Anda di halaman 1dari 6

TITRASI PH METER

1. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah ;
a. Diharapkan mampu menggunakan pH-meter termasuk cara kalibrasinya
b. Dapat menghitung konsentrasi suatu larutan tanpa indicator (petunjuk) dengan cara
mengukur pH titik akhir titrasi dengan menngunakan pH-meter.

2. PROSEDUR KERJA

a. Kalibrasi pH-meter yang digunakan,
b. Menggunakan pH sampel larutan setiap penambahan volume pentitrasi.

3. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
pH-meter,
Dosimat,
Stirrer,
Magnetic stirrer,
Gelas kimia 100 mL, 400 mL, & 600 mL,
Labu semprot,
Bola hisap.

b. Bahan
HCl 0.1 M
NaOH x M
NH
3
x M
Aquadest
Lar. Buffer 7
Lar. Buffer 4
Lar. Buffer 9





4. DASAR TEORI
Pada analisa massa, larutan yang akan di tentukan direaksikan dengan sejumlah tertentu larutan
yang telah di ketahui kadarnya tercapai. Dengan mengukur berapa jumlah tertentu larutan yang di
tentukan maka dapat di hitung kadar dari larutan yang di tentukan tersebut.
persyaratan yang harus di penuhi untuk suatu analisa massa adalah :
Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kwantitatif dan sesuai dengan perbandingan
staikhiometrinya
Reaksi harus memiliki keboleh ulang (reprodukcibility) dengan perbedaan hasil tidak lebih dari 0,5
%
Titik akhir reaksi harus dapat di ketahui dengan jelas
Kadar dari larutan baku harus di ketahui dengan tepat.

Di kenal dua cara titrasi yaitu :
Titrasi langsung :
Zat yang akan di tentukan dilarutan dalam pelarut yang sesuai (umumnya air di meneral), lalu
dititrasi dengan larutan baku sampai titik akhir di capai. Dari jumlah larutan baku yang di
gunakan secara langsung dari larutan yang ditentukan.
Contoh : titrasi HCL dengan NaOH
Titrasi Secara tidak langsung :
Zat-zat yang suka larut atau dapat bereaksi secara cepat dan kuantitatif bila konsenterasinya
tinggi, dapat di tentukan kadarnya melalui titrasi secara tidak langsung, zat-zat tersebut
direaksikan dengan larutan baku dalam jumlah berlebih dan kelebihan larutan baku tersebut titrasi
dengan larutan baku lainnya.
Contoh :
CaCO
3
mempunyai kelarutan dalam air 20C sebesar 1,4 X 10
-3
, karena itu CaCO
3
direaksikan
lebih dahulu dengan larutan baku HCl dalam jumlah berlebih.
CaCO
3
+ 2 HCl (berlebih ) CaCL
2
+ H
2
O + HCl (kelebihan HCl) kelebihan HCl lalu dititrasi
dengan larutan baku NaOH.
HCl + NaOH NaCl + H
2
O
Suatu larutan asam basa dapat di tentukan kalorinya melalui penambahan larutan baku asam
atau larutan baku basa yang tepat ekivalen dengan jumlah asam atau basa yang ada. Titik di mana
saat tersebut tercapai dinamakan titik ekivalen atau titik akhir teoritis. Jumlah asam atau basa
adalah ekivalen dengan jumlah asam atau basa.
Salah satu cara untuk menentukan titik ekivalen ini adalah cara mengukur pH titik akhir titrasi.
Kemudian dari nilai pH tersebut dapat ditentukan volume larutan baku yang digunakan sampai
titik akhir titrasi tercapai.
Sebagai ukuran umum dapat dikatakan bahwa suatu reaksi kimia dapat dipakai untuk suatu
titrasi bila terjadi perubahan pH sebesar dua satuan atau dekat titik Stokhiometri, setelah ditambah
sedikit (satu dan dua tetes) titran.
Untuk menentukan konsenterasi suatu larutan asam atau basa di perlukan suatu larutan baku,
larutan baku yang dibuat melalui poelarutan zat dengan berat yang di ketahui dan secara langsung
konsenterasinya diketahui dinamakan larutan baku primer. Larutan baku yang konsenterasinya di
tentukan melalui titrasi dengan larutan baku primer dinamakan baku sekunder. Contohnya adalah
larutan NaOH.

Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat
menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang
terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :
H
+
+ OH
-
H
2
O
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa
dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga
dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan larutan
standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jikakita menentukan
sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan
istilah alkalimetri.
Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH,
khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi
kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat Gambar 15.16.
Gambar 15.16. Titrasi alkalimetri dengan larutan standar basa NaOH
Analit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik
secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen (pH=7).
Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat.
Dari Gambar 15.16, juga diperoleh informasi indikator yang tepat untuk digunakan dalam
titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 10.
Pamanfaatan teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk
menentukan kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar 300 mg
kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0.1 N dengan menggunakan
indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari larutan tidak berwarna berubah
menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga dipergunakan untuk menganalisis asam
salisilat, proses titrasi dilakukan dengan cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol
95% dan tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0.1 N menggunakan indikator
phenolftalein, hingga larutan berubah menjadi merah muda.
Teknik asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian boraks
yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. Proses analisis dilakukan dengan
melaruitkan sampel seberat 500 mg kedalam 50 mL air dan ditambahkan beberapa tetes
indikator metal orange, selanjutnya dititrasi dengan HCl 0.1 N.
Namun pada praktikum ini kami menggunakan pH-meter sebagai alat bantu titrasi untuk
mengetahui titik akhir melalui nilai pH. pH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi
untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus
yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari
sebuah elektroda (probepengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur
dan menampilkan nilai pH.

5. PROSEDUR KERJA
a. Kalibrasi pH meter
Elektroda dipasangkan pada pH-meter
pH-meter dinyalakan
elektroda dibilas dengan aquades lalu dikeringkan dengan tissue.
Ditekan tombol pH
Atur temperature pada pH-meter dengan temperature ruangan (30C)
Atur skala menjadi 1
Disiapkan larutan buffer 7, lalu elektroda ducelupkan pada larutan tersebut, kemudian
ditekan tombol meas
Ditunggu hingga angka pada display menunjukkan angka 7.00. setelah selesai ditekan tombol
stand by
Setelah itu, elektroda kembali dibilas dan dikeringkan
Disiapakan larutan buffer 4, elektroda dicelupkan pada larutan, kemudian ditekan tombol
meas
Ditunggu hingga angka pada display menunjukkan angka 4.00 .jika tidak dapat mencapai
angka yang diinginkan, skala diubah hingga mencapai angka yang diinginkan. . setelah selesai
ditekan tombol stand by.
b. Titrasi dengan pH-meter +stirrer +dosimat
Dipipet 12 mL lar sampel NaOH, lalu diencerkan hingga elektroda dapat tercelup dalam gelas
kimia 100 mL,
Dibilas elektroda dan dikeringkan.
Dimasukkan magnetic stirrer pada gelas kimia, setelah itu gelas kimia berisi sampel diletakkan
di atas stirrer,
Elektroda dan pipet dosimat dihubungkan pada stirrer dan dicelupkan pada larutan sampel.
Diatur volume penitar yang keluar tiap tetes pada Dosimat (pada praktikum ini kami
menggunakan volume penitar sebanyak 0.5 mL per tetes)
Ditekan tombol meas pada pH-meter untuk mengukur pH sampel pada kondisi awal,
Setelah itu, stirrer dinyalakan dengan kecepatan rendah dan ditekan tombol go pada
Dosimat untuk memulai titrasi. Tiap penetesan peniter, diamati nilai pH nya pada display pH-
meter hingga angkanya konstan. Setelah itu barulah ditekan lagi tombol go. Hal ini
dilakukan berulang ulang hingga pH sampel menjadi pH asam (HCl) yaitu antara 2-3.
Stelah selesai ditekan tombol stand by
Metode yang sama dilakukan pada sampel yang kedua, yaitu larutan sampel NH
3
yang dipipet
sebanyak 8 mL lalu diencerkan .

Anda mungkin juga menyukai