Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KONSEP DRAINASE BERWAWASAN


LINGKUNGAN(ECO-DRAIN)

2.1.Konsep Eco-Drain

Konsep eco-drain pada prinsipnya adalah program


pemulihan dan peningkatan kualitas aliran salurandrainase
perkotaan dari pencemaran yang diakibatkan oleh sampah atau air
limbah mengalir kedalam saluran atausungai yang melintasi
kawasan perkotaan.Eco-drain juga termasuk sistem saluran yang
selaras dengan lingkungan.

Penanganan drainase, yang dilaksanakan secara terpadu


dengan penanganan sampah dan airlimbah dengan konsep
berwawasan lingkungan (eco-drain), dapat dilakukan dengan cara-
carasebagai berikut:

 Pemasangan dan pengoperasian saringan sampah.


 Penerapan pengelolaan sampah yang benar dengan
pendekatan 3R (Reduce, Reuse & Recycle) yang berbasis
pada masyarakat.
 Penerapan perbaikan sanitasi yang berbasis masyarakat
(SANIMAS).
 Pemulihan kualitas air sungai melalui beberapa metode
diantaranya bioremediasi.

14
 Pembuatan sumur-sumur resapan penampung air hujan
guna mengurangi volume limpasanair hujan yang akan
mengalir ke saluran drainase dan sungai.
 Pembuatan saluran dan tanggul yang memperindah
lingkungan.

2.2.Tahapan Pelaksanaan Eco-Drain

Pelaksanaan kegiatan eco-drain dimulai darikegiatan survei


lokasi dan identifikasi kondisi eksisting, kemudian dilanjutkan
denganpengumpulan dan pengolahan data (melalui observasi atau
pengamatan), mencari solusi yangberwawasan lingkungan dengan
memperhatikan efektivitas dan efisiensi serta keamanan
bagimanusia dan lingkungannya.

15
Identifikasi
Permasalaha
n

Obervasi/
Pengamatan

Analisa
Pemecahan

Konsep
Penanganan

Model
ECO-DRAIN

Gambar 2.1.Kerangka Pikir Pengelolaan Saluran Drainase Model Eco-


Drain

Untuk survei lokasi dan kondisi eksisting, perlu dilakukan


identifikasi permasalahan danpenentuan target dengan:
1. Melakukan review terhadap sistem drainase, limbah dan
persampahan eksisting dan survai lapangan atau penelitian
serta kajian secara teknis terhadap sistem drainase, limbah
dan persampahan internal dan eksternal mencakup aspek
karakteristik dan kondisi fisik lokasi dan sebagainya.
2. Melakukan survei topografi, dari hasil survai topografi
digambarkan potongan memanjang dan melintangnya sesuai
dengan keperluannya.

16
3. Melakukan survei hidrologi, hidrolika dan meteorologi serta
kondisi struktur bangunan existing drainase, sampah dan air
limbah yang ada.
4. Periksa kualitas air di laboratorium, apakah air tersebut
masih pantas digunakan sebagai air baku atau tidak.

Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan pendefinisian


kriteria dan pola penanganan, denganmelakukan perencanaan
penanganan secara kuantitif dalam rangka pencapaian target
dengan:
1. Melakukan analisis data sehingga menghasilkan aspek
kuantitatif dan aspek kualitatif yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk konsep dalam rangka penanganan yang
terpadu.
2. Melakukan analisa dan evaluasi data hidrologi, hidrolika
dan perhitungan struktur untuk pehitungan dimensi dan
hidrolis bangunan pelengkap sistem drainase.
3. Melakukan perencanaan yang efektif dan efisien dengan
tetap memperhatikan keamanan manusia dan pelestarian
lingkungan.
4. Melakukan kajian teknis, keuangan, institusi, peraturan dan
peran serta swasta dan masyarakat di dalam penanganan
sampah atau air limbah dari sumbernya di kawasan
permukiman di sepanjang saluran drainase atau badan
sungai dengan program 3R dan Sanimas.

17
2.3.Model Pelaksanaan Kegiatan Eco-Drain

Secara prinsip, model pelaksanaan kegiatan Ecodrain dapat


dilaksanakan dengan menggunakanmodel Three in One dan model
Zona Pengolahan Plug Flow Reactor Model. Model three in
oneadalah kegiatan ecodrain yang dilaksanakan dengan:

A. Pemasangan dan Pengoperaisan Trash Rack


Trash Rack adalah alat penyaring atau penangkap sampah
yang ditempatkan pada salurandrainase perkotaan. Adapun
sistem pengoperasiannya, trash rack dapat dioperasikan
secaramanual, otomatis dan semi otomatis. Sedangkan untuk
sistem penggeraknya, trash rackdigerakkan dengan Sistem
Penggerak Statis (static screen) dan Sistem Penggerak yang
dapatberpindah (moving screen). Komponen Trash Rack terdiri
dari bagian-bagian: Screen(saringan), Scrapper (sekop atau
garpu penggaruk sampah), Conveyor (ban berjalan),
Container(bak sampah), Truk pengangkut container serta
Mesin pengolah sampah (bila diperlukan).

18
Tumpukan sampah
memperkecil kapasitas
saluran atau sungai
berpotensi menimbulkan
banjir dan penyumbatan
operasi pompa

Upaya penanganan sampah di


saluran yangsekarang sering
dilakukan dengan
pemasangansaringan sampah
secara mekanik

Gambar 2.2 Kondisi Sampah di Saluran Drainase Kota.

B. Perbaikan Kualitas Air di Hilir Trash Rack (Bioremediasi)


Bioremediasi pada dasarnya adalah upaya pengembalian
kualitas dan keseimbangan unsurCarbon (C), Nitrogen (N),
Sulphur (S) dan Fosfor (F). Bioremediasi merupakan
siklusbiokimia, dimana dilakukan upaya-upaya agar terjadi
keseimbangan alam kembali yangdicerminkan pada: Siklus
Carbon, Siklus Nitrogen, Siklus Sulphur dan Siklus
Fosfor.Bioremediasi dapat berupa:

19
 Biostimulasi dilakukan dengan cara penambahan
nutrien dan oksigen ke dalam air yang tercemar secara
biologis untuk menstimulasi atau mengembangkan
populasi bakteri tertentu yang akan mempercepat
proses perbaikan kualitas air tersebut.
 Bioaugmentasi dilakukan dengan membubuhkan
mikro organisme khusus yang sudah dipilih kedalam
air yang tercemar secara biologis untuk membantu
memperlambat proses degradasi kualitas air tersebut.
 Fitoremediasi, yaitu suatu sistem dimana tanaman
tertentu bekerjasama denganmikroorganisme dalam
media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat
kontaminan (pencemar atau polutan) menjadi kurang
atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang
berguna secara ekonomi. Terdapat enam tahap proses
secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat
kontaminan yang berada disekitarnya yaitu
Phytoacumulation, Rhizofiltration, Phytostabilization,
rhyzodegradation, Phytodegradation dan
Phytovolatization.

Contoh tanaman yang digunakan di fitoremediasi adalah


Anturium merah atau kuning,Alamanda kuning atau ungu, akar
wangi, bambu air, cana presiden merah atau kuning atauputih,
dahlia, papirus, pisang mas, ponaderia, sempol merah atau
putih, spider lili, dll.

20
Gambar 2.3. Pelaksanaan Eco-Drain dengan Metode Three In One

C. Pengelolaan Sampah Atau Air Limbah Dalam Catchment


Area Dengan Program 3R dan SANIMAS
 Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
Adalah pengelolaan sampah skala kawasan
maupunlingkungan di perkotaan dengan cara
meningkatkan proses pemberdayaan masyarakat
dalampemilahan sampah sejak dari sumbernya. Metode
3R meliputi 3 langkah dalam pelaksanaannya. Secara
ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: Langkah 1)
Reuse, merupakan tahap untuk meminimalkan sampah
dengan menggunakan kembali barang yang sudah terpakai

21
baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain
tanpa perubahan bentuk. Langkah 2) Reduce, merupakan
tahap untuk meminimalkan sampah dengan mengunakan
barang yang tidak habis dalam sekali pakai. Langkah 3)
Recycle, merupakan upaya untuk mengolah/ mendaur
ulang barang yang sudah terpakai menjadi barang baru
untuk kegiatan lain yang bermanfaat.

 Sanitasi Oleh Masyarakat (SANIMAS)


Pembuangan air limbah tanpa melalui prosespengolahan
akan mengakibatkan terjadinyapencemaran lingkungan,
khususnya terjadinyapencemaran pada sumber-sumber air
bakuuntuk air minum, baik air permukaan maupunair
tanah.Pengolahan air limbah bertujuan untuk mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan, dengan mengurangi
jumlah air limbah sebelum dibuang ke sungai.

SANIMAS merupakan konsep penyelenggaraan


sanitasi/air limbah domestik yang didasarkan pada
kebutuhan masyarakat, melalui perencanaan, pemilihan
teknologi, pembangunan, operasional dan pemeliharaan
oleh masyarakat itu sendiri (pustaka.pu.go.id). Pada
prinsipnya SANIMAS membantu masyarakat dan
pemerintah daerah dalam menyediakanprasarana dan
sarana sanitasi yang dapatdijalankan oleh masyarakat
miskin perkotaan atau perdesaan dan didasarkan pada

22
prinsip keterjangkauan harga, efisiensi, mengutamakan
prinsip pengeoperasiandan perawatan yang mudah.

2.4.Kegiatan Eco-Drain yang Berkelanjutan

Mengingat semakin menurunnya kualitas lingkungan


(degradasi) dengan kenyataansemakin tingginya tingkat
pencemaran serta belum dilaksanakannya pengelolaanpencemaran
lingkungan secara terpadu dan sistematis, maka pola penanganan
eco-drainperlu dibagi menjadi program penanganan mendesak dan
program penanganan jangkapanjang yang berkelanjutan.
1. Pelaksanaan program penanganan jangka pendek
a) Membersihkan saluran atau sungai dari sampah.
b) Memperbaiki kualitas air di hilir bangunan penangkap
sampah atau trash rack.
2. Pelaksanaan program penanganan jangka panjang yang
berkelanjutan
a) Menyeimbangkan hubungan tata air di hulu dan di hilir.
b) Merencanakan dan melaksanakan penanganan sampah
dari sumbernya, antara lain dengan program-program
yang berbasis masyarakatdi kawasan catchment area
saluran/sungai tersebut.
c) Melakukan evaluasi berkala (tahunan) untuk
pengembangan selanjutnya.
d) Memastikan adanya institusi yang mengoperasikan atau
mengelola.

23
e) Kajian masalah keuangan, institusi, peraturan dan peran
serta swasta atau masyarakat.

24

Anda mungkin juga menyukai