Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS UDARA DAN

ANALISIS SAMPAH
Jenis Pencemar Udara:
 Zat pencemar indikatif merupakan zat
pencemar yang menjadi indikator
pencemaran udara secara umum, yang
biasanya tercatum dalam peraturan seperti
debu, CO, THC, NOx, SO2 dan ozon
 Zat pencemar spesifik merupakan zat
pencemar udara yang bersifat spesifik yang
diemisikan oleh sumbernya, contoh gas klor,
ammonia, H2S, merkaptan, dan formaldehida
Periode dan frekuensi sampling
udara
► Kontinyu, metode paling ideal, @data/menit
► Semi kontinyu / intermitten
► Sesaat (grab sampling), biasanya manual,
@data/30 menit
Teknik pengumpulan
gas:
• Teknik absorpsi: teknik pengumpulan gas
menggunakan absorber yang bersifat
spesifik, misal pengukuran gas SO2 dengan
metode pararosaniline.
• Teknik adsorpsi: menggunakan adsorben
(karbon aktif atau aluminium oksida).
• Teknik pendinginan: membekukan gas
• Dengan kantong udara (bag sampler atau
tube sampler)
Pemantauan pencemaran udara
dibedakan menjadi 2 yaitu:
 Pemantauan sumber emisi, dilakukan untuk
mengetahui tingkat emisi dan unsur spesifik.
 Pemantaun udara ambien, dilakukan untuk
mengetahui tingkat pencemaran udara yang
didasarkan pada pencemar indikatif yang
umum.
Pembedaan sistem pemantauan akan
membedakan metode sampling udara.
Metode analisis udara
 Suspended Particulate Matter (SPM)
menggunakan metode High Volume Sampling, Udara
dihisap dgn flowrate 40-60 cfm shg debu < 100 akan
terhisap.
 SO2, menggunakan metode pararosaniline-
spectrofotometri, SO2 diserap oleh larutan kalium tetra
kloromercurate (absorbent) dg flowrate 1 l/mnt
membentuk komplek diklorosulfitomercurate, kmd +
pararosaniline & formaldehide membentu pararosaniline
metil sulfonat (ungu kemerahan) kmd diukur dg
spektrofotometer pada  548 nm
 Oksida-oksida nitrogen (NOx)
Metode Griess-Saltman, NO2 direaksikan dg
pereaksi Griess Saltman (absorbent) berwarna
ungu, kmd diukur dg spektro pada  520 nm. NO
dioksidasi dg KMnO4 atau K2Cr2O7 menjadi NO2,
selanjut sama.
Metode chemiluminescence, NO direaksikan dg
ozon membentuk nitrogen dioksida menghslkan
cahaya pada  600-875 nm. Untuk NO2
direduksi dulu.
 CO
Metode Nondispersive infrared (NDIR),
berdasarkan kemampuan gas CO menyerap
sinar infra merah pada  4,6 m.
 Ozon
Metode neutral Buffer Potassium Iodine
(NBKI). Udara dilewatkan pereaksi kalium
iodida pada buffer pH netral (6,8) akan
membebaskan iodium yg akan diukur
intensitasnya pada  350 nm
 Hidrokarbon
diukur sebagai total hidrokarbon (THC)
dan non methanic hydrocarbon (NMHC)
menggunakan GC dengan detektor flame
ionisasi (FID).
 Temperatur, menggunakan termometer, seperti
termometer merkuri, bimetal, thermistor dan
termometer thermocouple.
 Tekanan, dibedakan menjadi tekanan barometrik
(tekanan atmosfer tempat sampling), tekanan
statis (selisih tekanan antara tekanan gas
dengan tekanan barometrik), tekanan kecepatan
(tekanan yang disebabkan adanya aliran gas,
yaitu selisih tekanan total dan tekanan statis)
dan tekanan total.
 Kadar air, menggunakan metode wet and dry
bulb, metode kondensasi dan adsorpsi.
 Kecepatan gas buang, dengan pengukuran
tekanan kecepatan dan tekanan statis dengan
tabung pitot S yang dihubungkan manometer
Analisis sampah
diperlukan untuk:
 Menentukan metode pengelolaan sampah
dengan tepat mulai dari sumber sampah
TPA termasuk di dalamnya pengolahan
yang bertujuan untuk pelaksanaan
program 3R dan pengomposan.
Analisis sampah meliputi:
 Timbulan, mencakup pengukuran berat dan
volume sampah
 Komposisi fisik sampah, yang diperoleh dari
metode kuadran, kemudian ditimbang.
 Kadar air dan kadar kering sampah pada T
105C dan 75C
 Kadar volatil dan kadar abu sampah
 Titik lebur dan nilai panas sampah
 Komposisi kimia sampah mencakup kadar
C, N, dan P

Anda mungkin juga menyukai