Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN PH (CR-pH)

I. TUJUAN
 Menjelaskan dan membedakan mode pengendalian kontinyu dan tidak kontinyu
 Menjelaskan terminology yang di gunakan dalam simulasi CRpH
 Memahami prinsip pengendalian level air pada unit CRpH - Melakukan simulasi
pengendalian dan menjelaskan grafik tersebut

II. DASAR TEORI


Peralatan proses pengendalian pH terdiri dari dua buah tangki yang terletak dibagian
atas alat dan dibagian dasar. Tangki atas terbagi menjadi dua tangki A dan tangki B yang
masing - masing berisi larutan umpan beruapa asam dan tnagki bawah sebagai tangki
penampungan. Tujuan utama pengendalian pH adalah mengendalikan pH larutan yang
terdapat pada tangki utama yang mengalir kebawah masuk menuju tangki pencampuran.
Pada proses – proses tertentu, perubahan ketidakan liniearan menjadi sangat ekstrim
sehingga ada bagian dimana proses menjadi sangat sensitif atau sebaliknya menjadi
sangat tidak sensitif. Contoh paling klasik proese semacam ini adalah proese dengan
proses variabel pH.
Secara garis hubungan antara bukaan valve Vs pH adalah seperti kurva digambar
bawah . dari kurva itu , jelas bahwa didareah Ph – 7, atau dareah netral, perubahan bukaan
valve sedikit saja akan menyebabkan perubahan pH yang sangat mencolok, didareah itu
proese sangat sensitif. Dengan kata lain, didareah itu gain sangat tinggi.
Ketidakliniearan proses biasanya dikompresikan dgn ketidakliniearan control valve,
namun untuk ini tidak bisa, untuk mengatasi hal itu, diperlukan sebuah pengendalian non-
linier. Pada pengendalian ini, dapat disetel dead band dan gain sehingga didapatkan
pengendalian proses yang diinginkan. Penyetealn PB, interval time maupun derivatif time
tetap seperti biasany,hanya saja semua transfer function di control jenis ini akan selalu
dikendalikan dengan gain yang tidak linear tadi. Jadi, bila PB 200 % sedangkan gain
dibuat 0,2 didareah sensitif itu GC = 0,01.
Selain untuk pengendalian proses variabel p, pengendalian non linear juga efektif
untuk dipakai mengendalikan proses variabel pH, pengendalian non- linear juga efektif
untuk dipakai mengendalikan proses variabel flow yang sangat pulsatif.
Pada laju alir yang lambat, pengendali tidak dapat mempertahankan harga pH dan
pompa akan bergerak secara periodic (bergantian) sehingga menghasilkan osolasi dan
tidak mencapai set point dengan stabil. Pengukuran oksilasi dapat dilakukan dengan
mempercepat laju alir. Perbedaan untuk set point yang bersifat agak asam dan asam dapat
diperlihatkan pada grafik yang terbentuk. Linearitas dan bentuh simetris grafik antara set
point yang berbeda pada saat laju alir divariasikan menunjukkan ketergantungan pH
terhadap laju alir.
Intrumentasi dan control industri tentu tidak lepas dari sistem instrumentasi sebagai
pengontrol yang digunakan dalam keperluan pabrik. Sistem kontrol pada pabrik tidak lagi
manual seperti dahulu, tetapi saat sekarang ini telah dibantu dengan perangkat kontroler
sehingga dalam proses produksinya suatu pabrik bisa lebih efisien dan efektif. Kontroler
juga berfungsi untuk memastikan bahwa setiap proses produksi terjadi dengan baik.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan
1. PH meter electroda
2. Hot Plate
3. Stirrer Magnetic
4. Neraca Analitik
5. Gelas Kimia
6. Labu Ukur
7. Pipet Ukur & Bola Karet
8. Batang Pengaduk
9. Kaca Arloji
10. Spatula
 Bahan yang digunakan
1. HCl
2. NaOH
3. Aquadest

IV. LANGKAH KERJA


 Pembuatan larutan NaOH
1. Ditimbang 0,4 gr padatan NaOH
2. Dilarutkan 0.4gr Maolt dengan 100 ml aquadest dalam gelas kimia
3. Dimasuldan larutan tersebut ke labu ukur, ditambah aquadest hingga batas 100 ml
lalu dihemogenkan

 Pembuatan larutan HCl


1. Dipipet larutan HCl pekat 2M sebanyak 5 ml
2. Dimasukkan ke labu ukur 100 ml
3. Ditambahkan aquadest hingga batas 100 ml, lalu dihomogenkan

 Penentuan pH ( NaOH 10 ml + HCl 15 ml )


1. Dipepet 10 ml NaOH dan dimasukkan ke gelas kimia
2. Ditambahkan aquadest hingga batas 100 ml
3. Diaduk menggunakan stirrer pada hot plate
4. Diukur pH awal menggunakan pH meter (setiap selesai mengukur pH, elektroda
selalu dibilas dengan aquadest)
5. Ditambahkan 1 ml HCl setiap 1 menit sekali dan diaduk dangan stirer, lalu ukur
pH Setiap selesai pengaduken 1 menit, diulangi hingga volume ke 15 ml

 Penentuan pH (HCl 10 ml + NaOH 15 ml )


1. Dipepet 10 ml HCl dan dimasukkan ke gelas kimia
2. Ditambahkan aquadest hingga batas 100 ml
3. Diaduk menggunakan stirrer pada hot plate
4. Diukur pH awal menggunakan pH meter (setiap selesai mengukur pH, elektroda
selalu dibilas dengan aquadest)
5. Ditambahkan 1 ml NaOH setiap 1 menit sekali dan diaduk dangan stirer, lalu
ukur pH Setiap selesai pengaduken 1 menit, diulangi hingga volume ke 15 ml
V. DATA PENGAMATAN
VI. GRAFIK
VII. PERHITUNGAN

VIII. ANALISIS

IX. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai