Anda di halaman 1dari 24

PENGUKURAN

PENCEMARAN UDARA
I. Pendahuluan
Kebanyakan orang memahami benar mengenai pentingnya
pengukuran pencemaran udara. Kebanyakan orang awam
tidak mengetahui tentang pengukuran-pengukuran teliti
yang harus terlebih dahulu dilakukan agar dapat
melaksanakan pengendalian pencemaran udara secara
efektif.
Pengukuran-pengukuran itu penting, pertama untuk
menetapkan tingkat pencemaran udara yang dapat diterima
dengan memperhatikan data biologi yang relevan pada
manusia dan hewan. Kedua, pengukuran itu perlu dilakukan
pada berbagai tempat untuk menentukan sumber-sumber
pencemaran dan derajat pengendalian yang diperlukan.
II. Satuan-Satuan Pengukuran
Pencemaran

Kuantitas pencemaran dapat


dinyatakan atas dasar volume atau
atas dasar massa. Untuk yang
berdasarkan massa, satuan yang
tepat ialah gr/cm3 atau pon massa
per kaki kubik. Satuan volumetrik
biasa digunakan sebagai bagian per
sejuta (part per million atau ppm).
III. Rentet Umum Perangkat
Pengambilan Contoh Udara

Contoh udara masuk

Persiapan contoh

Pengumpulan + Analisa Contoh

Pengukuran aliran suhu

Penyesuaian contoh sesudah


analisa

Sumber vakum
Persiapan yang digunakan untuk mengubah contoh masuk
sehingga komponen gas atau partikel yang dikehendaki dapat
dikumpulkan dengan mudah adalah:

 Penyaringan (filtrasi)
 Pengeringan untuk mengeluarkan
kelembaban
 Penjenuhan dengan uap air
 Berbagai reaksi kimia untuk mengeluarkan
bahan pencemar yang tidak dikehendaki
yang dapat menggangu pengkuran nanti.
IV. Teknik Pengambilan Contoh
Gas

1. Teknik absorpsi

2. Teknik Adsorpsi

3. Teknik evacuated Teknik pengumpulan


contoh gas dengan evacuated
1. Teknik absorpsi
Teknik absorpsi adalah teknik
pengumpulan gas
berdasarkan kemampuan gas
pencemar terabsorpsi
/bereaksi dengan larutan
pereaksi spesifik (larutan
absorben). Pereaksi kimia
yang digunakan harus spesifik
artinya hanya dapat bereaksi
dengan gas pencemar tertentu
yang akan di analisis.

Prinsip Kerja : Dalam teknik


absorpsi ini contoh udara
dibuat menggelembung-
gelembung melalui zat cair
tertentu sehingga zat
pencemar yang dikandungnya
diserap dengan reaksi kimia.
2. Teknik adsorpsi
Teknik adsorpsi berdasarkan
kemampuan gas pencemar
Contoh tabung adsorber berisi teradsorpsi pada permukaan
karbon aktif padat adsorbent . Jenis adsorben
yang umum digunakan adalah
karbon aktif, TENAX-GC atau
Amberlite XAD). Teknik ini
digunakan untuk pengumpulan
gas-gas organik seperti senyawa
hidrokarbon , benzene, toluene
dan berbagai jenis senyawa
organik yang mampu terserap
pada permukaan adsorben yang
digunakan.

Prinsip Kerja : Dalam proses


adsorpsi molekul gas yang akan
dianalisis ditempatkan dalam
keadaan kontak dengan
permukaan zat padat, dimana
molekul gas itu lalu melekat.
3. Teknik Pengumpulan contoh Gas dengan
Evacuated

Teknik ini memerlukan alat penampung


gas yaitu berupa botol yang inert yang
telah divakumkan atau dengan kantong
udara yang terbuat dari bahan tedlar
atau Teflon, atau digunakan jarum suntik
(gas syringe). Teknik ini sering
digunakan untuk gas pencemar dengan
konsentrasi yang tinggi dan tidak
memerlukan pemekatan contoh udara. .
V. Teknik Pengambilan Contoh
Butiran

1. Pengendapan dan
sedimentasi

Prinsip kerja : Salah


satu mekanisme
pengumplan contoh
ialah berupa bejana
sederhana yang
diletakkan di tempat
yang tepat dan
mengamatinya setelah
beberapa waktu.
2. Pengumpulan dengan cara mekanik

Prinsip kerja : Contoh gas dikumpulkan


dan bejana yang terlebih dahulu
divakumkan dan ditutup. Setelah
terkumpul, contoh itu lalu dianalisis
dilaboratorium.
3. Teknik filtrasi
Prinsip kerja : Dengan
menggunakan sumber
vakum perangkat
pengambilan contoh, kita
dapat melewatkan suatu
volume tertentu udara
melintas penyaring (filter)
yang tepat untuk
mengumpulkan benda-
benda butiran. Setelah
beberapa waktu,
dikeluarkan dan dibawa ke
laboratorium untuk
diperiksa.
4. Kolektor Tubruk dan
Presipitator

Prinsip kerja : Dalam peranti


pengumpulan contoh yang
bekerja atas dasar tubrukan,
contoh udara mula-mula
dipercepat hinga mempunyai
kecepatan tinggi lalu dipaksa
mengalami perubahan arah
denga cepat. Untuk partikel-
partikel yang lebih besar kira-
kira 2 µm akan menyebabkan
butir-butir itu menubruk
permukaan yang
menyebabkan perubahan arah
itu. Dalam beberapa peranti
tertentu permukaan itu itu
dibuat basah dan butiran-
butiran yang terkumpul dibuat
dihanyutkan dengan zat cair
itu.
VI. Pengukuran Sulfur Dioksida

SulfurDioxide(SO2) Gas sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang tidak


berbau bila berada pada konsentrasi rendah tetapi akan memberikan
bau yang tajam pada konsentrasi pekat. Sulfur dioksida berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batubara.
Pembakaran batubara pada pembangkit listrik adalah sumber utama
pencemaran SO2. Selain itu berbagai proses industri seperti pembuatan
kertas dan peleburan logam-logam dapat mengemisikan SO 2 dalam
konsentrasi yang relatif tinggi.SO2 adalah kontributor utama hujan
asam. Di dalam awan dan air hujan SO2 mengalami konversi menjadi
asam sulfur dan aerosol sulfat di atmosfer. Bila aerosol asam tersebut
memasuki sistem pernafasan dapat terjadi berbagai penyakit
pernafasan seperti gangguan pernafasan hingga kerusakan permanent
pada paru-paru. Pencemaran SO2 pada saat ini baru teramati secara
lokal di sekitar sumber-sumber titik yang besar, seperti pembangkit
listrik dan industri, meskipun sulfur adalah salah satu senyawa kimia
yang terkandung di dalam bensin dan solar.
Tiga Teknik Pengukuran Dasar
dari Pengukuran Sulfur Dioksida
1. Analisa SO2 dengan cara Skema penentuan SO2
Kolorimetri dengan cara Kolorimetri

Prinsip kerja : contoh


udara ditarik dengan pompa
vakum melalui peranti
pengukuran aliran masuk
dan kemudian masuk ke
pembasuh piring berputar.
Permukaan piring-piring itu
dibasahi dengan bahan
penyerap sehingga terdapat
permukaan yang luas untuk
bersinggungan dengan gas.
Skema analisa SO2 dengan 2. Analisa SO2 dengan cara
konduktivitas listrik Elektrokonduktivitas

Prinsip kerja : zat pereaksi


dilewatkan terlebih dahulu
melalui sel rujukan,
kemudian melalui kolom
absorpsi dimana contoh
udara itu bercampur didalam
proses aliran arus
berlawanan. SO2 diserap
didalam pereaksi, dan
larutan baru yang terjadi
dilewatkan melalui sel
pengukur konduktivitas. Pada
sel konduktivitas itu
diberikan tegangan arus
bolak-balik dan arusnya
diukur untuk dapat
menghitung tahanannya.
3. Analisa SO2 dengan Skema analisis SO2
cara Coulometri dengan cara
Coulometri
Prinsip kerja : bila
contoh udara yang
mengandung SO2
ditarik kedalam sel
detektor itu, maka ia
beraksi dengan I2
sehingga dipisahkan
dari sel. I2 yang tidak
beraksi kemudian
direduksi menjadi I-
pada katoda.
VII. Pengukuran Hasil Pembakaran
Prinsip Kerja Mula-mula hasil
pembakaran ditarik ke dalm buret Skema Apparatus Orsat
ukur. Kemudian manifol pengambilan
contoh ditutup dan contoh itu di
dorong masuk ke pipet pereaksi
pertama, dimana karbon dioksida
diserap. Contoh itu dikembalikan ke
buret ukur dan penurunan volume
dicatat. Prosedur ini diulangi lagi
dengan kedua pipet berikutnya, yang
masing-masing secara berturut-turut
menyerap O2 dan CO. Dalam proses
pengukuran ini hasil pembakaran itu
ditempatkan di atas air di dalam
buret dan selalu berada dalam
keadaan jenuh dengan uap air.
Akibatnya, perbandingan volumetrik
zat-zat tersebut didapatkan atas
dasar kering artinya tanpa
memperhitungkan uap air yang ada.
Sebagai pereaksi biasanya digunakan
kalium hidroksida, sedang kupro
klorida digunakan untuk menyerap
karbon monoksida.
VIII. Pengukuran Keburaman
Prinsip Kerja Untuk membantu pembakuan
pengamatan visual telah dikembangkan sistem
peta asap Ringleman. Lima buah chart disusun
dengan peningkatan kehitaman yang teratur.
Pengamat dilatih untuk membandingkan
pengamatanya dengan chart tersebut. Chart
tersebut ditempatakan pada jarak 50 ft dari
pengamat, pada garis pandang yang sama
dengan asap itu. Pengamat harus berdiri
membelakangi matahari.
IX. Pengukuran Bau
Secara ideal, tingkat bau dinyatakan dengan konsentrasi
zat bau dakam bagian per sejuta (ppm) atau mikrogram
per meter kubik. Teknik yang digunakan biasanya ialah
memberikan berbagai konsentrasi zat bau kepada
sekelompok orang dan meminta setiap anggota
kelompok itu memberikan penilaian dengan skala:

5 bau tak tertahankan


4 sangat berbau
3 bau mudah tercium
2 agak berbau
1 hampir tidak berbau
0 tidak berbau

skala ini dapat diterapkan terhadap intensitas bau,


mudahnya bau itu menjalar dan tingkat bau itu disukai
atau tidak disukai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai