Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

SULFAT

OLEH:

NAMA : SYIFA YUNINDA DESMAN


NO BP : 2110941031
HARI/ TGL PRAKTIKUM : SELASA / 20 SEPTEMBER 2022
KELOMPOK / SHIFT : VI (ENAM) / III (TIGA)
REKAN KERJA : 1. ILHAM RAMADHAN (2110941021)
2. APRI AKBAR (2110942005)
3. ELSI FRANSISKA (2110942027)
4. SUCI NABILA AZZAHRA (2110947007)

ASISTEN:
RAHMADHANY UTAMI

cover gapake watermark

LABORATORIUM AIR
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I
PENDUHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Tujuan dari percobaan sulfat ini adalah :


1. Mengetahui kadar sulfat dala sampel air dengan menggunakan larutan salt acid
dan BaCl2;
2. Mengetahui metode analisis sulfat dengan menggunakan metode
spektrofotometri.

1.2 Metode Percobaan

Metode yang digunakan pada praktikum sulfat ini adalah spektrofotometri.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip yang digunakan pada praktikum sulfat ini adalah:


Ketika ion sulfat dalam air ditambahkan kristal BaCl2 akan membentuk koloid
tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi konsentrasi sulfat maka cairan akan
semakin keruh. Kekeruhan yang terjadi dapat di ukur dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
Reaksi :
SO42- + Ba2+ BaSO4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting

Praktikum sulfat ini menggunakan sampel yang diambil dari daerah aliran sungai
yang terletak di Jalan Jmebatan Kuranji II, Binuang Kampung Dalam, Kecamatan
Pauh, Kota Padang. Aliran air ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai
sumber air untuk kegiatan cuci mencuci, seperti cuci baju, cuci motor, mandi,
mengisi kolam ikan, air minum ternak, serta sarana untuk perairan saawah sekitar.
Pengambilan sampel dilakukan pada hari Jum’at tanggal 16 September 2022
pukul 14.30 WIB. Wilayah pengambilan sampel berada pada koordinat
0˚55’45”LS 100˚25’19”BT. Elevasi wilayah sampling berada pada 70 meter di
atas permukaan laut dengan kondisi ketika pengambilan sampel cerah berawan
pada suhu 29˚C dan arus yang mengalir pada daerah sampling adalah turbulen.
Nilai DO yang didapatkan pada sampel yaitu 4,4 mg/L dan nilai pH yaitu 7,4.
Sampel diambil dengan cara memasukkan botol ke dalam air hingga botol tersebut
terendam di dalam air. Kemudian tutup botol sampel dibuka dan dipastikan tidak
ada celah untuk udara yang masuk ke dalam nya. Botol sampel diisi sampai penuh
dan terakhir botol tersebut diitutup.

2.2 Teori

2.2.1 Definisi Sulfat

Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya
bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Ion sulfat merupakan jenis
ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96,06 g/mol.
Sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen
dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif. Ion sulfat adalah
salah satu anion utama yang muncul di air secara alami (Erviana, dkk, 2018).

Sulfat adalah sejenis anion poliatom dengan rumus SO42- yang mempunyai massa
molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang
muncul di air secara alami. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam
ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

jumlah besar. Menurut Permenkes nomor 492 tahun 2010 batas maksimal sulfat
dalam air sekitar 250 mg/L untuk air yang dikonsumsi manusia. Salah satu jenis
ion yang dapat diketahui kandungannya adalah ion sulfat. Ion sulfat terdiri dari
atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susuna
tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua dan ion sulfat adalah basa konjugrat
dari ion hidrogen sulfat (bisulfat), HSO4-, yang merupakan basa konjufrat dari
asam sulfat, HSO4- (Hanitiyo, 2015).

2.2.2 Sumber Sulfat di Perairan

Ion sulfat sering dijumpai di alam, seperti pada air hujan. Senyawa sulfat bisa
didapatkan dari oksidasi senyawa sulfida oleh bakteri. Sulfida tersebut berupa
sulfida metalik dan senyawa organosulfur. Untuk bakteri golongan heterotrofik
anaerob, asam sulfida (H2S) merupakan hasil reduksi sulfat. Sulfat jika secara
kimia adalah bentuk anorganik dari pada sulfida di dalam lingkungan aerob
(Hadiarti, 2015).

Sulfat merupakan salah satu ion dari sekian banyak anion-anion utama yang
terdapat di dalam perairan alam. Sulfat di dalam lingkungan seperti air dapat
berada secara alamiah atau dari aktivitas manusia. Salah satu contoh dari aktivitas
manusia adalah air buangan limbah industri kertas dan pertambangan yang
memiliki kadar sulfat yang tinggi karena oksidasi dari pirit (Ananda, 2019).

Sulfat adalah salah satu ion dari sekian banyak anion utama yang terdapat di
perairan. Ion sulfat (SO42-) merupakan salah satu bentuk sulfur anorganik
diperairan. Ion sulfat adalah salah satu ion utama dalam perairan dan penting bagi
makhluk hidup karena merupakan elemen penting dalam protoplasma. Ion sulfat
merupakan sejenis ion poliatom dengan rumus empiris SO42- dengan massa
molekul 96,06 g/mol. Kebanyakan sulfat bersifat larut dalam air kecuali kalsium
sulfat, stronsium sulfat dalam air kecuali kalsium sulfat, stronsium sulfat, dan
barium sulfat. Konsentrasi sulfat pada perairan tawar alami berkisar 2-80 mg/L.
Menurut Ulifa (2010), air alami berkisar 2-80 mg/L, air laut terdiri dari kurang
lebih 2.965 mg/L ion sulfat. Konsentrasi sulfat perairan yang melewati batuan
gypsum bisa mencapai 1.000 mg/L (Dyah, 2014).

2.2.3 Dampak Kelebihan Sulfat di Perairan

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Sulfat adalah ion yang berpengaruh dalam penyediaan air untuk penggunaan
umum karena apabila sulfat dalam konsentrasi yang cukup besar dapat
menyebabkan pengaruh pencuci perut pada manusia. Dalam penyediaan air untuk
umum maupun industri sulfat menjadi peran utama, karena untuk membentuk
kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas yang dibutuhkan
kecenderungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar.
Ditetapkan konsentrasi standar maksimal oleh SNI 01-3553-2006 untuk SO4
dalam air minum yaitu sebesar 200 mg/l (Hadriarti, 2015).

Air dapat menjadi berasa pahit karena ion sulfat yang mempengaruhi kadar air
yang terkandung di dalamnya dan jika kadar konsentrasi sulfat tinggi dalam air
bisa menimbulkan efek samping. Senyawa sulfat berbahaya saat dikonsumsi
dalam kandungan sulfat yang cukup besar karena bisa menyebabkan laxative/diare
(Jannah, 2021). Dalam konsentrasi yang tinggi sulfat adalah salah satu zat
pencemar yang sangat beracun dan bisa menyebabkan kesadahan air berupa
kesadahan tetap dan menyebabkan turunnya kualitas air sehingga mempengaruhi
keberlangsungan ekosistem mahluk hidup didalamnya. Ikan yang hidup dalam
perairan dengan kandungan sulfat yang tinggi jika dikonsumsi oleh manusia dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Selain itu, kandungan sulfat yang
tinggi dapat memicu kanker, dan berpengaruh terhadap reproduksi manusia
(Aisyah, 2020).

Sulfat merupakan unsur yang dibutuhkan oleh organisme autotrof dan bakteri
heterotrof serta jamur sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan unsur
belerang. Melalui proses reduksi dari sulfat (asimilasi sulfat) akan dihasilkan H2S.
Dalam kondisi anaerob, sulfat akan dimanfaatkan oleh bakteri desulfurikan
(bakteri heterotrof) dalam proses respirasi. Konsentrasi sulfat yang tinggi didalam
air mempunyai efek patogen terhadap manusia, terutama gangguan dalam proses
pencernaan (Sinaga, 2016).

2.2.4 Metode Spektrofotometri

Metode yang digunakan adalah metode spektrofotometri. Spektofotometri


merupakan penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, yang bisa membagikan
tingkat kehati-hatian yang besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Sehingga dapat menentukan senyawa yang berwarna. Sedangkan senyawa tak


berwarna bisa dibuat berwarna dengan mereaksikannya menggunakan pereaksi
yang menghasilkan senyawa berwarna. Lampu hidrogen atau deuterium dan
lampu filamen adalah sumber radiasi untuk spektrofotometri UV-Vis. cahaya
polikromatik merupakan cahaya yang dipancarkan sumber radiasi. Cahaya
polikromatik UV akan melewati monokromator. Peralatan optik yang dapat
mengisolasi suatu berkas sinar dari sumber kontinyu dengan kemurnian spektral
yang tinggi untuk semua panjang gelombang merupakan monokromator. sistem
celah masuk adalah unsur terpenting pada sebuah monokromator, selanjutnya
dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar pararel jatuh pada
prisma atau kisi difraksi, kemudian melalui jalan optik monokromatis melewati
contoh yang diperiksa. Radiasi yang melewati sampel akan ditangkap oleh
detektor yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang melewati sampel. Cahaya
yang lewat akan diubah menjadi arus listrik yang bisa dibaca melalui rekorder
dalam bentuk transmitansi absorbansi atau konsentrasi. Celah (slit), lensa, cermin
dan perisai atau grating dipunyai pada monokromator radiasi UV, sinar tampak,
dan infra merah. Sel atau kuvet merupakan wadah sampel. Kuvet terbuat dari
kuarsa, baik untuk spektrofotometer UV dan spektrofotometri sinar tampak (kuvet
plastik) (Greenberg, 1992).

Metode analisis yang digunakan dalam determining sulfat ada 3, yaitu (Sawyer,
2006):
1. Metode gravimetri
Metode gravimetri adalah metode yang diperlukan untuk menghasilkan hasil yang
paling tepat dan merupakan prosedur standar yang dianjurkan untuk konsentrasi
sulfat di atas 10 mg/l. Prinsip metode ini yaitu senyawa sulfat dalam sampel
diendapkan dengan BaCl2 dalam suasana asam menimbulkan endapan BaSO4
yang berwarna putih.
2. Turbidity
Turbidity adalah metode yang digunakan saat pengukuran berdasarkan dari
kenyataan bahwa Barium Sulfat cenderung dalam bentuk koloid dan
kecenderungan ini merupakan ada dihadapan perubahan Natrium Klorida-Asam
Klorida larutan yang mengandung gliserol dan senyawa organik lainnya. Prinsip

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

metode ini yaitu ion sulfat (SO42-) dalam suasana asam bereaksi dengan BaCl2
membentuk kristal BaSO4 yang macamnya sama. Suspensi BaSO4 menyerap sinar
diukur dengan fotometer dan kadar sulfat dihitung melalui perbandingan
pembacaan dengan kurva kalibrasi.
3. Spektrofotometri
Metoda spektrofotometri merupakan metoda yang dipakai dalam praktikum ini
yang mana ion sulfat di dalam air dengan penambahan kristal BaCl2 akan
membentuk koloid tersuspensi atau kekeruhan. Semakin tinggi konsentrasi ion
sulfat maka larutan sampel akan semakin bertambah keruh (turbidity). Kekeruhan
yang terjadi diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm, untuk memperoleh hasil analisis yang lebih optimal dibandingkan dengan
panjang gelombang lain.

2.2.5 Teknologi Pengeolahan Sulfat

Teknologi pengolahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kadar sulfat


didalam air diantaranya adalah (Greenberg, 1992):
1. Filter
Filtrasi memakai mangan zeolit dan karbon aktif. Di metode ini, air yang akan
diolah dialirkan ke filter karbon aktif, filter karbon aktif tersebut berguna untuk
menghilangkan polutan organik, bau dan rasa. Proses reaksinya yaitu berdasarkan
adsorpsi secara fisika-kimia. Setelah dilakukan penyaringan dengan filter karbon
aktif ini air menjadi sangat jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Kemudian dari
filter karbon aktif, air dialirkan ke filter cartidge. Filter cartridge ini terbentuk
dari rajutan serat poliester atau dari jenis polimer yang dapat menyaring partikel
kotoran dengan ukuran antara 5 sampai 10 mikron, dengan begitu air yang keluar
dari filter cartridge menjadi sangat jernih dan konsentrasi sulfat yang terkandung
relatif kecil.
2. Reverse Osmosis
Pengolahan dapat dilakukan untuk mengolah air supaya bisa dikonsumsi oleh
manusia yaitu melalui proses desalinasi memakai metode reverse osmosis.
Kapasitas mesin reverse osmosis harus sanggup secara konsisten mengubah air
laut sampai air tawar dan mengubah air tawar itu ketingkat kemurnian lebih

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

tinggi. Teknologi pemisahan reverse osmosis dimanfaatkan untuk memisahkan


larutan-larutan tidak murni dari air menggunakan penggunaan suatu membrane
semipermeable.
3. Desalinasi
Desalinasi dilakukan untuk memisahkan kandungan sulfat pada air. Desalinasi
memakai resin penukar anion relite MG 1/P yang dipakai untuk memisahkan
sulfat dalam air laut yang berguna untuk mencegah pembentukan kerak kalsium
sulfat pada heat exchanger yang memperlihatkan selektivitas sulfat yang tinggi
dalam air laut sintetis. Resin yang telah digunakan dapat di regenerasi memakai
air asin yang dipekatkan dalam suasana asam pH 4-5.
4. Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan komponen dari suatu campuran yang berupa
larutan cair yang mana karakteristik dari campuran tersebut dapat mencampur dan
menguap tidak lain dari komponennya sendiri. Terdapat perbedaan tekanan uap
mengakibatkan air dan sulfat bisa dipisahkan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
proses destilasi ialah proses pemisahan komponen berdasarkan titik didih.

2.2.6 Peraturan Terkait Sulfat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, nilai
standar baku mutu air sungai dan air danau terhadap kadar sulfat di tetapkan
sebagai berikut:
cek spasi dan pt
Tabel 1. Peraturan Terkait Sulfat
No. Peraturan Baku Mutu Sulfat (mg/L) Keterangan
1. PP No. 22 Tahun 2021 Tentang 300 Kelas 1
Penyelenggaraan Perlindungan dan 300 Kelas 2
Pengelolaan Lingkungan Hidup 300 Kelas 3
400 Kelas 4
Sumber: PP No. 22 Tahun 2021
Keterangan untuk Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum sulfat ini sebagai berikut:


1. Magnetic Stirrer 1 set
Berfungsi untuk mengaduk larutan atau sampel yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan tersebut;
2. Gelasukur 1 buah
Berfungsi untuk mengukur volume cairan atau larutan yang akan digunakan;
3. Kertas Saring
Digunakan untuk memisahkan atau menyaring partikel tersuspensi dengan
cairan atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat;
4. Beaker glass 200 ml 1 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan sampel;
5. Beaker glass 100 ml 4 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa
dalam praktikum dengan volume kecil;
6. Labu ukur 100 ml 6 buah
Berfungsi untuk mengencerkan suatu bahan ataupun larutan sampel;
7. Corong
Berfungsi untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lain dan
membantu proses penyaringan dengan kertas saring;
8. Pipet tetes 2 buah
Berfungsi untuk mengambil larutan sampel dalam jumlah kecil dan
membantu pemindahan sampel;
9. Spatula
Berfungsi untuk mengabil dan memindahkan sapel yang akan di uji;
10. Kuvet spektro
Berfungsi untuk menempatkan larutan tembus pandang yang akan diukur
absorbansinya ada perlatan instrumen spektrofotometer ultraviolet.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

3.2 Bahan dan Reagen

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan sulfat ini adalah:


1. Larutan standar sulfat dari K2SO4
Berfungsi sebagai larutan induk atau untuk pembuatan larutan standar sulfat
dengan berbagai variasi konsentrasi;
2. Kristal Bacl2
Berfungsi untuk mengikat sulfat menjadi koloid halus yang tersuspensi;
3. Sampel
Berfungsi sebagai bahan yang diuji kandungan sulfatnya.

3.2.2 Reagen

Larutan Salt Acid


Berfungsi sebagai larutan buffer untuk menstabilkan Ph larutan standard dan juga
larutan sampel yang akan diuji dalam pH netral. Dilarutkan 240 gr NaCl dalam
aquadest, ditambahkan 20 ml HCl pekat, kemudian diencerkan dengan aquadest
sampai volume 1 L.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Larutan Sampel

Cara kerja untuk larutan sampel pada praktikum ini adalah:


1. 50 ml sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam beaker glass, ditambahkan
10 ml larutan salt acid dan sedikit kristal BaCl2.
2. Larutan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 5 menit.
3. Sampel air yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet spektro untuk
dianalisis nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm.

3.3.2 Larutan Standar

Cara kerja untuk pembuatan larutan standar pada praktikum ini adalah:

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

1. Larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50 ppm. Kemudian
dilakukan perhitungan dengan rumus pengenceran.
2. Masing-masing larutan induk tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
dan diencerkan dengan aquadest sampai batas labu dan dihomogenkan.
3. Masing-masing larutan induk yang telah diencerkan diambil dan dimasukkan ke
beaker glass.
4. Ditambahkan 10 ml larutan salt acid dan sedikit kristal BaCl2 ke dalam larutan
tersebut kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit.
5. Larutan standar yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet spektro dan
dianalisis nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang
420 nm.

3.4 Rumus

Rumus yang digunakan dalam praktikum sulfat ini adalah:


1. Rumus pengenceran
V1 × M1 = V2 × M2
Keterangan:
V1 = Volume larutan 1 (ml)
M1 = Molaritas konsentrasi larutan 1
V2 = Volume larutan 2 (ml)
M2 = Molaritas konsentrasi larutan 2

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data

Hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan adalah


Tabel 4.1 Hasil Analisis Larutan Standar
No Konsentrasi (mg/L) (x) Absorban (y)
1 0 -0,008
2 10 0,006
3 20 0,003
4 30 0,032
5 40 0,052
6 50 0,099
Sumber: Data Hasil Praktikum Kimia Lingkungan 2021
Tabel 4.2 Hasil Analisis Sampel
Larutan Absorban
Konsentrasi sampel 0,008

4.2 Perhitungan

4.2.1 Larutan Standar

Pengenceran larutan induk menjadi larutan standar dalam labu ukur 100 ml
menggunakan rumus:
1. Konsentrasi 0 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 0 ppm
V1 = 0 ppm
2. Konsentrasi 10 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 10 ppm
V1 = 1 ppm
3. Konsentrasi 20 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 20 ppm

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

V1 = 2 ppm
4. Konsentrasi 30 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 30 ppm
V1 = 3 ppm
5. Konsentrasi 40 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 40 ppm
V1 = 40 ppm
6. Konsentrasi 50 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 mg/L = 100 ml . 50 ppm
V1 = 5 ppm

4.2.2 Perhitungan Regresi Linear

0.15

0.1 y = 0.002x - 0.0195


Absorban

R² = 0.8805
0.05

0
0 20 40 60
-0.05
Konsentrasi Larutan Standar

Gambar 4.1 Hubungan Konsentrasi Larutan Standar dengan Absorban


Berikut perhitungan konsentrasi sulfat sampel air (x) jika diketahui absorban y =
0,008 maka dapat diketahui kadar sulfat dalam sampel yaitu:
y = 0,0195 + 0,002x
0,008 = 0,0195 + 0,002x
-0,0115 = 0,002x
x = -5,75
Jadi, konsentrasi sulfat dalam sampel yaitu sebesar -5,75 mg/L.

4.3 Pembahasan

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran spektrofotometer didapatkan


hasil kadar sulfat pada sampel sebesar -5,75 mg/L dan nilai absorbannya sebesar
0,008.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditetapkan
bahwa standar baku mutu sulfat yang diperbolehkan ada di dalam air adalah 300
mg/L. Sementara, dari hasil praktikum yang dilakukan didapatkan konsentrasi
sampel dari hasil perhitungan praktikum adalah -5,75 mg/L. Hal ini berarti
kosentrasi sulfat pada sampel masih berada di bawah baku mutu.

Konsentrasi sulfat yang tinggi di dalam perairan dapat mempengaruhi manusia


karena mempunyai efek patogen, yang paling berpengaruh dapat menyebabkan
gangguan dalam proses pencernaan. Kemudian saat dikonsumsi oleh manusia bisa
menyebabkan laxative/diare jika sulfat yang terkandung dalam air cukup besar.
Dalam sulfat yang konsentrasinya tinggi bisa menyebabkan kesadahan air yang
berupa kesadahan air tetap, dapat menyebabkan menurunnya kualitas air sehingga
mempengaruhi keberlangsungan ekosistem mahluk hidup didalamnya, air dapat
menjadi berasa pahit karena ion sulfat yang membuat pengaruh pada kadar air
yang terkandung di dalamya dan bisa menimbulkan efek samping.

Teknologi yang efektif untuk menurunkan kadar sulfat pada badan air dalam skala
besar ya itu dangan cara filtrasi menggunakan mangan zeolit dan karbon aktif.
Pada metoode ini, air yang akan diolah dialirkan ke filter karbon aktif. Filter
karbon aktif tersebut berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, bau, rasa
yang kurang sedap dan polutan organik lainnya.

Peran sarjana Teknik Lingkunagan adalah untuk melakukan pengujian, penelitian


dan menganalisis kandungan sulfat sehingga bisa diketahui didalam perairan atau
tanah yang diuji memiliki kadar sulfat yang berlebihan atau tidak, setelah apabila
terbukti telah mengandung sulfat yang berlebihan, maka dicari penanganannya
serta pengolahannya untuk mengatasi masalah tersebut yang berupa menemukan
suatu teknologi yang dapat mengurangi pencemaran sulfat dalam perairan.
Kemudian peranan yang lain dengan memberikan sosialisasi pada masyarakat

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

tentang sumber, baku mutu, teknologi yang dapat digunakan dalam penentuan
kadar dan pengolahan sulfat dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh sulfat.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa:


1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, baku mutu
sulfat dalam air sebesar 300 mg/L untuk kelas 1 – 3 dan 400 mg/L untuk kelas
4. Sedangkan konsentrasi sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah
-5,75 mg/L. Hal ini berarti bahwa konsentrasi sulfat pada sampel masih berada
di bawah baku mutu.
2. Sulfat yang konsentrasinya tinggi di dalam perairan, bisa menyebabkan
kesadahan air yang berupa kesadahan air tetap, dapat menyebabkan
menurunnya kualitas air sehingga mempengaruhi keberlangsungan ekosistem
mahluk hidup didalamnya, air dapat menjadi berasa pahit karena ion sulfat
yang membuat pengaruh pada kadar air yang terkandung di dalamya dan bisa
menimbulkan efek samping.
3. Teknologi pengolahan sulfat yang efektif untuk menurunkan kandungan sulfat
dalam air dengan skala besar adalah menggunakan cara filtrasi menggunakan
mangan zeolit dan karbon aktif.
4. Peranan sarjana Teknik Lingkungan untuk melakukan pengujian, penelitian
dan menganalisis kandungan sulfat sehingga bisa diketahui didalam perairan
atau tanah, sehingga dapat memberikan penanganannya serta pengolahannya
untuk mengatasi masalah tersebut yang berupa menemukan suatu teknologi
yang dapat mengurangi pencemaran sulfat dalam perairan.

5.2 Saran

1. Dalam melakukan praktikum selanjutnya harus dilakukan lebih teliti saat


melakukan percobaan dan dalam menghitung data dan lebih memahami
prosedur praktikum;
2. Sebaiknya masyarakat taat pada aturan yang berlaku agar air dan lingkungan
tidak tercemar;
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

3. Pemerintah sebaiknya menyediakan sarana dan prasarana pengolahan air


dengan sebaik mungkin supaya masyarakat mendapatka air yang layak untuk
digunakan;
4. Sarjana Teknik Lingkungan mampu mengaplikasikan ilmu yang didaptkan
dengan melakukan penelitian, pengujian, pengembangan dan dapat
menciptakan teknologi yang berguna untuk air sulfat di lingkungan

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, FA. (2020). Verifikasi Metode Penelitian Kadar Sulfat Secara


Turbidimetri di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kebencanaan Geologi Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Ananda, MS. (2019). Uji Kadar Sulfat Pada Air Minum dalam Kemasan (AMDK)
Secara Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Amian. Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry.
Erviana, D, dkk. (2018). Analisis Kualitatif Kandungan Sulfat dalam Aliran Air
dan Air Danau. Jurnal Ilmu dan Terapan. Vol 2, No 2.
Greenberg, A. E. (1992). Standar Methods For The Examination of Water and
Wastewater. Washington DC: Victor Graphics Inc.
Hadiarti, D. (2015). Penentuan Kadar Sulfat Air Mineral Kemasan Gelas yang
Beredar di Pontianak dengan Metode SM. Ed. Tahun 2005. Pontianak:
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Hanitiyo, Nendi AP. (2015). Penurunan Kadar SO4 Pada Air Sumur DIII Teknik
Kimia Setelah Melewati Demineralized Water Dengan Metode
Spektrofotometer. Undergraduate Thesis, Semarang: Universitas
Diponegoro.
Jannah, ZN. (2021). Review: Analisis Konsentrasi Ion Sulfat Dalam Air
Menggunakan Spektrofotometri. Jurnal Pijar MIPA. Vol. 16(2). Sidoarjo:
Universitas Maarif Hasyim Latif.
Kusumaningtyas, D. I., & Dedi Sumarno. (2014). Analisis Konsentrasi Sulfat
Secara Spektrofotometri di Perairan. Vol. 11(1). Bali: Balai Penelitian
Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan-Jatiluhur.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaran
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Sinaga, P. (2016). Analisis Kadar Sulfat (SO42-) Pada Air Minum Isi Ulang
Dengan Metode Spektrofotometri, Program Studi Diploma III Analisis
Farmasi Dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Medan.

SYIFA YUNINDA DESMAN 2110941031

Anda mungkin juga menyukai