Anda di halaman 1dari 10

PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh : Sofyan Harseno / K7110564 VB

PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum, Lind (1991 : 3) mengemukakan bahwa pengkajian mendalam mengenai penggunaan komputer di negara berkembang menunjukkan bahwa prestasi dan manfaatnya belum begitu jelas. Jamin (1984) dalam Lind (1991) melaporkan hasil survei Massachusstets Institute of Technology yang menemukan bahwa hanya 26 negara berkembang yang sebanding dengan tingkat komputerisasi di Jerman pada tahun 1965, dan Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Maka tidak mengherankan jika Informasi Societi Index (ISI) tahun 2000 menempatkan Indonesia pada urutan ke 52 dari 55 negara yang disurvei dalam hal kemampuan mengambil manfaat dari era informasi (lihat Welch (2000). Selain itu, Indonesia dimasukkan dalam kategori Srtoller. Dalam Survey ini 55 negara dibagi ke dalam 4 kelompok dalam hal kemampuan mengambil manfaat dari revolusi informasi, yakni Skater (peselancar), Strider (pelari cepat), Sprinters (pelari jarak pendek) dan Strollers (pejalan santai). Sejumlah 23 indikator digunakan yang dikelompokkan ke dalam empat variable: infrastruktur sosial. Hasil survei tahun 2004 (IDC,2007) menunjukkan bahwa posisi Indonesia melorot dari urutan 52 pada index ISI tahun 2000 di atas ke urutan 53, yang sekaligus menempatkannya dibawah Vietnam (urutan 52), India (51), Philipies (49), China (44), Thailand (42), dan Malaysia (36).

Peringkat tersebut tidak terlepas dari proses pendidikan dan pendayagunaan teknologi pendidikan, sebagai bahan pembanding maka dalam pembahasan artikel ini akan memaparkan tentang pendayagunaan teknologi pendidikan di Indonesia, mudah-mudahan tulisan saya ini dapat memberikan manfaat. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah definisi konseptual teknologi pendidikan? 2. Bagaimana pendayagunaan teknologi pendidikan di Indonesia? Tujuan 1. Mengetahui definisi konseptual teknologi pendidikan 2. Mengetahui pendayagunaan teknologi pendidikan di Indonesia PEMBAHASAN Teknologi Pendidikan Definisi konseptual teknologi pendidikan adalah sebagai berikut : Teknologi pendidikan merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. (Association for Educational Communication and Tecnology / AECT, 1986) Teknologi instruksional [sebagai bagian teknologi pendidikan] merupakan cara yang sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan khusus yang didasarkan pada penelitian terhadap belajar dan komunikasi pada manusia, serta dengan mengunakan kombinasi sumber belajar insani dan non-insani, agar menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif. (Commission on Instructional

Technology, 1970) Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri-ciri khas 1) memberikan perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing sasaran didik, 2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar, dan 3) menerapkan pendekatan sistem. (Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan, Yogyakarta, 1980) Konsep pendidikan sendiri mempunyai arti yang luas. Ia merupakan keseluruhan proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan berbagai bentuk perilaku lain yang mempunyai nilai positif terhadap lingkungan tempat hidupnya. Apabila proses itu sengaja dikelola agar dapat terbentuk perilaku tertentu dalam kondisi tertentu maka proses itu disebut pembelajaran/ instruksional. (AECT, 177:56) Salisbury (1996) mengemukakan bahwa kata teknologi, sebagaimana digunakan oleh para ilmuwan dan para filosofis ilmu pengetahuan menunjuk kepada cara dimana kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Teknologi pembelajaran memilki lima kawasan yang menjadi bidang garapannya, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi sumber dan proses belajar. Oleh karenanya aplikasi teknologi pembelajaran juga tidak terlepas dari lima kawasan tersebut. Abdul Gafur dalam Dewi Salma (2004), menyatakan bahwa aplikasi teknologi pembelajaran adalah usaha untuk menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur teknologi pembelajaran dalam suatu situasi atau konteks Pendayagunaan Teknologi Pendidikan di Indonesia Di Indonesia sendiri penerapan teknologi pembelajaran tidak jauh berbeda dengan perkembangan seperti halnya di Amerika Serikat hanya terpaut waktu yang cukup lama. Di Indonesia penerapan teknologi pembelajaran dikenal

sekitar awal tahun 1950, dengan didirikannya Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKTPG) dan Balai Alat Peraga Pendidikan (BAPP) di Bandung. BKTPG yang sekarang menjadi Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (P3G Tertulis) bertanggung jawab untuk menyelenggarakan penataran kualifikasi guru dengan bahan pelajaran tertulis dengan berpegangan pada konsep belajar mndiri. BAPP pada awal tahun 1970 diintegrasikan dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru Bidang studi. Beberapa bentuk penerapan teknologi pembelajaran secara menyeluruh, yaitu yang meliputi semua komponen dan karena itu merupakan sistem dapat dicontohkan sebagai berikut (Miarso,2004). 1. Proyek percontohan sistem PAMONG (Pendidikan anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru) di kabupaten Karanganyar, Surakarta pada tahun 1974, dan disebarkan di kabupaten Malang dan Gianyar pada tahun 1978. 2. Pemasyarakatan P4 melalui permainan yang diuji cobakan di kabupaten Batu, Malang. 3. Proyek pendidikan melalui satelit (Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah Indonesia bagian Timur (BKSPT INTIM). 4. Program pendidikan karakter melalui serial televise ACI 5. Program KEJAR Paket A dan B. 6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). 7. SLTP Terbuka. 8. Universitas Terbuka. 9. Sistem belajar jarak jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan. 10. Jaringan sistem belajar jarak jauh (Indonesia Distance Learning Network = IDLN) dan SEAMOLEC (SEAMEO Open Learning Center) yang berkedudukan di Pustekkom Diknas.

Program penerapan teknologi pembelajaran secara nasional yang semula dipublikasikan oleh Pustekkom Diknas, sekarang ini telah menyebar, dan bahkan dapat dikatakan telah mulai melembaga. Hal ini terjadi karena telah banyaknya tenaga yang terdidik dalam bidang teknologi pembelajaran dan banyaknya penerapan teknologi pembelajaran yang telah terintegrasi dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui proyek-proyek TKPD (Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan Dasar), TKPLS (Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan Luar Sekolah), TKPT (Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan Tinggi) (Miarso, 2004). Dalam Miarso (2004) Meskipun program pengembangan dan penerapan teknologi pendidikan itu mempunyai tujuan dan skala yang berbeda-beda, namun mempunyai visi umum yang sama, yaitu: terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkannya aneka sumber, proses, dan sistem belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, menuju terbentuknya masyarakat belajar dan berpengetahuan. Untuk tercapainya misi tersebut teknologi pendidikan mempunyai misi: 1. Melakukan pendekatan integrative dengan semua kegiatan pembangunan di bidang pendidikan, pelatihan dan pendidikan; 2. Menyediakan tenaga professional yang kompeten untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan teknologi pendidikan; 3. Mengusahakan adanya nilai tambah dengan digunakannya teknologi pendidikan; 4. Menghindari gejolak negatif seperti melebarnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, antara perkotaan dan pedesaan dan sebagainya; 5. Mengembangkan pola dan sistem pembelajaran yang memungkinkan keterlibtan jumlah sasaran maksimal, perluasan pelayanan, dan pemberdayaan warga dan organisasi belajar; 6. Menghasilkan sistem belajar dan pembelajaran yang inovatif.

Rumusan ini merupakan penyempurnaan dari misi yang dirumuskan pada tahun 1975, dan kemudian dikukuhkan sebagai hasil Keputusan Rapat Teras Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan Rencana Strategis Depdiknas tahun 2005-2009 yang menetapkan bahwa bangsa Indonesia harus memiliki SDM berkualitas sehingga setiap warga Negara mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap bangsa lain di era global. Oleh karena itu pendidikan dituntut untuk menyiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam dunia global. Selain itu pendidikan kita juga masih dihadapkan pada beberapa permasalahan pokok antara lain perluasan akses pendidikan, rendahnya kualitas dan daya saing pendidikan. Menurut Bambang warsita (2008) salah satu alternatif pemecahan masalah pendidikan di Indonesia, dapat melalui penerapan teknologi pembelajaran, yaitu dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar (learning resources) yang dirancang, dimanfaatkan dan dikelola untuk tujuan pembelajaran. Dengan demikian aplikasi praktis teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk konkret dengan adanya sumber belajar dan juga dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang memfasilitasi dan memudahkan peserta didik untuk belajar. Dalam konteks teknologi pembelajaran sumber belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang merupakan sumber-sumber belajar yang dirancang terlebih dahulu dalam proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan dikombinasikan menjadi sistem pembelajaran yang lengkap untuk mewujudkan terlaksananya proses belajar yang bertujuan dan terkontrol (Miarso, 2004). Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, mengorganisasikan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi orang untuk belajar. Berbagai sumber belajar hanya akan berdaya guna jika sudah dikelola dan difungsikan secara maksimal dan terorganisasi dalam bentuk Learning Resources Center

(LRC) atau Pusat Sumber Belajar (PSB) di tiap sekolah, perguruan tinggi maupun lembaga pendidikan lainnya.

Contoh penerapan Teknologi Pendidikan Adapun beberapa contoh aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan dan keserasian pendidikan di Indonesia, diantaranya melalui pembelajaran berbasis internet yang dinamakan, perancangan dan pembuatan modul, digital library dan e-learning, Universitas Terbuka, dan pendidikan jarak jauh. Perancangan dan pembuatan modul pembelajaran. Dengan adanya pembuatan modul modul Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik di luar maupun di dalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar Bermodul (SBB) maka akan : (1) memperpendek waktu yang diperlukan oleh siswa untuk menguasai tugas pelajaran tersebut; (2) menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh siswa dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang teratu Digital Library dan E-learning Pembelajaran jarak jauh. E-learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Dengan cara ini, pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat ia mengakses ilmu yang dipelajari. Jika, pembelajaran ditunjang oleh perusahaan, maka si pembelajar bisa mengakses modul yang dipelajarinya dengan mengkoordinasikan waktu ia belajar dan waktu ia bekerja. Tugas-tugas yang sehubungan dengan e-learning yang ditekuni pun bisa disesuaikan waktu pengerjaannya dengan kesibukan pembelajar. Dengan cara ini, jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh

lebih besar dari pada cara belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada besarnya ruang kelas). Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian pelajaran dengan kualitas yang relatif lebih standar dari pada pembelajaran di kelas yang tergantung pada mood dan kondisi fisik dari instruktur. Universitas Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh. Melalui Universitas terbuka guru dapat memperoleh dan mengembangkan kualitas pendidikannya tanpa harus meninggalkan tugasnya. Sistem pembelajaran UT dikelola oleh Unit Penyelenggara Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) yang dibentuk kelompok-kelompok belajar (POKJAR). Kegiatan belajar dilaksanakan dalam kelompok belajar untuk mempelajari modul-modul yang telah disiapkan sesuai mata kuliah yang ditempuh. Guru-guru yang bertempat tinggal di daerah dapat mengikuti tanpa harus belajar ke kota Provinsi, dengan pokjarnya mahasiswa dibawah bimbingan tutor berdiskusi membahas materi dalam modul. Setelah akhir semester mahasiswa mengikuti ujian semester yang dilaksanakan oleh Universitas Tebuka yang ditangani oleh UPBJJ terdekat.

PENUTUP

Kesimpulan Penerapan teknologi pendidikan di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1950 adalah usaha untuk menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur teknologi pembelajaran dalam suatu situasi atau konteks. Bentuk penerapannya yang ada seperti proyek percontohan sistem PAMONG, program kejar paket A dan B, SLTA Terbuka, Universitas Terbuka dll. Sedangkan aplikasi teknologi pendidikan dalam meningkatkan produktivitas pendidikan dan keserasian pendidikan di Indonesia adalah contohnya seperti digital library dan Elearning yang sangat cocok digunakan untuk pembelajaran di Indonesia yang luas dan berpulau-pulai, tempat sekolah jauh, orang yang sibuk bekerja. Model pembelajaran ini digunakan karena sifatnya yang fleksibel, dapat di buka kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja. Saran Penerapan teknologi pembelajaran secara praktis mampu membantu/mempercepat pengambilan keputusan untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk itulah maka, penyampaian pembelajaran harus benar-benar selektif dengan mempertimbangkan jenis teknologi mana yang tepat dipilih sebagai medianya untuk memecahkan masalah belajar. Sejarah, kini dengan berkembangnya komputer dan sistim informasi modern, kembali menawarkan pencerahan baru. Indonesia sebagai negara yang berkembang harus terus melakukan upaya-upaya perbaikan serta inovasi terutama dalam bidang pendidikan agar mampu bersaing dengan negara lain di era globalisasi sekarang ini

DAFTAR PUSTAKA

Dedeh Nurmiati. Diunggah pada 11 Mei 2011. Kegiatan Dan Pengalaman Dalam Penerapan Dan Pengembangan Teknologi Pendidikan Secara Empirik. Diunduh dari http://dedehnurmiati.blogspot.com/kegiatan-dan-pengalamandalam-penerapan.html pada 24 September 2012 Ismanita. Aplikasi Teknologi Pendidikan Terhadap Keserasian Pendidikan. Diunduh dari http://ismanita.wordpress.com/2009/12/07/aplikasi-teknologipendidikan-terhadap-keserasian-pendidikan/ diunduh pada 24 September 2012 Sri Anitah. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yama Pustaka

Anda mungkin juga menyukai