KELOMPOK 6
ANGGOTA :
DOSEN PEMBIMBING :
Atom atau ion logam yang terdapat dalam molekul atau ion kompleks
dinamakan logam pusat. Istilah ini sengaja digunakan untuk memperlihatkan
bahwa keberadaan logam dalam ion kompleks berperan sebagai pusat yang
melakukan pengikatan atau pengoordinasian terhadap molekul atau ion
penyumbang pasangan elektron. Sebagai contoh, alam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+,
yang berperan sebagai logam pusatnya adalah ion logam Cu2+ dan dalam senyawa
molekul [Fe(CO)5] yang berperan sebagai logam pusat adalah Fe sedangkan molekul
netral yang diikatnya adalah karbonmonoksida. Bilangan koordinasi adalah jumlah
dari ligan yang mengikat langsung pada atom pusat dan itu berbeda-beda pada
setiap atom pusat tergantung dari muatan atom pusat itu tersebut, biasanya jumlah
ligan maksimal adalah dua kali dari jumlah muatan atom pusat tersebut. Sebagai
contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan
koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat. Muatan logam pusat
menyatakan muatan listrik positif atau netral yang dimiliki logam dalam ion atau
molekul kompleks sebagai hasil selisih di antara muatan ion kompleks dengan
semua muatan dari molekul atau ion yang terkoordinasi pada logam pusat
tersebut. Muatan logam pusat tidak lain adalah menyatakan bilangan oksidasi dari
atom logam tersebut. Misalnya dalam ion kompleks [Cu(NH3)]2+ , [Fe(CN)]4-,
[Fe(CO)5], dan [CoCl(NO2)(NH3)4]+ masing-masing muatan logam pusat Cu, Fe,
Fe, dan Co adalah (+2), (+2), (0), dan (+3). Muatan listrik negatif, nol, atau positif
yang dimiliki ion atau molekul kompleks sebagai hasil penjumlahan di antara
muatan logam pusat dengan semua muatan dari molekul atau ion yang
terkoordinasi pada logam pusat disebut muatan ion kompleks. Muatan kompleks
dari [Cu(NH3)]2+ , [Fe(CN)]4- , [Fe(CO)5], dan [CoCl(NO2)(NH3)4]+ masing-
masing secara terurut adalah +2, –4, 0, dan +1.
VIII. Perhitungan
Dik :
Massa NiCl2.6H2O = 1 gr
Mr NiCl2.6H2O = 237, 71 gr/mol
n NiCl2.6H2O = 1 gr = 0,0042 mol
237, 71 gr/mol
Massa H2O = p.v
= 1 gr / ml . 5 ml
= 5 gr
n H2 O = 5 gr = 0, 2778 mol
18 gr/mol
n NH3 = V. M
= 0,01 L. 5 M
= 0,05 mol
Massa KI = 2,6 gr
n KI = 2,6 gr = 0,0156 mol
166 gr/mol
Reaksi Pembentukan Senyawa Koordinasi
NiCl2(s) + 5H2O(l) → Ni2+(aq) + 2Cl-(aq) + 5H2O(l)
M 0,0042 0,2778 - - -
B 0,0042 0,0042 0,0042 0,0042 0,0042
S - 0,2236 0,0042 0,0042 0,0042
X. Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu mengenai pembuatan senyawa koordinasi
[Ni{NH3}6]I2 .Selain bertujuan untuk membuat senyawa koordinasi, dilakukan
juga pengujian adanya ion nikel dan ion iodida di dalam sampel yang akan dibuat.
Pertama-tama, nikel klorida heksahidrat yang berwarna hijau dilarutkan didalam
gelas beaker yang berisi aquadest yang dimana ketika dilarutkan menjadi larutan
berwarna hijau yang dimana lama-kelamaan akan terionisasi menjadi ion Ni2+ dan
Cl-. Kemudian larutan ditambah dengan larutan NH3 dan berubah menjadi warna
biru dan terdapat endapan yaitu Ni(OH)2. Setelah itu, larutan ditambah dengan
potassium iodida yang berwarna putih, larutan terpisah menjadi dua. Bagian atas
berwarna biru muda dan bagian bawah terdapat endapan berwarna ungu. Setelah
direaksikan, ion heksaamin nikel (II) yang bermuatan +2 ini akan berikatan
dengan ion iodida yang berasal dari potassium iodida dan menghasilkan senyawa
koordinasi [Ni{NH3}6]I2 .Kemudian larutan disaring menggunakan kertas saring
untuk memperoleh Kristal yang dimana Kristal yang terbentuk merupakan
senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2. Untuk mendapatkan Kristal yang lebih murni,
dilakukan dua kali pencucian dengan menggunakan etanol. Etanol disini berfungsi
sebagai pelarut. Etanol memiliki titik didih rendah sehingga mudah menguap dan
mengakibatkan terbentuknya Kristal. Selain itu, etanol tidak bereaksi dengan
endapan yang dilarutan dan juga berfungsi untuk mengikat sisa air dan larutan lain
yaitu KOH yang masih terkandung dalam Kristal. Setelah itu, Kristal diangin-
anginkan untuk menghilangkan sisa-sisa air yang masih terkandung dalam Kristal.
Kemudian Kristal ditimbang beratnya dan didapatkan yaitu sebesar 2,2076 gram.
Dari hasil kristalisasi ini didapatkan senyawa kompleks yang akan digunakan
untuk pengujian ion nikel dan ion iodida.
Pada uji nikel, ke dalam kristal [Ni(NH3)6]I2 yang terlebih dulu dilarutkan
dalam air ditambahkan larutan ammonia dan dimetil glioksim. Endapan yang
dihasilkan dari reaksi ini adalah endapan berwarna merah strawberry. Endapan
merah strawberry ini menunjukkan adanya ion nikel dalam larutan itu. Endapan
merah ini terbentuk dari larutan yang tepat basa dengan ammonia. Jadi, fungsi
penambahan ammonia adalah agar larutan berada dalam suasana basa. Endapan
ini adalah Ni(C4H7N2O2)3.
Untuk uji iodide, dilakukan dengan penambahan larutan asam sulfat ke dalam
endapan [Ni(NH3)6]I2 yang telah dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu.
Kemudian ditambahkan H2O2 dan larutan amilum. Fungsi penambahan asam
sulfat adalah agar endapan berada dalam suasana asam, sehingga mudah
dioksidasi menjadi iod bebas dengan sejumlah zat pengoksidasi. Larutan amilum
berfungsi sebagai indicator. Setelah ditambahkan amilum, terjadi perubahan pada
larutan, yaitu berubah warna menjadi biru kehitaman. Warna inilah yang
menunjukkan adanya ion iodide pada larutan.
XI. Kesimpulan
1. Pembuatan senyawa koordinasi [Ni{NH3}6]I2 dilakukan dengan proses
kristalisasi.
2. Etanol berfungsi untuk mengikat sisa air dan larutan lain yang masih
terkandung dalam Kristal.
3. Penambahan asam sulfat pada uji ion iodide berfungsi sebagai katalis dan
pemberi suasana asam sehingga dapat melepaskan iod (I2).
4. Endapan berwarna merah strawberry yang terbentuk pada pengujian ion
nikel menunjukkan bahwa larutan mengandung ion nikel.
5. Penambahan larutan ammonia pada uji nikel berfungsi sebagai pemberi
suasana basa untuk membentuk endapan nikel.
6. Larutan berwarna biru kehitam-hitaman setelah ditambah indicator
amilum pada uji iodida menunjukkan adanya ion iodida pada larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 2010. Kimia Anorganik. Jakarta. Erlangga.
Cotton dan Wilkinson. 1986. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Gulo, F dan Desi. 2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:
UniversitasSriwijaya.
Susilawati,I.2009. Theory and Application Of Chemistry. Solo: PT Tiga
Serangkai.
Zulkandri, 2015. Laporan Praktikum Kimia Anorganik II – Reaksi Oksidasi
Reduksi (2) Pengaruh Logam Terhadap Asam Dan Basa.(Online).
https:/www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/document/laporan
praktikum kimia anorganik ii – reaksi oksidasi reduksi (2) pengaruh.html
. (Diakses pada tanggal 12 September 2019).
LAMPIRAN
Nikel Klorida
Nikel Klorida
Heksahidrat + H2SO4 +
Heksahidrat + NH3 +
H2O2 + indicator
dimetil glioksim
amilum