Anda di halaman 1dari 17

BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

ISSN : 2354-5925

EVALUASI PROGRAM LISA DALAM MAKASSAR TIDAK RANTASA


DI KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR
Latang
Mahasiswa Program studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Muhammad Nur Yamin


Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
Jl. A.P. Pettarani Kampus UNM Gunung Sari Baru Makassar
Email: Nuryamin1 @gmail.com

ABSTRAK
Evaluasi Program Lihat Sampah Ambil (LISA) dalam Gerakan Makassar Tidak
Rantasa di Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Bapak Muhammad Nur Yamin, dan
Bapak Haedar Akib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Program Lisa dalam Makassar Tidak Rantasa Di Kecamatan Rappocini Kota
Makassar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan Program Lihat Sampah Ambil
(LISA) dalam Makassar tidak rantasa di kecamatan Rappocini Kota Makassar
dapat dilihat dari enam indikator evaluasi kebijakan yaitu: 1) Efektivitas hasil yang
diperoleh kurang baik disebabkan karena masih adanya masyarakat yang kurang
peduli terhadap kebersihan lingkungan ,2)Efisiensi hasil yang diperoleh dapat
diukur dari sub indikator biaya yang disediakan pemerintah yang cukup ,merata 3)
Kecukupan hasil yang diperoleh cukup baik dalam hal pengadaan tempat sampah,
1) Pemerataan hasil yang diperoleh cukup baik dalam hal pemerataan biaya
retribusi persampahan, 5) Responsivitas hasil yang diperoleh kurang baik dalam
hal respon masyarakat yang belum sepenuhnya sadar dalam menjaga kebersihan
dan, 6) Ketepatan hasil yang diperoleh dalam hal ini ketepatan sasaran program
lisa ini sudah tepat sasaran kepada masyarakat. Hasil penelitian enam indikator
menunjukan bahwa Program Lihat Sampah Ambil dalam Makassar tidak rantasa
ini sudah memberikan perubahan kepada masyarakat dengan Program Lihat
Sampah Ambil (LISA) yang merubah pola pikir masyarakat yang peduli terhadap
sampah, Tetapi perubahan itu belum maksimal. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada 4 indikator yang sudah baik yaitu
Efisiensi,Kecukupan,Pemerataan, Ketepatan dan Responsivitas sedangkan ada 2
indikator yang kurang baik yaitu Efektivitas dan Ketepatan. Rekomendasi dari
Penelitian diwajibkan seluruh pegawai Kota Makassar dalam Program Lihat
Sampah Ambil (LISA) ini harus dibudayakan dimanapun kita berada serta
pemerintah diharapkan terus mensosialisasikan kepada masyarakat.
Kata Kunci : Evaluasi, Program, (LISA).
Volume 8, No. 2, Agustus 2019 100
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

1. Latar Belakang menegaskan dalam rangka


mewujudkan lingkungan yang sehat
Kota besar adalah simbol dan bersih dari sampah, perlu
kemajuan dan keberhasilan dilakukan penanganan sampah secara
pembangunan dari berbagai aktivitas komprehensif dan terpadu dengan
ekonomi, perdagangan maupun melibatkan peran serta masyarakat
pendidikan, sehingga memberikan dan dunia usaha secara proporsional,
konsekuensi bahwa sebagian besar efektif dan efisien. Hal ini merupakan
kegiatan manusia berada di masalah yang sangat kompleks
perkotaan, bahkan menjadi semakin karena akan menghadapi banyak
banyak pendatang yang menambah karakter atau perilaku masyarakat
permasalahan kota sehingga menjadi yang beragam. Perilaku masyarakat
semakin kompleks. Salah satunya perkotaan yang relatif berbeda dalam
masalah kebersihan karena menyikapi masalah. melakukan
kurangnya kesadaran masyarakat, inovasi-inovasi dalam menangani
maka Walikota Makassar periode masalah kebersihan Kota Makassar
tahun 2014-2019 menciptakan dengan mencoba merekonstruksi
berbagai kebijakan atau program- pemikiran masyarakat untuk cinta dan
program guna mengatasi masalah peduli terhadap kebersihan.
kebersihan, keasrian dengan istilah Pemerintah Kota Makassar
MTR (Makassar Tidak Rantasa) dalam hal ini Walikota Makassar
Data Badan Pusat Statistik, mengeluarkan Surat Keputusan
jumlah penduduk Kota Makassar Nomor 660.2/1087/Kept/V/2014
Tahun 2014 tercatat 1.3 juta jiwa Tentang Pembagian Wilayah Binaan
dimana dalam sehari volume sampah Satuan Perangkat Kerja Daerah
yang terangkut oleh 447 truk sampah (SKPD) Pelaksanaan Program
milik Dinas Kebersihan dan Gerakan Makassar Ta’ Tidak
sebanyak 700 - 800 ton. Jumlah itu Rantasa. Setiap SKPD di Kota
belum termasuk yang diolah oleh Makassar memiliki 2-3 kelurahan
masyarakat melalui bank sampah, yang menjadi wilayah binaan.
dibakar dan sebagainya. Untuk itu, Pembagian wilayah kerja ini dibuat
Pemerintah Kota Makassar agar dapat mengoptimalkan
mensosialisasikan Program Makassar pelaksanaan.81 Sasaran atau tujuan
ta‟ Tidak Rantasa sebagai kebijakan dari pelaksanan Prorgam Gemar
dari Pemerintah yang merupakan Makassar Tidak Rantasa (Gemar
bentuk realisasi dari visi Walikota MTR) dapat diketahui dari tujuan
yaitu Kota Makassar menjadi Kota program dimana tujuan dari sasaran
Dunia yang nyaman untuk semua. pelaksaan tersebut telah tercapai atau
Peraturan Daerah Kota belum tercapai maka dapat ditinjau
Makassar Nomor 4 Tahun 2011 dari kegiatan Program Gemar MTR
tentang pengelolaan sampah

81 Surat
Keputusan Nomor 660.2/1087/Kep-
/V/2014 Tentang Pembagian Wilayah
Binaan Satuan

Volume 8, No. 2, Agustus 2019 101


BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

merupakan program pencanangan Kebijakan Makassar Tidak Rantas


cinta akan kebersihan. Program ini (MTR) di Kota Makassar”,
diharapkan bisa merubah pola pikir menunjukkan bahwa dampak dari
masyarakat yang dulunya sering program Makassar Tidak Rantasa
membuang sampah sembarang (MTR) Sudah memberikan
tempat dapat berubah menjadi hidup perubahan pola kehidupan
bersih dan lingkungan Kota dapat masyarakat Kota Makassar
terbebas dari masalah persampahan. Khususnya di Kecamatan Tamalate
Jargon pendukung Gerakan Makassar dengan adanya Program Bank
Ta Tidak Rantasa yang digunakan sampah, Gerakan LISA (Liat Sampah
adalah LISA (Lihat Sampah Ambil), Ambil) dan Gerakan LONGGAR
MABELO (Makassar Bersih (Lorong Garden), akan tetapi
Lorong), MABASA (Makassar Bebas perubahaan itu belum maksimal
Sampah) dan Aku dan Sekolahku program dan komitmen perubahan
Tidak Rantasa. Ke empat jargon ini sikap terhadap kebersihan
.82
digunakan oleh Pemerintah Kota lingkungan
Makassar dalam merubah pola pikir Selaian itu penelitian juga
masyarakat untuk cinta kerbersihan. dilakukan oleh Novri Ardi Wiranata
Keberadaan sebuah program Nur tahun 2014 dengan judul
sebagai intrumen pemerintah dalam “Analisis Pelaksanaan Program
menyelenggarakan tugas dan Gerakan Makassar Ta’ Tidak Rantasa
wewenangnya dapat dilihat dari di Kota Makassar”, menunjukkan
tinjauan manajemen strategik bahwa bahwa Program Gerakan Makassar
program merupakan turunan yang Tidak Rntasa melihat sisi partisipasi
berkesinambungan dari visi dan misi masyarakat belum ada peningkatan
pemerintah daerah dimana hal secara signifikan, masih terlihat
tersebut memiliki tujuan sasaran, dan masyarakat seenaknya membuang
kebijakan yang didesain sedemikian sampah, sisa makanan dan minuman
rupa sehingga melahirkan program disembarang tempat meskipun telah
dan kegiatan sehingga dapat tersediah tempat-tempat sampah di
diasumsikan bahwa keberhasilan sekitaran area tersebut, begitupun
program dapat dilihat dari papan pengumuman “Buang
kesinambungan strumen-istrumen Sampah Pada Tempat Sampah” atau
tersebut melalui langkah evaluasi Jagalah Kebersihan” masih sangat
kebijakan. minim di tempat umum.83
Hasil penelitian tahun 2016 Masalah sampah bukan
Haerul, Haedar Akib dan Hamdan, masalah yang mudah ditangani oleh
dengan judul “Implementasi pemerintah Kota Makassar, dalam

82 83
Haerul, Haedar Akib, Hamdan. 2016. Indriyani,Dwi, Lukman. 2015. Analisis
Implementasi Kebijakan Program Makassar Pelaksanaan Program Gerakana Makassar
Tidak Rantasa (Mtr) Di Kota Makassar. Ta’ Tidak Rantasa Di Kota Makassar.
Makassar: Jurnal. Administrasi Publik. Vol. Makassar: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
6, No.2. Politik Politik Uniersitas Hasanuddin.

Volume 8, No. 2, Agustus 2019 102


BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

mengatasi masalah kebersihan, 3. Tujuan Penelitian


pemerintah Kota (Pemkot) Makassar 1) Untuk Mengetahui Evaluasi
mengeluarkan kebijakan yang disebut Pelaksanaan Program Lihat
dengan “Makassar Tidak Rantasa”. Sampah Ambil (LISA) dalam
Kebijakan Makassar tidak Rantasa Makassar Tidak Rantasa Di
merupakan kebijakan yang mengatur Kecamatan Rappocini Kota
tentang tata kebersihan Kota dimulai Makassar.
dari kesadaran semua warga Kota 2) Untuk Mengetahui dampak
Makassar untuk mengedepankan pelaksanaan Program Lihat
aspek kebersihan tentang sampah. Sampah Ambil (LISA) Dalam
Kedua Hasil penelitian Makassar Tidak Rantasa Di
menggambarkan adanya kesenjangan Kecamatan Rappocini Kota
antara harapan dan kenyataan (Das Makassar.
Sollen and Das Sein) dalam proses
pelaksanaan kebersihan. Program 4. Manfaat Penelitian
Makassar Tidak Rantasa ini belum Berdasarkan tujuan yang ingin
terlaksana dengan baik disebabkan dicapai dalam penelitian ini, maka
karena kurangnya sosialisasi dari manfaat yang diharapkan dari
program Makassar Tidak Rantasa dan penelitian ini adalah :
kurangnya kesadaran masyarakat 1) Manfaat Teoritis
akan pentingnya kebersihan. Oleh Penelitian ini diharapkan dapat
karena itu peneliti tertarik melakukan menambah khasanah,
penelitian lebih mendalam dengan pengembangan wawasan dan
mengavaluasi program Makassar pengetahuan serta referensi bagi
Tidak Rantasa di Kota Makassar. penelitian masalah. Program
2. Rumusan Masalah Lihat Sampah Ambil (LISA)
Berdasarkan latar belakang dalam Makassar Tidak Rantasa Di
masalah di atas maka peneliti Kecamatan Rappocini Kota
mengemukakan rumusan masalah Makassar.
sebagai berikut: 2) Manfaat Praktis
1) Bagaimanakah Evaluasi Hasil penelitian ini diharapkan
Pelaksanaan Program Lihat dapat dijadikan sebagai bahan
Sampah Ambil (LISA) dalam masukan bagi Pemerintah
Makassar Tidak Rantasa Di Makassar, selanjutnya dapat
Kecamatan Rappocini Kota diupayakan kebijakan-kebijakan
Makassar ? yang dapat menangani masalah
2) Bagaimanakah dampak Persampahan di Kota Makassar
pelaksanaan Program Lihat 5. Konsep Kebijakan
Sampah Ambil (LISA) Dalam 1) Konsep Dasar Evaluasi
Makassar Tidak Rantasa Di Kebijakan
Kecamatan Rappocini Kota Evaluasi merupakan kegiatan
Makassar? untuk menilai atau melihat
keberhasilan atau kegagalan sebuah
organisasi atau unit kerja dalam

Volume 8, No. 2, Agustus 2019 103


BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

melakukan tugas dan fungsi tentang lanjut, evaluasi ditujukan untuk


dibebankan kepadanya. melihat dampak dari suatu
Menurut Jones dalam Nawawi kebijakan, baik dampak positif
(2009: 155) Evaluasi suatu aktivitas maupun negatif.
yang dirancang untuk menimbang 4. Untuk mengetahui apabila ada
manfaat program dan proses penyimpangan. Evaluasi juga
pemerintahan.84 Menurut Nugroho bertujuan untuk mendeteksi serta
(2006: 155) meskipun evaluasi mengetahui adanya
berkenaan dengan keseluruhan proses penyimpangan.
kebijakan, evaluasi kebijakan lebih 2) Tipe dan Pendekatan Evaluasi
brkenaan pada kinerja dari kebijakan, Menurut Fenance dalam
khususnya pada implementasi Badjuri (2003: 135) ada empat dasar
kebijakan publik. Evaluasi pada tipe evaluasi sejalan dengan tujuan
perumusan dilakukan pada sisi post- yang ingin dicapai yaitu:
tindakan, yaitu lebih dari “Proses” 1. Evaluasi kecocokan
perumusan daripada muatan (appropriateness) menguji dan
kebijakan yang biasanya “hanya” mengavaluasi tentang apakah
menilai apakah prosesnya sudah kebijakan yang sedang
sesuai dengan prosedur yang sudah berlangsung cocok untuk
disepakati.85 dipertahankan ?apakah kebijakan
Menurut Nawawi (2009: baru dibutuhkan untuk mengganti
158)dalam melakukan evaluasi kebijakan ini ? pertanyaan pokok
kebijakan publik memiliki beberapa dalam evaluasi kecocokan ini
tujuan yaitu : adalah siapakah semestinya yang
1. Menentukan tingkat kinerja menjalangkan kebijakan publik
sesuatu kebijakan. Dengan tersebut pemerintah atau sektor
evaluasi maka dapat diketahui swasta ? jawaban atau pertanyaan
derajat pencapaian tujuan dan ini memungkinkan penentuan
sasaran kebijakan tingkat kecocokan implementasi
2. Mengukur tingkat efesiensi suatu kebijakan.
kebijakan. Dengan evaluasi juga 2. Mengevaluasi aktivitas menguji
dapat diketahui berapa biaya dan dan menilai apakah program
manfaat dari suatu kebijakan. kebijakan tersebut menghasilkan
3. Mengukur tingkat keluaran hasil dan dampak kebijakan yang
(outcome) suatu kebijakan. Salah diharapkan ?apakah tujuan yang
satu tujuan evaluasi adalah diapai dapat terwujud ? apakah
mengukur berapa besar kualitas dampak yang diharapkan
pengeluaran atau output dari suatu sebanding dengan usaha yang
kebijakan. Mengukur dampak telah dilakukan ? tipe evaluasi ini
suatu kebijakan. Pada tahap lebih memfokuskan diri pada

84 85
Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan public
Analisis, Strategi Adokasi Teori dan Praktek. untuk Negara-Negara Berkembang Jakarta:
Surabaya: PMN (Putra Media Nusantara). PT. Elex Media Komputindo.

Volume 8, No. 2, Agustus 2019 104


BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

mekanisme pengujian berdasar mencapai hasil yang - Rasio


diinginkan? biaya-
tujuan yang ingin dicapai yang manfaat
biasanya secara tertulis tersedia Seberapa jauh - Biaya tetap
pencapaian hasil yang - Efektivitas
dalam setiap lebijakan public Kecukupan
diinginkan dapat tetap
3. Evaluasi efisiensi, merupakan memecahkan masalah
- Kriteria
pengujian dan penilaian Apakah biaya dan
Pareto
manfaat didistribusikan
berdasarkan tolak ukur ekonomis Pemerataan dengan merata kepada
- Kriteria
Kaldor-Hicks
yaitu apakah input yang digunakan kelompok-kelompok
- Kriteria
yang berbeda?
telah digunakan dan hasilnya Rawls
Apakah hasil kebijakan
sebanding dengan output memuaskan kebutuhan
Konsistensi
dengan
kebijakannya ?apakah cukup Responsivitas preferensi atau nilai
survey warga
kelompok-kelompok
efisisen dalam penggunaan tertentu?
Negara
keuangan publik untuk mencapai Apakah hasil (tujuan) Program
yang diinginkan benar- publik harus
dampak kebijakan ? Ketepatan
benar berguna atau merata dan
4. Meta evaluasi, menguji dan bernilai? efisien.86
menilai terhadap proses evaluasi 6. Pendekatan Penelitian
itu sendiri. Apakah evaluasi yangf Metode penelitian kualitatif
dilakukan oleh lembaga didefenisikan sebagai metode
berwenang sudah professional penelitian ilmu-ilmu sosial yang
?apakah evaluasi tersebut mengumpulkan dan menganalisis
menghasilkan laporan yang data beupa kata-kata (lisan maupun
memengaruhi pilihan-pilihan tulisan) dan perbuatan-perbuatan
manejerial ? manusia serta peneliti tidak berusaha
Untuk menilai keberhasilan menghitung atau mengkualifikasikan
suatu kebijakan perlu dikembangkan data kualitatif yang telah diperoleh
beberapa indokator, karena dan dengan demikian tidak
87
penggunaan indikator yang tunggal menganilisis angka-angka. Dalam
akan membahayakan, dalam arti hasil Afrizal (2014: 13) Pemilihan deskriptif
penilaiannya dapat bias dari yang kualitatif dalam penelitian ini sudah
sesunggunya. Indikator atau kriteria sesuai digunakan dalam
evaluasi yang dikembangakan oleh menelitiprogram Makassar Tidak
Dunn (2003: 610) mencakup enam Rantasa di Kecamatan Tamalate Kota
indikator sebagai berikut Makassar, dimana penelitian ini
Tabel 1: Indikator Evaluasi didasarkan pada fakta-fakta yang
Kebijakan terjadi dilapangan pada saat
Tipe
Pertanyaan Ilustrasi melakukan penelitian kemudian
Kriteria
Apakah hasil yang dianalisa, dan hasil dari analisa
Efektivitas diinginkan telah Unit pelayanan tersebut dijadikan bukti-bukti yang
dicapai?
- Unit biaya
perlu diinterpretasi untuk digunakan
Seberapa banyak usaha
Efisiensi
diperlukan untuk
- Manfaat sebagai pendukung kebenaran yang
bersih
dilakukan dalam penelitian.
86 87 Afrizal. 2014. Metode Penelitian
Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Kualitatif. Rajawali Pers. Hal 13
Press. Hal. 601

Volume 8, No. 2, Agustus 2019 105


BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

Data primer yaitu data yang dihilangkan melainkan dirangkum,


diperoleh dari lokasi penelitian atau diparafase, maupun digabungkan
data yang bersumber dari informasi dengan data lainnya. Kondensasi
langsung yang berkaitan dengan data dalam penelitian ini dilakukan
program Makassar Tidak Rantasa’ melalui merangkum hasil
(MTR) dikota Makassar. Adapun wawancara, observasi dan
informasi dalam penelitian ini sebagai dokumentasi sesuai dengan
berikut: masing-masing aspek. Data hasil
1) Kepala wilayah kecamatan rangkuman kemudian dipakai
2) Kepala Kelurahan sebagai data penelitian.
3) Perwakilan RT 2) Data Display (Penyajian Data)
4) Perwakilan RW Setelah data kondensasi, maka
5) Masyarakat langkah selanjutnya adalah
Data sekunder yaitu sebagai menyajikan data. Teks yang
data pelengkap yang diperoleh dari bersifat naratif paling sering
laporan-laporan, dokumen-dokumen digunakan untuk menyajikan data
buku tes yang ada pada kantor dalam penyajian data kualitatif.
kecamatan diwilayah Makassar atau Meskipun begitu untuk
dari sumber lainnya yang berkaitan mempermudah dalam penarikan
dengan masalah penelitian yang penyajian data diharapkan dalam
dibahas yaitu Makassar Tidak bentuk matriks, grafis, diagram,
Rantasa’ (MTR) dikota Makassar. maupun pemetaan. Dalam
Teknik analisa data yang penelitian ini data disajikan dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk teks naratif, serta table pada
analisis data menggunakan model suatu aspek.
intraktif menurut Melles, Huberman 3) Conclution Drawing/Verification
dan saldana dalam Sugiyono (Penarikan Kesimpulan/Data
(2018:246-253) Meliputi: Verifikasi)
1) Data Condentation (Kondensasi Langkah terakhir dalam analisis
Data) data kualitatif adalah penarikan
Kondensasi data merujuk pada kesimpulan dan verifikasi.
proses memilih, memfokuskan, Penarikan kesimpulan di ambil
penyerdehanaan, mengabstrasikan dari data yang terkumpul
data yang diproleh selama kemudian diverifikasi terus
penelitian berlangsung. Makna menerus selama proses penelitian
dari kondensasi mengacu pada berlangsung agar data yang
pengetahuan data. Dalam model didapat terjamin keabsahan dan
sebelumnya menggunakan istilah objektifitasnya, sehingga
reduksi yang berarti mengurangi kesimpulan terakhir dapat
data dalam kondensasi data tidak dipertanggung jawabkan.88

88
Sugiyono. 2018. Metode penelitian
kuantitatif, kualitattif dan R&D. Bandung:
Alfabeta Hal 246-253
Volume 8, No. 2, Agustus 2019
106
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

7. Penyajian Data dan Hasil Efektifitas, Efisiensi, Kecukupan,


Penelitian Pemerataan, Responsivitas dan,
Mewujudkan Program Ketepatan. Untuk lebih jelasnya akan
Makassar Tidak Rantasa dalam hal diuraikan secara terperinci
Program LISA (Lihat Sampah Ambil) berdasarkan hasil wawancara sebagai
merupakan salah satu cara berikut:
menciptakan kesadaran masyarakat
1. Efektifitas (effectiveness) yaitu
apabila melihat sampah di sekitarnya.
menentukan apakah hasil yang
Masyarakat dalam hal ini dapat
dinginkan telah tercapai melalui
diartikan sebagai bentuk keterlibatan
program Lihat Sampah Ambil
baik secara langsung maupun tidak
(LISA) di Kecamatan Rappocini
langsung, Dengan melihat bagaimana
Kota Makassar. Dapat diartikan
respon masyarakat ketika melihat ada
bahwa efektifitas adalah sejauh
sampah di sekitarnya. Program LISA
mana dapat pencapaian tujuan
(Lihat Sampah Ambil) ini diharapkan
pada waktu yang tepat,dalam
mampu menyadarkan masyarakat
seperti pelaksanaan tugas pokok,
bagaimana pentingnya menjaga
maka ukuran efektifitas
lingkungan yang terbebas dari
merupakan suatu standar akan
sampah.
terpenuhinya mengenai sasaran
Hasil penelitian yang dan tujuan yang ingin dicapai,
dilakukan di Kecamatan Rappocini selain itu, menunjukkan pada
Kota Makassar terhadap 5 Informan tingkat sejauh mana organisasi,
dengan menggunakan metode program/krgiatan meleksanakan
wawancara sebagai alat pengumpulan fungsinya secara optimal.
data yang paling utama. Dari kelima Berdasarkan hasil penelitian
infoman tersebut bernama yaitu yang dilakukan diketahui bahwa
Bapak Abdul Haris S.sos, Ibu program Lisa dalam Makassar Tidak
Ernawati S.sos, M.Ap, Bapak M. Rantasa ini merupakan salah satu cara
Yahya AB,Bapak Anto, dan Ibu menertipkan masyarakat dan
Nanna Terpilihnya kelima nama di mengubah pola perilaku masyarakat
atas, sebagai informan dalam yang tak peduli dengan
penelitian ini karena peneliti melihat lingkungannya, Walaupun masih ada
bahwasanya informan-informan sekelompok masyarakat akan tak
tersebut dianggap mempunyai peduli masalah kebersihan
kapabilitas dalam memberikan (membuang sampah di sembarang
jawaban tentang penelitian ini. tempat)
Penyajian data wawancara 2. Efisiensi (efficiency) yaitu
yang terkait Program Lihat Sampah menentukan sejauh mana dapat
Ambil (LISA) dalam Makassar Tidak mencapai tujuan pada waktu yang
Rantasa di Kecamatan Rappocini tepat dan dapat diukur dari sub
Kota Makassar dinilai berdasarkan indikator biaya yang diperlukan
beberapa fokus penelitian menurut untuk menghasilkan tingkat
Wiliiam N Dunn yang terdiri dari : efektivitas tertentu serta tenaga
yang dikeluarkan dalam

107
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

pencapaian suatu program lihat adalah kebijakan yang akibatnya


sampah ambil (LISA) di atau usaha yang secara adil
Kecamatan Rappocini Kota didistribusikan. Suatu program
Makassar. akan efektif,efisein dan
Berdasarkan hasil penelitian mencukupi apabila biaya
yang dilakukan diketahui bahwa manfaat merata.
program Lisa dalam Makassar Tidak Berdasarkan hasil penelitian
Rantasa ini merupakan salah satu cara yang dilakukan diketahui bahwa
efisien Walikota Makassar untuk pemerataan biaya retribusi sampah
mengajak semua masyarakat agar sudah di atur berdasarkan Peratran
peduli terhadap lingkungan yang Walikota No. 56 Tahun 2011 tentang
terbebas dari sampah. Program Lisa retribusi sampah. Biaya yang di
juga ini diterapkan kepada seluruh bebankan kepada masyarakat itu di di
masyarakat dimana pun dia berada setor di masing-masing kelurahan
harus tetap menjaga kebersihan. sebesar Rp.700.000 per bulan, kalau
3. Kecukupan (adequancy) yaitu ada lebihnya kita kasih masuk
menentukan sejauh mana hasil kedalam dana sosial. Setiap
yang telah tercapai dapat masyarakat harus membayar biaya
memecahkan masalah lihat sampah tergantung dari golongannya
sampah ambil (LISA)di seperti rumah tangga atau pedagang.
Kecamatan Rappocini Kota 5. Responsivitas (responsiveness)
Makassar, dalam hal ini sebelum yaitu melihat apakah hasil dari
suatu program kebijakan sebuah kebijakan program lihat
disahkan dan dilaksanakan harus sampah ambil (LISA) di
ada analisis kesesuaian metode Kecamatan Rappocini Kota
yang akan dilaksanakan dengan Makassar, memuat prefensi/nilai
sasaran yang ingin dicapai, kelompok dan dapat memuaskan
apakah acaranya sudah benar masyarakat.
atau menyalahi aturan atau teknis Berdasarkan hasil penelitian
pelaksanaan yang yang benar. yang dilakukan diketahui bahwa
Berdasarkan hasil penelitian Respon masyarakat terhadap program
yang dilakukan diketahui bahwa Walikota di terima oleh masyarakat.
kecukupan dalam program Lisa Sosialisasi sering dilakukan untuk
sudah berjalan baik di masyarakat dan mengajak warga masyarakat Kota
dari pihak Kecamatan sendiri juga Makasssar dengan kalimat pungkutki
menyediakan fasilitas kendaraan sampahta kalau kita lihatki (LISA)
yang mengambil sampah dari rumah sehingga masyarakat mulai malu
ke rumah. sendiri jika melihat sampah
4. Pemerataan (equity). Yaitu kemudian tidak dipungut.
bagaimana biaya dan manfaat 6. Ketepatan (appropriateness)
didistribusikan merata pada yaitu melihat apakah hasil yanng
kelompok masyarakat yang dicapai bermanfaat bagi
berbeda. Kebijakan yang masyarakat dengan cara
berorientasi pada pemerataan mengevaluasi dampak kebijakan

108
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

yang meliputi efektivitas, Makassar bapak Danny Pomanto


kecukupan, pemerataan, dan Program Makassar Tidak Rantasa ini
responsivitas dan ketepatan adalah gerakan rekonstruksi moral
pelaksanaan ditinjau dari aspek yaitu dengan merekonstruksi cara
masyarakat sebagai sasaran pandang masyarakat untuk hidup
kebijakan tersebut. bersih terutama berkaitan dengan
Berdasarkan hasil penelitian sampah (Badan arsip dan
yang dilakukan diketahui bahwa perpustakaan makassar, 2014).
ketepatan dengan cara mengevaluasi Terdapat dua masalah besar
Program Lihat Sampah Ambil(LISA) yang dimiliki Kota Makassar jika
ini dengan melihat atau membahas persampahan yaitu yang
mengumpulkan apa saja yang di pertama masyarakat yang memiliki
keluhkan oleh masyarakat untuk di kebiasaan membuang sampah di
evaluasi ke depannya. sembarang tempat dan yang kedua
Hasil penelitian ini dapat adalah manajemen persampahan yang
disimpulkan bahwa adanya 2 kurang maksimal.
indikator yang dikatakan tidak Melihat kondisi di atas maka
berhasil damn ada 4 indikator yang dukungan masyarakat dalam
dikatakan baik, untuk lebih jelasnya pelaksanaan Program Makassar
dapat dilihat dalam tabel yang ada di Tidak Rantasa untuk mengatasi
bawah ini Tabel 6 : masalah persampahan ini sangatlah
dibutuhkan karena tanpa pertisipasi
Keberhasilan yang lebih dari masyarakat maka
Program Lihat program ini tidak bisa terlaksana.
Sampah Ambil Penelitian ini menggunakan teori
Indikator
(LISA)
Berhasi Belum evaluasi kebijakan yang di
berhasil kemukakan oleh William N Dunn
1. Efektivitas yaitu: Efektivitas,Efisien,
2. Efisiensi Kecukupan, Pemerataan,
3. Kecukupan Responsivitas, dan Ketetapan.
4. Pemerataan Berdasarkan hasil penelitian dapat
5. Responsivitas diuraikan sebagai berikut:
6. Ketepatan 7. Efektivitas
Menurut Winarno (2002:184
8. Pembahasan Efektifitas berasala dari kata efektif
Makassar Tidak Rantasa yang mengandung pengertian yang
adalah Program dari Pemerintah Kota dicapainya keberhasilan dalam
Makassar salah satunya Program mencapai tujuan yang telah
LISA (Lihat Sampah Ambil) untuk ditetapkan. Teori efektivitas dalam
mengatasi masalah kebersihan. William N Dun(2003:429)
Program ini dilaksanakan atas surat menjelaskan bahwa “apakah hasil
keputusan Walikota Makassar kepada yang diinginkan telah tercapai”.
SKPD dan Kecamatan se-kota Ukuran efektivitas yang digunakan
Makassar. Menurut Walikota dalam penelitian ini meliputi

109
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

terpenuhinya sasaran dan tujuan yang 2. Efisiensi


ingin dicapai. Selain itu,menunjukan Menurut Winarno (2002: 185)
padasetiap program harus memiliki Efisiensi (efficiency) berkenaan
jangka waktu atau batasan waktu dengan jumlah usaha yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan.Sasaran dari untuk menghasilkan tingkat
program ini dengan melihat sejauh efektivitas tertentu. Efisiensi yang
mana program Lihat Sampah Ambil merupakan sinonim dari rasionalitas
(LISA) dalam Makassar Tidak ekonomi, adalah merupakan
Rantasa ini dapat menyelesaikan hubungan antara efektivitas dan
masalah persampahan yang ada di usaha, yang terakhir umumnya diukur
Kota Makassar. Tujuan dari Program dari ongkos moneter. Efisiensi
lisa ini untuk merubah pola pikir biasanya ditentukan melalui
masyarakat yang harusnya lebih perhitungan biaya per unit. Menurut
peduli terhadap kebersihan. Program Dunn (2003:430) efisiensi
Lihat Sampah Ambil (LISA) dalam (efficiency) berkenaan dengan jumlah
Makassar Tidak Rantasa ini tidak usaha yang diperlukan untuk
dapat berjalan secara efektif tanpa menghasilkan tingkat efektivitas
bantuan dari masyarakat. Masyarakat tertentu. Efisiensi yang merupakan
disini sangat berperan penting dalam sinonim dari rasionalitas ekonomi,
proses pelaksanaan program LISA adalah merupakan hubungan antara
ini. efektivitas dan usaha, yang terakhir
Berdasarkan hasil wawancara umumnya diukur dari ongkos
dan pengamatan penulis bahwa moneter. Efisiensi biasanya
program LISA masih belum ditentukan melalui perhitungan biaya
sepenuhnya efektif dilaksanakan. per unit produk atau layanan.
Kesadaran akan sampah belum Kebijakan yang mencapai efektivitas
terlaksana dengan sepenuhnya karena tertinggi dengan biaya terkecil
masih ada masyarakat yang belum dinamakan efisien.
sadar atau tidak peduli akan Efisiensi (efficiency) yaitu
kebersihan. Hal ini terjadi disebabkan menentukan apakah hasil yang
oleh kesadaran individu yang masih dinginkan telah tercapai melalui
kurang dalam menjaga kebersihan. program Lihat Sampah Ambil (LISA)
Namun, pihak pemerintah Kecamatan di Kecamatan Rappocini Kota
dan Kelurahan terus berupaya Makassar. Dapat diartikan bahwa
mengajak masyarakat dalam hal efisiensi adalah sejauh mana dapat
mensosialisasikan Program LISA pencapaian tujuan pada waktu yang
untuk memberikan kesadaran kepada tepat,dalam seperti pelaksanaan tugas
masyarakat yang masih kurang pokok, maka ukuran efektifitas
optimal dalam permasalahan sampah. merupakan suatu standar akan
Program Lihat Sampah Ambil (LISA) terpenuhinya mengenai sasaran dan
ini juga tidak memiliki batasan waktu tujuan yang ingin dicapai, selain itu,
dalam pencapaian tujuan karena menunjukkan pada tingkat sejauh
kapan saja dimana saja masyarakat mana organisasi, program/krgiatan
berada kalau lihat sampah ambil .

110
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

meleksanakan fungsinya secara Kecamatan Rappocini sudah berjalan


optimal. dengan baik dimana jam operasi
Berdasarkan hasil wawancara pengangkut sampah sudah
dan pengamatan peneliti dapat mencukupi dan di bagi-bagi,dimana
dikatakan Program. Lihat Sampah pengangkut sampah yang beroperasi
Ambil (LISA) dalam Makassar Tidak pada sore hari yaitu pengangkut
Rantasa ini salah satu cara sampah yang menggunakan motor
Pemerintah Wali Kota Makassar viar dan mobil tongkang sedangkan
membuat Program LISA untuk pengangkut sampah yang beroperasi
memudahkan masyarakat dan hal pada sore sampai malam yaitu
kebersihan dan menyediakan sarana pengangkut sampah mobil tangkasa.
dan prasarana untuk menjadi Program Lisa ini dulunya di
penunjang bagi masyarakan.dan taat dukung dengan adanya pengadaan
akan kebersihan. tempat sampah gendang dua.
3. Kecukupan Diharapkan masyarakat saat melihat
Teori Kecukupan dalam William sampah agar memungut sampah
N Dunn mengatakan bahwa tersebut dan membuangnya
“Seberapa jauh hasil yang telah ditempat sampah gendang dua yang
tercapai dapat memecahkan tersedia disekitar jalanan. Namun
masalah”. Kecukupan dalam hal pada kenyataannya ada pihak yang
program Lihat Sampah Ambil (LISA) tidak bertanggung jawab yang
ini kita melihat bagaimana kecukupan memanfaatkan gendang dua yang
dalam hal pengadaan tempat sampah terbuat dari besi itu untuk di timbang
atau pengangkut sampah yang berada atau di jual untuk kepentingan
di Kecamatan Rappocini. Menurut pribadi.
Winarno (2002: 186) kecukupan 4. Pemerataan
dalam kebijakan publik dapat Teori Pemerataan dalam William
dikatakan tujuan yang telah dicapai N Dunn mengatakan bahwa “apakah
sudah dirasakan mencukupi dalam biaya dan manfaat didistribusikan
berbagai hal. Kecukupan masih merata keadalam kelompok
berhubungan dengan efektivitas masyarakat yang berbeda”. Biaya
dengan mengukur atau memprediksi retribusi sampah yang dibebankan
seberapa jauh alternatif yang ada kepada masyarakat sudah di atur
dapat memuaskan kebutuhan, nilai dalam peraturan Walikota No 56
atau kesempatan dalam Tahun 2011 tentang wajib retribusi,
menyelesaikan masalah yang terjadi. nilai dan besaran. Setiap masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara tidak sama besaran retribusi sampah.
dan pengamatan peneliti dapat Berdasarkan hasil wawancara
dikatakan Program Lihat Sampah dan pengamatan penulis besaran
Ambil (LISA) dalam Makassar Tidak retribusi sampah sudah adil dan
Rantasa ini salah satu cara untuk merata biaya yang dibebankan kepada
mengatasi masalah persampahan. masyarakat juga tergantung dari
Pengadaan tempat sampah dan tingkat golongan seperti Rumah
pengangkut sampah yang berada di Tangga, Pedangang atau Restoran.

111
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

Setiap bulannya ada yang bertugas Teori Ketepatan dalam William


untuk menangih ke rumah-rumah N Dunn mengatakan bahwa”Apakah
warga. hasil yang dicapai bermanfaat”.
5. Responsivitas Melihat bagaimana hasil yang dicapai
Menurut Winarno (2002:189) tepat sasaran kepada masyarakat
Keberhasilan kebijakan dapat dilihat dengan cara mengevaluasi aspek-
melalui tanggapan masyarakat yang aspek dampak kebijakan dari
menanggapi pelaksanaan setelah Program Lisa dalam Makassar Tidak
terlebih dahulu memprediksi Rantasa.
pengaruh yang akan terjadi jika Berdasarkan hasil wawancara
kebijakan akan dilaksanakan, juga dan pengamatan penulis dapat
tanggapan masyarakat setelah disimpulkan bahwa setiap program
dampak kebijakan sudah mulai dapat selalu ada evaluasi salah satunya
dirasakan dalam bentuk program LISA (Lihat Sampah Ambil)
dukungan/berupa penolakan. Teori disini kita mengevaluasi program ini
Responsivitas dalam William N Dunn semua apa yang dikeluhan oleh
mengatakan bahwa “apakah hasil masyarakat.
kebijakan memuat prefensi/nilai Kepala bagian kebersihan
kelompok dan dapat memuaskan Kecamatan Rappocini juga
masyarakat” Responsivitas menyediakan stiker yang berisi
masyarakat dalam Program Lihat nomor pengaduan di motor
Sampah Ambil (LISA) ini di terima pengangkut sampah. Ketepatan
baik oleh masyarakat. Tetapi ada juga program Lisa ini sangat tepat sasaran
masyarakat yang belum sadar atau kepada masyarakat agar dapat
belum mengubah pola pikirnya untuk menyadarkan masyarakat supaya
mengambil sampah apabila melihat lebih memperhatikan kebersihan
sampah.Makassar tidak rantasa lingkungan.walaupun masih ada
dengan program Lihat Sampah Ambil masyarakat yang kurang peduli soal
(LISA) tujuannya untuk mendorong kebersihan.
masyarakat untuk hidup lebih
memperhatikan aspek kebersihan 9. Penutup
yang tentu dalam tinjauan terkecilnya a. Kesimpulan
seperti lingkungan sekitar tempat Berdasarkan hasil penelitian dan
tinggalnya. pembahasan, tentang Evaluasi
Sebagai satu sistem sosial, Program Lihat Sampah Ambil (LISA)
masyarakat Kecamatan Rappocini dalam Makassar Tidak Rantasa di
diharapkan bukan hanya sebagai Kecamatan Rappocini Kota Makassar
penerima dari kondisi perubahan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan
yang dicanangkan pemerintah 6 indikator evaluasi kebijakan yang
melainkan posisi masyarakat sebagai dikemukakan oleh William N Dunn
objek dari perubahan yang ikut andil yaitu Efektifitas, Efisien, Kecukupan,
dan partisipatif sebagai subjek yang Pemerataan, Responsivitas dan
melakukan sebuah perubahan. Ketetapan. Dimana indikator yang
6. Ketepatan peneliti katakan cukup baik yaitu

112
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

Efisien,Kecukupan, dan Pemerataan, penunjang bagi masyarakan.dan taat


sedangkan indikator yang menurut akan kebersihan.
penulis tidak baik pada indikator 3. kecukupan
Efektifitas, Responsivitas dan Kecukupan dalam Program Lihat
Ketepatan. Untuk lebih jelasnya dapat Sampah Ambil (LISA), Kecukupan
diuraikan sebagai berikut: dalam pengadaan tempat sampah dan
1. Efektifitas pengangkut sampah yang berada di
Masih belum sepenuhnya efektif Kecamatan Tamalate juga
dilaksanakan. Kesadaran akan mencukupi, beroperasi pada sore
sampah belum terlaksana dengan sampai malam yaitu pengangkut
sepenuhnya karena masih ada sampah mobil tangkasa.
masyarakat yang belum sadar atau 4. Pemerataan
tidak peduli akan kebersihan. besaran retribusi sampah di
2. Efisiensi Kecamatan Rappocini yang
Efisien dalam Program Lihat dibebankan kepada masyarakat juga
Sampah Ambil (LISA), untuk tergantung dari tingkat golongan
memudahkan masyarakat dan hal seperti Rumah Tangga, Pedangang
kebersihan dan menyediakan sarana atau Restoran.
dan prasarana untuk menjadi 5. Responsivitas
6. mengatakan bahwa yang berperan
Responsivitas masyarakat dalam penting dalam Program LISA ini
Program Lihat Sampah Ambil (LISA) yaitu masyarakat di bantu dengan
ini perlu ditingkatkan lagi, karena Pemerintah dan aparatur lainnya yang
masih adanya masyarakat yang belum menyediakan fasilitas yang berkaitan
sadar atau belum mengubah pola dengan masalah persampahan.
pikirnya untuk mengambil sampah c. Saran
apabila melihat sampah. Pemerintah Kota Makassar
7. Ketepatan harusnya lebih aktif dalam
Ketepatan dalam Program Lihat mensosialisasikan kegiatan ini
Sampah Ambil (LISA) dapat kepada masyarakat agar kesadaran
dikatakan kurang baik. Karena masih masyarakat untuk mencintai
banyak masyarakat belum memahami kebersihan dapat tewujud. Misalanya
baik tujuan program. Kepala bagian yang kurang (Efektifitas) Perlunya
kebersihan Kecamatan Rappocini pihak pemerintahan harus menjadi
hanya menyediakan stiker yang berisi contoh kepada masyarakat dalam hal
nomor pengaduan di motor menjaga kebersihan. Terus
pengangkut sampah hal itu kurang di mensosialisasikan program Lihat
perhatikan masyarakat, Sampah Ambil ini agar masyarakat
b. Implikasi sadar dan merubah pola pikirnya
Hasil penelitian ini diharapkan untuk menjaga kebersihan. Mengenai
dapat memberikan manfaat kepada (Responsivitas) Perlunya ada
masyarakat dalam proses penanganan sosialisasi yang dilakukan agar
masalah persampahan di Kota masyarakat sadar dan merubah pola
Makassar. hasil dari penelitian ini pikir untuk lebih menjaga kebersihan.

113
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

Ketetapan. Serta (Ketepatan) Indnesia.Yogyakarta: Pustaka


Mengenai ketetapan program Lisa ini Pelajar.
diharapkan mampu memberikan Irfan Islamy.2007. Prinsip-Prinsip
sasaran yang tepat secara menyeluruh
Perumusan Kebijakan
bagi masyarakat dan diharapkan Negara. Jakarta: Bumi Aksara
setiap kritikan dan saran ditindak
lanjuti dengan cepat. Joko Widodo. 2007. Analisis
10. Daftar Pustaka Kebijakan Publik. Malang:
Bayumedia Publishing.
Abdul Wahab Solichin.2016 Analisis
Kebijakan.Jakarta: PT Bumi Aksara Muhlis Madani. 2011. Dimensi
Internal Aktor Dalam Proses
Agus Perwanto Erwan dan Ratih Perumusan kebijakan publik.
Sulistyastuti Dyah. 2012. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ipmlementasi Kebijakan
Publik. Yogyakarta: Gava Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy
Media Analisis, Strategi Adokasi
Teori dan Praktek. Surabaya:
Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan PMN (Putra Media
Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Nusantara).
Siwah
Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan
Afrizal. 2014. Metode Penelitian public untuk Negara-Negara
Kualitatif. Depok. Rajawali Pers Berkembang Jakarta: PT.
Dunn William. 2003. Pengantar Elex Media Komputindo.
Analisis Kebijakan Parsons, Wayne. 2005.Publik Policy.
Publik.Yogyakarta: Gadjah “Pengantar Teori dan Praktik
Mada University Press Analisis Kebijakan”. Jakarta:
Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Kencana
Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Pomanto Moh. Ramadhan & syamsul
Siwah Rizal. 2014. 8 Jalan Masa
Badjuri, Abdulkahar dan Teguh Depan; Mainstream Baru
Yuwono. 2003. Kebijakan Pembangunan Makassar.
Publik Konsep dan Strategi. Makassar: Pelita Pustaka-
Semarang: Universitas Badan Arsip & Perpustakaan
Diponegoro Makassar.
Budi Winarno. 2007. Kebijakan Suarto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan
Publik: Teori dan Proses Publik. Bandung: Alfabeta
(Edisi Revisi).Yogyakarta:
Media Pressindo.
Sugiyono. 2018. Metode penelitian
Gaffar, Karim Abdul. 2011. kuantitatif, kualitattif dan
Kompleksitas Persoalan R&D. Bandung: Alfabeta
Otonomi Daerah

114
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Peraturan Perundang Undangan :


Publik Teori dan Proses.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Yogyakarta: Media Presindo. 2008 tentang pengelolaan
Jurnal : sampah pemerintah daerah
memiliki wewenang untuk
Haerul, Haedar Akib, Hamdan. 2016.
mengelolah sampah di daerah
Implementasi Kebijakan
masing-masing.
Program Makassar Tidak
Rantasa (Mtr) Di Kota Undang-Undang Republik Indonesia
Makassar. Makassar: Jurnal. Nomor 32 Tahun 2009
Administrasi Publik. Vol. 6, Tentang Perlindngan Dan
No.2. Pengelolan Lingkungan
Hidup.
Indriyani,Dwi, Lukman. 2015.
Makassar: Fakultas Ilmu Peraturan Daerah Kota Makassar No
Sosial Dan Ilmu Politik 4 Tahun 2011 Tentang
Politik Uniersitas Pengelolaan Sampah.
Hasanuddin. Analisis Surat Keputusan Nomor
Pelaksanaan Program 660.2/1087/Kep-/V/2014
Gerakana Makassar Ta’ Tidak Tentang Pembagian Wilayah
Rantasa Di Kota Makassar:
Binaan Satua
Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Vol, 7
Perangkat Kerja Daerah(SKPD)
Pelaksanaan Program
Gerakan Makassar Ta’ Tidak
Rantasa

115
BIROKRAT: JURNAL ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
ISSN : 2354-5925

116

Anda mungkin juga menyukai