Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS POLA PENANGANAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR

Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana Teknik Sipil
Program Studi Teknik Lingkungan

DISUSUN OLEH :

JUMRAN S
D121 11 255

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

1
EFEKTIVITAS POLA PENANGANAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR

Jumran S1 , Dr. Eng. Irwan Ridwan Rahim, ST., MT.2,


Dr. M. Asad Nur Abdurrahman, ST., M. Eng., PM2
1
Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
Email : Jumransaing@gmail.com

ABSTRAK

Timbulan sampah merupakan salah satu dasar perencanaan pengelolaan persampahan mulai
dari pengumpulan, perwadahan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa volume timbulan sampah berdasarkan komponen-
komponen sumber sampahnya dan bagaimana efektivitas pola dan kapasitas pengelolaan sampah di
Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah dengan pengumpulan data komponen sumber sampah
dan analisa spasial kemudian dibandingkan dengan kapasitas penanganan sampah berdasarkan metode
atau pola yang dilakukan tiap Kecamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah total timbulan
sampah di Kecamatan Rappocini sebesar 460.69 m3, Kecamatan Panakkukang sebesar 403.13 m3 dam
Kecamatan Manggala sebesar 312.52 m3. Metode penanganan sampah yang dilakukan pada
Kecamatan tersebut juga berbeda. Kapasitas penanganan di Kecamatan Rappocini sebesar 474.40 m3
dan Kecamatan Panakkukang sebesar 406.66 m3, sehingga pola yang diterapkan pada kedua
Kecamatan tersebut efektif menangani timbulan sampah yang ada. Kapasitas penanganan di
Kecamatan Manggala sebesar 292.38 m3 sehingga pola penanganan yang diterapkan belum efektif
menangani timbulan sampah yang ada.

Kata kunci : Sampah, Timbulan Sampah, Pengelolaan Persampahan

PENDAHULUAN Kebersihan Kota Makassar, 2016). Dari data


tersebut dapat dilihat bahwa volume sampah
Indonesia merupakan negara dengan jumlah yang masuk di TPA Kota Makassar masih
penduduk terbesar didunia urutan keempat cukup besar, sangat jauh dari target
sebanyak 255.993.674 jiwa (CIA The World pengurangan sampah yang merupakan salah
Factbook, 2015). Jumlah penduduk yang besar satu dari metode pengelolaan sampah, yaitu
dengan berbagai aktivitas berdampak pada 20% dari total produksi sampah perhari.
timbulan sampah yang ikut meningkat. Seiring
dengan pertambahan penduduk perubahan pola Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat
konsumsi dan gaya hidup masyarakat ikut sekarang maupun di masa mendatang
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis merupakan dasar dari perencanaan,
dan keberagaman karakterisitik sampah. Hingga perancangan, dan pengkajian sistem
tahun 2015 jumlah peningkatan timbulan pengelolaan persampahan. Perhitungan
sampah di Indonesia telah mencapai 175.000 timbulan sampah sebagai dasar perencanaan
ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya
(Kementerian Lingkungan Hidup). seperti studi pengelolaan sampah terpadu di
tingkat kelurahan Kota Makassar pada studi
Kota Makassar yang merupakan kota terbesar kasus Sekolah di Kelurahan Paropo Kecamatan
kesepuluh di Indonesia menurut jumlah Panakkukang (Ryan Rombe, 2015). Pada studi
penduduknya, yaitu sebesar 1.449.401 jiwa pengelolaan dan prospek pengembangan
(Data Sensus Penduduk Indonesia, 2016). Pada sampah perkantoran di Kecamatan Rappocini
tahun 2016 jumlah timbulan sampah Kota adalah pewadahan, pengumpulan, pemindahan/
Makassar mencapai 4183,41 m³/hari, pengangkutan dan pembuangan akhir sampah.
sedangkan yang tertangani adalah sebesar Sehingga dapat dilihat bahwa sistem
3.962,63 m³/hari, yakni hanya 95,37 persen pengelolaan persampahan seperti proses
terhadap timbulan. (Dinas Pertamanan dan pemilahan dan 3R (reduce, reuse, dan

2
recycle) masih sangat kurang (Mardia Tabel 1. Peralatan yang akan digunakan
Putri, 2014).

Berdasarkan gambaran diatas perlu penelitian


lebih lanjut mengenai perhitungan timbulan
sampah apabila berdasarkan komponen sumber
sampahnya seperti yang ada pada SNI 19-3983-
1995. Komponen sumber sampah yang
dimaksud adalah yang berasal dari pemukiman,
jalan raya, Sekolah, Toko, Kantor dan Pasar
dalam skala Kecamatan. Kemudian melihat
efektivitas pola dan kapasitas penanganannya
pada tahap perwadahan, pengumpulan, Data Primer
pengolahan, pemindahan, pengangkutan.
1.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2. Observasi, berupa pengamatan langsung ke
mengetahui berapa volume timbulan sampah kecamatan serta survei beberapa jalur
tiap Kecamatan berdasarkan komponen- pengangkutan dan dilakukan penentuan
komponen sumber sampahnya dan mengetahui koordinat dengan menggunakan GPS.
karakteristik pola dan kapasitas pengelolaan Dokumentasi, berupa gambar/foto yang diambil
sampah di Kota Makassar. dengan menggunakan kamera dari tempat
penelitian. Form, berupa lembaran kertas survei
METODE PENELITIAN dan wawancara yang dilakukan pada beberapa
tim kebersihan dan instansi terkait
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan 3.
kuantitatif-kualitatif (mixed model). Metode Data Sekunder
kuantitatif digunakan pada saat perhitungan1.
timbulan sampah berdasarkan komponen 2. Data Administrasi Kota Makassar, diambil
sumbernya, daya tampung perwadahan. Selain berdasarkan Data Pemerintah Kota Makassar
itu menggunakan pendekatan keruangan atas izin Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
(analisis spasial) untuk membantu dalam Kota Makassar, Data Badan Pusat Statistik
menghitung luasan dan jarak. Kota Makassar, dan Buku Putih Sanitasi Kota
Makassar. Data Persampahan Kecamatan Kota
Persiapan Lokasi Penelitian Waktu, Alat Makassar, diambil berdasarkan Data Dinas
Penelitian Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar,
BLHD, Kantor Kecamatan sebagai penghimpun
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan data dari Kantor Kelurahan, Lembaga
observasi studi pendahuluan. Kecamatan yamg Penunjang Pengelolaan Kebersihan di Kota
dipilih adalah Kecamatan Rappocini, Makassar. Data Spasial kota Makassar, data
Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan spasial berdasarkan observasi dan penelitian
Manggala. Adapun dasar penentuan lokasi sebelumnya, openstreetmap dan google earth.
berdasarkan sebagai berikut, Kecamatan Data spasial yang dimaksud adalah data jalan,
Manggala sebagai Kecamatan dengan kedua data spasial demografi dan data spasial
terluas dengan letak TPA Tamangapa berada persebaran pemukiman
pada Kecamatan ini. Kecamatan Rappocini 3.
sebagai Kecamatan yang berada pada nilai rata- Pengolahan Data
rata jumlah penduduk dan luas area di Kota
Makassar. Kecamatan Panakkukang sebagai Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh
Kecamatan yang berada ditengah Kota dengan pola jalur pengangkutan, bagaimana
aktivitas perkantoran dan ekonomi yang cukup manajemen persampahan, titik lokasi Tempat
padat. Peralatan yang digunakan dalam Pembuangan Sampah Sementara di tiap
penelitian ini diuraikan sebagai berikut : Kecamatan pada wilayah penelitian sehingga
akan diketahui area pengangkutan langsung
yang nantinya akan didigitasi. Data yang
dikumpulkan pada penelitian akan dianalisis

3
dalam kerangka tujuan dan model yang menjadi HASIL DAN PEMBAHASAN
target utama dalam penelitian ini. Terdapat tiga Perhitungan Timbulan Sampah
kegiatan utama yang akan dilakukan dalam
tahapan analisis data, yaitu editing data, koding Berdasarkan data yang diambil di lapangan,
data dan tabulasi data. data sekunder, dan data spasial yang
dikumpulkan dari ketiga Kecamatan wilayah
Analisis Data penelitian didapatkan rekapitulasi satuan tiap
komponen sumber sampah. Untuk mengetahui
Teknis analisis data yang digunakan dalam total timbulan sampah pada tiap kecamatan
penelitian kualitatif menurut Miles dan dilakukan penjumlahan dari semua komponen
Huberman dalam Bungin (2005) dilakukan sumber sampah yang berasal dari jalan, rumah,
melalui tiga jalur sebagai berikut: sekolah, kantor, toko dan pasar.
a. Reduksi data, merupakan proses pemilihan,
pemusatan, penyederhanaan, pengabstrakan Tabel 2. Rekapitulasi Timbulan dari komponen
dan transformasi data kasar yang ditemukan Sumber Sampah
di lapangan.
b. Penyajian data, dilakukan dengan
menyajikan data yang telah dianalisis pada
alur pertama dan kemudian disajikan dalam
bentuk uraian singkat (teks naratif).
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Analisis pada alur ini adalah mencari makna
benda-benda dan peristiwa, pola-pola dan
alur sebab akibat untuk membangun
preposisi.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan di wilayah


Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan. Total timbulan sampah aktual dari
perhitungan komposisi sumber sampah adalah
460.69 m³ untuk Kecamatan Rappocini, 403.13
m³ untuk Kecamatan Panakkukang, 312.52 m³
Kec. Panakukang untuk Kecamatan Manggala.

Kec. Manggala

Kec. Rappocini

Gambar 1. Wilayah Penelitian


Gambar 2. Rekapitulasi Timbulan dari
Secara geografis wilayah Kota Makassar komponen Sumber Sampah
terletak antara 5’ 86” Lintang Utara dan 119’
24” Bujur Timur. Gambar diatas menunjukkan bahwa
penyumbang sampah terbanyak dari komponen
sumber sampah yang ada berasal dari
perumahan baik itu rumah pemanen, semi
permanen dan non permanen, kemudian
pertokoan lalu dari jalan raya. Timbulan

4
sampah yang berasal dari Sekolah, Kantor, dan melakukan pengangkutan sampah dari kerumah
Pasar cukup sedikit. Apabila data total timbulan – rumah warga sesuai dengan rute nya masing-
sampah yang berasal dari Dinas Pertanaman masing pada pukul 19.00 – 22.00 WITA.
dan Kebersihan Kota Makassar dibandingkan Pemerintah kecamatan rappocini menganjurkan
dengan data timbulan sampah yang dihitung pengumpulan sampah didepan rumah masing-
berdasarkan komponen sumber sampah secara masing pada sore hari. Rute pengangkutan Truk
spasial maka didapatkan data seperti pada tabel Tangkasaki pada Jalan Arteri dan Jalan
berikut. Kolektor.

Tabel 3. Perbandingan Total Timbulan


Sampah

Gambar 4. Bagan Penanganan Sampah


Kecamatan Rappocini

Pada pukul 17.00 – 21.00 WITA armada motor


sampah melakukan pengangkutan sampah ke
rumah warga yang tidak terjangkau oleh Truk
Tangkasaki, yaitu pada area perumahan,
komplek dan gang sempit. Motor sampah
melakukan dua kali ritasi pada waktu jam kerja
Gambar 3. Grafik Hubungan antara Penduduk mereka, sampah yang terkumpul kemudian di
dan Timbulan Sampah tampung dalam TPS Terapung yang telah stand
by pada titik nya masing- masing. TPS
Tabel dan grafik diatas menunjukkan kedua Terapung terdiri atas Dump Truk dan beberapa
data timbulan sampah yang berbeda Apabila Truk Angkasaki.
dibandingkan dari ketiga Kecamatan tersebut,
pada Kecamatan Rappocini yang memiliki
wilayah terluas dan penduduk terbanyak
memiliki data timbulan sampah yang hampir
sama dengan selisih 6.11 m³, Kecamatan
Panakkukang yang luas dan jumlah
penduduknya berada ditengah-tengah memilikis
selisih 9.46 m³, sedangkan Kecamatan
Manggala dengan wilayah terluas dan
penduduk terkecil memiliki selisih 119.03 m³.

Efektivitas Pengelolaan Sampah


Perwadahan dan Pengumpulan Sampah

Metode pengolahan sampah pada kecamatan


Rappocini dilakukan dengan beberapa pola, Gambar 5. Bagan Penanganan Sampah di
yaitu pola individual langsung dan pola kecamatan Panakkukang
individual tidak langsung. Truk Tangkasaki
dengan kapasitas 6 m3 sebanyak 13 buah
5
Metode pengolahan sampah pada kecamatan Pemindahan Sampah
Panakkukang dilakukan dengan individual
langsung dan pola individual tidak langsung. Data dari timbulan sampah berdasarkan
Penjemputan dilakukan pada siang dan malam komponen sumber sampah dan analisa secara
hari, Truk Tangkasaki yang berjumlah 12 buah spasial, akan dilakukan perhitungan bagaimana
melakukan pengangkutan pada pukul 20.00 – kapasitas pola pemindahan sampah di
22.00 WITA dan armada Dump Truck pada Kecamatan Rappocini. Kebutuhan untuk
pukul 8.00 – 11.00 WITA. pengangkutan sampah pada rute yang telah
ditentukan telah memadai. Pemerintah
Pada pukul 22.00 – 02.00 WITA armada motor Kecamatan Rappocini juga mengaplikasi
sampah melakukan pengangkutan sampah ke metode penanganan sampah dengan Pola
rumah warga yang tidak terjangkau oleh Truk Individual tidak langsung dimana sampah dari
Tangkasaki, yaitu pada area perumahan, warga dijemput oleh gerobak motor sampah
komplek dan gang sempit. Motor sampah yang akan menyelesaikan sesuai jalurnya dan
melakukan dua kali ritasi pada waktu jam kerja diangkut ke wadah yang dipersiapkan yaitu 12
mereka, sampah yang terkumpul kemudian di Dump Truck.
tampung dalam TPS Container dan TPS
Terapung yaitu armada tangkasasi dan Dump Tabel 4. Kapasitas Penanganan Sampah
Truck. Rappocini

Data dari timbulan sampah berdasarkan


komponen sumber sampah dan analisa secara
spasial, akan dilakukan bagaimana kapasitas
pengolahan sampah di Kecamatan Rappocini.
Pemerintah Kecamatan Panakkukang juga
mengaplikasi metode penanganan sampah
dengan Pola Individual tidak langsung dimana
sarana transfer sementara sampah yang telah
Gambar 6. Bagan Penanganan Sampah di
diangkut oleh gerobak motor.
Kecamatan Manggala
Tabel 5. Kapasitas Penanganan Sampah
Panakkukang
Metode pengolahan sampah pada Kecamatan
Manggala dilakukan dengan individual
langsung dan pola individual tidak langsung.
Pola dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Penjemputan sampah dilakukan pada sore dan
malam hari oleh Truk Tangkasaki yang
berjumlah 12 buah dan armada Dump Truck,
yang kemudian dibawa langsung ke TPA
Tamanagapa. Selain itu gerobak motor
melakukan pengambilan sampah ke pemukiman
Data dari timbulan sampah berdasarkan
yang tidak terjangkau oleh Truk sampah, yang
komponen sumber sumber sampah dan analisa
juga langsung diangkut TPA Tamangapa yang
secara spasial, akan dilakukan bagaimana
terletak di Kecamatan Manggala.
efektivitas pengolahan sampah di Kecamatan
6
Manggala. TPA Tamangapa yang letaknya menghasilkan timbulan sampah 445.11 m³ dan
berada di Kecamatan Manggala memudahkan yang masuk ke TPA adalah 477.040 m³,
proses pengangkutan sampah dari pemukiman kelebihan 31.930 m3 dari jumlah timbulannya.
atau jalan yang diangkut. Gerobak Motor yang Kecamatan Panakkukang menghasilkan
telah mengambil sampah akan langsung 407.050 m³ dan masuk ke TPA 448.960,
membawa nya ke TPA Tamangapa. Selain itu kelebihan 41.90 m3 dari jumlah timbulannya.
dipersiapkan pula Dump Truck dan Truk Kecamatan Manggala menghasilkan timbulan
Tangkasaki yang difungsikan sebagai TPS sampah 225.070 m³ dan dengan penanganan
Terapung. serta pemanfaatan angkutan sampah dapat
menangani 191.51 m³ sehingga masih ada 33.56
Tabel 6. Kapasitas Penanganan Sampah m³ yang tak tertangani.
Manggala
Tabel 8. Sampah Tertangani dan Tak
Tertangani

Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah yang dilakukan pada
Kecamatan Rappocini, Kecamatan Panakukan
dan Kecamatan Manggala sebelum dibawah ke Kecamatan Rappocini menghasilkan timbulan
Tempat Pembuangan Akhir adalah melalui sampah 439 m³ dan dengan penanganan serta
Bank Sampah. Berikut tabel bagaimana pemanfaatan angkutan sampah dapat
rekapitulasi aktivitas Bank Sampah yang ada menangani 387.98 m³ sehingga masih ada 21.32
m³ yang tak tertangani. Kecamatan
Tabel 7. Kapasitas Penanganan Sampah Panakkukang menghasilkan 416.51 m³ dan
Manggala mampu menangani lebih dari timbulannya yaitu
425.66 m³. Kecamatan Manggala menghasilkan
timbulan sampah 344.10 m³ dan dengan
penanganan serta pemanfaatan angkutan
sampah dapat menangani 322.78 m³ sehingga
masih ada 21.32 m³ yang tak tertangani.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas pola


penanganan sampah di Kota Makassar, maka
Selain solusi pengolahan dengan sistem Bank dapat diperoleh kesimpulan bahwa nilai
Sampah, pemerintah beberapa Kecamatan juga timbulan sampah per hari di Kecamatan
mempunyai mesin pencacah dan komposter, Rappocini adalah 460.69 m3, timbulan sampah
di Kecamatan Panakkukang adalah 403.13 m3.
Rekapitulasi Efetivitas Penanganan Sampah Kapasitas yang mampu ditangani mulai dari
penjemputan, pengangkutan, pemindahan ke
Rekapitulasi penanganan sampah dapat dilihat TPA dan pengolahan yang dilakukan tiap
pada tabel 4.25. Berdasarkan data Dinas Kecamatan. Kecamatan Rappocini mampu
Kebersihan. Kecamatan Rappocini menangani 472.85 m3/hari, Kecamatan
7
Panakkukang mampu menangani 405.70 Malino, R. 2015. Analisis Angkutan
m3/hari dan Kecamatan Rappocini mampu Persampahan Kota Makassar (Studi kasus:
menangani 291.76 m3/hari. Efektivitas kerja Kecamatan Tamalanrea). Universitas
dan kapasitas penanganan sampah ditiap Hasanuddin. Makassar
Kecamatan bergantung pada jumlah dan
volume angkutan, ritasi yang diterapkankan Marantika, Mufti Y.2013.Analisis Geospasial
pada setiap jenis angkutan, waktu penjemputan, Persebaran TPS dan TPA di Kabupaten
titik pengumpulan dan penentuan jalur Batang Menggunakan Sistem Informasi
penjemputan. Kecamatan Rappocini memiliki Geografis.Universitas
kapasitas penanganan yang paling besar karena Diponegoro.Semarang
memiliki jumlah angkutan yang paling banyak,
titik pengumpulan yang tersebar, jumlah ritasi Mulyansyah, A. 2008. Tempat Pembuangan
yang tidak sedikit dan jalur pengangkutan yang Sampah Sementara Di Jakarta Timur.
melewati tiap sudut Kecamatan. Pengolahan Universitas Indonesia. Depok
sampah sebagai salah satu aspek teknik
operasional yang paling penting dalam Nurelsan, M Aprizal.2016.Responsivitas
penanganan sampah di tiap Kecamatan masih Pelayanan Persampahan di Dinas
sangat minim. Pada Kecamatan Rappocini Pertamanan dan Kebersihan Kota
mampu mereduksi 1.549 m3/hari, Kecamatan Makassar.Universitas
Panakkukang 0.968 m3/hari dan Kecamatan Hasanuddin.Makassar
Manggala 0.630 m3/hari. Selain itu beberapa
nasabah Bank Sampah tidak aktif Putry, Nur An-nisa. 2014. Studi Pengelolaan
mengumpulkan sampahya. Sampah Pasar dan Prospek
Pengembangannya di Kota Makassar.
Universitas Hasanuddin. Makassar
DAFTAR PUSTAKA
Rehito Traro Hiro Karo Manik. 2011. Sistem
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Pengelolaan Sampah Pulau Bunaken.
Lingkungan. Jakarta: EGC. Halaman 42, Universitas Sam Ratulangi. Manado.
55-59.
Ridhosari, B., dkk. 2015. Mencipta Masa
Christian, J. 2011. Analisis Sistem Depan Sanitasi dan Air Minum. Jakarta.
Pengangkutan Sampah Kota Makassar
Dengan Metode Penyelesaian Venicle Rombe, Ryan. 2015. Studi Pengelolaan Sampah
Routing Problem (VRP) (Studi Kasus: Terpadu di Tingkat Kelurahan Kota
Kecamatan Mamajang). Universitas Makassar (Studi Kasus : Kelurahan
Hasanuddin. Makassar Paropo, Kecamatan Panakkukang).
Universitas Hasanuddin. Makassar
Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2008. Diktat
Kuliah Pengelolaan Sampah TL Sihombing, W. R. 2014. Analisis Transportasi
Pengangkutan Sampah Di Kota Medan
Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri (2006). (Studi Kasus: Kecamatan Medan Kota).
Pengolahan Sampah. Institut Teknologi Universitas Sumatera Utara. Medan
Bandung. Bandung.
Slamet, J.S. Kesehatan Lingkungan. Universitas
Haryoto, lditya. P. S. 2013. Optimasi Gadjah Mada. Yogyakarta.
Penempatan Tempat Penampungan
Sampah Sementara di Kota Yogyakarta. Standar Nasional Indonesia.1991.Spesifikasi
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan
Sedang di Indonesia.
Mahardy, Andi I. 2014.Anallisi dan Pemetaan
Daerah rawan banjir Di kota Standar Nasional Indonesia.2001.Cara Teknik
Makassar berbasis spasial. Universitas Operasional Pengelolaan Sampah
Hasanuddin. Makassar Perkotaan.

8
Standar Nasional Indonesia.1994.Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan.

Standar Nasional Indonesia.1995.Spesifikasi


Timbunan Sampah Untuk Kota Kecil dan
Kota Sedang di Indonesia

Suyoto, Bagong. 2008. Fenomena Gerakan


Mengelola Sampah. Jakarta. PT Prima
Infosarana Media.

Syahruddin, H. 2010. Efektivitas Pengelolaan


Persampahan Di Kota Makassar.
Universitas Hasanuddin. Makassar

Anda mungkin juga menyukai