MAKALAH
DISUSUN
OLEH :
PO714221232002
KELAS C RPL
SANITASI LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Penyusun
SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH SETEMPAT
ONSITE SYSTEM
A. Pengertian
Sistem pengolahan air limbah setempat, atau lebih dikenal
dengan istilah "onsite," merujuk pada pendekatan dalam
manajemen limbah di mana proses pengolahan dilakukan di lokasi
atau tempat asal limbah, seperti rumah tangga, kompleks
perumahan, atau bangunan komersial. Dalam konsep ini,
"setempat" menekankan pada pengelolaan air limbah yang terjadi
tanpa perlu mentransfer limbah ke pusat pengolahan yang jauh.
Dengan mengadopsi sistem ini, lokasi penghasil limbah memiliki
kendali langsung terhadap pengolahan limbahnya sendiri,
meminimalkan dampak lingkungan karena eliminasi risiko
pencemaran selama transportasi limbah. Sistem onsite juga
menyediakan keuntungan penghematan biaya dan energi karena
tidak ada kebutuhan untuk mengirim limbah ke lokasi pengolahan
pusat yang mungkin berjarak jauh. Teknologi yang umum
digunakan dalam sistem ini mencakup septictank, leach field,
tanaman air, dan metode pengolahan lainnya, memberikan solusi
yang efisien dan mandiri dalam manajemen air limbah di tingkat
setempat.
.
B. Sistem Penyaluran
Sistem penyaluran pembuangan air limbah setempat, atau yang
disebut juga sebagai sistem drainase atau penyaluran akhir,
bertujuan untuk membuang air limbah yang telah melalui proses
pengolahan ke lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah umum
dalam sistem penyaluran pembuangan air limbah setempat:
1. Penyaluran Ke Leach Field atau Tanah Resapan:
Air limbah yang telah diolah dapat disalurkan ke leach
field atau tanah resapan.
Leach field adalah area yang dilengkapi dengan saluran
air atau pipa berlubang yang ditanam di dalam tanah.
Fungsinya adalah untuk menyebarkan air limbah yang
telah diolah ke dalam tanah untuk diserap oleh tanah.
2. Penggunaan Tanaman Air atau Wetland Buatan:
Beberapa sistem penyaluran menggunakan konsep
tanaman air atau wetland buatan.
Tanaman-tanaman ini dapat membantu menyerap sisa-
sisa zat organik dan nutrien yang mungkin masih ada
dalam air limbah.
3. Penyisipan ke Sumber Air Alami:
Air limbah yang telah diolah dapat disalurkan ke sumber
air alami seperti sungai atau danau jika telah memenuhi
standar kualitas air yang ditetapkan.
4. Penggunaan Struktur Infiltrasi:
Struktur infiltrasi seperti sumur resapan dapat digunakan
untuk menyerap air limbah ke dalam tanah dengan lebih
efisien.
5. Desain Penyaluran yang Ramah Lingkungan:
Desain penyaluran harus mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan seperti topografi, tanah, dan vegetasi.
Desain yang baik akan memastikan penyaluran air limbah
tidak menyebabkan erosi tanah atau pencemaran
lingkungan.
6. Pemantauan dan Perawatan:
Sistem penyaluran perlu dipantau secara berkala untuk
memastikan bahwa air limbah yang dikeluarkan sesuai
dengan standar kualitas air yang ditetapkan.
Perawatan rutin diperlukan, termasuk pembersihan
saluran atau pipa penyaluran dan perbaikan jika
ditemukan kerusakan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Setempat
Kelebihan Sistem Penyaluran Pembuangan Air Limbah Setempat
(Onsite):
1. Mengurangi Dampak Lingkungan:
Dengan membuang air limbah secara setempat, risiko
pencemaran lingkungan selama transportasi limbah dapat
diminimalkan.
2. Efisiensi Biaya dan Energi:
Mengurangi biaya transportasi air limbah ke pusat
pengolahan jauh.
Menghemat energi yang biasanya dibutuhkan untuk
transportasi jarak jauh.
3. Kemandirian Lokal:
Masyarakat atau pemilik bangunan memiliki kendali
langsung terhadap pengelolaan air limbah mereka sendiri.
4. Pengurangan Kebutuhan Infrastruktur Besar:
Tidak memerlukan infrastruktur besar seperti saluran air
limbah jarak jauh atau instalasi pengolahan sentral.
5. Pengolahan yang Lebih Cepat:
Air limbah dapat diolah lebih cepat karena tidak ada waktu
yang diperlukan untuk transportasi ke pusat pengolahan.