2. Filter
’
Platinum Mesh khusus digunakan sebagai pendukung katalis dan/atau
dispersi aliran sampel di dalam tabung katalis.
4. Potassium Biphthalate
Sebuah analit murni (kalium hidrogen ftalat (KHP)) yang diukur dalam
percobaan terpisah dari percobaan digunakan untuk mengukur analit dalam
sampel. Sinyal yang diamati untuk kuantitas yang diketahui dari standar eksternal
murni digunakan untuk mengkalibrasi respon instrumen untuk analit yang sesuai.
Instrumen respon digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dalam sampel
yang tidak diketahui.
5. Sodium Carbonate
Air sadah mengandung senyawa terlarut, biasanya senyawa kalsium atau
magnesium. Natrium karbonat digunakan untuk menghilangkan kesadahan air
sementara dan permanen.
6. Scrubber Halogen
7. CO2 Absorber
9. NDIR deterctor
Sensor NDIR (Non-Dispersive Infra-Red) menggunakan fakta bahwa
molekul CO2 menyerap radiasi inframerah dengan panjang gelombang tertentu.
Semakin tinggi konsentrasi CO2, semakin banyak radiasi yang diserap CO2.
Panjang gelombang 4,3μm memiliki serapan maksimum untuk CO2 dan
penyerapan minimal untuk gas lain di udara.
10. Dehumidifier
1) Acidification
Pada tahap ini, komponen IC dirubah kebentuk gas (CO2), kemudian gas ini
dialirkan ke detector untuk diukur (pada metoda tidak langsung) atau dibuang ke
udara (pada metoda langsung).
2) Oxidation
Proses oksidasi karbon pada sampel menjadi CO2. Terdapat beberapa tipe
oksidasi, yaitu: 1) High Temperature Combustion; 2) High temperature catalytic
(HTCO) oxidation; 3) Photo-oxidation alone; 4) Photo-chemical oxidation; 5)
Thermo-chemical oxidation; dan 6) Electrolytic Oxidation.
a. High Temperature Combustion: Sampel dibakar/ dipanaskan pada temperatur
1350 oC. Pada kondisi ini, semua karbon yang ada diubah menjadi CO 2,
dialirkan melalui Scrubber untuk menghilangkan gas klorin dan uap air,
kemudian dialirkan ke detector untuk diukur (umumnya menggunakan NDIR
detector).
b. HTCO: Sampel dimasukan kedalam katalis Platinum pada suhu 680 oC,
sehingga menghasilkan gas CO2, yang kemudian diukur oleh detector
(umumnya NDIR).
c. Photo-Oxidation (UV Light): Sinar UV digunakan untuk mengoksidasi carbon
dalam sampel untuk menghasilkan CO2, kemudian CO2 ini dialirkan ke
detector untuk diukur.
d. Photo-Chemical Oxidation: Sinar Sinar UV dan Chemical (senyawa persulfate)
digunakan untuk mengoksidasi karbon dalam sampel untuk menghasilkan CO2,
kemudian CO2 ini dialirkan ke detector untuk diukur.
e. Thermo-Chemical Oxidation: Metoda ini sering disebut juga sebagai Heated
Persulfate, menggunakan senyawa Persulfat yang dipanaskan untuk
mengoksidasi karbon sehingga menghasilkan CO2.
f. Electrolytic Oxidation: Pada metoda ini, sampel dimasukan ke elekrolit
sehingga komponen karbon dalam sampel dirubah menjadi gas CO2.
3) Detection
Ada dua jenis detector yang biasa digunakan, yaitu Conductivity dan Non-
Dispersive Infrared (NDIR).
a. Conductivity
Prinsip kerjanya adalah mengukur conductivity sampel sebelum dan
sesudah oksidasi. Perbedaan kedua pengukuran tersebut sebanding dengan TOC
yang ada di sampel. Mengapa demikian, penjelasannya adalah sebagai berikut:
selama proses oksidasi akan terbentuk CO2 yang sebanding dengan TOC dalam
sampel. Larutan CO2 akan membentuk asam lemah sehingga mengubah
conductivity sampel. Jadi perbedaan conductivity tersebut sebanding dengan CO2
atau TOC dalam sampel. Ada dua jenis Conductivity detector, yaitu Direct
conductivity dan Membrane conductivity.
Direct conductivity lebih murah, sederhana, tidak menggunakan carrier gas,
baik untuk range ppb, range pengukurannya sempit
Membrane conductivity lebih robust, range pengukurannya lebih lebar.
b. NDIR
Tidak seperti pada conductivity yang mengukur perbedaan
conductivity, pada NDIR, kandungan CO2 diukur secara langsung. Detector NDIR
lebih presisi, range pengukurannya juga lebih lebar.
Industri kimia besar memiliki pabrik pengolahan air limbah mereka sendiri untuk
membersihkan air limbah yang keluar dari berbagai pabrik kimia. Demi
mendistribusikan biaya air limbah secara merata pada perusahaan yang
berpartisipasi, beban TOC dari masing-masing air limbah sering digunakan
sebagai dasar untuk perhitungan. Perusahaan yang memberikan beban TOC yang
lebih tinggi harus dibayar biaya yang lebih tinggi. Kontrol barang masuk penting
dalam
industri kimia. Kotoran hadir dalam reagen sering juga merupakan kotoran dalam
produk. Selain itu analisis target senyawa yang diketahui, jumlah parameter dapat
membantu untuk menilai bahan kimia mentah dalam hal pengotornya. TOC
memainkan peran penting di sini: parameter ini menggambarkan kontaminasi
melalui senyawa organik dan menentukan jumlah total karbon organik. Oleh
karena itu, TOC juga dapat menjadi digunakan untuk penilaian anorganik bahan
kimia.
Daftar Rujukan
Bisutti, I., Hilke, I., & Raessler, M. (2004). Determination of total organic carbon
- An overview of current methods. TrAC - Trends in Analytical
Chemistry, 23(10–11), 716–726.
https://doi.org/10.1016/j.trac.2004.09.003
Rangga, A., al Rasyid, H., Yuliana, N., & Gilang Muhamad, dan E. (2015).
PROFIL DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DAN PENERAPAN
ANALISIS TOC PADA PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM
BERDASARKAN SUMBER AIR YANG DIGUNAKAN DI BANDAR
LAMPUNG [Profile of drinking water refill depot and application of
TOC Analyisis as drinking water quality assessment based on water
resources used in Bandar Lampung]. In Jurnal Teknologi Industri &
Hasil Pertanian (Vol. 20, Issue 2).
Adywater. 2015. Total Organic Carbon (TOC), (online),
(https://www.karbonaktif.org/2015/04/total-organic-carbon-toc-jual-
toc.html), diakses 10 April 2022
Winiberg, F. A. F., Christensen, L., Kale, M., Jones, A., & Morrison, C. (2020).
Miniature TOC Analyzer using Tunable Laser Spectroscopy and
Combustion.
Shimadzu. (n.d.). TOC Application Handbook.