PERCOBAAN I
Oleh :
NIM : M0319067
LABORATORIUM KIMIA
SURAKARTA
2020
PERCOBAAN I
KEKUATAN LIGAN AMONIA DAN AIR PADA KOMPLEKS
Ni(II) DAN Cu (II)
I. TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari perbedaan
kekuatan medan ligan antara ligan ammonia dan air.
C. GAMBAR ALAT
V. DATA PENGAMATAN
Table 5.1 Data Pengamatan Kekuatan Ligan Amonia dan Air Pada Kompleks
Ni(II) dan Cu(II)
Kompleks Jumlah Jumlah λ (nm) Absorbansi Warna
Puncak Puncak
Teori Praktik
314 0,3945
[Ni(H2O)6]2+ 3 3 394 0,4189 Bening
660 0,1916
311 0,2814 Hijau
[Ni(NH3)4]2+ 3 3 371 0,2223 muda
610 0,1289
[Cu(H2O)6]2+ 1 1 809 0,3478 Biru tua
VI. PEMBAHASAN
Prinsip dari percobaan ini yaitu mengukur perbedaan kekuatan ligan
amonia dan air pada senyawa Cu (II) dan Ni (II) dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis yang berdasarkan hukum Lambert – Beer, dimana
kekuatan ligan mempengaruhi panjang gelombang. Pada percobaan ini digunakan
Ni (II) dan Cu (II) sebagai ion pusat, karena kedua atom tersebut termasuk atom
golongan transisi yang memiliki orbital d yang tidak terisi penuh, sehingga
mampu membentuk senyawa kompleks dengan mengikat ligan. Amonia dan air
sebagai ligan yang digunakan dalam percobaan ini akan dibadingkan
kekuatannya atau daya ikatnya terhadap ion pusat.
Penentuan kekuatan ligan terhadap ion pusat dilakukan dengan analisa
terhadap panjang gelombang serapan dari suatu kompleks yang terbentuk antara
ion pusat dengan ligan tersebut. Prinsip penentuan kekuatan ligan ini bersesuaian
dengan prinsip teori ‘Jorgensen’ yang menyatakan bahwa besarnya energi atau
kekuatan ikatan dipengaruhi oleh panjang gelombang serapannya. Panjang
gelombang tersebut dapat diketahui dengan spektrofotometer UV-Vis.
Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah adanya interaksi antara
energi berupa cahaya dengan sampel pada senyawa kompleks yang diuji.
Sejumlah energi akan terserap oleh materi pada panjang gelombang tertentu dan
terdeteksi sebagai absorbansi. Larutan harus memenuhi syarat antara lain harus
berbentuk larutan senyawa harus memiliki gugus kromofor, gugus pembawa
warna, dan senyawa harus memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Jika dalam
pengujian sampel tersebut tidak berwarna, maka sampel harus dibuat warna
dengan menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa
berwarna . Selain itu, sampel yang dianalisis dengan spektrofotomoeter harus
memiliki konsentrasi yang kecil dan berbentuk larutan bening atau bukan larutan
suspensi agar dapat terbaca oleh alat. Oleh karena itu pada percobaan ini
dilakukan pengenceran dengan aquades..
Pelarutan kristal Ni(NO3)2.6H2O dalam akuades dapat menyebabkan
senyawa tersebut terurai dan membentuk ion Ni2+. Ion kemudian terikat dengan
ligan H2O membentuk senyawa [Ni(H2O)6]2+. Reaksi yang terjadi pada
pembentukan senyawa [Ni(H2O)6]2+ adalah.
Ni2+(aq) + 6H2O (l) → [Ni(H2O)6]2+(aq) … (1)
Hasil reaksi tersebut kemudia diencerkan yang berfungsi untuk membuat
konsentrasi menjadi 0,01 M. Penambahan setetes larutan asam nitrat sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi dan mencegah terjadi reaksi hidrolisis.
Kemudian ditambahkan NH4OH agar mengubah ligan air menjadi
amonia.Terjadinya pergantian ligan karena ligan amonia memiliki energi yang
lebih besar daripada ligan air sehingga terbentuk ligan [Ni(NH3)4]2+. Reaksi
pergantian ligan senyawa kompleks tersebut adalah sebagai berikut.
[Ni(H2O)6]2+(aq) + NH3 (aq) → [Ni(H2O)5(NH3)]2+(aq) + H2O(l) ….(2)
[Ni(H2O)5(NH3)] (aq) +NH3 (aq) →[Ni(H2O)4(NH3)2] (aq) + H2O(l) ….(3)
2+ 2+
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓
3d 4s 4p 4d
Keterangan: Warna biru menunjukkan elektron ligan H2O/NH3
Berdasarkan hibridisasi dapat terlihat bahwa ligan H2O/NH3 mampu
mendesak elektron dari Ni yang tidak berpasangan pada 2 orbital 3d untuk
terpisah ke orbital 4d, sehingga memiliki bentuk hibridisasi sp3d2 (oktahedral).
Ion kompleks yang terbentuk adalah [Ni(H2O)6]2+ dan [Ni(NH3)6]2+ dan
diuji menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dari hasil pengujian diperoleh
panjang gelombang pada serapan maksimum. Data tersebut digunakan untuk
menentukan besarnya kekuatan ligan menggunakan rumus perhitungan energi.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil absorbansi dari [Ni(H2O)6]2+ dan
[Ni(NH3)6]2+ sesuai tabel data berikut.
a. [Ni(H2O)6]2+
Menurut Jorgensen Menurut Percobaan
λ (nm) E (J) λ (nm) E (J)
1180 1,65 x 10 -19
660 2,980 x 10-19
746 2,66 x 10-19 394 5,045 x 10-19
395 5,03 x 10-19 314 6,331 x 10-19
b. [Ni(NH3)6]2+
Menurut Jorgensen Menurut Percobaan
λ (nm) E (J) λ (nm) E (J)
935 2,1259 x 10 -19
610 3,258 x 10-19
572 3,4751 x 10-19 371 5,358 x 10-19
354 5,6152 x 10-19 311 6,392 x 10-19
Berdasarkan hasil perhitungan energi kekuatan ligan diketahui bahwa
kompleks amonia memiliki energi lebih besar daripada air. Hal ini menyebabkan
terjadinya pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih pendek. Pergeseran
tersebut dapat dilihat dari nilai panjang gelombang amonia yang lebih kecil
dibandingkan dengan air.
Pada kurva spektrofotometri UV-Vis kompleks Ni2+ terdapat tiga puncak
dikarenakan term symbol Ni adalah 3F dan 3P. banyaknya puncak yang diperoleh
yaitu tiga sesuai dengan orbital Ni2+ yang mempunyai orbital 3d8 yang berbentuk
oktahedral dan memiliki tiga transisi, yaitu transisi pada 3F dari A2g T1g ; A2g
T1g(F) ; dan A2g T1g(P). Ion Ni2+ dapat berwarna karena adanya orbital d yang
tidak terisi penuh dan terdapat elektron yang tidak berpasangan sesuai dengan
konfigurasi elektron dari Ni2+ .
Hibridisasinya :
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
3d 4s 4p
Keterangan: Warna biru menunjukkan elektron ligan H2O/NH3
Berdasarkan hibridisasi, bahwa ligan H2O/NH3 mendesak elektron dari
ion Cu yang tidak berpasangan pada 1 orbital 3d untuk berpisah ke orbital 4p,
sehingga atau memiliki bentuk sp2d (tetrahedral).
Ion kompleks yang terbentuk diuji menggunakan spektrofotometer UV-
Vis. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh panjang gelombang pada serapan
maksimum yang akan digunakan untuk menentukan besarnya kekuatan ligan
menggunakan rumus perhitungan energi. Setelah hasil perhitungan diperoleh,
besar absorbansi tertinggi dari [Cu(H2O)4]2+ adalah sebesar 1,1987 pada panjang
gelombang 809 nm. Hasil perhitungan energi ligan H2O berdasarkan persamaan
energi diperoleh hasil sebesar 2,457 × 10-19 Joule. Sementara itu, kompleks
[Cu(NH3)4]2+ nilai absorbansinya sebesar 0,3478 dengan panjang gelombang 605
nm. Hasil perhitungan energi ligan diperoleh hasil sebesar 3,286 × 10-19 Joule.
Berdasarkan hasil perhitungan energi kekuatan ligan diketahui bahwa kompleks
amonia memiliki energi yang lebih besar daripada air. Hal ini menyebabkan
terjadinya pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih pendek. Pergeseran
tersebut dapat dilihat dari nilai panjang gelombang amonia yang lebih kecil
dibandingkan dengan air.
Pada kurva hasil spektrofotometri UV-Vis kompleks dengan Cu2+ terdapat
satu puncak dikarenakan term symbol Cu adalah 2D.. Oleh karena itu, puncak
yang dihasilkan adalah 1 puncak sehingga Cu2+ bersifat paramagnetik dan
berwarna biru. Atom Cu2+ mempunyai orbital d9 yang tersplit menjadi Eg dan T2g
seperti pada grafik berikut
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan tersebut didapatkan bahwa ligan amonia (NH3)
memiliki kekuatan medan ligan yang lebih besar dibandingkan dengan ligan air
(H2O). Hal tersebut berdasarkan dari nilai panjang gelombang yang berbanding
terbalik dengan besar energi. Semakin besar kekuatan suatu ligan akan
menyebabkan pergeseran panjang gelombang pada absorbansi maksimum ke arah
yang lebih pendek. Hal tersebut sesuai dengan persamaan (E) = h.c / λ.
VIII. LAMPIRAN
1. Jurnal
2. Perhitungan
3. Grafik spektra
Chen, Q., Zhou, K., Chen, Y., Wang, A., dan Liu, F. 2017. Removal of Ammonia
from Aqueous Solutions by Ligand Exchange Onto a Cu(II)-loaded
Chelating Resin: Kinetics, Equilibrium and Thermodynamics. RSC
Advances, 7(21): 12812-12823.
Morales, D. G., Valencia, A., Nunez, A. D., Estrada, M. F., Santos, O. L., dan
Beltrain, G. 2020. Development a low-Cost UV-Vis Spectrophotometer and
Its Application for the Detection of Mercuric Ions Assisted by
Chemosensors. Sensors, 20(906) : 1 – 16.
Putri, M.P. dan Setiawati, Y.H., 2017. Analisis kadar vitamin C pada buah nanas
segar (Ananas comosus (L.) Merr) dan buah nanas kaleng dengan metode
spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan
Kesehatan, 2(1): 34-38.
PERHITUNGAN
Perhitungan Energi
Ҫἥ
錨
[Ni(H2O)6]2+
= 314 nm = 314 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 9
6,331 10 19 J
314 10 m
= 394 nm = 394 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 9
5,045 10 19 J
394 10 m
= 660 nm = 394 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 2,980 10 19 J
667 10 9 m
[Ni(NH3)6]2+
= 311 nm = 311 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 6,392 10 19 J
311 10 9 m
= 371 nm = 371 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 9
5,358 10 19 J
371 10 m
= 610 nm = 610 x 10-9 m
(6,6261 10 34 J.s ) (3 108 m / s )
E 9
3,258 10 19 J
610 10 m
[Cu(H2O)4] 2+