Anda di halaman 1dari 43

SAMPLING DAN ANALISIS

UDARA EMISI I
Dr. Sutanto, M.Si.
a. Lampiran I.a Permen LH No. 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi;

b. Lampiran VI Permen LH No. 4 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber
Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1535);

c. Lampiran IV Permen LHK No P.19/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/2/2017 tentang


Baku Mutu Emisi bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Semen (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 410);

d. Lampiran IX Mermen LHK No P.15/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang


Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 455); dan

e. Lampiran IV Permen LHK N P.17/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Baku


Mutu Emisi bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Pupuk dan Industri Amonium
Nitrat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 434),

dinyatakan tetap berlaku sampai tanggal 30 April 2023.


Parameter Kualitas Udara

 Pengolahan sampah secara termal: NOMOR


P.70/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016

 PER MEN LHK RI NO.11 TAHUN 2021 TENTANG BAKU MUTU


EMISI MESIN DENGAN PEMBAKARAN DALAM
Parameter kualitas udara emisi tergantung
jenis kegiatannya

Contoh:
Baku mutu
udara emisi
Sampling dan analisis udara emisi
sumber tak bergerak
Sampling udara emisi sumber tak
bergerak ada dua cara:

1. Stack sampling (disampling


selama 1 jam)

2. Sistem continyu, disebut CEMS


(continous emission monitoring sistem)
Dicat dengan warna menyolok agar
mudah dilihat oleh pilot
Diberi lampu
Lantai sampling yang diberi pagar
pengaman, muat 2-3 orang dan alat
sampling

1,5  dari ujung atas chimney

Tangga untuk naik petugas sampling yang


diberi pengaman

Lihat KepmenLH No 12 tahun 2010


Lampiran......
Parameter gas dan metoda SNI
Parameter Metoda Larutan Penjerap
SO2 Titrimetri atau turbidimetri H2O2 30 %

NO2 PDS (Phenol Disulfonic Acid) H2O2 30%


HCl Merkuri tiosianat NaOH 0,1 M
NH3 Indofenol H3BO3 0,5 %
HF Lantanum Alizarin NaOH 0,1 N

Parameter lain:
Opasitas dengan skala Ringelmen
Debu , isokinetik , gravimetri
Analisis Kadar Polutan SOx
sumber tak bergerak
 Met0da titrimetri

SO2 + H2O2  H2SO4 Reaksi penjerapan

H2SO4 + NaOH  NaHSO4 + H2O (Reaksi titrasi, indikator PP)

Larutan penitar NaOH, dibakukan dengan asam oksalat atau yg lain


Perhitungan titrasi, diperoleh satuan Normalitas (N atau M). Diubah
menjadi mg dengan mengalikan bobot ekivalen SO2 dengan
memperhitungan faktor pengenceran., kemudian dibagi dengan volume
udara terhisap yang sudah dikoreksi kedalam satuan Nm3.

H2SO4 → H+ + HSO4- 100 %


HSO4- → H+ + SO42- 0,01 %
Contoh Soal
Metoda spektrofotometri

SO2 + H2O2  H2SO4 Reaksi penjerapan

H2SO4 + BaCl2  BaSO4  + 2 HCl

Larutan keruh

Dianalisis kekeruhannya
(turbidimetri) secara
spektrofotometri

SO2 + H2O2  H2SO4 Reaksi penjerapan


SO4 2- dianalisis – kromatografi ion
Stack Sampling
isokinetik sampling
Typical Industries Tested by Apex Isokinetic
Equipment:
Acid Plants
Asphalt Plants
Boilers
Cement Plans
Chemical Manufacturing
Furnaces
Incinerators
Municipal Waste Combustors
Petroleum Refineries
Power Plants
Pulp and Paper Mills
Smelters
Steel Mills
Prinsip Stack Sampling Gas
Gas dari cerobong di tangkap
(diekstrak/disalurkan)

Polutan dijerap dengan filter


(partikulat) atau larutan khusus (gas)
Volume udara terhisap , temp, dan
tekanan, diukur

Dianalisis di laboratorium

Hasil analisis disajikan dalam mg/Nm3


Gas yang telah diambil (disampling) disalurkan kedalam
alat pengumpul yaitu berupa f ilter atau sorben
menggunakan pompa vakum.

Volume gas yang disampling diukur menggunakan gas


meter yang telah dikalibrasi. Laju pengambilan sampel
dimonitor menggunakan alat orific meter yang terkalibrasi.

Setelah sampling selesai (lama sampling biasanya satu jam


atau lebih), hasilnya (sampel berupa filter atau absorber)
diambil dari alat dan dikirim ke laboratorium analisis yang
terakreditasi.
Peralatan Sampling

Iso kinetik gas sampler


Impinger dan coolbox ice
SNI
SNI 19-7117.1-2005 Penetapan Laju alir gas.
SNI 19-7117.2-2005 Penetapan titik litas dan lokasi sampling pada stack

SNI 19-7117.4-2005 Penetapan kadar uap air

SNI 19-7117.10-2005 Penetapan Komposisi gas


SNI 19-7117.11-2005 Pengukuran opasitas untuk asap hitam
SNI 19-7117.1-2005 Penetapan Laju alir gas.

Laju alir gas buang diukur untuk menghitung debit alir gas buang. Temperatur
dan tekanan dicatat, dan debit alir dihitung sebagai berikut:
Volume gas terkoreksi
Volume gas yang dihisap = debit alir, qm (L/menit) x waktu (biasanya 60 menit)
Volume gas terkoreksi (Nm3) dihitung sebagai berikut:
Perhitungan persen kinetik

Toleransi 10 %
Isokinetik sampling

SNI 19-7117.4-2005
Penetapan kadar uap air

https://www.youtube.com/watch?v=cY73R-DILes
https://www.youtube.com/watch?v=cY73R-DILes
SNI 19-7117.10-2005
Penetapan Komposisi gas
https://www.youtube.com/watch?v=upOaH0Mkqjw

https://www.youtube.com/watch?v=isuhk4cVuEk
https://www.youtube.com/watch?v=830vs5iQDio K3
lab
Link training stack sampler
 https://www.youtube.com/watch?v=OaNkNssEYJ4 kinetik
 https://youtu.be/ueWRMKilBEY
 https://youtu.be/W9MZgomwVHU
 https://youtu.be/S9SwFeLsUiA
 https://youtu.be/rCu4yM2x4Ro alat sampling
 https://youtu.be/uMVW6pVa9QI stack sampling
 https://www.youtube.com/watch?v=uMVW6pVa9QI&t=64
4s demostrasi stack sampling
 https://youtu.be/c-CB52Z9wbU
 https://www.youtube.com/watch?v=SUgh_R70XbM
Selamat Belajar
dirumah saja

Anda mungkin juga menyukai