Anda di halaman 1dari 11

Agroscience Vol 9 No.

1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891


82

PERBANDINGAN HASIL DISINFEKSI MENGGUNAKAN OZON DAN SINAR


ULTRA VIOLET TERHADAP KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA AIR
MINUM ISI ULANG

Oleh :
Dedeh Rosmaniar Sofia
Dosen Departemen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Al-Ghifari, Bandung
e-mail: dedeh.rosmaniar.sofia@gmail.com1)

Abstrak

Salah satu indikator air minum yang digunakan aman untuk kesehatan adalah
kandungan mikrobiologi.. Air minum yang aman adalah kandungan mikrobiologinya 0
koloni/ 100ml. Adanya mikrobiologi pada air minum menunjukkan bahwa dalam satu atau
lebih tahap pengolahan air minum pernah mengalami kontak dengan cemaran yang
mengandung mikrobiologi. Disinfeksi merupakan metoda untuk membunuh mikrobiologi
yang terkandung dalam air minum. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil
disinfeksi menggunakan ozon dengan sinar ultraviolet terhadap kandungan mikrobiologi
pada air minum isi ulang. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian
observasional. Parameter yang diamati adalah suhu, pH dan total mikrobiologi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pH menunjukkan terjadi penurunan dari hari ke hari, hal ini
disebabkan karena reaksi kimia dan aktivitas mikrobiologi.
TPC pada proses disinfeks menggunakan ozon diketahui bahwa nilai TPC yang
terkecil yaitu 1 koloni/100 ml pada hari kedua, hal ini disebabkan reaksi ozon dalam air
dimana H2O2 dan (OH*) merupakan oksidator yang sangat kuat baru bekerja optimal pada
hari kedua kemudian akan meningkat sampai 13 koloni / 100 ml pada hari ke 5. TPC pada
proses disinfeksi menggunakan sinar UV pada hari pertama nilai TPC paling kecil yaitu 1
koloni/100 ml tetapi pada hari berikutnya TPC cenderung meningkat sampai 18 koloni/ 100
ml pada hari ke 5.

Kata Kunci: Air minum isi ulang, Disinfeksi, Mikroorganisma, Ozon, Sinar Ultraviolet
(UV).

Abstract

One indicator of drinking water that is used safely for health is the content of microorganisms. Safe
drinking water contains 0 colonies / 100ml microorganisms. The presence of microorganisms in drinking
water shows that in one or more stages of drinking water treatment has been in contact with contaminants
containing microorganisms. Disinfection is a method for killing microorganisms contained in drinking water.
This study was conducted to compare the results of disinfection using ozone with ultraviolet light to the content
of microorganisms in refill drinking water. The research method used is an observational research method. The
parameters observed were temperature, pH and total microorganisms. The results showed that pH showed a
decrease from day to day, this was due to chemical reactions and microorganism activity.
TPC in the ozone disinfection process is known that the smallest TPC value is 1 colony / 100 ml
on the second day, this is due to the ozone reaction in water where H2O2 and (OH *) are very strong
oxidizers which work optimally on the second day and then increase up to 13 colonies / 100 ml on day 5.
TPC in the disinfection process using UV light on the first day the smallest TPC value was 1 colony / 100
ml but on the following day TPC tended to increase to 18 colonies / 100 ml on day 5.

Keywords: Disinfection, Microorganisms, Ozone, Refill drinking water, Ultraviolet (UV) Rays.

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
83

PENDAHULUAN minum isi ulang adalah air yang sudah


diolah yang berasal dari mata air yang
Ketersediaan air minum telah melewati tahapan dalam
diperkotaan selain memenuhi persyaratan membersihkan kandungan airnya dari
air minum berdasarkan Permenkes RI segala kuman dan bakteri yang terkandung
Nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ di dalamnya tanpa harus dimasak (cara
2010, juga harus mudah diperoleh. tradisional), sehingga air tersebut dapat
Disamping tersedia dimana-mana, juga langsung diminum. Karena konsumen
praktis dan tidak memerlukan pengolahan yang mengkonsumsi air yang telah melalui
lagi. Di Indonesia terutama di perkotaan produksi ini biasanya menggunakan galon
air minum dikelola negara yaitu air dari beberapa merk, sehingga
Perusahaan Air Minum PAM. Air yang dinamakan air isi ulang.
dihasilkan PAM sudah memenuhi Metode untuk membunuh
persyaratan air minum tetapi karena pada kuman (disinfeksi) untuk air minum isi
saat pendistribusian menggunakan ulang yang sudah ada adalah
perpipaan yang sangat panjang dan masih menggunakan metode ozonisasi dan
ditemukan adanya kebocoran, maka metode sinar ultra violet. Penelitian ini
pemerintah menghimbau kepada untuk membandingkan hasil akhir
masyarakat untuk mendidihkan air kandungan mikrobilogis dari kedua
tersebut sebelum digunakan sebagai air metode disinfeksi yang menggunakan
minum. ozon dengan ultraviolet dimana yang
Ada pula masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya adalah depot
menggunakan air tanah yaitu dengan air minum isi ulang yang menggunakan
sumur atau sumur bor yang belum tentu ozonisasi dan sinar ultra violet.
memenuhi syarat air minum. Karena
keterbatasan pelayanan air minum dari Disinfeksi
PAM dan air tanah yang sudah banyak 1. Ozon
tercemar dan terbatas terutama pada saat Ozon pertama kali ditemukan oleh C.F.
musim kemarau, maka mulai banyak Schönbein pada tahun 1840. Penamaan
perusahaan yang menjual air minum ozon diambil dari bahasa Yunani ozein
dengan menggunakan kemasan. (ὄζειν) yang berarti “to smell” atau bau.
Walaupun air kemasan ini relatif lebih Ozon merupakan senyawa yang mampu
mahal dibandingkan dengan air PAM, membunuh bakteri dan mempunyai data
tetapi air minum kemasan ini relatif lebih oksidasi kuat. Sejak beberapa dekade
praktis, higienis dan mudah didapatkan terakhir beberapa negara di Eropa telah
dimana-mana. memanfaatkan ozon untuk mengolah air
Akhir-akhir ini di masyarakat minum, demikian juga Amerika dan
banyak terdapat depot air minum isi ulang bahkan Jepang. Ozon bersifat bakterisida,
yang menawarkan jasa kepada konsumen virusida, algisida, fungisida, serta
untuk mengisi air minum pada gallon yang mengubah senyawa organik komplek
dmiliki oleh konsumen walaupun dari menjadi senyawa yang lebih sederhana.
berbagai merk. Harga yang ditawarkan Sedangkan sifat-sifat fisika – kimia ozon
oleh depot air minum isi ulang ini relatif antara lain :
murah jika dibandingkan dengan membeli
air minum dalam kemasan yang
diproduksi oleh industri skala besar. Air

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
84

Tabel 1. Sifat fisik – kimia ozon.


Keterangan Nilai

Rumus Kimia O3

Berat molekul, M 47,998 g/mol

Penampilan Gas berwarna kebiruan

Titik Lebur, °K 80,7

Titik didih, °K 161,3

Volume, ml/mol 147,1

Tegangan permukaan pada 90 °K, dyne/cm 58,4

Kelarutan dalam air 0,105 g/100 ml (0oC)

Ozon dengan kemampuan dinding bagian luar sel mikroorganisma


oksidasinya dapat membunuh berbagai (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga
macam mikroorganisma seperti bakteri melalui proses oksidasi oleh radikal bebas
Escherichia, Salmonella enteriditus, serta seperti hydrogen peroxide (H2O2) dan
berbagai bakteri pathogen lainnya. Melalui hydroxyl radical (•OH) yang terbentuk
proses oksidasi, ozon akan merusak ketika ozon terurai dalam air :

ikatan kimia ozon


O3 + H2O → H2O2 + O2
O3 + H2O → 2OH + O2

Cara kerja •OH sendiri adalah dengan terjadi lubang pada dinding sel bakteri
mereduksi atau menempel pada dinding dan pada akhirnya bakteri akan rusak dan
sel bakteri yang lama kelamaan akan mati.

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
85

Gambar 1. Efek ozon pada bakteri.


2. Sinar Ultraviolet ultraviolet oleh DNA (atau RNA pada
Sinar Ultraviolet merupakan beberapa virus) dapat menyebabkan
suatu bagian dari spektrum mikroorganisma tersebut tidak mampu
elektomagnetik dan tidak membutuhkan melakukan replikasi akibat pembentukan
medium untuk merambat. Sinar ikatan rangkap dua pada molekul –
ultraviolet mempunyai rentang panjang molekul pirimidin (Snider et al, 1991). Sel
gelombang antara 400 – 100 nm yang yang tidak mampu melakukan replikasi
berada diantara spektrum sinar X dan akan kehilangan sifat patogenitasnya.
cahaya tampak (EPA,1999). Radiasi ultraviolet yang diabsorbsi oleh
Sinar UV efektif digunakan untuk protein pada membrane sel akan
membunuh bakteri Esherichia coli dan menyebabkan kerusakan membrane sel
semua coliform (Graham,2005). Radiasi dan kematian sel.
sinar ultraviolet merupakan suatu sumber Sinar UV yang digunakan sebagai
energy yang mempunyai kemampuan disinfektan dalam proses pengolahan air
untuk melakukan penetrasi ke dinding sel minum menggunakan radiasi gelombang
mikroorganisme dan mengubah pendek yaitu dengan panjang gelombang
komposisi asan nukleatnya. Absorbsi 200 – 295 nm.

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
86

3. Bakteri Indikator Keamanan Air yang bebas dari bahaya cemaran biologis,
Minum kimia dan benda lain.
Sesuai dengan Undang – Undang Bakteri merupakan salah satu
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun indicator sanitasi pangan yang
2012 tentang Pangan; Pangan adalah menunjukkan bahwa air tersebut aman
segala sesuatu yang berasal dari sumber untuk dikonsumsi. Adanya bakteri dalam
hayati produkj pertanian, perkebunan, air menunjukkan bahwa dalam satu atau
kehutanan, perikanan, peternakan, peairan lebih tahap pengolahan air pernah
dan air, baik yang diolah maupun tidak pengalami kontak dengan cemaran yang
diolah yang diperuntukan sebagai mengandung bakteri.
makanan dan minuman bagi konsumsi Koliform merupakan suatu grup bakteri
manusia, termasuk tambahan pangan, yang digunakan sebagai indicator cemaran
bahan baku pangan dan bahan yang yang tidak baik terhadap air. Bakteri
dipergunakan dalam proses penyiapan, koliform di dalam minuman
pengolahan dan/atau pembuatan menunjukkkan kemungkinan adanya
makanan atau minuman. mikroba yang bersifat enterepatogenik
Keamanan pangan adalah kondisi dan atau toksigenik yang berbahaya bagi
dan upaya yang diperlukan untuk kesehatan.
mencegah pangan dari kemungkinan Bakteri koliform dapat dibedakan
cemaran biologis, kimia dan benda lainnya menjadi 2 grup yaitu (a) koliform fecal
yang dapat mengganggu, merugikan dan misalnya Escherichia coli dan (b) koliform
membahayakan kesehatan manusia serta nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes
tidak bertentang dengan agama , oleh karena itu standar air minum
keyakinan dan budaya ,masyarakat mensyaratkan Escherichia coli dan total
sehingga aman untuk dikonsumsi. koliform harus nol, sesuai dengan
Sanitasi pangan adalah upaya untuk Peraturan Menteri Kesehatan Nomer
menciptakan dan mempertahankan 492/Menkes/Per/IV/2010
kondisi pangan yang sehst dan higienis

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
87

Tabel 2. Standar kandungan mikroorganisme pada air minum

METODE PENELITIAN 1. Air minum isi ulang yang didapatkan


dari 3 depot air minum isi ulang yang
Bahan menggunakan desinfektan ozon di
Bahan yang digunakan dalam daerah Bandung Selatan.
penelitian ini adalah :

Gambar 2. Proses pembuatan air minum isi ulang dengan metode disinfeksi ozon .

2. Air minum isi ulang yang didapatkan menggunakan desinfektan sinar


dari 3 depot air minum isi ulang yang ultraviolet di daerah Bandung Selatan.

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
88

Gambar 3. proses pembuatan air minum isi ulang menggunakan desinfektan sinar ultraviolet.

3. Agar-agar untuk media tumbuh botol I = akan dianalisis pada hari


bakteri. Media padat yang digunakan pertama, botol II = akan dianalisi pada
adalah Plate Count Agar (PCA). hari kedua , botol III = akan dianalisis
pada hari ketiga, botol IV = akan
Alat dianalisis pada hari keempat dan botol V
Peralatan yang digunakan dalam = akan dianalisis pada hari kelima.
penelitian ini yaitu Botol untuk sampel air Masing-masing perlakuan dilakukan untuk
minum isi ulang, gelas kimia, gelas ukur, 3 depot yang berbeda, hal ini juga sama
neraca analisa, kawat mikron, pipet perlakuannya terhadap sampel air minum
mikron, labu erlenmeyer, autoclave, isi ulang dengan disinfektan sinar UV.
cawan petri, inkubator, pH meter dan alat Suhu diukur menggunakan
penghitung koloni (colony counter). thermometer dengan mencelupkan probe
pada sampel maka akan terlihat angka
Metodelogi suhu dalam oC, pH diukur menggunakan
Penelitian ini merupakan jenis alat pHmeter yaitu dengan mencelupkan
penelitian observasional. Penelitian ini electrode ke dalam sampel, maka akan
dipilih karena peneliti hanya melakukan terlihat nilai pH di monitor. Analiais
pengukuran dan pengamatan tanpa mikroorganisma yaitu dengan
melakukan intervensi. Hasil dari menggunakan metode kuantitatif yang
pengukuran dan pengamatan dari masing dikenal denganTotal Plate Count (TPC).
– masing metode disinfeksi akan Metoda Uji Total Plate Count
dibandingkan. Penelitian dimulai dengan (TPC) dilakukan dengan beberapa tahap :
memilih Depot air minum isi ulang yang a. Homogenisasi sampel, sebagai tahap
satu frencise, sehingga mempunyai pendahuluan dalam pengujian yang
persamaan dalam proses, peralatan, cara berguna untuk membebaskan sel
pengolahan dan sumber bahan baku bakteri yang mungkin terlindung
airnya. Selanjutnya pengambilan sampel, partikel sampel dan untuk
sampel yang diambil terdiri dari air baku memperoleh distribusi bakteri sebaik
yang belum didisinfeksi dan air minum mungkin.
yang sudah didisinfeksi. Sampel b. Tahap pengenceran, menggunakan
dimasukkan ke dalam botol kemasan larutan pengencer yang berfungsi
sebanyak 5 botol, hal ini dilakukan pada 3 untuk menggiatkan kembali sel – sel
depot air minum isi ulang pada setiap bakteri yang mungkin kehilangan
metode disinfeksi yang sama . vitalitasnya karena kondisi di dalam
Pengambilan semua sampel ini sampel yang kurang menguntungkan.
dilakukan pada hari pertama. Dimana

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
89

c. Tahap pencampuran dengan media sedemikian rupa disesuaikan dengan


padat yang digunakan. sifat mikroba.
d. Tahap inkubasi dan pengamatan . e. Interpretasi hasil berupa angka dalam
Inkubasi dilakukan pada suhu dan koloni (cfu) per ml/g atau koloni/100
lama yang sesuai dan kondisi dibuat ml.

Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian.


HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis suhu pada sampel
air minum isi ulang dapat dilihat pada
1. Analisa suhu Air Minum Isi Ulang tabel di bawah ini :
Tabel 3. Hasil analisis pH
Sampel (℃)
Hari Ke
Ozon1 Ozon2 Ozon3 UV1 UV2 UV3
1 27.7 27.7 27.7 27.8 27.8 27.8
2 28.2 28.2 28.2 28.2 28.2 28.2
3 27 27 27 27 27 27
4 26.5 26.5 26.5 26.5 26.5 26.5
5 27.1 27.1 27.1 27.1 27.1 27.1

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
90

28.4
28.2
28 Ozon1
27.8
27.6 Ozon2
27.4
27.2 Ozon3
27
26.8 UV1
26.6 UV2
26.4
26.2 UV3
26
1 2 3 4 5
Gambar 5. Grafik nilai pH pada sampel.

Dari hasil analisa suhu terlihat bahwa 2. Analisa pH Air Minum Isi Ulang
sampel air yang dianalisa pada hari yang Hasil analisis nilai pH pada
sama tidak menujukkan perbedaan antara sampel air minum isi ulang dapat dilihat
menggunakan proses disinfeksi ozon pada tabel di bawah ini :
maupun sinar ultraviolet

Tabel 4. Hasil analisis pH.


Sampel
Hari Ke
Ozon1 Ozon2 Ozon3 UV1 UV2 UV3
1 8.72 8.96 8.94 8.49 8.36 8.46
2 8.63 8.76 8.85 8.39 8.22 8.35
3 8.52 8.64 8.77 8.29 8.13 8.26
4 8.39 8.38 8.53 8.2 8 8.17
5 8.31 8.29 8.46 8.13 7.93 8.1

9.5

9 Ozon1
Ozon2
8.5
Ozon3
8
UV1
7.5 UV2

7 UV3
1 2 3 4 5

Gambar 6. Grafik nilai pH pada sampel.

Dari hasil analisis pH terlihat ini disebabkan okeh reaksi kimia dan
bahwa pada setiap hari terjadi penurunan akttifitas bakteri.
pH baik yang yang disinfektannya ozon
maupun sinar ultraviolet. Penurunan pH 3. Pengujian Mikroorganisma

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
91

Hasil analisis mikroorganisma koloni Sedangkan pada sampel air minum


dengan metode TPC pada sampel air isi ulang dengan metoda disinfeksi sinar
minum isi ulang dengan metoda disinfeksi ultraviolet jumlah koloni pada hari
ozon adalah baru terjadi penurunan pertama paling sedikit tetapi pada hari
jumlah koloni pada hari kedua dan ketiga, berikutnya terjadi peningkatan jumlah
hal terjadi karena proses disinfeksi ozon bakteri hal ini terjadi akibat aktifitas
optimal pada hari ke 2 dan ke 3, pada hari mikrooragnisma.
ke 4 dan ke 5 terjadi peningkatan jumlah
Tabel 5. Hasil analisis TPC.
Sampel
Hari Ke
Ozon1 Ozon2 Ozon3 UV1 UV2 UV3
1 5 3 4 1 1 2
2 2 1 1 2 5 6
3 3 1 1 4 10 13
4 8 2 2 7 12 15
5 13 4 4 15 15 18

18
17
16
15 Ozon1
14
13
12 Ozon2
11
10 Ozon3
9
8
7 UV1
6
5
4 UV2
3
2
1 UV3
0
1 2 3 4 5
Gambar 7. .Hasil analisis TPC.

KESIMPULAN DAN SARAN 3. Hasil analisis TPC pada proses


disinfeksi menggunakan sinar UV
Kesimpulan pada hari pertama nilai TPC paling
1. Hasil analisis pH menunjukkan terjadi kecil yaitu 1 koloni/100 ml tetapi
penurunan pH dari hari ke hari, hal pada hari berikutnya TPC cenderung
ini disebabkan karena reaksi kimia meningkat sampai 18 koloni/ 100 ml
dan aktivitas mikroorganisma. pada hari ke 5
2. Hasil analisis TPC pada proses 4. .Sampel dari 6 depot air isi ulang
disinfeksi ozon diketahui bahwa nilai yang diambil menunjukkan tidak
TPC yang terkecil yaitu 1 koloni/100 memennuhi syarat untuk parameter
ml pada hari kedua, hal ini mikroorganismas sesusi peratutan
disebabkan reaksi ozon dalam air di PERMENKES RI Nomor
mana H2O2 dan (OH) merupakan 492/MENKES/PER/IV/2010.
oksidator yang sangat kuat baru
bekerja optimal pada hari kedua Saran
kemudian akan meningkat sampai 13 1. Dari semua depot yang menggunakan
koloni / 100 ml pada hari ke 5. disinfeksi ozon waktu penyimpanan

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang
Agroscience Vol 9 No. 1 Tahun 2019 ISSN Cetak: 1979-4661 e-ISSN: 2579-7891
92

air minum setelah ozonisasi harus Said, Nusa Idaman, Disinfeksi untuk
diperhatikan ini dilakukan agar proses Pengolahan Air Minum, Jurnal
desinfektasi menggunakan ozon JAI Vol 3, No.1, 2007
berjalan secara optimal. Sonntag.,C. Von,. Chemistry of ozon in water
2. Peningkatan nilai TPC pada kedua and wastewater treatment,.
proses bisa disebabkan karena terjadi http://www.
pertumbuhan bakteri dari air isi ulang, Iwapublishing.com/books,. 2012.
perpipaan dan kebersihan gallon. Hal Undang – Undang Republik Indonesia
ini bisa dicegah dengan Nomor 18 Tahun 2012 tentang
memperhatikan sanitasi depot air Pangan.
minum isi ulang baik oleh pemilik
depot maupun pihak pemerintah yang
berwenang dalam mengontrol sanitasi
depot air isi ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Chang,S.L.,. The safety of water disinfection.


Annual Review Public Health 3 :
393 – 418., 1982
Choi., Y., The effect of UV disinfection on
drinking water quality in distribution.,
http/www.sciencedirect.com/scie
nce/article/pii/S0043135409005
892,. 2010
Hibler, C.P., C.M. Hancock.. Waterborne
giardiasis, In : Drinking Water
Microbiology, G>A. McFeters, Ed.
Springer-verlag. New York. 1987
Kertawidjaya, Iyon dan Sholihin,. Kimia
Lingkungan,.Kimia FMIPA IKIP
Bandung,. 1993.
Navratinova, S., Hubungan Disinfeksi
Sinar Ultraviolet (UV) dengan
Kualitas Bakteriologis Air Minum
pada Depot Air Minum Isi
Ulang,. http://ejournal3
undip.ac.id/indexphp
jkm/article/21050, 2019
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 492 /
MENKES / PER / IV / 2010
tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
Rice, R.G. Ozone oxidation products –
Implication for drinking water
treatment, pp.153 – 170, in :
Biohazards of Drinking Water
Treatment, R.A. Larson, Ed. Lewis
Publishing, Chelsea, MI,.1989

Perbandingan Hasil Disinfeksi DEDEH ROSMANIAR SOFIA


Menggunakan Ozon dan Sinar Ultra Violet
terhadap Kandungan Mikroorganisme pada
Air Minum Isi Ulang

Anda mungkin juga menyukai