Anda di halaman 1dari 8

45 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No.

ANALISIS SISTEM TRANSPORTASI SAMPAH KOTA TUBAN


MENGGUNAKAN DYNAMIC PROGRAMMING
Anggun Tri Yunita dan Munawar Ali
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : anggun-fiany@ymail.com

ABSTRAK
Evaluasi terhadap pengelolaan sampah sangat dibutuhkan agar terlaksana
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Salah satu sub-sistem terpenting
yang perlu diperhatikan adalah sistem pengangkutan karena jika pengangkutan sampah
kurang baik, akan terjadi penimbunan di tempat pengumpulan yang dapat menyebabkan
polusi udara, air, tanah, bau, vektor penyakit dan merusak estetika lingkungan.
Permasalahan rute kendaraan atau yang disebut Vehicle Routing Problem (VRP) ini
akan menjadi sulit diselesaikan dalam kondisi kota Tuban yang memiliki banyak depo
dan rute. Namun metode Stagecoach dalam program dinamik WinQSB diharapkan
mampu mencari solusi atas rute yang efektif dan efisien. Pada pencarian alternatif
sistem pengangkutan sampah ini hanya dibatasi pada kendaraan angkut Armroll truck
berkapasitas 6 m3 yang melayani beberapa depo dengan timbulan sampah paling
banyak. Dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data, maka hasilnya 6
dari 12 rute yang ada merupakan rute alternatif atau lebih efisien dibanding dengan rute
sebelumnya. Dari ke-6 total rute alternatif ini, mampu menghemat biaya bahan bakar
hingga Rp. 1.441.176,-/bulan dan Rp. 17.294.112,00/Tahun.
Kata kunci : Vehicle Routing Problem (VRP) - Stagecoach - WinQSB - Armroll
truck

ABSTRACT
Evaluation of waste management is needed so the proper and environmentally
sound waste management could be implemented. One sub-system that most important to
note is the transport system because if the transport system deficient will occur waste
hoarding in waste storehouse which can lead to air, water and soil pollution, odor and
disease vector also caused aesthetic environ damage. Problems route of vehicle or
called Vehicle Routing Problem (VRP) it would be troublesome solved in conditions of
Tuban city that has much waste strorehouse and route. Nevertheless, Stagecoach
method on Dynamic Programming WinQSB be expected to find solutions for effective
and efficient route. on search alternative transport system on waste transport this is
only confined on the transport vehicle Armroll truck capacity 6 m 3 that served some
waste storehouse with heap at most. By compiled, analyzed, and process the data, then
the result is 6 of 12 existing route is alternative route or more efficient then previously.
Of the 6 total alternative routes, able to save on fuel costs up to Rp. 1.441.176,-/month
and then Rp. 17.294.112,00/year.
Key Word : Vehicle Routing Problem (VRP) - Stagecoach - WinQSB - Armroll truck
Analisis Sistem Transportasi Sampah….(Anggun Tri Yunita Dan Munawar Ali) 46

PENDAHULUAN paling optimum sehingga diharapkan


Permasalahan sampah perkotaan di pengangkutan sampah menjadi lebih
Indonesia merupakan masalah yang efisien dan dapat mencegah
belum terselesaikan secara tuntas. Dari penumpukan dan penyimpanan sampah
total sampah yang dihasilkan oleh di beberapa titik sumber sampah.
masyarakat, diperkirakan hanya 60 % - Tujuan penelitian ini adalah untuk
70 % yang terangkut ke TPA oleh Dinas memberi solusi dan menyelesaikan
Kebersihan Kota, sebagian besar Vehicle Routing Problem (VRP)
sampah yang tidak terangkut biasanya sehingga dapat diketahui mana rute
dibakar atau dibuang ke sungai yang lebih efektif dan efisien dalam
(Chaerul, 2008). pengangkutan sampah dengan
Pesatnya perkembangan dan keterbatasan biaya bahan bakar yang
pembangunan wilayah perkotaan kota tersedia dengan tetap memperhatikan
Tuban yang diikuti pertambahan syarat rute pengangkutan sampah yang
penduduk dengan indeks kenaikan diperbolehkan.
sebesar 0,52 % setiap tahunnya serta
perubahan pola konsumsi masyarakat, TINJAUAN PUSTAKA
menimbulkan bertambahnya volume, Sampah
jenis, dan karakteristik sampah yang Menurut Peraturan Menteri Dalam
semakin beragam. Pengelolaan sampah Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang
yang baik sangat diperlukan agar tidak Pedoman Pengelolaan Sampah, sampah
terjadi penurunan kualitas lingkungan. adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
Dalam menentukan perencanaan dan/atau proses alam yang berbentuk
pengelolaan sampah yang baik, padat yang terdiri atas sampah rumah
umumnya akan diambil dua aspek yaitu tangga maupun sampah sejenis sampah
hierarki pengelolaan sampah dan aspek rumah tangga. Sedangkan menurut
jarak. Hierarki pengelolaan sampah dari Hadiwiyoto (1983:12), sampah adalah
pemilahan,pengumpulan, pengangkutan bahan sisa, baik bahan-bahan yang
,pengolahan dan pemrosesan akhir sudah tidak digunakan lagi (barang
sampah harus dilakukan dengan metode bekas) maupun bahan yang sudah
yang berwawasan lingkungan sehingga diambil bagian utamanya dari segi
tidak menimbulkan dampak negatif ekonomis. Sampah juga merupakan
terhadap kesehatan masyarakat dan bahan buangan yang tidak ada harganya
lingkungan itu sendiri. Sedangkan dan dari segi lingkungan banyak
hierarki dari aspek jarak adalah menimbulkan masalah pencemaran dan
transportasi sampah sebagai bagian gangguan pada kelestarian lingkungan.
dalam sistem pengelolaan. Di kota
Pengelolaan dan Penanganan
Tuban, transportasi sampah merupakan
Sampah
sub-sistem pengelolaan sampah yang
Pengelolaan sampah ialah usaha
masih menjadi masalah dan harus
untuk mengatur atau mengelola sampah
diperhatikan karena berhubungan
dari proses pengumpulan, pemisahan,
dengan aspek biaya (Rusmanto, 2014).
pemindahan, sampai pengolahan dan
Transportasi sampah adalah sub-
pembuangan akhir. Sedangkan yang
sistem yang bersasaran membawa
dimaksud dengan penanganan sampah
sampah dari sumber sampah menuju
ialah perlakuan terhadap sampah untuk
tempat pemrosesan sampah akhir.
memperkecil atau menghilangkan
Dengan optimasi sub-sistem ini akan
masalah yang ada kaitannya dengan
didapatkan rute pengangkutan yang
lingkungan, yang dapat berbentuk
47 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1

membuang sampah saja atau Teknik Operasional Pengelolaan


mengembalikan (recycling) sampah Sampah
menjadi bahan - bahan yang bermanfaat 1. Pewadahan Sampah
(Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan Teknik pewadahan sampah meliputi :
menurut Undang - Undang No. 18 a. Pola pewadahan
Tahun 2008 tentang Pengelolaan b. Persyaratan bahan wadah
Sampah yang kemudian diperbaiki c. Kriteria lokasi dan penempatan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri wadah
No. 33 Tahun 2010, Pengelolaan d. Penentuan ukuran wadah
sampah adalah kegiatan yang sistematis, e. Pengadaan wadah sampah
menyeluruh, dan berkesinambungan 2. Pengumpulan Sampah
yang meliputi perencanaan, Teknik pengumpulan sampah
pengurangan dan penanganan sampah meliputi :
dimana bertujuan untuk meningkatkan a. Pola pengumpulan
kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya.

Syarat Teknik Pengelolaan Sampah


Perkotaan
Dalam menangani pengelolaan
sampah perkotaan ini akan selalu
memacu pada SNI 19-2454 tahun 2002
mengenai Tata Cara Teknik Operasional
Sampah Perkotaan (Badan Standarisasi
Nasional Tahun 2002).
Skema teknik operasional
pengelolaan persampahan dapat dilihat
pada gambar di bawah ini,
b. Perencanaan operasional
pengumpulan
c. Pelaksanaan pengumpulan
sampah
3. Pemindahan Sampah
Teknik pemindahan sampah
meliputi:
a. Tipe pemindahan (transfer)
b. Lokasi pemindahan
c. Pemilahan
d. Cara pemindahan
4. Pengangkutan Sampah
Beberapa pola pengangkutan yang
sesuai dengan teknik operasional
pengelolaan, meliputi :
a. Pola individual langsung
b. Pola pengangkutan sistem
Diagram Teknik Operasional transfer depo tipe I dan II
Pengelolaan Sampah 5. Pengolahan Sampah
Badan Standarisasi Nasional (2002) 6. Pembuangan Akhir Sampah
Analisis Sistem Transportasi Sampah….(Anggun Tri Yunita Dan Munawar Ali) 48

Vehicle Routing Problem (VRP) Ditjen Cipta Karya, Departemen


Vehicle Routing Problem (VRP) Pekerjaan Umum Jawa Timur tahun
diperkenalkan pertama kali oleh 2007 yang digunakan sebagai acuan
Dantziq dan Ramser pada tahun 1959. normatif oleh Dinas Pekerjaan Umum
VRP didefinisikan sebagai sebuah bidang Persampahan kota Tuban adalah
pencarian atas cara penggunaan yang tergantung pada faktor :
efisien dari sejumlah kendaraan 1. Lalu lintas yang ada
(vehicle) yang harus melakukan 2. Pekerja, Tipe & Kapasitas alat
perjalanan ke sejumlah tempat untuk angkut
mengantar dan/atau menjemput orang/ 3. Pola pengangkutan yang
barang. Istilah Customer digunakan digunakan
sebagai pemberhentian untuk mengantar 4. Lokasi TPS atau TPST
dan/atau menjemput orang/barang. 5. Kondisi jalan & jarak tempuh
Penentuan ini dilakukan dengan 6. Tingkat persyaratan sanitasi
pertimbangan kapasitas kendaraan dan yang dibutuhkan.
untuk meminimalkan biaya yang
diperlukan karena biasanya penentuan Dynamic Programming
biaya minimal erat kaitannya dengan Program dinamis (Dynamic
jarak terpendek. Programming) adalah suatu teknik
matematis yang biasanya digunakan
untuk membuat suatu keputusan dari
serangkaian keputusan yang saling
berkaitan. Tujuan utama program
statistik ini ialah untuk mempermudah
penyelesaian persoalan optimasi yang
mempunyai karakteristik tertentu. Ide
dasar program dinamis ini ialah
membagi persoalan menjadi beberapa
Permasalahan Vehicle Routing bagian kecil sehingga memudahkan
Problem penyelesaiannya. Berbeda dengan
program linier, pada persoalan program
Aplikasi VRP pada permasalahan dinamis ini tidak ada formulasi
rute pengangkutan sampah matematis yang standar. Karena itu
Dari definisi Vehicle Routing persamaan - persamaan yang terpilih
Problem (VRP), pencarian atas cara untuk digunakan harus dikembangkan
penggunaan yang efisien dari sejumlah agar dapat memenuhi masing - masing
kendaraan ini juga dapat di aplikasikan situasi yang dihadapi.
dalam penyelesaian permasalahan Salah satu cara untuk mengenali
pengelolaan sampah pada sub-sistem suatu situasi yang dapat dirumuskan
pengangkutan. Dimana metode yang sebagai masalah pemrograman dinamis
dipilih harus disesuaikan dengan adalah menyadari struktur dasar
permasalahan yang ada dan kebijakan masalah tersebut apakah serupa dengan
yang berlaku untuk pengelolaan sampah masalah ekspedisi. Sifat dasar yang
sebagai batasan-batasannya. menjadi ciri masalah pemrograman
Beberapa pedoman yang digunakan dinamis yaitu masalah dapat dibagi
dalam membuat rute pengangkutan menjadi tahap-tahap dengan keputusan
sampah sesuai dengan pasal 26 Permen kebijakan yang dibuat pada masing-
PU No. 3 tahun 2003 dan kebijakan masing tahap.
49 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1

Untuk masalah ekspedisi, prosedur Framework Penelitian


penyelesaian membentuk tabel untuk
setiap tahap (n) yang menunjukkan
keputusan optimal pada setiap state
yang mungkin (s). jadi, selain bisa
menemukan tiga solusi optimal (rute
terbaik) untuk masalah keseluruhan,
hasil yang diperoleh juga dapat dipakai
sebagai petunjuk untuk menentukan
langkah jika terpaksa dialihkan ke state
yang tidak berada dalam rute optimal.

Stagecoach Problem
Metode penyelesaian ini digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan rute
yang menyangkut suatu jaringan
tersambung yang memiliki banyak
kendala pada tiap-tiap cabang.
Diharapkan, dengan mendapatkan rute
terpendek maka akan dapat dihitung
pula biaya yang minimum.
Metode untuk mencari rute terpendek
ini dikembangkan pada tahun 1959 oleh
Dijkstra dengan permasalahan sebuah
truk paket yang melakukan pengiriman
barang dari tempat asal ke tempat tujuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengiriman terakhir dengan melalui
Dari hasil running semua data, 6
route yang bermacam - macam. Setiap
dari 12 rute pengangkutan sampah
route melalui sejumlah tempat yang
dengan kendaraan angkut jenis Armroll
berbeda – beda. Dalam masalah ini
truck yang ada merupakan rute yang
tujuannya adalah memilih rute yang
telah optimum (terpendek), sedangkan 6
paling rendah biayanya (total minimum
rute lainnya masih belum optimum
cost) untuk sampai ke tempat tujuan.
sehingga didapat rute baru dengan
Route dengan biaya yang paling rendah
Stagecoach Dynamic Programming
sering disebut jalur optimum (optimum
dengan hasil sebagai berikut :
path). Dalam masalah - masalah yang
hampir sama, tujuannya adalah untuk Panjang
mendapatkan jarak minimum atau Jalan depo ke Selisih
periode waktu disamping biaya. Nama Depo TPA (km) Panjang
Rute Rute (km)
METODE PENELITIAN Lama Baru
Rute yang akan diteliti adalah rute Pasar Sore 3.47 2,98 0.49
kendaraan angkut jenis Armroll truck Dujak
4.64 3,94 0.7
dengan 12 titik depo yang tersebar. Beling
Dalam penelitian ini dibutuhkan data Pasar Ikan 5.44 4,74 0.7
panjang seluruh jalan kota Tuban, Ronggo
4.97 4,29 0.68
jumlah timbulan sampah pada masing- mulyo
masing depo serta ritasi perhari Sidopati 4.12 3,70 0.42
pengangkutan sampah ke TPA. Pramuka 5.02 4,59 0.43
Analisis Sistem Transportasi Sampah….(Anggun Tri Yunita Dan Munawar Ali) 50

Sedangkan untuk rute baru didapat


Perbandingan Panjang Rute Lama total jarak tempuh per-hari yaitu :
dengan Rute Alternatif
5,44 Total Jarak
4,74 4,97 5,02
4,64 4,29 4,12 4,59 Depo Jarak ke
3,47
3,94 3,7 yang Ditempuh
2,98 ke- TPA (km)
per-Hari (km)
1. 2,98 11.92
2. 3,94 31.52
1 2 3 4 5 6
3. 4,74 18.96
Rute Lama (km) 4. 4,29 17.16
Rute Baru (km) 5. 3,70 14.80
Untuk perhitungan selanjutnya nilai 6. 4,59 18.36
masing-masing rute dikalikan 2 sebagai
panjang jalan total per-ritasi (dari pool Ket : Depo 1 = Pasar Sore, Depo 2 =
ke depo dan dari depo ke TPA). Pool Dujak Beling, Depo 3 = Pasar Ikan,
merupakan tempat parkir kendaraan Depo 4 = Ronggomulyo, Depo 5 =
angkut sampah dan dimulainya Sidopati, Depo 6 = Pramuka
perjalanan truk pengangkut menuju ke Total jarak tempuh per-hari inilah
depo, berada di sebelah timur TPA, yang akan digunakan untuk menghitung
sehingga dalam perhitungan panjang kebutuhan bahan bakar yang diperlukan
pool ke depo adalah sama dengan dalam 1 hari. Bahan bakar yang
panjang total jarak dari depo ke TPA. digunakan untuk Armroll Truck ini
Kemudian untuk jarak tempuh total adalah solar bersubsidi dengan harga
perhari dapat dihitung dengan perliter yakni Rp. 5.500,-. Kemampuan
mengalikan panjang rute (pool-Depo- tempuh per-liter adalah 1,89 km atau
TPA) dengan jumlah ritasi perharinya. untuk menempuh 1 km dibutuhkan 0,53
Jumlah Ritasi Liter. dengan data ini dapat dihitung
No. Nama Depo kebutuhan biaya untuk bahan bakar
Perhari
kendaraan angkut sampah yang
1. Pasar Sore 2 diperlukan dalam 1 hari.
2. Dujak Beling 4 Misalnya untuk depo pasar sore
3. Pasar Ikan 2 dengan panjang rute baru sebesar 2,98
4. Ronggomulyo 2 km, panjang total (dari pool-Depo-TPA)
5. Sidopati 2 adalah 2,98 km x 2 = 5,96 km. dikalikan
6. Pramuka 2 jumlah ritasi dalam sehari yaitu
Ditemukan jarak tempuh total sebanyak 2 kali didapat panjang jarak
kendaraan per-hari untuk rute lama total yang ditempuh Armroll Truck
adalah sebagai berikut : untuk pengangkutan depo pasar sore
Total Jarak yang adalah sebesar 11,92 km/hari. Sehingga
Depo Jarak ke dihitung kebutuhan biaya bahan bakar
Ditempuh per-
ke- TPA (km) per-hari = (Jarak tempuh total per-Hari
Hari (km)
1. 3.47 13.88 x kebutuhan bensin tiap km x harga
bahan bakar tiap liter).
2. 4.64 37.12
= Rp. 34.746,8/hari
3. 5.44 21.76
4. 4.97 19.88 Dari hasil perhitungan, selisih biaya
5. 4.12 16.48 antara rute lama dengan rute baru dapat
6. 5.02 20.08
51 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 6 No. 1

1. Penggunaan metode stagecoach


dynamic programming mampu
menemukan rute terpendek dan
digunakan sebagai acuan untuk
mengoptimalkan pengangkutan
mengetahui seberapa efisien rute
sampah dengan kendaraan Armroll
angkut baru dibanding rute angkut Truck berkapasitas 6 m3 di 6 dari
lama dan berapa rupiah biaya bahan 12 depo yang ada di kota Tuban
bakar yang dapat dihemat. yaitu depo Pasar Sore, depo Dujak
Beling, depo Pasar Ikan, depo
Ronggomulyo, depo Sidopati dan
depo Pramuka.
2. Rute alternatif yang dihasilkan
untuk depo Pasar Sore mampu
menghemat jarak tempuh sejauh
0,49 km, depo Dujak Beling sejauh
0,7 km, depo Pasar Ikan sejauh 0,7
km, depo Ronggomulyo sejauh
0,68 km, depo Sidopati sejauh 0,42
km, dan depo Pramuka sejauh 0,43
km untuk 1 kali ritasi.
3. Total penghematan biaya bahan
bakar yang didapat dengan
menggunakan 6 rute baru adalah
sebesar Rp.48.039,20 per-Hari atau
Rp. 1.441.176,-/bulan dan Rp.
Rute alternatif dengan metode
17.294.112,00/Tahun.
stagecoach dapat menghemat biaya
bahan bakar sebesar Rp. 2.056.824,-
/tahun untuk Armroll truck S 8054 EP DAFTAR PUSTAKA
dengan daerah pelayanan depo Pasar
Sore, Rp. 5.876.640,-/tahun untuk Anonim (2012a), Undang-undang
Armroll truck S 8073 EP dengan Republik Indonesia Nomor 18
daerah pelayanan depo Dujak Beling, Tahun 2008, tentang
Rp. 2.938.320,-/tahun untuk Armroll Pengelolaan Sampah.
truck S 8052 EP dengan daerah Anonim (2012b), Peraturan Menteri
pelayanan depo Pasar Ikan, Rp. Dalam Negeri Nomor 33
2.854.368,-/tahun untuk Armroll truck Tahun 2010, tentang Pedoman
S 8057 EP dengan daerah pelayanan Pengelolaan Sampah, 7 Juni
depo Ronggomulyo, Rp. 1.762.992,- 2010.
/tahun untuk Armroll truck S 8053 EP Anonim (2012c), Peraturan Pemerintah
dengan daerah pelayanan depo Republik Indonesia Nomor 81
Sidopati, den Rp. 1.804.968,-/tahun Tahun 2012, tentang
untuk Armroll truck S 8057 EP dengan Pengelolaan Sampah Rumah
daerah pelayanan depo Pramuka. Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.
KESIMPULAN Awansari, S. A. dan Abusini, S.
Berdasarkan dari hasil penelitian (2002), “Implementasi Model
yang telah dilakukan maka dapat Capacitated Vehicle Routing
disimpulkan bahwa : Problem pada Pengiriman
Analisis Sistem Transportasi Sampah….(Anggun Tri Yunita Dan Munawar Ali) 52

Pupuk Urea Bersubsidi”, Jurnal Mudjiono. (2005), Efektifitas


Discrete Applied Optimation Pengelolaan Sampah di Kota
Mathemathics, Vol. 5, No. 11, Jember, Skripsi., Universitas
hal. 372-375. Universitas Muhammadiyah Malang,
Brawijaya, Malang. Malang.
Badan Standarisasi Nasional. (1994), Prana, A. R. (2007), Aplikasi
Tata Cara Pemilihan Lokasi Kombinatorial pada Vehicle
(TPA) Tempat Pembuangan Routing Problem, Lecture
Akhir Sampah : Based on SNI handout : Teknik Informatika,
03-3241-1994, BSN, Jakarta. Institut Teknologi Bandung,
Badan Standarisasi Nasional. (2002), Bandung.
Tata Cara Teknik Operasional Sudjana, M. A. (2005), Metoda
Pengelolaan Sampah Statistika, 6th edition, Tarsito,
Perkotaan : Based on SNI 19- Bandung.
2454-2002 the Recomendation Suletra, W. I., Liquiddanu, E., and
of the 2nd Revision SNI 19- Pamungkas, S. B. (2009),
2454-1991, BSN, Jakarta. “Optimasi Pengalokasian
Chaerul, M. dan Zulfikar. (2008), Sampah Wilayah ke Tempat
Evaluation of Waste Pembuangan Sementara
Management System in District dengan Model Integer Linear
of Sukasari, Environmental Programming (Studi Kasus
Engineering Project, Program Kota Surakarta)”, Jurnal
Studi Teknik Lingkungan Performa, Vol. 8, No. 1, hal
FTSL, Institut Teknologi 14-22. Universitas Sebelas
Bandung, Bandung. Maret, Surakarta.
Sunar, (2011), “Upaya Pengelolaan
Hadi, P. I. (2007), Pengembangan Sampah Perkotaan”, Journal of
Model Optimasi Pengangkutan Economy Society, Vol. 2, No.
Sampah di Jakarta Pusat, 2, hal 163-168. ISSN 2087-
Skripsi., Institut Pertanian 8133. Universitas BINUS,
Bogor, Bogor. Jakarta Barat.
Mirwan, M. (2011), Teknologi Tarigan, D. (2008), Pemodelan Vehicle
Pengelolaan Sampah, Lecture Routing Problem Terbuka
handout : Teknik Lingkungan, dengan Keterbatasan Waktu,
FTSP - UPN “Veteran” Jawa Tesis., Universitas Sumatera
Timur, Surabaya. Utara, Medan.

Anda mungkin juga menyukai