja (mmHg atau ekivalen)
V = Volume kerja (satuan volumetrik)
T = Temperatur absolut (K)

 Secara umum volume udara yang disampling dapat dihitung dengan rumus:

Vudara = Fr (flow rate udara) x Lamanya sampling (T)

Perlakuan dan Pengendalian Mutu Sampel

 Penanganan (pengawetan, analisis

langsung, pelabelan)
 Jumlah (Volume sampel, transportasi
sampel, pengemasan)
 Pengukuran debit udara (emisi)
 Perhitungan beban pencemar
Serah terima sampel kepada lab penguji

 Catatan sampel parameter, kode sampel

 Kerahasiaan, jumlah, kondisi dan wujud
sampel, data-data sampel (volume,
temperatur dll)
 Berita acara pengambilan sampel