Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS

KUALITAS AIR
Analisis Kualitas Air

Pada sesi ini tidak akan membicarakan


cara mengukur konsentrasi masing-masing
komponen melainkan mengukur
kelompok parameter air yang berhubungan
dengan efeknya secara keseluruhan
Kualitas air dibatasi pada sifat-sifat fisik
dan kimiawinya
Sifat-Sifat Fisik

Parameter yang menentukan sifat fisik


adalah : warna, residu (zat padat), bau,
suhu, daya hantar listrik dan kekeruhan
Zat padat berasal dari zat kimia baik yang
tersuspensi maupun terlarut
Daya hantar listrik merupakan ukuran
kemampuan air menghantarkan arus listrik
sebagai cerminan total bahan-bahan ionik
Padatan / Residu

Istilah Residu digunakan untuk menyatakan padatan


tersuspensi atau terlarut dalam air
Air yang mengandung residu tinggi mengurangi rasa
enak, bila diminum dapat menyebabkan reaksi
fisiologis yang merugikan
Air minum dan air industri tidak boleh mengandung
padatan terlarut lebih dari 500mg/L
Umumnya hanya sedikit padatan terlarut yang
disebabkan polusi air. Sebagian besar berasal dari
proses alami yaitu kontak air dengan batuan dan tanah
yang melarutkan garam karbonat, bikarbonat, klorida,
sulfat, nitrat, logam-logam Na, K, Ca dan Mg
Padatan / Residu

Padatan/residu dibedakan menjadi Zat Padat


Total (Total Solid, TS) atau Residu Total (Total
Residue, TR); Zat Padat Tersuspensi (Suspended
Solid, SS) atau Residu Tak Tersaring (Non
Filterable Residue, NFR); dan Total Padatan
Terlarut (Total Dissolved Solid, TDS) atau
Residu Tersaring (Filterable Residu (FR)
TS atau TR menyatakan semua zat padat yang
terkandung air, ditentukan dengan cara
menguapkan sampel sampai kering dalam oven
pada suhu tertentu
Padatan / Residu

SS atau NFR adalah padatan yang tidak larut dalam sampel


air. Komponen ini merupakan bagian TR yang disaring
filter standar (filter fibre glass, Whatman jenis 934AH,
Gelman tipe A/E atau Millipore tipe AD40 atau yang
ekivalen). Residu yang tertinggal di saringan dikeringkan
sampai diperoleh berat konstan pada pemanasan 103oC-
105oC.
Jika padatan terlalu banyak sehingga menyumbat saringan,
SS dapat diperkirakan dari perbedaan antara TS dan TDS
TDS adalah bagian dari TR yang lolos dari saringan
standar. Nilainya sebanding dengan DHL
Kekeruhan

Kejernihan air adalah determinan utama kondisi dan


produktifitas pada air
Kekeruhan disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi
seperti tanah liat, lumpur, pasir, bahan organik atau
an organik, plankton dan mahluk mikroskopis lain
Nilai kekeruhan mencerminkan sifat persebaran
cahaya dan serapan material tersuspensi
Diukur dengan Turbidimeter dan dilaporkan dalam
satuan NTU (nephelometric turbidity unit) atau FTU
(formazin turbidity unit) dimana 1 NTU = 1 FTU
Daya Hantar Listrik / DHL

DHL adalah Kemampuan larutan air menghantarkan


listrik
Kemampuan ini tergantung pada adanya ion-ion, total
konsentrasi, mobilitas, valensiu dan suhu larutan.
Nilai DHL akan bertambah bila suhu larutyan naik.
Setiap kenaikan 1oC akan menaikan DHL sebesar 1,9%
Air yang mengandung asam anorganik, basa dan garam
nilai DHLnya tinggi,
Air yang mengandung banyak senyawaan organik
DHLnya rendah
Daya Hantar Listrik / DHL

Analisis DHL dapat dilakukan dengan cara


menguapkan sampel sampai kering lalu padatan
yang tertinggal ditimbang. Tehnik ini
membutuhkan volum besar dan memakan waktu
lama sehingga hampir tidak pernah dilakukan
Analisis yagn lebih praktis dengan menggunakan
sel konduktivitas. Arus listrik lemah dialirkan ke
dalam sel (sel konduktivitas berupa 2 elektrode
dicelupkan dalam sampel) lalu besaran tahanan
air diukur. Nilai tahanan kemudian dikonversi
dalam satuan konduktifitas. Satuannya mhos/cm
Daya Hantar Listrik / DHL

Pengukuran DHL digunakan untuk:


1. Menentukan tingkat mineralisasi
2. Memperkirakan nilai TDS; TDS bernilai 0,55-
0,9 kali nilai DHL tergantung komponen
terlarut dalam air
3. Memperkirakan kation dan anion yang
dinyatakan dalam meq/L. Jumlah kation dan
anion sama dengan DHL dikalikan
0.01mhos/cm
Warna

Warna air dapat disebabkan oleh kation (seperti


Mn, Cu dan Cr), humus, gambut, plankton,
tanaman air dan limbah industri. Warna air diukur
dengan komparator berbentuk cakram yang
memberikan hasil sesuai dengan standar warna
Pt-Co.
Satuan yang dipakai adalah CU (Color Unit)
yakni warna yang dihasilkan oleh 1 mg Pt dalam
bentuk ion kloroplatinat per liter sampel
Suhu

Suhu air diukur dengan termometer air


raksa atau alkohol dengan ketelitian 0,1 oC
Dilakukan dengan mencelupkan
termometer langsung ke dalam badan air
Pada waktu mengukur suhu air, suhu
udara juga harus dicatat
Sifat Sifat Kimia

Makin singkat waktu antara pengambilan


sampel dengan analisis sampel, makin
akurat data yang dihasilkan
Beberapa parameter harus diukur di
lapangan. Dalam beberapa menit
pengumpulan sampel, pH dapat berubah
sementara gas-gas terlarut seperti O 2, CO2,
H2S dan Cl2 dapat bertambah karena
terlarut dari udara
Parameter Kimia Air, Arti dan
Metode Analisisnya
Spesi Kimia Artinya Bagi Air Metode Analisis

Asiditas / Polusi industri, hujan asam Titrasi


Keasaman
Alkalinitas Pengolahan air, proses Titrasi
buffering, blooming alga
Ammonia, Produk ganggang, Spektrofotometri
NH3 pencemaran pertanian dan (Nessler)
peternakan
Arsen/As Polutan toksik, Racun tikus Spektrofotometri
AAS, ICP
Parameter Kimia Air, Arti dan
Metode Analisisnya
Spesi Kimia Artinya Bagi Air Metode Analisis

Kadmium Polutan Toksik AAS, ICP

Sianida CN- Polutan Toksik Spektrofotometri


potensiometri,
kromatografi
Merkuri Polutan Toksik AAS tanpa nyala

Nitrat Aktivitas ganggang, Spektrofotometri


aktivitas aerobik, limbah kromatografi
polipeptida dan protein
Dissolved Oxigen / DO

DO lebih teliti bila dianalisis dengan metode


Winkler dibandingkan diukur dengan DO meter
Dalam metode Winkler, O2 difiksasi dengan Mn2+
(sebagai MnSO4) bersama-sama dengan
campuran iodida/azida alkalis. Azida berfungsi
mencegah nitrat mengoksidasi iodida. Mn2+ akan
dioksidasi oleh oksigen terlarut membentuk
MnO2.
Mn2+ + 2OH- MnO2 + H2O
BOD
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu
karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi
aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).
Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan
organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic
matter) (Boyd, 1990).
BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh
populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai
respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai
Mays (1996)
BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat
juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah
urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Biological Oxigen Demand / BOD

BOD dimaksudkan untuk mereplikasi atau meniru kondisi


oksidasi alami di lingkungan
Oksigen terlarut dalam sampel diukur dengan tehnik yang
sudah dibicarakan. Pengukuran diulang pada hari ke 5
setelah sampel disimpan dalam ruang gelap pada suhu
20oC. Suhu ini dianggap paling ideal untuk pertumbuhan
mikroorganisme yang akan menggunakan oksigen untuk
mencerna senyawaan biodegradable
Jika tidak ada pengenceran, selisih DO hari 1 dengan hari
ke 5 langsung menjadi nilai BOD tetapi Jika air
diperkirakan mempunyai BOD tinggi, sampel harus
diencerkan terlebih dahulu
COD

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah


jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai
seluruh bahan organik yang terkandung dalam air
(Boyd, 1990).
Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja
diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator
kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas
dengan katalisator perak sulfat (Boyd, 1990;
Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala macam
bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang
kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi.
Dengan demikian, selisih nilai antara COD
dan BOD memberikan gambaran besarnya
bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan.
Bisa saja nilai BOD sama dengan COD,
tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari
COD. Jadi COD menggambarkan jumlah
total bahan organik yang ada.
Metode pengukuran BOD dan COD

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup


sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen
terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah
pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang
telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi
gelap dan suhu tetap (20C) yang sering
disebut dengan DO5.
Selisih DOi dan DO5 (DOi DO5)
merupakan nilai BOD yang dinyatakan
dalam miligram oksigen per liter (mg/L).
Pengukuran oksigen dapat dilakukan
secara analitik dengan cara titrasi (metode
Winkler, iodometri) atau dengan
menggunakan alat yang disebut DO meter
yang dilengkapi dengan probe khusus.
Chemical Oxigen Demand / COD

Sama seperti BOD, COD dimaksudkan untuk


memperkirakan jumlah senyawaan organik yang dapat
dioksidasi.
Perbedaannya, Oksidasi dalam COD menggunakan kalium
bikromat yang direflux selama 2 jam. Sisa bikromat yang
tidak bereaksi ditentukan secara volumetri. Jumlah
oksidator yang terpakai dapat dihitung dan ekivalen
oksigen yang terpakai dapat ditentukan.
Oksidasi dengan bikromat jauh lebih kuat daripada secara
biologis sehingga nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai
BOD
Perbedaan BOD dengan COD

BOD COD
1. Dekat/mirip proses 1. Kurang mencerminkan
alami proses alami
2. Analisis berlangsung 2. Analisis berlangsung
dalam 5 hari cepat
3. Sukar direproduksi 3. Dapat direproduksi
4. Kurang aplikatif untuk dengan baik
air tercemar berat 4. Dapat menganalisis air
tercemar berat
Secara analitis BOD (biochemical oxygen demand)
adalah jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk
menguraikan zat organik secara biokimiawi dalam 1
liter air selama pengeraman 5 x 24 jam pada suhu
20o oC. Sedangkan COD (chemical oxygen
demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi)
adalah jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air
dengan menggunakan oksidator kalium dikromat
selama 2 jam pada suhu 150C.
pH, Keasaman dan Kebasaan

Pengukuran pH dapat dilakukan dengan beberapa cara.


Cara yang paling mudah adalah dengan kertas indikator
yang dilengkapi dengan skala warna. Cara ini kuran teliti
karena hanya berupa kisaran atau perkiraan saja
Cara lain dengan menggunakan indikator larutan yang
dibubuhi ke dalam sampel.
Menggunakan pH meter. Alat ini biasanya dapat mengukur
potensial listrik juga. Sebelum dipakai pH meter harus
dikalibrasi dahulu dengan larutan buffer. Sekurang-
kurangnya 2 jenis buffer yang digunakan, yaitu pH asam
dan netral atau pH netral dan basa tergantung sampel yang
akan diukur
CO2

Adalah gas tak berasa, tak berbau, tidak dapat


terbakar, lebih berat dari udara dan dapat larut dalam
air
Air permukaan biasanya mengandung CO 2 < 10 mg/l.
Air tanah lebih besar konsetrasinya. Sebenarnya tidak
berbahaya, tetapi kehadirannya di air menimbulkan
masalah perkaratan
CO2 ditentukan dengan mudah dengan titrimetri. CO 2
bebas bereaksi dengan NaOH membentuk NaHCO 3.
titik akhir dicapai dengan munculnya warna merah
jambu fenolftalein pada pH 8.3
Klor Bebas

Cl2 terutama dijumpai pada air yang


disucihamakan dengan kaporit atau gas klor. Klor
bebas dapat bereaksi dengan sulfida, Fe, Mn dan
NH3.
Reaksi Cl2 dengan senyawaan organik
menhasilkan senyawaan klororganik yang
mutagenik dan karsinogenik
Cl2 dapat ditentukan secara spektrofotometri
berdasarkan pembentukan warna kuning dengan
ortolidin atau warna merah dengan DPD (N,N-
dietil-p-fenilendiamin)

Anda mungkin juga menyukai