Anda di halaman 1dari 2

Pengelolaan Limbah Cair Industri dengan Teknik Kolam Oksidasi

Suatu industri biasanya akan menghasilkan bahan buangan / limbah dari hasil industrinya yang dapat
merusak lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Oleh karenanya dibutuhkan suatu metode untuk
menangani pengolahan limbah ini. Salah satu yang dapat digunakan teknik kolam oksidasi.

Kolam oksidasi merupakan salah satu teknik pengolahan limbah secara biologis yang memanfaatkan
kerja organisme, alga dan dengan bantuan sinar matahari. Kolam oksidasi adalah salah satu teknologi
pengolahan limbah cair berupa kolam buatan dangkal dengan memanfaatkan proses alami dari
ganggang dan bakteri dan teknologi ini berbentuk reaktor pengolahan air limbah secara biologis aerobik
yang paling sederhana dan tertua serta merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair
secara langsung ke badan air.

Kolam ini lebih cocok digunakan pada negara negara tropis seperti Indonesia akibat pancaran energi
matahari yang tinggi . Pembuatan dan pengoperasian kolam yang relatif murah serta sangat efisien
menghancurkan parasit dan bakteri pathogen.

Cara kerja kolam ini sangatlah sederhana yakni berbagai jenis mikroorganisme berperan dalam
proses perombakan, tidak terbatas mikroorganisme jenis aerobik, tetapi juga mikroorganisme
anaerobik. Organisme heterotrof aerobik dan aerobik berperan dalam proses konversi bahan organik;
organisme autotrof (fitoplankton, alga, tanaman air)mengambil bahan anorganik (nitrat dan fosfat)
melalui proses fotosintetsis. Karena lamanya waktu tinggal limbah cair, maka organisme dengan waktu
generasi tinggi (zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan kecil) juga dapat tumbuh dan berkembang
dalam sistem kolam. Organisme tersebut hidup aktif di dalam air atau pada dasar kolam. Komposisi
organisme sangat tergantung pada temperature udara, suplai oksigen, sinar matahari, jenis dan
konsentrasi substrat.

kolam harus dirancang untuk penghilangan karbon dengan fermentasi metana ataukonversi
bahan berkarbon menjadi ganggang dengan penghilangan sel ganggang dari efluen. Bakteri bertanggung
jawab untuk proses-proses oksidasi dan reduksi yang berlangsung dalam kolam. Ganggang memegang
peranan dalam menggunakan kelebihan karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Penampilan kolam
oksidasi yang memuaskan tergantung pada kesetimbangan antara bakteri dengan ganggang, seperti
yang disebabkan oleh muatan limbah yang tinggi atau hambatan oleh metabolism ganggang akan
menyebabkan pemecahan oksigen, abu yang mengganggu, dan mutuefluen yang buruk. Aktivitas
ganggang yang berlebihan, seperti yang disebabkan oleh kelebihan nutrient ganggang dan kondisi
lingkungan yang mendukung pertumbuhan ganggang, akan menyebabkan kelebihan sel-sel ganggang
dalam efluen. Konsep bahwa limbah organik distabilkan atau dioksidasi dalam kolam oksidasi hanya
berlaku dalam arti limbah organik diubah dalam bentuk organik yang lebih stabil yaitu sel-sel ganggang.
Kolam oksidasi adalah generator bahan organik karena sel-sel ganggang diproduksi. Pencampuran, suhu,
dan radiasi merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan konsentrasi
ganggang dalam kolam oksidasi. Dalam kolam oksidasi yang berfungsi dengan baik, sel-sel ganggang
akan lebih banyak diproduksi daripada hanya dihasilkan dari karbon metabolisme hasil metabolisme
bakteri karena arbon dioksida dalam kolam juga dapat digunakan.
Hasil akhir adalah peningkatan bahan organik dalam sistem. Penghilangan karbon dioksida dalm air
kolam akan meningkatkan pH air. Dalam kolam oksidasi yang aktif, pH meningkat hingga di atas 9.0
Kebutuhan oksigen dalam kolam oksidasi harus sebanding dengan atau kurang dari produksi oksigen
fotosintetik bila kondisi anaerobik tidak diinginkan. Akan tetapi, reaksi anaerobik memegang peranan
utama dalam stabilisasi BOD dalam suatu kolam oksidasi, seperti yang mungkin terjadi pada bagian
kolam yang lebih bawah, diinginkan karena bila tidak akan timbul bau dan kondisi yang menganggu atau
efisien menjadi lebih rendah

Sehingga jika kolam oksidasi dapat diterapkan pada setiap industri yang ada di Indonesia, maka
niscaya kerusakan lingkungan akibat limbah buangan ini sedikit demi sedikit akan dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai