Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. Tujuan Percobaan
Menentukan bilangan koordinasi kompleks dengan bahan CuCl2.2H2O
C. Landasan Teori
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas misalnya
ligan NH3, H2O adan Cl- atau memiliki pasangan elektron π misalnya C 2H2 (etilena). C6H6
(benzena). Suatu ligan dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan disamping
elektron π. Misalnya ligan C5H5 (siklopentadiena) C3H5 (alil) dan NO (nitrosil). Di dalam
ligan terdapat atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan elktron bebas atom atom
yang terikat melalui ikatan π. Melalui atom donor tersebut, suatu ligan melakukan ikatan
kovalen koordinasi dengan atom pusat yang ada (Anonim, 2010).
Ikatan Kovalen antara ion logam pusat dan ligan membedakan senyawa kompleks
koordinasi sebagai golongan tersendiri senyawa kimia yang mempunyai susunan dan
bangun tertentu. Pada beberapa senyawa kompleks koordinasi kompleks lainnya. Bila
dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa kompleks dapat terurai namun kesetimbangan
senyawa-senyawa kompleks yang memiliki bilangan koordinasi lebih dari satu
berlangsung secara bertahap dengan penambahan ligan satu persatu. Mula-mula sekali
terbentuk senyawa kompleks 1 : 1 antara ion logam dan ligan, kemudian 1 : 2 dan
seterusnya. Misalnya senyawa kompleks antara ion tembaga dan ligan NH 3 seperti
berikut :
Cu2+ + NH3 [Cu(NH3)]2+
[Cu(NH3)]2+ + NH3 [Cu(NH3)2]2+
[Cu(NH3)2]2+ + NH3 [Cu(NH3)3]2+
[Cu(NH3)3]2+ + NH3 [Cu(NH3)4]2+
Namun demikian, perlu dicatat bahwa beberapa zat yang berbeda-beda dapat hadir
secara bersama dalam sistem di atas (Rivai, 1994 : 30).
Menurut Ramlawati (2005), Ditinjau dari asam basa, ligan dalam senyawa
koordinasi merupakan basa lewis sedangkan ion logam pusat merupakan asam lewis.
Ligan yang bergabung dengan ion lain (logam) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Ligan yang hanya mampu memberikan satu pasang elektron kepada satu ion logam
pusat dalam senyawa koordinasi disebut monodentat.
2. Ligan yang mempunyai dua atom donor sehingga mampu memberikan dua pasang
elektron kepada satu ion logam pusat dalam senyawa koordinasi disebut bidentat.
3. Ligan yang meliputi ligan-ligan yang memiliki lebih dari dua atom donor disebut
polidentat.
Ikatan antara inti dan ligan bersifat kovalen, yaitu terjadi karena sepasang elektron
dipakai bersama antara kedua atom yang berikatan. Dalam ikatan kovalen biasa, kedua
pihak masing-masing memberikan satu elektron sehingga terbentuklah pasangan
elektron tersebut. Dalam membentuk kompleks, ion logam tidak memberikan elektron,
karena sebagai ion positif ia tidak mempunyai elektron bebas untuk keperluan tersebut
maka kedua elaktron disediakan oleh ligan. Ikatan kovalen yang terjadi karena kedua
elektron dari pasangan diberikan oleh satu pihak saja, disebut ikatan kovalen koordinasi
(Svehla, 1990 : 160).
Senyawa molekuler yang mengandung logam transisi blok d dan ligan disebut
senyawa koordinasi. Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom ligan pusat, jumlah
elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan bilangan koordinasi antara 2 dan 9
khususnya kompleks bilangan koordinasi 4 sampai 6 adalah paling stabil secara
elektronik dan secara geometri dan kompleks dengan bilangan koordinasi 4-6 yang paling
banyak dijumpai (Anonim, 2009).
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah mangan yang tersedia di sekitar atom
pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masingnya dapat
dihunisatu ligan (monodentat). Bilangan koordinasi untuk ion tembaga dalam [Cu(NH 3)4]2+
adalah 4 (Tim Dosen Kimia Anorganik I, 2010 : 25).
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Buret 50 mL 2 buah
2. Gelas kimia 100 mL 2 buah
3. Batang pengaduk 1 buah
4. Gelas ukur 10 mL 1 buah
5. Gelas kur 100 mL 1 buah
6. Pipet ukur 10 mL 1 buah
7. Pipet ukur 25 mL 1 buah
8. Ball pipet 1 buah
9. Kaca arloji 2 buah
10. Termometer 110 oC 1 buah
11. Erlenmeyer 100 mL 6 buah
12. Labu ukur 100 mL 2 buah
13. Statif dan klem 1 buah
14. Pipet skala 1 buah
15. Corong biasa 1 buah
16. Botol semprot 1 buah
17. Neraca analitik
18. Pipet tetes
b. Bahan
1. Etanol (C2H5OH) 96%
2. Ammmonium hidroksida (NH4OH) 17 M
3. Tembaga (II) klorida dihidrat (CuCl2.2H2O)
4. Natrium tetraborat dekahidrat Na2B4O7.10H2O
5. Asam klorida (HCl)
6. Indikator pp
7. Indikator metil jingga
8. Aluminium foil
9. Aquadest (H3O+)
10. Tissue
E. Cara Kerja
a) Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks dengan Bahan CuCl2.2H2O
1. Pembuatan larutan CuCl2 0,5 M dan larutan NH3 8,5 M
Membuat 50 mL larutan CuCl2 0,5 M dalam gelas kimia 100 mL dan
melarutkan 4,25 gram kristal CuCl2.2H2O dalam 50 mL etanol 96%
Membuat larutan NH3 8,5 M sebanyak 50 mL dengan mengencerkan 25
mL larutan NH4OH 17 M dengan 25 mL etanol 96%
2. Standarisasi laruan NH3
Membuat 100 mL larutan Na2B4O7 0,05 M secara kuantitatif dengan
melarutkan 1,91 gram kristan Na2B4O7.10H2O dengan aquadest, kemudian
diencerkan secara kuantitatif sampai tanda batas pada labu ukur 100 mL.
Mengisi buret dengan larutan cuplikan HCl dan memipet 10 mL larutan
Na2B4O7 dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer, menambahkan 2
tetes indikator metil jingga. Menitrasi larutan Na2B4O7 sampai warnanya
merubah. Mengulangi titrasi sebanyak 3 kali.
Mengambil larutan NH3 10 mL dengan ball pipet, dan memasukkan ke
dalam labu erlenmeyer. Kemudian menambahkan 2 tetes indikator pp.
Menitrasi dengan HCl sampai larutan menjadi tidak berwarna. Melakukan
sampai 3 kali.
b) Penentuan Bilangan Koordinasi Kompleks [Cu(NH3)]2+ dengan metode titrimometri
1) Mengisi buret dengan larutan NH3 yang telah distandarisasi. Memipet 10 mL
larutan CuCl2 dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL. Melakukan
penambahan larutan NH3 dari dalam buret ke dalam erlenmeyer yang berisi 10
mL lrutan CuCl2. Mencatat suhu larutan CuCl2 dan menambahkan setetes demi
setetes larutan NH3 hingga volume 0,9 mL. Mengamati suhu dan warna larutan
yang terbentuk.
2) Mengulangi sebanyak 3 kali dengan menambahkan NH 3 dengan volume yang
sama yaitu 0,9 mL
F. Hasil Pengamatan
1) Penentuan bilangan koordinasi kompleks dengan bahan CuCl2.2H2O
a. Pembuatan larutan CuCl2 0,5 M dan larutan NH3 8,5 M
4,25 g CuCl2.2H2O (biru) + 50 mL etanol 96% (bening) larutan biru (50
mL)
25 mL NH4OH 17 M + 25 mL etanol 96% larutan bening (50 mL)
b. Standarisasi larutan NH3
1,91 gram Na2B4O7.10H2O (putih) + aquadest 100 mL larutan bening
Na2B4O7 100 mL
dititrasi
10 mL Na2B4O7 + 2 tetes metil jingga (jingga) larutan benting
dengan HCl
larutan orange
Titrasi I : 0,7 mL
Titrasi II : 0,7 mL
Titrasi III : 0,7 mL
ditirrasi
10 mL NH3 5,1 M (bening) + 2 tetes pp larutan merah muda
dengan HCl
larutan bening
Titrasi I : 38,7 mL
Titrasi II : 38,9 mL
Titrasi III : 38,8 mL
2) Penentuan bilangan koordinasi kompleks [Cu(NH3)]2+ dengan metode titrimometri
10 mL CuCl2 (biu 30 oC) dititrasi dengan NH3
larutan hijau susu (32 oC) dititrasi
dengan NH3
larutan biru muda (33 oC) dititrasi dengan NH3
larutan biru prusi (34 oC) dititrasi
dengan NH3
larutan biru prusi (33,5 oC) dititrasi dengan NH3
larutan biru prusi (32,5 oC)
dititrasi dengan NH3
larutan biru prusi (32 oC)
G. Analisis Data
1) Penentuan Konsentrasi CuCl2
Dik : m CuCl2.2H2O = 4,25 gram
Mm CuCl2.2H2O = 170,5 g/mol
V CuCl2.2H2O = 50 mL = 0,05 L
Dit : M CuCl2 ......?
Peny :
m 4 , 25 gram
= =0,0249 mol
n CuCl2.2H2O = Mm gram
170 , 5
mol
n 0,0249 mol
M CuCl2 = = =0,498 M
V 0 , 05 L
2) Penenentuan konsentrasi Na2B4O7.10H2O
Dik : V Na2B4O7.10H2O = 100 mL = 0,1 L
m Na2B4O7.10H2O = 1,91 gram
Mm Na2B4O7.10H2O = 380 gram/mol
Dit : N Na2B4O7.10H2O......?
Peny :
m 1 , 91 gram
= =0,005 mol
n Na2B4O7.10H2O = Mm gram
380
mol
n 0,005 mol
M Na2B4O7.10H2O = = =0 , 05 M
V 0,1L
N Na2B4O7.10H2O = M x 2
= 0,05 M x 2
= 0,1 N
3) Penentuan Konsentrasi HCl
Dik : V1 HCl = 0,7 mL
V2 HCl = 0,7 mL
V3 HCl = 0,7 mL
V Na2B4O7.10H2O = 10 mL
N Na2B4O7.10H2O = 0,1 N
Dit : N HCl......?
Peny :
Vrata-rata HCl =
V 1+V 2+V 3 0 ,7 mL+0 , 7 mL+ 0 ,7 mL
= =0 , 7 mL
3 3
V Na 2 B 4 O7.10 H 2O x N Na 2 B 4 O 7.10 H 2 O
N HCl =
V HCl
10 mL x 0 , 1 N
¿ =1, 43 N
0 , 7 mL
4) Penentuan konsentrasi NH3
Dik : V1 HCl = 38,7 mL
V2 HCl = 38,9 mL
V3 HCl = 38,8 mL
V NH3 = 10 mL
N HCl = 1,43 N
Dit : N NH3......?
Peny :
Vrata-rata HCl =
V 1+V 2+V 3 38 ,7 mL +38 , 9 mL+38 , 8 mL
= =38 , 8 mL
3 3
V HCl x N HCl
N NH3 =
V NH 3
38 ,8 mL x 1 , 43 N
¿ =5 ,55 N
10 mL
5) Penentuan n (mol) CuCl2
Dik : V CuCl2 = 10 mL
M CuCl2 = 0,498 M
Dit : n CuCl2......?
Peny :
n CuCl2 = M x V
= 0,498 mmol/mL x 10 mL
= 4,98 mmol
6) Penentuan Volume NH3
Dik : V CuCl2 = 10 mL
n CuCl2 = 4,98 mmol
N NH3 M NH3 = 5,55 M
Dit : V NH3......?
Peny :
Jika n CuCl2 n NH3 , maka
4,98 mmol n NH3
n NH 3
M NH3 =
v NH 3
n NH 3 4 , 98 mmol
= =0,897 mL 0 ,9 mL
V NH3 = M NH 3 mmol
5 , 55
ml
Dari data perhitungan yang diperoleh dapat dibuat dan tabel dan grafik hubungan
antara volume dan suhu :
Cu2+
H3N NH3