BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Spektrofotometer merupakan alat untuk mempelajari interaksi sinar elektromagnetik
dengan materi. Gelombang elektromagnetik yang digunakan berkisar 180-800 nm. Energi
elektromagnetik akan diuabah menjadi besaran listrik dan melalui amplifer akan diubah menjadi
besaran yang dapat diamati. Radiasi elektromagnetik adalah energi yang digunakan untuk
penyerapan dan emisi radiasi magnetik yang diteruskan melalui ruang dengan kecepatan tinggi.
Berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan yang paling mudah dilihat adalah cahaya atau sinar
tampak.1[1]
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak didalam tubuh setelah kalsium, yaitu 1 % dari
berat badan. Kurang lebih 58 % fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat,
fosfat juga penting untuk jaringan saraf, mendukung fungsi-fungsi system saraf, dan membantu
agar sembuh dari kelelahan mental disertai sakit kepala dan kesulitan konsentrasi. Defisiensi
akan menyebabkan mudah lupa, pusing, dan migrant. Fosfor di dalam tubuh penting untuk
reaksi-reaksi kimia karena dapat menagkap mentransfer, dan menyimpan energi. Oleh karena itu,
analisis kandungan fosfor dalam bahn pangan penting untuk dilakukan untuk dilakukan agar
dapat mengetahui jumlah fosfor dan mengetahui kebutuhan fosfor yang diperlukan dalam tubuh
dengan konsentrasi makanan.2[2] Berdasarkan penjabaran diatas maka dilakukan penentuan
kadar phospar dalam pfosfat pada sampel air muara dengan metode spektrofotometer UV-VIS.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapa kadar phospor dalam phosfat pada
sampel air bendungan dengan metode spektrofotometer UV-VIS?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar phospor dalam pfosfat pada
sampel air muara dengan metode spektrofotometer UV-VIS.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini mahasiswa dapat menentukan kadar phosphor dalam fosfat pada
sampel air muara dengan spektrofotometer UV-VIS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam studi yang
lebih terinci mengenai penyerapan energy cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan kecepatan
yang lebih besar dalam perincian dan kuantitatif.3[3] Prinsip kerjanya adalah berkas sinar dari
sumber sinar kontinu dilewatkan ke filter dan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian sinar
dilewatkan ke kuvet yang berisi sampel dan kemudian menumbuk permukaan fotosel. Bagian
sinar yang lain setelah melalui diafragma iris yang dapat digerak-gerakkan baru melalui larutan
pembanding untuk kemudian tiba pada sel pembanding. Perbedaan intensitas antara dua berkas
sinar tersebut menghasilkan pengukuran absorbansi asalkan kedua fotosel mula-mula diatur
dengan diafragma iris. Untuk mengoperasikannya, kuvet diisi dengan pelarut dan jumlah radiasi
yang jatuh pada sel pembanding diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer menunjukkan
nol. Kemudian larutan pembanding diganti dengan larutan sampel sehingga akan tampak
penyimpangan skala galvanometer. Penyimpangan galvanometer dibuat menjadi nol dengan
perangkat tegangan listrik. Penujukkan tegangan listrik ini digunakan untuk membaca skala
absorbansi.4[4]
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada
sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm 650 nm (650 nm 1100 nm) agar daerah
yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel
dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat dengan memutar
tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada
100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi
menunjukkan absorbansi larutan sampel.5[5]
Absorbansi sinar tampak (VIS) atau ultraviolet (UV) oleh suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya ekstraksi molekul tersebut dari tingkat energi dasar ground state) ke
tingkat eksitasi (excited state). Proses ini melalui dua tahap yaitu:
Tahap 1 : M + hv ---------------- M+
Tahap 2 : M+
Untuk molekul yang tereksitasi M+ sangat pendek (10-8 10-9) dan molekul kembali ke tingkat
dasar lagi menjadi M. Proses diatas disebut proses fitokimia. Absorbansi sinar UV dan VIS oleh
suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi ikatan elektron (bonding), sehingga panjang
gelombang absorban makasimum dapat dikorelasikan dengan absorban UV dan VIS untuk
penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus penyerap.6[6]
Serapan maksimum pada larutan berwarna terjadi pada daerah warna yang berlawanan. Dengan
kata lain warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang diamati. Daftar daerah
warna dikelompokkan menjadi:7[7]
Panjang Gelombang
(nm)
410
Violet
Kuning Hijau
430
Biru Violet
Kuning
480
Biru
Jingga
500
Hijau Biru
Merah
530
Hijau
Merah Ungu
560
Kuning Hijau
Violet
580
Kuning
Biru Violet
610
Jingga
Biru
680
Merah
Hijau Biru
720
Merah Ungu
Biru
) adalah jarak antara dua puncak atau lembah dari suatu gelombang.
Dimana :
10
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Selasa / 13 Mei 2013
Pukul
Tempat
C. Posedur kerja
1. Pembuatan Larutan Induk Fosfat
a.
Menghomogenkan larutan.
a.
Menimbang timah klorida (SnCl) 0,25% sebanyak 0,25 gram dalam 1 mL asam klorida
(HCl) pa.
b.
Memipet larutan uji pada tabuing reaksi yang berbeda-beda yaitu (0,2; 0,4; 0.8; 1,6
dan 3,2) mL larutan fosfat standar.
Membaca rapatan optis setiap tabung pada panjang gelombang 650 nm.
Membaca rapatan optis setiap tabung pada panjang gelombang 650 nm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel
a. Kurva Kalibrasi Larutan Standar
No
.
1
2
3
4
5
6
Preparasi
Sampel
Blangko
0,1
0,2
0,5
1
2
Amonium
Molibdat
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Timah
Klorida
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Absorbansi
0,0327
0,2329
0,4638
0,8562
1,7393
3,4786
Suhu
(oC)
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
20-30
(nm)
630
630
630
630
630
630
Preparasi
Sampel
Amonium
Molibdat
Timah
Klorida
Absorbansi
Suhu
(oC)
1
2
3
4
I
II
III
IV
Bening
Bening
Bening
Bening
Biru
Biru
Biru
Biru
-0,0772
-0,0006
-0,0802
0,0576
20-30
20-30
20-30
20-30
c.
(nm)
630
630
630
630
No.
Konsentrasi (x)
Absorbansi (y)
x2
y2
x.y
0,0327
0,00106929
0,1
0,2329
0,01
0,05424241
0,02329
0,2
0,4638
0,04
0,21511044
0,09276
0,5
0,8562
0,25
0,73307844
0,42810
1,0
1,7393
1,00
3,02516449
1,73930
2,0
3,4786
4,00
12,10065796
6,95720
N=6
3,8
6,8035
5,30
16,12932303
9,24065
http://rhizmha.blogspot.co.id/2014/11/vbehaviorurldefaultvmlo_16.html