Anda di halaman 1dari 8

OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH KECAMATAN

JATI, KABUPATEN KUDUS, JAWA TENGAH


Bimastyaji Surya Ramadan1,*), Rahayu Puji Safitri1, Mohammad Rafif Dwi
Cahyo1, Yudha Gusti Wibowo2
1
) Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,
SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
2
) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Jambi, Jl. Raya Jambi-
Muara Bulian km. 15, Mandalo Indah, Muaro Jambi, Jambi, Indonesia 36122

e-mail: bimastyaji@live.undip.ac.id

Abstrak

Pengangkutan sampah merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan sampah yang


berpengaruh pada biaya keseluruhan pengelolaan dimana anggaran pengangkutan sampah
dapat mencapai 60% dari total seluruh biaya pengelolaan sampah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengoptimasi sistem manajemen pengangkutan sampah di Kecamatan Jati,
Kabupaten Kudus yang dikelola oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan
Hidup, Kabupaten Kudus. Optimasi dilakukan dengan membandingkan sistem manajemen
pengangkutan sampah eksisting dengan merencanakan sistem baru yang dibuat dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Sistem informasi geografis digunakan
untuk mendapatkan waktu trip dan jarak terdekat dari tempat pemrosesan akhir. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 2 truk yang dapat dioptimasi jaraknya sehingga proses
pengangkutan sampah lebih maksimal. Di samping itu, optimisasi rute yang dilakukan dapat
mengurangi biaya pengangkutan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menurunkan dampak sosial akibat tidak terlayaninya beberapa wilayah oleh pengangkutan
sampah serta mengurangi biaya dari kegiatan pengelolaan sampah.

Kata kunci: optimasi pengangkutan sampah; pola pengangkutan, rute pengangkutan

Abstract

Waste transportation is part of waste management activities that affect the overall budget of
waste management where the waste transportation budget can reach 60% of the total budget of
waste management. The purpose of this study was to optimize the waste transportation
management system in Jati Subdistrict, Kudus Regency, which is managed by the Housing,
Settlement and Environment Agency, Kudus Regional Government. Optimization was done by
comparing the existing waste transportation management system with the new management
system made by referring to the Minister of Public Works Regulation No. 3 of 2013 concerning
the Implementation of Solid Waste Infrastructure and Facilities in Household Waste Handling
and Household Waste. Geographical information system was used to get the efficient trip time
and the closest distance from the landfill site. The results showed that there were 2 trucks that
could be optimized so the process of transporting waste could be more efficient. In addition,
route optimization can reduce overall transportation costs. The results of this study were
expected to reduce the social impact of unserved area and reduce the overall costs of waste
management activities.

Keywords: waste transportation optimization; transporting pattern, transporting route

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 2017 8
ISSN 2550-0023

Pendahuluan Daerah Kabupaten Kudus. Menurut


Damanhuri dan Padmi (2003) biaya
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia pengangkutan sampah dapat mencapai 60%
Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan dari total biaya pengelolaan sampah, atau
Sampah, Penanganan sampah meliputi berkisar antara 50-70% dari total biaya
kegiatan pemilihan, pengumpulan, pengelolaan sampah (Tchobanogluous,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan 1993).
akhir sampah. Penanganan sampah yang
baik ini dapat memastikan kesehatan Melihat besarnya total biaya pengelolaan
masyarakat dan kualitas lingkungan terjaga sampah dari sektor transportasi, maka perlu
(Zalukhu dan Mirwan, 2018). Sistem dilakukan optimisasi rute transportasi agar
pengangkutan sampah yang optimal biaya pengelolaan sampah dapat ditekan
merupakan salah satu indikator penanganan seminimal mungkin. Selain itu, sektor
sampah yang baik. Pengangkutan sampah transportasi sampah juga mempengaruhi
merupakan kegiatan pemindahan sampah jumlah sampah yang dapat terlayani. Sampai
dari TPS / TPST / TPS3R atau tempat sejauh ini, belum ada penelitian yang
penampungan sampah menuju ke tempat mengevaluasi kegiatan transportasi sampah
pemrosesan akhir (TPA). (Pemerintah RI 18, di Kecamatan Jati. Penelitian ini bertujuan
2008). untukmengetahui kegiatan operasional
pengangkutan sampah Kecamatan Jati
Pengangkutan sampah sangat dipengaruhi ditinjau dari kelima aspek pengelolaan
oleh laju pertumbuhan, baik dari sektor sampah.Lebih lanjut lagi, penelitian ini
industri, ekonomi, pertanian maupun berfokus pada evaluasi dan optimasi sistem
perdagangan (Ismail dkk., 2012). manajemen pengangkutan sampah eksisting.
Pertumbuhan tersebut memacu kebutuhan Evaluasi dilakukan dengan membandingkan
armada yang berakibat pada peningkatan sistem manajemen pengangkutan sebelum
kebutuhan armada pengangkutan sampah. dan setelah optimasi yang direncanakan.
Ketersediaan armada ini juga berdampak Harapannya, penelitian ini dapat menjadi
pada persentase pelayanan pengelolaan sumber referensi bagi peneliti lainnya dalam
sampah di suatu kota (Zalukhu dan Mirwan, melakukan optimasi pengelolaan sampah
2018). Dalam kegiatan perencanaan khususnya pada sektor transportasi sampah.
pengangkutan sampah, pemilihan rute
kendaraan dan jadwal pengangkutan sangat Metodologi Penelitian
penting dalam menentukan jarak total
perjalanan armada (Huang dan Lin, 2015). Metode pelaksanaan evaluasi sistem
Sebuah rute / pola pengangkutan dapat manajemen pengangkutan sampah
dikategorikan optimal apabila mampu Kecamatan Jati adalah sebagai berikut:
didesain sependek mungkin dan memiliki
hambatan paling kecil dari titik TPS ke TPA Pengambilan Data dan Lokasi Sampling
(Ridha dkk., 2016). Optimasi dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem informasi Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jati,
geografis (Arnatha, 2012) maupun Kabupaten Kudus dengan berfokus pada
menggunakan model simulasi lainnya seperti kegiatan pengangkutan dari Dinas
sistem dinamik (Anagnostopoulos dkk., 2015), Perumahan, Kawasan Permukiman dan
vehicle routing problem (Bing dkk., 2014) dan Lingkungan Hidup, Kabupaten Kudus. Data
time windows (Buhrkaldkk., 2012). diperoleh dari pengukuran, wawancara dan
obesrvasi langsung di lapangan. Pengukuran
Kecamatan Jati teretak di Kabupaten Kudus, dilakukan dengan mengambil sampel
Jawa Tengah. Wilayah Kecamatan Jati timbulan dan komposisi sampah di
didominasi oleh pemukiman, industri dan Kecamatan Jati menurut SNI 19-2454-2002.
persawahan. Keadaan topografinya Pengambilan sampel routing kendaraan
cenderung datar. Jumlah penduduknya pengangkut sampah berupa dump truck dan
sebesar 109.238 jiwa pada tahun 2017 arm roll truckdilakukan menggunakan aplikasi
dengan kepadatan penduduk4.154 jiwa/km 2 My Track. Jalur dari rute setiap kendaraan
(BPS Kudus, 2018). Kondisi lingkungan di didigitasi menggunakan salah satu software
kecamatan ini relatif cukup baik, dimana sistem informasi geografis (SIG), Google
sampahnya telah dikelola sehingga Earth, untuk mengetahui jarak tempuhnya.
menyebabkan lingkungannya bersih. SIG dapat digunakan sebagai alat evaluasi
Pengangkutan sampah di Kecamatan Jati dan optimisasi rute pengangkutan sampah
sebagian besar dilakukan oleh Pemerintah

9 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 2019
disebuah kota (Lella dkk., 2017; Kinobe dkk., Penyelenggaraan sistem pengangkutan
2015). sampah Kecamatan Jati ditinjau dari lima
asepek pengelolaan sampah, yaitu aspek
Analisis dan Pengolahan Data teknis, institusi, pembiayaan, peraturan, dan
peran serta masyarakat dan swasta.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
acuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Aspek Teknis
Umum (Permen PU) Nomor 3 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Tingkat pelayanan pengangkutan sampah
Sarana Persampahan dalam Penanganan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis telah menjangkau sebagian besar wilayah
Sampah Rumah Tangga. Selanjutnya, Kecamatan Jati. Desa Pasuruha Kidul,
evaluasi dan optimasi rute dan pola Pasuruhan Lor, Jati Wetan, Jati Kulon, Getas
pengangkutan dilakukan dengan Pejaten, Ploso, Getas Pejaten, Tumpang
membandingkansistemmanajemen Krasak yang terlayani 100%. Desa Tanjung
pengangkutan sampah yang ada dengan Karang terlayani 6,25%; Desa Loram Kulon
perencanaan sistem manajemen terlayani 9,35%; dan Desa Loram Wetan
pengangkutan sampah yang optimal. terlayani 5,66%. Sebagian kecil Kecamatan
Jati yaitu Desa Jepang Pakis, Ngembal Kulon,
Hasil dan Pembahasan dan Megawon dikelola oleh masyarakat
setempat. Gambar 1 menunjukkan peta
Penyelenggaraan Sistem Pengangkutan persentase pelayanan pengangkutan sampah
Sampah Kecamatan Jati di Kecamatan Jati.

Gambar 1 Peta Pelayanan Kegiatan Pengangkutan Kecamatan Jati

Berdasarkan sampling yang telah dilakukan, plastik17,49%; sampah logam 0,4%; sampah
timbulan sampah per kapita untuk sampah kaca0,74%; dan sampah lainnya 4,22%.
domestik sebanyak 0,57 kg/orang/hari dengan
volume 0,0048 m 3/orang/hari. Komposisi Sarana pengangkutan berupa 10 dump truck
sampah terbanyak berupa sampah organik dan 5 arm roll truck dengan sistem
yaitu 55,20%. Komposisi sampah lainnya pengangkutan secara langsung dan tak
meliputi sampah kertas 7,98%; sampah kayu langsung. Waktu kerja yang kurang dapat
0,22%; sampah kain 5,19%; sampah digunakan secara optimal dalam pelayanan

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. XXNo.X Maret 2017 10
ISSN 2550-0023

pengangkutan sampah. Sarana pengangkut Peraturan


sampah berupa arm roll memiliki kondisi baik,
namun beberapa sarana berupa dump truck, Pengelolaan sampah termasuk
2 diantaranya memiliki kondisi tidak layak dan pengangkutannya oleh Dinas PKPLH
1 rusak berat. berpedoman pada Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 4 tahun 2017
Pengangkutan sampah di Kecamatan Jati tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu
dilakukan secara langung dan tak langsung. retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
Secara langsung, pengambilan sampah dilaksanakan menurut Peraturan Daerah
dilakukan pada sumber penghasil sampah. Kabupaten Kudus Nomor 12 tahun 2010
Secara tak langsung, dilakukan pemindahan tentang Retribusi Pelayanan
sampah dari sumber sampah ke transfer Persampahan/Kebersihan.
depo, baik tipe I, II, maupun III. Sampah yang
terangkut berupa sampah tercampur. Peran Serta Masyarakat dan Swasta
Terdapat pola pengangkutan gabungan
anatara pengangkutan langsung dan tak
langsung. Pengangkutan tak langsung Pengangkutan sampah di Kecamatan Jati
menggunakan Hauled Container System tidak hanya dilakukan oleh Dinas PKPLH.
(HCS) dan Stationary Container System Masyarakat dan swasta turut berpartisipasi
(SCS) manual. Sarana pengangkutan berupa dalam pengangkutan sampah menuju TPA.
dump truck dan arm roll truck. Waktu Masyarakat dalam pelaksanaannya dilakukan
operasional pengangkutan untuk pelayanan dengan berkoordinasi dengan pemerintah
transfer depo dengan dump truck adalah 45 desa setempat atau dengan kelompok
jam per minggu. Sedangkan pelayanan dump individu yang melakukan pengangkutan
truckmenggunakan sistem pengangkutan secara mandiri keTPA. Dalam hal ini, sarana
langusung, pelayanan pasar dan arm roll pengangkut sampah yang digunakan berupa
truck memiliki waktu operasional 53 jam per becak motor. Sedangkan pihak swasta seperti
minggu. Secara umum, pola, rute dan sarana beberapa industri, melakukan pengangkutan
telah ditentukan oleh Dinas PKPLH, namun langsung menuju TPA dengan menggunakan
secara teknis dilapangan diatur sendiri oleh sarana pengangkutan berupa dump truck.
pengemudi kendaraan pengangkut sampah.
Optimasi Pengangkutan Sampah Kecamatan
Aspek Institutisi Jati, Kabupaten Kudus

Bidang pengelolaan persampahan dan ruang Pengangkutan sampah didasarkan pada


terbuka hijau seksi pengelolaan persampahan Permen PU Nomor 3 tahun 2013 yang dibagi
dan limbah B3 melakukan pengelolaan menjadi pengangkutan langsung dan tak
sampah termasuk manajemen sistem langsung.
pengangkutan. Secara lebih khusus, terdapat
koordinator pada pengangkutan sampah yang Pengangkutan Langsung
bertugas merencanakan rute pengangkutan,
dan sarana pengangkutan serta mengawasi Perhitungan dan perencanaan pengangkutan
jalannya pelayanan pengangkutan sampah. langsung berdasarkan pada akumulasi
timbulan sampah terangkut per minggunya
Pembiayaan dari setiap titik layanan menurut data Daya
Tampung TPS di Wilayah Kabupaten Kudus
Dalam kegiatan operasinya, sistem tahun 2017. Hasil akumulasi timbulanyang
pengangkutan memerlukan anggaran yang harus terangkut per minggunya sebesar
meliputi bahan bakar, anggaran perawatan 443,53 m3. Kapasitas setiap dump truck
dan pemeliharaan, serta upah tenaga kerja. sebesar 8 m3 dengan faktor pemadatan 1,2
Retribusi dikenakanterhadappelayanan menurut SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan
persampahan / kebersihan yang besarnya Sampah di Permukiman. Dengan demikian,
bervariasi untuk setiap pengelompokan. diperlukan kontainer atau bak sebanyak 56
Secara lebih rinci, tarif retribusi tercantum unit. Diasumsikan setiap kendaraan dapat
pada Peraturan Derah Kabupaten Kudus melakukan2 rit per hari, sehingga sarana
Nomor 12 tahun 2010 tentang Retribusi pengangkut sampah yang dibutuhkan
Pelayanan Persampahan/Kebersihan. sebanyak 4 unit dump truck.

11 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 2019
Tabel 1 Rute dan Timbulan Sampah Terangkut Pengangkutan Langsung Sebelum dan
Sesudah Optimasi
Timbulan Sampah
Lokasi Pengambilan Terangkut/Minggu
Lokasi Pengambilan Sampah Sesudah
Nopol Sampah Sebelum
Optimasi (m3)
Optimasi Sebelum Sesudah
Optimasi Optimasi
K 9548 POM Bensin Matahari, POM Bensin Tanjung, Djarum Tanjung 118,92 111,21
AB Terminal Getas, R.M Karang, Djarum Gudang Gulang, SPBU
Pak Denuh, Hotel Payaman, PT. Mercu Pantura Industri, SMP
Griptha, Hotel King, 1 Mejobo, SKT Megawon 123, SMA 2
GOR Djarum Jati, POM Kudus, Pasar Besito, Perum Conge, Perum
Bensin Tanjung, Djarum Sumber, HET Kesambu/UD Tiga Putra,
Tanjung Karang, PT. Djarum Bulungcangkring, PT. Victory Supra
Jaya Transport, R.S Sigaret, PT. Jamrud Katulistiwa, PT.
Mardi Rahayu, Pasar Tansentra Tobacco, Djarum Terban, PT.
Barongan Sinar Indah Kertas, PT. Chandra Asri Mulia
K 9547 Ps. Ploso, SMA 2 PT. Jaya Transport Indonesia, GOR Djarum 206,50 110,12
AB Kudus, R.S Yakis, TPS Jati, R.M Bale Raos, R.M Pak Denuh, PLN
Kudus Permai, Terminal Area Kudus, Desa Pasuruhan, Pasar Ploso,
Jetak, Belakang R.S Swalayan ADA, Djarum Jetak, Polsek
Yakis, Muria Asri, Kaliwungu, Djarum brak Garung, Belakang
Djarum SKT Sudimoro, R.S Yakis, Pos Pemadam Kebakaran
SMA 1 Gebog, Pasar Bakalan
Besito, Pabrik Nojorono Krapyak,SMA1Gebog,PerumMuriaPermai,
PT. Leni Jambean, SMA 2 Bae, Djarum
Kaliputu, Ramayana, Sultan Chicken, SMA
1 Bae,TPA

K 1629 Hypermart, Rusunawa, R.M Ulam Sari, Mulyatex, Terminal Getas, 42,12 111
YB Djarum Mijen, Dajrum POM Bensin Matahari, Matahari, Terminal
Kedungdowo, Stevani Jetak, Djarum Sidorekso, Stevani Ultra
Ultra Kaliwungu, Djarum Kaliwungu, Djarum Karangampel, Transfer
Sidorekso, SKT Depo Kudus Permai, Taman Boejana,
Megawon 123, PT. Rumah Roti Kartini, Pasar Barongan,
Mercu Pantura Industry, Djarum Super, PT. Savoria, GOR Djarum
Perum Sumber, HET Klaiputu, Djarum Aval, PT. Nojorono, Jl.
Kesambi, SKT Tanjung 1-2, HotelAir Mancur,TPA
Bulungcangkring, TPA
K 9530 PLN Area Kudus, Ds. 25,60
AB Pasuruhan Lor,
Swalayan Ada, Djarum
Jetak, Polsek Kaliwungu,
Djarum Brak Garung,
Djarum Karangampel,
Djarum Brak SKM
Gribig, Pos Pemadam
Kebakaran, RND Djarum
Kudus, SOS, IPAL, PT.
Leni Jambean, Jl.
Tanjung
K 9545 R.M Bale Raos, R.M Hypermart, Hotel Griptha, Hotel King, PT. 49,66 111,20
AB Ulam Sari, Djarum Bhakti Usaha Nusantara, Djarum Workshop,
Kaliputu, Djarum Djarum Cerutu, PT. Utama Multinaga
Burikan, PT. Savoria, Indonesia, Djarum Kedungdowo, Djarum
GOR Djarum Kaliputu, Mijen, Perum Muria Asri, R.S Yakis, Djarum
Djarum Aval, Perum Brak SKM Gribig, Djarum SKT Sudimoro,
Muria Permai, PT. Multi IPAL, SOS, RND Djarum Kudus, Rusunawa,
Sarana, PT. Djarum IUI, Pabrik Noyorono1-2, PT. Multisarana, PT.
Djarum Karangebener, Djarum Intertobacco Utama Industry, PT.
Perum Conge, SMK 1 Djarum Karangbener, TPA
Bae, SMP 1 Mejobo,
SPBU Payman, PT.
Jamrud, PT. Victory, PT.
Trans Centra, Djarum
Terban, PT. Sinar Indah
Kertas, PT. CAMA,
Matahari, Noyorono, Jl.
Sunan Muria, RM
Kartini, Jalan Gatot
Subroto, Sultan Chicken,
Jl. Simpang 7

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. XXNo.X Maret 2017 12
ISSN 2550-0023

Selanjutnya, dilakukan pembagian beban Demikian halnya dengan pengangkutan tak


pengangkutan secara merata untuk setiap langsung SCS, perhitungan dan
kendaraan pengangkut. Dalam hal ini, perencanaanya didasarkan pada timbulan
diasumsikan penyapuan jalan dilakukan oleh sampah dengan memperhatiakan waktu
dump truck khusus untuk pengangkutan efektif kerja. Selain itu, untuk mengurangi
sampah hasil penyapuan jalan, sehingga waktu tempuh, dilakukan pemilihan jalur yang
pengangkutan sampah titik layanan dan lebih singkat. Sarana pengangkut sampah
penyapuan jalan dianggap terpisah. dengan kondisi yang tidak baik digantikan
Perbandingan beban pengangkutan dengan kendaraan yang memiliki kondisi baik
pengangkutan langsung sebelum dan setelah untuk menunjang kelancaran operasional
optimasi terdapat pada Tabel 1. pengangkutan sampah. Dalam hal ini dump
truck dengan nomor polisi H 9560 BG
Pengangkutan Tidak Langsung (HCS) digantikan dengan K 9530 AB dan dump truck
dengan nomor polisi K 9556 B digantikan
Perhitungan dan perencanaan pengangkutan dengan K 9533 AB. Waktu efektif per
langsung didasarkan pada jumlah timbulan kendaraan pada pengangkutan SCS sebelum
sampah yang harus terangkut per minggunya dan setelah optimasi disajikan pada Tabel 2.
pada setiap titik layanan, sehingga didapatkan
rit tiap minggunya. Dengan memperhatikan Rute Pengangkutan
waktu efektif kerja yang didapatkan dari waktu
tempuh, waktu bongkar muat di TPS dan TPA Menurut Permen PU Nomor 3 tahun 2013,
serta waktu off route (Nowakowski dkk., Pembagian rute pengangkutan harus
2018). seimbang (<15%).Dapat dilihat bahwa
sebelum dilakukan optimasi, pembagian
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan lokasi pengambilan sampah cenderung tidak
akumulasi waktu efektif dari semua titik merata, sehingga berdampak pada waktu
layanan per minggunya sebesar 249,62 efektif kerja untuk sistem pengangkutan
jam/minggu. Waktu operasional yang langsung. Sedangkan untuk sistem
diberikan untuk pengangkutan sistem ini pengangkutan tak langsung, pelayanan
adalah 53 jam/minggu. Dengan demikian, pengangkutan sampah lebih maksimal
jumlah arm roll truck yang dibutuhkan dengan waktu efektif kerja yang lebih merata
sebanyak 5 unit dan telah sesuai dengan pada setiap pengemudi kendaraan
kondisi saat ini. pengangkut sampah serta dapat
memaksimalkan kapasitas angkut sarana
Pengangkutan Tidak Langsung (SCS) pengangkut sampah setelah dilakukan
optimasi.

Tabel 2 Waktu Efektif Per Kendaraan Pengangkutan SCS Sebelum dan Setelah Optimasi

Nopol Lokasi Rit/mgg Waktu Rit/mgg Waktu Efektif


pengumpulan efektif Setelah
Sebelum Optimasi /
Optimasi / Minggu (jam)
minggu
(jam)
K 9540 AB Getas Pejaten 12 35,64 12 39,97
Pasar Bitingan 2
K 9530 AB Getas Pejaten 7 24,99 12 39,97
Pasar Bitingan 2
K 9533 AB Tumpang Krasak 7 24,08 10 41,10
Pasar Bitingan 5
K 9536 AB Pasar Bitingan 21 56,63 19 51,88

13 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 2019
Optimasi Pembiayaan Pengangkutan Sampah golongannya, rata- rata berkisar Rp
2.500.000,00 per tenaga kerja.Sebelum
Pembiayaan pengangkutan sampah terdiri optimasi, terdapat 10 dump truck yang
dari anggaran bahan bakar, anggaran beroperasi dengan kondisi kendaraan 2 tidak
pemeliharaan dan perawatan, dan upah layak, 1 rusak berat, dan 7 baik. Setelah
tenaga kerja. Anggaran bahan bakar dilakukan optimasi, dump truck yang
tergantung dari jauhnya jarak tempuh dengan dioperasikan berjumlah 8 buah dengan
harga bahan bakar solar saat ini adalah Rp kondisi kendaraan 1 rusak berat dan 7 baik.
5.150,00. Anggaran pemeliharaan dan Kendaraan berupa arm roll truck yang
perawatan kendaraan pada tahun 2018 beroperasi sebelum optimasi dan sesudah
adalah sebesar Rp 3.800.000,00 untuk servis optimasi tetap berjumlah 5 buah dengan
ringan per unit dump truck atau arm roll truck. kondisi semua kendaraan baik. Tenaga kerja
Servis sedang per unit kendaraan sebesar Rp pengemudi kendaraan pengangkut
4.200.000,00. Servis berat per unitkendaraan diasumsikan 1 orang per kendaraan,
sebesar Rp 4.700.000,00 untuk dump truk; sehingga didapatkan sebelum optimasi
dan Rp 4.500.000,00 untuk arm roll truck. berjumlah 15 orang dan setelah optimasi
Dosmir biasa sebesar Rp 600.000,00 per unit berjumlah 13 orang. Dengan demikian,
kendaraan dan dosmir lengkap sebesar didapatkan hasil perbandingan pembiayaan
Rp1.500.000,00 per unit kendaraan. Upah sistem pengangkutan sampah Kecamatan Jati
tenaga kerja bervariasi tergantung sebelum dan setelah optimasi pada Tabel 3.

Tabel 3 Perbedaan Biaya Operasional Sistem Pengangkutan Kecamatan Jati


No. Kebutuhan Saving Anggaran Setelah Optimasi (Rp/bulan)
1 Bahan bakar Rp. 10.062.047,-
2 Pemeliharaan dan perawatan Rp. 13.600.000,-
3 Upah tenaga pengangkut Rp. 5.000.000,-
Total Rp. 28.662.047,-

Kesimpulan Kudus yang telah memberikan dukungan


berupa data-data transportasi sampah
Sistem manajemen pengangkutan sampah Kecamatan Jati kepada penulis.
eksisting di Kecamatan Jati sudah cukup baik.
Namun, pada teknik operasional dan Daftar Pustaka
pembiayaannya terdapat beberapa hal yang
dapat dievaluasi dan dioptimasi. Pemilihan Anagnostopoulos, T., Kolomvatsos K.,
pola pengangkutan sampah sistem HCS Anagnostopoulos C., Zaslavsky, A.,
pengosongan kontainer dinilai kurang efisien, Hadjiefthymiades S. (2015).
sehingga bahan bakar yang dibutuhkan lebih Assessing dynamic models for high
banyak. Pembagian rute pengangkutan priority waste collectionin smart cities.
sampah kurang merata, dampaknya waktu The Journal of Systems and Software,
efektif kerja setiap pengemudi kendaraan dan 110: 178-192.
timbulan sampah yang terangkut antar Arnatha, I.M. (2012). Studi Optimasi Teknik
pengemudi kendaraan pengangkut sampah Operasional Pengumpulan dan
tidak seimbang. Selain itu, 2 unit dump truck Pengangkutan Sampah dengan
yang diketahui dalam kondisi tidak layak dan Model Simulasi. Jurnal Ilmiah Teknik
rusak berat tetapi masih beroperasi. Sipil, 16(1): 90-99.
Penerapan optimasi sistem pengangkutan Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus. (2018).
Kecamatan Jati diketahui dapat mengurangi Kecamatan Jati dalam Angka 2018.
anggaran pengangkutan sehingga kegiatan Badan Pusat Statistik Kabupaten
optimasi sangat menguntungkan apabila Kudus: Kudus.
dapat dilaksanakan. Dengan demikian, Bing, X., de Keizer, M., Bloemhof-Ruwaard
pemerintah daerah setempat dapat J.M., van der Vorst, J.G.A.J. (2014).
melakukan pelayanan pengangkutan sampah Vehicle routing for the eco-efficient
secara maksimal, menggunakan waktu kerja collection of household plasticwaste.
secara efektif, mengefisienkan sarana Waste Management, 34: 719-729.
pengangkutan sampah serta dapat Buhrkal, K., Larsen, A., Ropke, A. (2012). The
mengurangi anggaran manajemen sampah waste collection vehicle routing
secara keseluruhan. problem with timewindows in a city
logistics context. Procedia - Social
Ucapan Terima Kasih: Terima kasih kepada and Behavioral Sciences, 39: 241-
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan 254.
Lingkungan Hidup (PKPLH), Kabupaten

Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. XXNo.X Maret 2017 14
ISSN 2550-0023

Damanhuri, E., & Padmi, T. (2003). mobile collection on


Pengelolaan Sampah. Bandung : demandsupported by artificial
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan intelligence algorithms. Transportation
Institut Teknologi Bandung. Research Part D, 63: 1-22.
Huang, S-H., Lin, P-C. Vehicle routing– Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus.
scheduling for municipal waste (2010). Peraturan Daerah Kabupaten
collection systemunder the “Keep Kudus Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Trash off the Ground” policy. Omega, Retribusi Pelayanan Persampahan
55: 24-37. Kebersihan.
Ismail, A.H., Usman, Y.V., Hidayah, N.Y., Ridha, M.R., Abdi, C., dan Mahyudin, R.P.
Chairani, L. (2012). Metropolitan (2016). Studi Optimasi Rute
Cities s Waste Transportation Model. Pengangkutan Sampah Kota
Procedia - Social and Behavioral Marabahan dengan Sistem Informasi
Sciences, 65: 1046- Geografis. Jukung Jurnal Teknik
1053.Kementerian Pekerjaan Umum. Lingkungan, 2(2): 38-51.
(2013). Peraturan Menteri Pekerjaan Tchobanoglous, G., Hilary, T., & Samuel, A.
Umum tentang Penyelenggaraan V. (1993). Integrated Solid Waste
Prasarana dan Sarana Persampahan Managemment : Engineering
dalam Penanganan Sampah Principles and Management Issues.
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis [International Edition]. New York:
Sampah Rumah Tangga. McGraw-Hill
Kementrian Lingkungan Hidup. (2008). Pemerintah Republik Indonesia. (2008).
Undang- Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Jakarta. Pengelolaan Sampah.Jakarta.
Kinobe, J.R., Bosona, T., Gebresenbet, G., SNI 19-2454-2002. (2002) Tata Cara Teknik
Niwagaba, C.B., Vinneras, B. 2015. Operasional Pengelolaan Sampah
Optimization of waste collection and Perkotaan. Departemen Pekerjaan
disposal in Kampala city. Habitat Umum. Bandung : Yayasan LPMB.
International, 49: 126-137. SNI 3242:2008. (2008). Pengelolaan Sampah
Lella, J., Mandla, V.R., Zhu, X. (2017). Solid di Permukiman. Departemen
waste collection/transport optimization Pekerjaan Umum. Bandung : Yayasan
and vegetation land coverestimation LPMB.
using Geographic Information System Zalukhu, S.A., dan Mirwan, M. (2018).
(GIS): A case study of aproposed Analisis Model Dinamik dalam
smart-city. Sustainable Cities and Pengangkutan Sampah di Kota
Society, 35: 336-349. Bangkalan. Jurnal Envirotek, 10(1):
Nowakowski, P., Szwarc, K., Boryczka, U. 28-36.
Vehicle route planning in e-waste

15 Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, Vol. 16 No.1 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai