SULFAT
OLEH:
ASISTEN:
RAHMADHANY UTAMI
LABORATORIUM AIR
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I
PENDUHULUAN
Praktikum sulfat ini menggunakan sampel yang diambil dari daerah aliran sungai
yang terletak di Jalan Jmebatan Kuranji II, Binuang Kampung Dalam, Kecamatan
Pauh, Kota Padang. Aliran air ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai
sumber air untuk kegiatan cuci mencuci, seperti cuci baju, cuci motor, mandi,
mengisi kolam ikan, air minum ternak, serta sarana untuk perairan saawah sekitar.
Pengambilan sampel dilakukan pada hari Jum’at tanggal 16 September 2022
pukul 14.30 WIB. Wilayah pengambilan sampel berada pada koordinat
0˚55’45”LS 100˚25’19”BT. Elevasi wilayah sampling berada pada 70 meter di
atas permukaan laut dengan kondisi ketika pengambilan sampel cerah berawan
pada suhu 29˚C dan arus yang mengalir pada daerah sampling adalah turbulen.
Nilai DO yang didapatkan pada sampel yaitu 4,4 mg/L dan nilai pH yaitu 7,4.
Sampel diambil dengan cara memasukkan botol ke dalam air hingga botol tersebut
terendam di dalam air. Kemudian tutup botol sampel dibuka dan dipastikan tidak
ada celah untuk udara yang masuk ke dalam nya. Botol sampel diisi sampai penuh
dan terakhir botol tersebut diitutup.
2.2 Teori
Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya
bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Ion sulfat merupakan jenis
ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96,06 g/mol.
Sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen
dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif. Ion sulfat adalah
salah satu anion utama yang muncul di air secara alami (Erviana, dkk, 2018).
Sulfat adalah sejenis anion poliatom dengan rumus SO42- yang mempunyai massa
molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang
muncul di air secara alami. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam
ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
jumlah besar. Menurut Permenkes nomor 492 tahun 2010 batas maksimal sulfat
dalam air sekitar 250 mg/L untuk air yang dikonsumsi manusia. Salah satu jenis
ion yang dapat diketahui kandungannya adalah ion sulfat. Ion sulfat terdiri dari
atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susuna
tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua dan ion sulfat adalah basa konjugrat
dari ion hidrogen sulfat (bisulfat), HSO4-, yang merupakan basa konjufrat dari
asam sulfat, HSO4- (Hanitiyo, 2015).
Ion sulfat sering dijumpai di alam, seperti pada air hujan. Senyawa sulfat bisa
didapatkan dari oksidasi senyawa sulfida oleh bakteri. Sulfida tersebut berupa
sulfida metalik dan senyawa organosulfur. Untuk bakteri golongan heterotrofik
anaerob, asam sulfida (H2S) merupakan hasil reduksi sulfat. Sulfat jika secara
kimia adalah bentuk anorganik dari pada sulfida di dalam lingkungan aerob
(Hadiarti, 2015).
Sulfat merupakan salah satu ion dari sekian banyak anion-anion utama yang
terdapat di dalam perairan alam. Sulfat di dalam lingkungan seperti air dapat
berada secara alamiah atau dari aktivitas manusia. Salah satu contoh dari aktivitas
manusia adalah air buangan limbah industri kertas dan pertambangan yang
memiliki kadar sulfat yang tinggi karena oksidasi dari pirit (Ananda, 2019).
Sulfat adalah salah satu ion dari sekian banyak anion utama yang terdapat di
perairan. Ion sulfat (SO42-) merupakan salah satu bentuk sulfur anorganik
diperairan. Ion sulfat adalah salah satu ion utama dalam perairan dan penting bagi
makhluk hidup karena merupakan elemen penting dalam protoplasma. Ion sulfat
merupakan sejenis ion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan massa
molekul 96,06 g/mol. Kebanyakan sulfat bersifat larut dalam air kecuali kalsium
sulfat, stronsium sulfat dalam air kecuali kalsium sulfat, stronsium sulfat, dan
barium sulfat. Konsentrasi sulfat pada perairan tawar alami berkisar 2-80 mg/L.
Menurut Ulifa (2010), air alami berkisar 2-80 mg/L, air laut terdiri dari kurang
lebih 2.965 mg/L ion sulfat. Konsentrasi sulfat perairan yang melewati batuan
gypsum bisa mencapai 1.000 mg/L (Dyah, 2014).
Sulfat adalah ion yang berpengaruh dalam penyediaan air untuk penggunaan
umum karena apabila sulfat dalam konsentrasi yang cukup besar dapat
menyebabkan pengaruh pencuci perut pada manusia. Dalam penyediaan air untuk
umum maupun industri sulfat menjadi peran utama, karena untuk membentuk
kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas yang dibutuhkan
kecenderungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar.
Ditetapkan konsentrasi standar maksimal oleh SNI 01-3553-2006 untuk SO4
dalam air minum yaitu sebesar 200 mg/l (Hadriarti, 2015).
Air dapat menjadi berasa pahit karena ion sulfat yang mempengaruhi kadar air
yang terkandung di dalamnya dan jika kadar konsentrasi sulfat tinggi dalam air
bisa menimbulkan efek samping. Senyawa sulfat berbahaya saat dikonsumsi
dalam kandungan sulfat yang cukup besar karena bisa menyebabkan laxative/diare
(Jannah, 2021). Dalam konsentrasi yang tinggi sulfat adalah salah satu zat
pencemar yang sangat beracun dan bisa menyebabkan kesadahan air berupa
kesadahan tetap dan menyebabkan turunnya kualitas air sehingga mempengaruhi
keberlangsungan ekosistem mahluk hidup didalamnya. Ikan yang hidup dalam
perairan dengan kandungan sulfat yang tinggi jika dikonsumsi oleh manusia dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Selain itu, kandungan sulfat yang
tinggi dapat memicu kanker, dan berpengaruh terhadap reproduksi manusia
(Aisyah, 2020).
Sulfat merupakan unsur yang dibutuhkan oleh organisme autotrof dan bakteri
heterotrof serta jamur sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan unsur
belerang. Melalui proses reduksi dari sulfat (asimilasi sulfat) akan dihasilkan H2S.
Dalam kondisi anaerob, sulfat akan dimanfaatkan oleh bakteri desulfurikan
(bakteri heterotrof) dalam proses respirasi. Konsentrasi sulfat yang tinggi didalam
air mempunyai efek patogen terhadap manusia, terutama gangguan dalam proses
pencernaan (Sinaga, 2016).
Metode analisis yang digunakan dalam determining sulfat ada 3, yaitu (Sawyer,
2006):
1. Metode gravimetri
Metode gravimetri adalah metode yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang
paling tepat dan merupakan prosedur standar yang dianjurkan untuk konsentrasi
sulfat di atas 10 mg/l. Prinsip metode ini yaitu senyawa sulfat dalam sampel
diendapkan dengan BaCl2 dalam suasana asam menimbulkan endapan BaSO4
yang berwarna putih.
2. Turbidity
Turbidity adalah metode yang digunakan saat pengukuran berdasarkan dari
kenyataan bahwa Barium Sulfat cenderung dalam bentuk koloid dan
kecenderungan ini merupakan ada dihadapan perubahan Natrium Klorida-Asam
Klorida larutan yang mengandung gliserol dan senyawa organik lainnya. Prinsip
metode ini yaitu ion sulfat (SO42-) dalam suasana asam bereaksi dengan BaCl2
membentuk kristal BaSO4 yang macamnya sama. Suspensi BaSO4 menyerap sinar
diukur dengan fotometer dan kadar sulfat dihitung melalui perbandingan
pembacaan dengan kurva kalibrasi.
3. Spektrofotometri
Metoda spektrofotometri merupakan metoda yang dipakai dalam praktikum ini
yang mana ion sulfat di dalam air dengan penambahan kristal BaCl2 akan
membentuk koloid tersuspensi atau kekeruhan. Semakin tinggi konsentrasi ion
sulfat maka larutan sampel akan semakin bertambah keruh (turbidity). Kekeruhan
yang terjadi diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm, untuk memperoleh hasil analisis yang lebih optimal dibandingkan dengan
panjang gelombang lain.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
3.2.1 Bahan
3.2.2 Reagen
Cara kerja untuk pembuatan larutan standar pada praktikum ini adalah:
1. Larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50 ppm. Kemudian
dilakukan perhitungan dengan rumus pengenceran.
2. Masing-masing larutan induk tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
dan diencerkan dengan aquadest sampai batas labu dan dihomogenkan.
3. Masing-masing larutan induk yang telah diencerkan diambil dan dimasukkan ke
beaker glass.
4. Ditambahkan 10 ml larutan salt acid dan sedikit kristal BaCl2 ke dalam larutan
tersebut kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit.
5. Larutan standar yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet spektro dan
dianalisis nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang
420 nm.
3.4 Rumus
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.2 Perhitungan
Pengenceran larutan induk menjadi larutan standar dalam labu ukur 100 ml
menggunakan rumus:
1. Konsentrasi 0 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 0 ppm
V1 = 0 ppm
2. Konsentrasi 10 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 10 ppm
V1 = 1 ppm
3. Konsentrasi 20 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 20 ppm
V1 = 2 ppm
4. Konsentrasi 30 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 30 ppm
V1 = 3 ppm
5. Konsentrasi 40 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 40 ppm
V1 = 40 ppm
6. Konsentrasi 50 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 50 ppm
V1 = 5 ppm
0.15
R² = 0.8805
0.05
0
0 20 40 60
-0.05
Konsentrasi Larutan Standar
4.3 Pembahasan
Teknologi yang efektif untuk menurunkan kadar sulfat pada badan air dalam skala
besar ya itu dangan cara filtrasi menggunakan mangan zeolit dan karbon aktif.
Pada metoode ini, air yang akan diolah dialirkan ke filter karbon aktif. Filter
karbon aktif tersebut berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, bau, rasa
yang kurang sedap dan polutan organik lainnya.
tentang sumber, baku mutu, teknologi yang dapat digunakan dalam penentuan
kadar dan pengolahan sulfat dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh sulfat.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA