Anda di halaman 1dari 11

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN


DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Siti Maulidah 1, Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Bagus Setiabudi Wiwoho 2


Jl. Semarang 5 Malang 65145 Telp. (0341) 551312 Psw.251/255
Email : sitimaulidah64@gmail.com

ABSTRAK
Tersedianya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang memadai merupakan salah
satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu daerah, termasuk Kabupaten Bangkalan.
Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh di Kecamatan
Socah yang sudah mengindikasikan diperlukannya lokasi TPA baru. Pemilihan lokasi TPA akan
terbantu dari segi waktu, biaya dan tenaga dengan proses yang efektif dan efisien serta hasil yang
optimal dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) jika dibandingkan dengan
menggunakan metode pengukuran langsung lapangan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan rekomendasi lokasi TPA Sampah di
Kabupaten Bangkalan dengan bantuan SIG. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai pertimbangan
pembangunan lokasi TPA baru oleh dinas terkait Kabupaten Bangkalan. Metode yang digunakan
yaitu skoring yang dibantu oleh aplikasi SIG untuk mencari daerah layak sebagai lokasi TPA.
Proses pemilihan lokasi TPA sampah terdiri dari 3 tahap yaitu tahap regional dengan bantuan
ArcGIS 9.3, tahap penyisih dan tahap penetapan.
Pada tahap regional, analisis variabel umum menggunakan bantuan SIG pada teknik
overlay. Peta yang disiapkan yaitu peta administrasi, peta kawasan lindung, peta hidrologi, peta
jenis tanah, peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, dan peta RTRW Kabupaten
Bangkalan skala 1:210.000 tahun 2009-2029. Tahap penyisih merupakan kelanjutan dari tahap
regional. Analisis tahapan penyisih ini dilakukan berdasarkan variabel umum dengan
menggunakan metode skoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan menggunakan data
wawancara, observasi maupun data sekunder yang didapat.
Hasil penelitian menunjukkan penilaian kelayakan dan calon lokasi TPA. Pada tahap
regional dengan menggunakan aplikasi SIG, didapat enam calon lokasi TPA dengan nilai tertinggi
hasil overlay. Enam calon lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tersebut tersebar di Kecamatan
Kamal, Kecamatan Socah, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Kwanyar. Dua lokasi di
Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal –
Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal dan Kecamatan Labang, dan lokasi di
Kecamatan Kwanyar. Dari keenam calon lokasi tersebut, dilanjutkan pada tahap penyisih sehingga
didapat satu lokasi yang nilainya paling tinggi dari yang lain. Rekomendasi lokasi yang sesuai
untuk TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan menggunakan bantuan SIG adalah di Lokasi V yaitu
berada di Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok dan Desa Sendangdajah
Kecamatan Labang dengan luas 0,18954 Km2 atau 189,54 Ha didasarkan pada SK SNI T-11-1991-
03 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Hasil penelitian bersifat pengenalan
(reconnaissance) karena input peta yang digunakan berskala 1:210.000. Untuk tahap detail,
dilakukan penelitian lanjutan dengan skala detail.

Kata Kunci : Pemilihan lokasi, TPA, SIG.

1)
Mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
2)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Permasalahan sampah disebabkan karena dampaknya yang begitu luas,
terutama dalam kaitannya dengan masalah lingkungan. Selain sampah dapat
menimbulkan bahan cemaran yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan
juga dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap kesehatan, keamanan
dan kenyamanan serta keamanan hidup. Sebenarnya sampah bukan merupakan
salah satu sumber utama permasalahan lingkungan hidup, hanya karena faktor
pengelolaannya yang kurang seperti pengangkutan ke TPA tidak efektif, sarana
prasarana sampah kurang memadai, personel pengangkut sampah kurang dan
sulitnya penanganan sampah sehingga dapat menjadi permasalahan yang berlarut-
larut dan menjadi salah satu sumber yang dapat mengganggu kenyamanan hidup.
Sampah adalah istilah umum yang sering diguakan untuk menyatakan
limbah padat. Limbah sendiri terdiri dari tiga bentuk yaitu limbah padat, cair, dan
gas. Kualitas dan kuantitas sampah sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan
taraf hidup masyarakat, beberapa faktor yang penting yang mempengaruhi
sampah yaitu jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi, kemajuan teknologi
(Santoso, 2008). Selain bau yang ditimbulkan cukup kuat, sampah juga
menghasilkan lindi yang dapat mengkontaminasi tanah maupun air sumur yang
ada di sekitar pembuangan sampah. Dengan adanya bau sebagai polusi udara dan
pengkontaminasian tanah tentunya akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan
masyarakat sekitar.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya, diawali dari sumber, pengumpulan,
pemindahan atau pengangkutan, serta pengolahan dan pembuangannya. TPA
merupakan tempat sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan
kerusakan atau dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
diperlukan penyediaan fasilitas dan penanganan yang benar agar pengelolaan
sampah tersebut dapat terlaksanan dengan baik. Penentuan tempat akhir
pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Diharapkan dengan mengikuti
kriteria-kriteria penentuan lokasi TPA hendaknya dapat meminimalisir dampak
kerusakan dan pencemaran lingkungan di sekitar lokasi TPA karena semuanya
ditetapkan memperhatikan banyak aspek lingkungan, kesehatan, dan kebersihan,
seperti kondisi geologis, mata air, lokasi pemukiman, dan lokasi lahan yang masih
produktif.
Menurut Imam Safri, Kasubid Kebersihan BLH Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh
yang berada di Kecamatan Socah. Lahan di TPA Sampah Buluh Kecamatan
Socah Kabupaten Bangkalan tersebut seluas 2,25 hektar dengan intensitas sampah
yang di buang ke TPA Socah sebesar 214,03 meter3 per hari Kapasitas lahan yang
digunakan untuk TPA sampah di Kabupaten Bangkalan semakin menyempit dan
berkurang karena total timbunan sampah yang masuk ke TPA tidak sepenuhnya
terkelola serta sudah diperlukannya lokasi baru TPA.
Tabel 1 Rincian Timbunan Sampah TPA Buluh
No Jenis Intensitas Dikelola
1 Sampah Domestik non Pasar 190,03 m3/hari 162,28 m3/hari
2 Sampah Pasar 24 m3/hari 24 m3/hari
Total 214,03 m3/hari 186,28 m3/hari
Belum dapat dikelola 27,75 m3/hari
Sumber: BLH Bangkalan Tahun 2011

2
Survei dan pemilihan lokasi yang sesuai untuk TPA sampah jelas rumit
apabila harus melalui sesi pengukuran lapangan dan pengecekan tiap indikator
secara langsung. Dengan menggunakan aplikasi Sisten Informasi Geografis (SIG),
yaitu memanfaatkan data berupa peta terkait kriteria lahan penentuan lokasi TPA
dapat diekstraksi dengan harapan kegiatan pemilihan lahan yang sesuai lokasi
TPA menjadi lebih mudah dikerjakan dengan hasil yang lebih optimal dari segi
waktu, biaya dan tenaga. Pemrosesan atau manipulasi data spasial dengan
menggunakan peta merupakan salah satu kemampuan SIG dalam menghasilkan
informasi baru secara lebih cepat dan efisien. Penelitian ini mempunyai cakupan
wilayah yang cukup luas sehingga dengan adanya software SIG yang digunakan
yakni ArcGIS 9.3 sangat membantu dalam melakukan fungsi analisis data.

METODE

Penelitian Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Evaluasi dan


Penentuan Lokasi TPA Sampah Di Kabupaten Bangkalan pendekatan deskriptif
yaitu menggambarkan atau melukiskan fenomena yang diteliti secara sistematis,
faktual, dan akurat. Melalui metode ini peneliti menganalisis objek penelitian
dalam bentuk uraian, pengertian, ataupun penjelasan. Analisa data secara
deskriptif kualitatif tersebut diperoleh dari data primer maupun data
sekunder.Objek dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bangkalan, provinsi
Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan lokasi rujukan
untuk TPA baru di Kabupaten Bangkalan.
Untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan penelitian maka digunakan
data primer yang meliputi observasi lapangan pada lokasi penelitian dan data
sekunder yang berupa: peta administrasi Kabupaten Bangkalan, peta hidrogeologi
Kabupaten Bangkalan, peta jenis tanah Kabupaten Bangkalan, peta topografi
Kabupaten Bangkalan, dan peta penggunaan lahan Kabupaten Bangkalan.
Pemilihan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah mengikuti persyaratan
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Tata cara ini memuat
tentang persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuan atau pegangan
perencana untuk menentukan lokasi TPA sampah. Terdapat tiga tahapan analisis
penentuan lokasi TPA, yaitu tahap regional, tahap penyisih dan tahap penetapan.
Aplikasi SIG dipakai pada tahap regional yaitu menggunakan metode
scoring dan aplikasi SIG yang dianggap sebagai alat screening dalam proses
seleksi lokasi untuk mempersempit jumlah calon lokasi kemudian mengarah ke
satu atau lebih lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan. Sehingga yang semula objek
penelitian adalah seluruh kabupaten Bangkalan, dapat diseleksi mana yang
mendapat nilai paling baik untuk kemudian didapat calon lokasi yang akan
diteruskan melalui tahap penyisih.
1. Analisis Tahapan Regional
Analisis tahapan regional merupakan analisis fisik lahan yang dilakukan
untuk mengetahui karakteritik lahan yang ada di wilayah studi berdasarkan enam
variabel dari analisis tahapan regional. Enam variabel tersebut adalah geologi,
hidrologi, jenis tanah, topografi, daerah lindung/cagar alam/cagar budaya, serta
jarak terhadap pemukiman. Proses analisisnya menggunakan scoring berdasarkan
hasil penilaian dan pembobotan dari tiap-tiap variable.

3
Analisis tahapan ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis
pada teknik overlay. Alat yang disiapkan dalam melakukan analisis SIG: laptop,
perangkat lunak arc gis, gps dan kamera. Sedangkan bahan yang disiapkan yaitu
Peta Administrasi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta
Geologi Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Hidrologi
Kabupaten Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Jenis Tanah kabupaten
Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Kemiringan Lereng Kabupaten
Bangkalan skala 1:210.000 Tahun 2009, Peta Potensi Bencana Kabupaten
Bangkalan skala 1:210.000 2009, Peta Penggunaan lahan kabupaten Bangkalan
skala 1:210.000 2009, Peta RTRW Kabupaten Bangkalan skala 1:200.000 Tahun
2009-2029.
Secara garis besar konsep analisis ini menerapkan teknik overlay dengan
enam variabel analisis tahapan regional tersebut. Langkah-langkah analisis
menggunakan SIG ini yaitu:
a. Layer peta
Membuat layer peta enam variabel analisis tahapan regional dengan
Project Coordinat System - WGS 1984 UTM Zone 49S.
b. Rektifikasi/Georeferensing
Memasukkan koordinat dan arah pada peta enam variabel analisis tahapan
regional agar koordinatnya sama dan benar.
c. Digitasi On Screen
Mengkonversi peta enam variabel analisis tahapan regional (data analog)
ke dalam format digital.
d. Mengolah Data Atribut
Pemberian keterangan nama dan nilai pada tiap-tiap layer peta enam
variabel analisis tahapan regional.
e. Overlay
Menggabungkan layer peta enam variabel analisis tahapan regional untuk
memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan.
Tool yang digunakan : ArcToolbox – Analisis Tools – Overlay – Intersect
f. Buffer
Membuat jarak minimal pada layer mata air, pemukiman, cagar alam, dan
cagar budaya.
Tool yang digunakan : ArcToolbox – Analisis Tools – Proximity – Buffer.
g. Layout Peta
Tatanan hasil akhir pada peta sehingga peta menjadi menarik dan mudah
dibaca.
2. Analisis Tahapan Penyisih
Analisis tahapan penyisih merupakan kelanjutan dari analisis tahapan
regional. Analisis tahapan penyisih ini dilakukan berdasarkan 8 (delapan)
variabel kemudian dilakukan analisis secara menyeluruh yaitu dengan
menggunakan metode scoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan
dengan menggunakan data wawancara, observasi maupun data sekunder yang
didapat. Dasar seleksi calon lokasi TPA pada tahap penyisih dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut:

4
Tabel 2 Dasar Seleksi Calon lokasi TPA Tahap Penyisih
Dasar Menentukan Calon Lokasi TPA
 Daerah yang gersang cocok sebagai calon lokasi TPA
 Lahan yang tidak produktif
 Kapasitas lahan yang luas
 Tanah berstatus milik negara
 Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap lokasi TPA
 TPA memerlukan lokasi yang mudah dalam hal pembebasan dan pengelolaan
 Jumlah pohon yang cukup
 Zona penyangga yang cukup
 Tersembunyi dari pandangan langsung
Sumber: Puspitasari

3. Analisis Tahapan Penetapan


Lokasi terpilih ditentukan dengan penjumlahan dari hasil mengalikan
masing-masing nilai dengan bobot variable regional dan penyisih. Setelah hasil
perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan didapat lokasi dengan
bobot nilai tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah yang menjadi lokasi
rekomendasi untuk perencanaan pembangunan lokasi TPA.

HASIL

Penentuan lokasi TPA melalui tiga tahap, yaitu tahap regional, tahap
penyisih, dan tahap penetapan. Tahap regional dan tahap penyisih menggunakan
nilai dan pembobotan sesuai indikator variabel yang ada. Tahap regional
menggunakan bantuan SIG, sedangkan tahap penyisih menggunakan data
wawancara dan observasi.
1. Tahap Regional
Parameter yang dijadikan kriteria dalam analisis lokasi kelayakan
merupakan parameter persyaratan lokasi penimbunan sampah yang berkaitan
dengan aspek geologi. Hasil dari overlay daerah rawan bencana, hidrologi, jenis
tanah, topografi, dan daerah lindung/cagar alamdan jarak terhadap pemukiman
yang menghasilkan peta lokasi daerah layak dan tidak layak TPA dengan nilai-
nilai yang bervariasi. Peta hasil nilai overlay pemilihan lokasi TPA Kabupaten
Bangkalan tahap regional dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari Gambar 1, diketahui bahwa terdapat 79 nilai berbeda. Nilai tersebut
didapat dari skor masing-masing variabel yang sudah dikalikan bobot nilai. Nilai
paling rendah yaitu 125 dan nilai paling tinggi yaitu 300 pada tahap regional.

2. Tahap Penyisih
Terdapat enam kawasan yang bernilai 300, yang kemudian akan disebut
sebagai Calon Lokasi I, Calon Lokasi II, Calon Lokasi III, Calon Lokasi IV,
Calon Lokasi V, dan Calon Lokasi VI. Posisi enam calon lokasi TPA tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2 .
Setelah tahap regional, keenam calon lokasi TPA diseleksi dengan tahap
penyisih untuk mendapatkan satu lokasi TPA rekomendasi untuk Kabupaten
Bangkalan. Pada tahapan penyisih ini merupakan batasan penilaian yang
digunakan untuk memilih lokasi terbaik dari beberapa calon lokasi TPA.
Penjelasan untuk masing-masing penilaian variabel tahapan penyisih dapat dilihat
pada tabel 3.

5
Gambar 1 Peta Hasil Overlay Tahap Regional Kabupaten Bangkalan

Gambar 2 Peta Calon Lokais TPA Tahap Regional Kabupaten Bangkalan

6
Tabel 3 Skoring Tahap Penyisih Masing-Masing Calon Lokasi
Calon Calon Calon Calon Calon Calon
Klasifikasi Penilaian Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV Lokasi V Lokasi VI
Curah Hujan 50 50 50 40 50 50
Jalan
Menuju
Lokasi 25 25 50 50 50 25

Utilitas Lalu Lintas 30 30 24 24 24 30


Lingkungan Biologi 30 30 30 30 30 15

Produktifitas 3 3 3 15 15 3
Ketersediaan
Tanah
Penutup 20 20 20 20 20 20
Kondisi
Tanah Status Tanah 9 9 9 9 9 9
Demografi 15 15 15 15 15 21
Batas Administrasi 50 50 50 50 50 5
Kebisingan dan Bau 2 2 2 10 10 2
Estetika 3 3 3 15 15 3
Jumlah 237 237 256 278 288 183

3. Tahap Penetapan
Setelah hasil perhitungan tahap regional dan tahap penyisih selesai, akan
didapat lokasi dengan bobot nilai tertinggi. Lokasi dengan nilai tertinggi inilah
yang menjadi lokasi rekomendasi untuk perencanaan pembangunan lokasi TPA.

PEMBAHASAN

Dari Gambar Peta Hasil overlay, diketahui bahwa terdapat 79 nilai berbeda
dengan total 740 lokasi. Nilai tersebut didapat dari skor masing-masing variabel
yang sudah dikalikan bobot nilai. Semua nilai pada tiap lokasi dapat dilihat pada
lampiran tabel 8. Nilai paling rendah yaitu 125 berarti lokasi dengan nilai tersebut
adalah lokasi yang paling tidak layak untuk perencanaan TPA tahap regional.
Begitupun sebaliknya, nilai paling tinggi yaitu 300 berarti lokasi dengan nilai
tersebut adalah lokasi yang paling layak untuk perencanaan TPA tahap regional.
Semakin kecil nilai overlay, semakin tidak layak lokasi tersebut untuk
perencanaan TPA. Begitupun sebaliknya, Semakin besar nilai overlay, semakin
layak lokasi tersebut untuk perencanaan TPA. Nilai overlay tertinggi tahap
regional ini merupakan calon lokasi TPA yaitu 300, yang berarti calon lokasi
TPA tersebut mendapat nilai sempurna tertinggi dari tiap-tiap variabel. Jadi tiap
calon lokasi TPA adalah kawasan tidak rawan bencana, akuifer air tanah rendah
dan berjarak minimal > 1 Km dari mata air, jenis tanah alluvial, kemiringan lereng
0-5% (datar), tidak berpengaruh terhadap daerah lindung (berjarak minimal 500
m), dan berjarak minimal 500 meter dari pemukiman. Nilai pada tiap-tiap calon
lokasi tahap regional dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

7
Tabel 4 Jumlah Bobot Penilaian Tahap Regional Lokasi Calon TPA
Penilaian Klasifikasi Skor
Karakter Fisik Dasar pada TPA
Geologi Kawasan tidak Rawan Bencana 50
Hidrogeologi Akuifer rendah 50
>500 m jarak terhadap Mata Air 50
Jenis Tanah Alluvial, Glei, Planosol, Hidromorf, Laterik 30
Topografi 0-5% 30
Daerah Lindung/Cagar Alam Jarak > 1 Km dari cagar alam 20
Jarak > 1 Km dari cagar budaya 20
Jarak terhadap pemukiman Jarak > 500 m 50

Calon lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tersebut tersebar di Kecamatan


Kamal, Kecamatan Socah, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Kwanyar. Dua
lokasi di Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu lokasi diantara
Kecamatan Kamal – Kecamatan Socah, satu lokasi diantara Kecamatan Kamal
dan Kecamatan Labang, dan lokasi di Kecamatan Kwanyar. Untuk lebih jelasnya,
keenam calon lokasi TPA Kabupaten Bangkalan dijabarkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Calon Lokasi TPA Tahap Regional Kabupaten Bangkalan

Calon Luasan
Daerah Penggunaan Lahan RTRW
Lokasi Km2 Ha
Kecamatan Kamal
- Desa Banyuajuh - Persawahan - Tambak Ikan
I (214900 m2) - Perairan Darat - Pantai 0.6357 63.57
- Desa Gilibarat
(420800 m2)
Kecamatan Kamal
- Desa Gilibarat - Persawahan - Sawah Irigasi
II (223000 m2) - Perairan Darat - Pemukiman Kota 0,2296 22,96
- Desa Gilianyar
(6600 m2)
Kecamatan Kamal
- Desa Telang - Persawahan - Sawah Irigasi
(629300 m2) - Perairan Darat - Pemukiman Kota
III 0,9602 96,02
Kecamatan Socah
- Desa Buluh
(330900 m2)
Kecamatan Socah
IV - Desa Jaddih - Pertanian Tanah - Pemukiman Desa 0,1732 17,32
(173200 m2) Kering Semusim - Tegalan
Kecamatan Kamal
- Desa Pendabah - Pertanian Tanah - Pemukiman Desa
(1389400 m2) Kering Semusim - Tegalan
Kecamatan Labang - Sawah Irigasi
- Desa - Pemukiman Kota
V 0,18954 189,54
Sendanglaok
(296900 m2)
- Desa
Sendangdajah
(209100 m2)
Kecamatan Kwanyar
- Desa Batah - Persawahan - Sawah Tadah Hujan
VI 0,78064 78,064
Barat
(46800 m2)

8
- Desa Pandanan
(212400 m2)
- Desa
Duwekbuter
(521440 m2)

Masing-masing dari enam calon lokasi tersebut dinilai dan dikalikan bobot
dari delapan variable umum tahap penyisih. Setelah keenam calon lokasi tersebut
dinilai, akan didapat satu lokasi dengan nilai tertinggi. Lokasi itulah yang layak
menjadi lokasi rekomendasi untuk lokasi baru TPA Kabupaten Bangkalan.

Tabel 6. Perhitungan Tahap regional dan Tahap Penyisih


CALON LOKASI TAHAP REGIONAL TAHAP PENYISIH TOTAL SKOR
Calon Lokasi I 300 237 537
Calon Lokasi II 300 237 537
Calon Lokasi III 300 256 556
Calon Lokasi IV 300 278 578
Calon Lokasi V 300 288 588
Calon Lokasi VI 300 183 483

Hasil penilaian dari tahap regional dan tahap penyisih pada Tabel 6,
diperoleh nilai yang paling tinggi yaitu 588, yaitu calon lokasi V. Lokasi V berada
di terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa Sendanglaok Desa
Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas 0,18954 Km2 atau 189,54 Ha.
Hanya saja perlu adanya pertimbangan lanjut mengingat Lokasi Rekomendasi
berada pada kawasan rencana pemukiman desa dan pemukiman kota pada RTRW
Kabupaten Bangkalan 2009-2029

Rekomendasi lokasi TPA adalah satu nilai lokasi tertinggi dari keenam
calon lokasi yang telah melalui tahap regional dan tahap penyisih. Rekomendasi
lokasi TPA Kabupaten Bangkalan yaitu Lokasi V. Profil Lokasi V sebagai
Rekomendasi lokasi TPA Kabupaten Bangkalan dapat dilihat pada Tabel 7.

9
Tabel 7 Profil Rekomendasi Lokasi TPA Kabupaten Bangkalan
 Lokasi V
 Tempat Kecamatan Kamal
- Desa Pendabah (1389400 m2)
Kecamatan Labang
- Desa Sendanglaok (296900 m2)
- Desa Sendangdajah (209100 m2)
 Luas 0,18954 Km2 atau 189,54 Ha.
 Posisi Geografis 112◦45'08" - 112◦46'36" BT
7◦06'’28" - 7◦07'36" LS
 Jenis Tanah Hidromorf
 Kemiringan 0–5%
 Ketinggian < 25 mdpl
 Curah Hujan 11 mm/hari
 Kecepatan dan Arah Angin 30 km/jam arah timur
 Jumlah Penduduk 2563 jiwa
 Kepadatan Penduduk 946 jiwa/km
 Penggunaan Lahan Sekarang Padang rumput dan Pertanian Tanah Kering
Semusim
 RTRW Bangkalan 2009-2029 Sawah Irigasi, Tegalan, Pemukiman Desa

Lokasi V ini merupakan lokasi terbaik untuk perencanaan pembangunan


TPA setelah melalui perhitungan tahap regional dan tahap penyisih. Dari jumlah
bobot penilaian kesesuaian lahan Lokasi V di Kabupaten Bangkalan, termasuk
dalam kategori kelas layak sehingga Lokasi V tidak ada permasalahan pada
karakter fisik dasar, maupun karakteristik umum TPA sehingga cocok untuk
perencanaan pembangunan TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan.

Gambar 3 Peta Lokasi Rekomendasi TPA Baru Kabupaten Bangkalan

10
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil, dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa lokasi yang sesuai untuk TPA Sampah sebagai masukan TPA
baru di Kabupaten Bangkalan menggunakan aplikasi SIG adalah di Lokasi V
yaitu berada di terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa
Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas 0,18954
Km2 atau 189,54 Ha didasarkan pada SK SNI T-11-1991-03 tentang Tata Cara
Pemilihan Lokasi TPA. SIG pada penelitian ini berguna dalam pemrosesan
penilaian dan pembobotan variabel fisik agar objek penelitian yang luas kemudian
mempersempit jumlah calon lokasi dan mengarah ke satu atau lebih lokasi Calon
Lokasi TPA di Kabupaten Bangkalan.
Saran yang diberikan terkait dengan Arahan Penentuan Lokasi TPA di
Kabupaten Bangkalan adalah pembuatan TPA baru di lokasi yang telah didapat
dari hasil studi yaitu di Lokasi V (terusan Desa Pandabah Kecamatan Kamal
dengan Desa Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang), karena
TPA Buluh Kecamatan Socah tidak mampu menampung volume sampah di
wilayah studi. Hasil penelitian bersifat pengenalan (reconnaissance) karena input
peta yang digunakan berskala 1:210.000. Untuk tahap detail, dilakukan penelitian
lanjutan dengan skala detail

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. 2010. Bangkalan Dalam Angka


2011. Kabupaten Bangkalan: BPS.

Badan Lingkungan Hidup. 2012. Laporan Pengelolaan Sampah Kabupaten


Bangkalan Tahun 2012. Kabupaten Bangkalan: BLH.

Hariwibowo, Ivan. 2011. Sistem Informasi Geografi : ARCGIS Dasar.

Puspitasari, Kresno Putri Handayani. 2012. Arahan Penentuan Lokasi TPA Di


Kabupaten Jombang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas
Brawijaya.

Sastrawijaya, A. Tresna, M.S.C. 1997. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka


Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai