Anda di halaman 1dari 19

3 cm

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

3 cm
4 cm

i
3 cm
3 cm 1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang berhak diterima setiap warga
negara adalah pemberian imunisasi atau vaksinasi. Indonesia berupaya melakukan
penghapusan penyakit dan infeksi menular pada generasi balita sejak tahun 1995
dengan melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional [ CITATION Bob08 \l 1033 ].
Vaksin sangat rentan terhadap kerusakan, sehingga pengelolaan vaksin
memerlukan penanganan khusus. Untuk dapat mempertahankan mutu vaksin,
maka penyimpanan dan pendistribusiannya harus dalam suhu yang sesuai dari
sejak dibuat hingga akan digunakan. Jika tidak ditangani dengan sebaik-baiknya
maka dapat mengakibatkan kerusakan vaksin, menyebabkan potensi vaksin dapat
berkurang bahkan hilang dan tidak dapat diperbaiki lagi sehingga dapat
mengakibatkan kerugian yang cukup besar [ CITATION Nos03 \l 1033 ].
Pemantauan suhu penyimpanan vaksin sangat penting dalam menetapkan secara
cepat apakah vaksin masih layak digunakan atau tidak, dengan cara selalu
memperhatikan vaccine vial monitor (VVM) yang ada pada setiap masingmasing
vaksin untuk mengetahui apakah vaksin masih layak untuk digunakan. Studi oleh
Program Appropiate Technology in Health (PATH) dan Departemen Kesehatan
RI tahun 2001-2003 menyatakan bahwa 75% vaksin di Indonesia telah terpapar
suhu beku selama distribusi. Suhu beku dijumpai selama transportasi dari provinsi
ke kabupaten (30%), penyimpanan di lemari es kabupaten (40%) dan
penyimpanan di lemari es puskesmas (30%) [ CITATION Dep03 \l 1033 ].
Salah satu kendala distribusi yang dialami adalah penyimpanan vaksin
dimana vaksin harus disimpan dalam keadaan steril dalam suhu tertentu agar
vaksin tetap hidup dan dapat digunakan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah
wadah yang dapat menampung vaksin dan menjaga vaksin pada temperatur
tertentu selama durasi perjalanan menuju lokasi pemukiman di daerah terpencil.
Dibutuhkan sebuah kotak vaksin yang mampu menciptakan pendinginan atau
refrigerasi selama mungkin dengan konsumsi listrik seminimal mungkin. Cara
penyimpanan untuk vaksin sangat penting karena menyangkut potensi dan daya
antigennya. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyimpanan vaksin 3adalah cm
4 cm antara lain suhu, sinar matahari dan kelembaban. Penyimpanan vaksin
membutuhkan suatu perhatian khusus karena vaksin merupakan sediaan biologis
yang rentan terhadap perubahan temperatur lingkungan. Di dalam Permenkes
Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi disebutkan bahwa
vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak sehingga harus disimpan
pada suhu tertentu, yakni pada suhu 2 s.d 8ºC untuk vaksin sensitif beku (tidak
boleh beku), dan pada suhu -15 s.d -25 ºC untuk vaksin yang sensitif panas.
Sekarang, hanya vaksin polio yang masih memerlukan tempat penyimpanan
dengan suhu dibawah 0°C. Sejumlah vaksin, seperti Hepatitis B, DPT-HB-Hib,
IPV, DT, Td akan berpotensi menjadi rusak jika terpapar suhu beku. Sedangkan
vaksin Polio, BCG, dan Campak akan berpotensi rusak jika terpapar suhu panas.
Namun secara umum, vaksin akan rusak jika terpapar oleh sinar matahari secara
langsung [ CITATION Sta14 \l 1033 ].
Semua perlengkapan dan sistem rantai dingin atau cold chain ini, sejak dari
pabrik pembuat vaksin hingga mencapai tempat dokter dan pasien pemakai
vaksin, adalah rumit dan berharga mahal. Jika ada kelainan atau kerusakan atau
gangguan pada salah satu mata rantai tersebut diatas, maka vaksin tersebut sudah

3 cm
3 cm 2

pasti akan mengalami kerusakan pada molekul bioaktifnya sehingga mutu dan
potensi proteksi vaksin tersebut diragukan, dengan akibat vaksin tersebut tidak
dapat lagi dipakai untuk tujuan imunisasi terhadap suatu jenis penyakit infeksi
tertentu yang ditujukan oleh vaksin tersebut. Setiap tahun diseluruh dunia ada
sekitar 50% lebih vaksin yang terbuang percuma karena masalah gangguan sistem
rantai dingin atau cold chain ini, yang terjadi selama perjalanan dari pabrik
pembuat hingga ke tempat tujuan vaksin. Bisa kita bayangkan berapa banyak
pemborosan yang terjadi karenanya [ CITATION Sis12 \l 1033 ].
Sebagai negara dengan letak geografis yang luas dengan dan jumlah daerah
terisolasi yang cukup banyak, Indonesia mengalami kendala tersendiri terkait
distribusi pelayanan kesehatan. Salah satunya adalah pemberian imunisasi atau
vaksin. Dengan akses tempat yang memakan tempo perjalanan yang cukup lama
serta minimnya listrik di daerah terpencil, maka vaksin yang selama ini dibawa
dalam keadaan steril menggunakan vaccine carrier bertenaga listrik tidak dapat
bertahan lama.
Sewaktu vaksin tersebut diangkut ke pelabuhan untuk dikirimkan kedaerah
atau negara lain, maka vaksin tersebut harus dikemas sedemikian rupa sehingga
suhu dalam kontainer vaksin ini tetap sekitar 2 - 8 derajat Celsius selama
perjalanan hingga tiba ditempat tujuan. Setelah sampai ditempat tujuan, maka
vaksin ini segera harus dipindahkan kedalam fasilitas ruang penyimpanan khusus
dengan suhu 2 - 8 derajat Celsius, bila nanti vaksin ini dikeluarkan dari pelabuhan
udara untuk dibawa ke distributor farmasi, maka juga diperlukan mobil dengan
sistem pendingin yang khusus untuk bisa tetap menjaga suhu sehingga mutu dan
potensi vaksin bisa tetap terjaga [ CITATION Bir17 \l 1033 ] . Untuk memangkas
waktu dan biaya dalam proses pemindahan vaksin dari box menuju kendaraan
berpendingin, maka kami berinovasi untuk membuat kontainer 2 in 1 sebagai
solusi dari permasalahan tersebut. Kami membuat kontainer yang dapat di pisah
menjadi 2 bagian agar dapat menjangkau keseluruh pelosok negeri ini.
Pada penelitian sebelumnya kotak vaksin yang menggunakan sistem
refrigerasi masih mengkonsumsi listrik sebesar 24 Watt dalam pemakaian selama
10 menit yang dinilai masih cukup besar untuk sistem pendinginan [ CITATION
3 cm
4 cm Bob08 \l 1033 ]. Hal ini dinilai belum cukup praktis dan fleksibel untuk
digunakan di daerah pedalaman yang tidak memiliki akses listrik dengan waktu
tempuh yang cukup lama pula. Selama ini penyimpanan vaksin masih
menggunakan sistem konvensional dengan menggunakan cooling box yang harus
didinginkan 24 jam sebelumnya agar vaksin dapat bertahan lama pada daerah
bencana. Hal ini juga dinilai kurang efektif karena masa dingin dari cooling box
tidak dapat bertahan lama. Pada penelitian Dzikri Rahman B tentang MVB
(Modern Vaccine Box) Berbasis Ican (Integrated Cooling Adsorbent) sebagai
Solusi Memperpanjang Durasi Penyimpanan Vaksin pada Daerah Terpencil,
penelitian dinilai sudah efektif, tetapi kami memodifikasi sistem tersebut dan
menerapkannya pada desain kontainer kami. Pada desain kontainer kami, kami
menggunakan system refigrated container di 2 kontainer dengan suhu yang
berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

3 cm
3 cm 3

1. Bagaimana perancangan kontainer 2-in-1 agar mendapatkan efisiensi


terhadap proses distribusi vaksin?
2. Bagaimana Sistem kontroller suhu vaksin pada kontainer 2-in-1?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan dari desain konseptual kontainer 2-in-1?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses perancangan kontainer 2-in-1 agar mendapatkan
efisiensi terhadap proses distribusi vaksin.
2. Untuk mengetahui sistem kontroller Suhu vaksin pada kontainer 2-in-1.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari desain Konseptual
Kontainer 2-in-1

1.4 Luaran
Adapun luaran pada program aktivitas mahasiswa ini adalah berupa
prototype desain Kontainer 2-in-1, artikel ilmiah, jurnal ilmiah, serta laporan akhir
dari kegiatan ini.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pelajar/mahasiswa, penelitian dapat digunakan sebagai pedoman atau
referensi terkait penelitian selanjutnya.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai tinjauan untuk
memodifikasi kontainer pada muatan khusus agar mendapatkan efektivitas
dan efisiensi dalam pendistribusian barang.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan
kebijakan terkait dengan inovasi pendistribusian barang terutama pada
barang yang sangat diperlukan oleh masyarakat.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


3 cm
4 cm 2.1 Distribusi Vaksin

Program imunisasi secara global sudah terbukti efektif dalam mencegah


berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kondisi tersebut terbukti
dengan keberhasilan program ini dalam membasmi beberapa penyakit menular
seperti cacar dan penyakit polio. Dalam prakteknya, terdapat standard baku sistem
pengelolaan vaksin yang umum kita kenal. Beberapa tahap penting dalam sistem
pengelolaan vaksin meliputi tahap perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
penyimpanan, pencatanan, pelaporan, dan penggunaan.

Pengadaan vaksin untuk program imunisasi harus dilaksanakan secara


efektif dan efisien sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik aspek
fisik, keuangan maupun manfaatnya, sserta harus terjamin keamanan, mutu
maupun khasiatnya.salah satu petunjuk dan dasar hukum pengadaan vaksin diatus
sesuai keputusan Menteri Kesehatan nomer 1015/Menkes/SK/VI/2005 tentang
pedoman umum pengadaan vaksin program imunisasi.

3 cm
3 cm 4

Sedangkan beberapa prinsip pengadaan vaksin program imunisasi antara


lain bahwa mutu vaksin harus terjamin, memenuhi kriteria, khasiat, keamanan dan
keabsahan vaksin serta telah mempunyai izin edar (nomer registrasi). Prinsip
lainnya bahwa pengadaan vaksin ini dilaksanakan melalui industry farmasi atau
pedagang besar farmasi

Secara umum, serangkaian kegiatan dalam proses distribusi obat atau vaksin
diawali pada saat penerimaan obat dari pemasok, penyimpanan obat dalam
Gudang, pengendalian persediaan, transportasi obat ke masing-masing pusat
pelayanan Kesehatan dan penyerahan obat kepada pasien. Proses distribusi
berlangsung secara terus menerus dan berulang-ulang dipusat pelayanan
Kesehatan[ CITATION Aut99 \l 1033 ]. Pendistribusian vaksin dari industry
farmasi sampai ke lapangan merupakan suatu skema rantai dingin yang tidak
boleh terputus. Detail skema rantai dingin vaksin menurut pedoman teknis vaksin
dan cold chain.

 Cold Chain Vaksin untuk distribusi vaksin ke daerah terpencil

Dengan adanya Alat kesehatan, vaksin yang merupakan bahan yang mudah
rusak Karena perubahan suhu dan paparan cahaya akan mudah untuk diatasi.
Vaksin kerusakannya bersifat irreversible sehingga dapat mengakibatkan
hilangnya keampuhan / potensi vaksin. Cold Chain adalah sistem penyimpanan
dan transportasi untuk menjaga agar vaksin dalam keadaan optimal mulai dari
produksi sampai disuntikan. Vaksin live attenuated adalah vaksin hidup yang
dilemahkan, seperti Vaksin Flu semport, rubella (MMR) measles, mumps, vaksin
tifoid oral, yellow fever dan Japanesse B Encephalitis. (Disimpan suhu 2 s.d. 8 C)
zoster dan varicella (Disimpan di suhu -15 C s.d. -25 C). Inactived Vaksin adalah
vaksin yang tidak aktif / mati, seperti Vaksin tetanus, difteri, pertusis, HPV,
vaksin flu triavalen, hepatitis A, hepatitis B, Hemofilus influenza tipe B,
Pneumokokal polisakarida, Meningokokal polisakarida dan Tifoid suntik. (Suhu 2
s.d. 8 C).
3 cm
4 cm

Sumber : PT. Sigma Bimed

3 cm
3 cm 5

Gambar 1.1 Alur distribusi vaksin untuk daerah terpencil

Keberhasilan program imunisasi tidak bisa dipisahkan dari ketersediaan


cold chain hingga ke puskesmas agar mampu menjaga serta menjamin kualitas
vaksin yang diberikan kepada sasaran. Cold chain terdiri dari lemari es dan freeze
untuk menyimpan vaksin dan termos (vaksin carrier) untuk membawa vaksin ke
tempat pelayanan imunisasi, terutama untuk kegiatan di lapangan.

Menurut Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi, Depkes RI, 1992, sarana


penyimpanan vaksin di setiap tingkat administrasi berbeda. Di tingkat pusat,
sarana penyimpanan vaksin adalah cold room. Ruangan yang terisolasi untuk
menghindari dari panas masuk ke dalam ruangan. Ada dua kamar dingin yaitu
dengan suhu +20 C sampai +80 C dan suhu -20 C sampai -25 C. Sarana ini
dilengkapi generator cadangan untuk mengatasi putusnya aliran listrik. Di tingka
provinsi vaksin disimpan pada kamar dingin dengan suhu -20 C sampai -25 C, di
tingkat kabupaten sarana penyimpanan vaksin menggunakan lemari es dan
freezer.

Dasar yang menjadi pertimbangan dalam memilih cold chain antara lain
meliputi jumlah sasaran, volume vaksin yang dimuat, sumber energi yang ada,
sifat, fungsi serta stabilitas suhu penyimpanan, suku cadang dan anjuran WHO
atau hasil penelitian atau uji coba yang pernah dilakukan. Sarana cold chain di
tingkat Puskesmas merupakan sarana penyimpanan vaksin terakhir sebelum
mencari sasaran. Tingginya frekuensi pengeluaran dan pengambilan vaksin dapat
menyebabkan potensi vaksin menurun [CITATION PTS20 \l 1033 ].

2.2 Refigrated Container


Container Reefer atau Referigerated Container adalah kontainer yang biasa
digunakan untuk mengangkut muatan yang sensitif terhadap suhu karena
kontainer ini dilengkapi dengan pendingin. Container Reefer memiliki unit
4 cm refrigerasi terpadu yang bergantung pada listrik yang dipasok oleh sumber3 listrik
cm
pada lokasi di darat, kapal peti kemas, maupun dermaga. container reefer mampu
mengatur suhu udara hingga mencapai suhu paling rendah yaitu -65 °C dan suhu
paling tinggi 40 °C. Berbagai muatan yang sensitif terhadap suhu dapat diangkut
menggunakan container reefer mulai dari makanan untuk keperluan konsumsi
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging, hingga produk non-konsumsi seperti
vaksin untuk keperluan medis. Pendinginan reefer dilakukan melalui udara.
Generator, ditempatkan di satu sisi wadah, menghembuskan udara ke dalam
wadah. Dalam banyak kasus, udara dihembuskan melalui lantai atau sisi wadah.
Lantai wadah reefer biasanya adalah lantai berbentuk T, yang berarti udara dapat
mengalir melalui lantai dan mendinginkan kargo dari bawah ke atas. Setelah
proses tersebut, generator dapat disetel ke suhu yang tepat dan wadah akan
mengurus dirinya sendiri sejak saat itu. Suhu di dalam kontainer dapat
dipertahankan, meskipun suhu luar tiba-tiba meningkat atau menurun. Meskipun
kontainer pengiriman reefer sangat baik dalam menjaga suhu isinya, penting
untuk diingat bahwa reefer tidak dapat digunakan untuk mencapai suhu yang

3 cm
3 cm 6

diinginkan. Dengan kata lain muatan kontainer reefer harus dibawa ke suhu yang
diinginkan sebelum dimuat [ CITATION Wha20 \l 1033 ].

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN


Adapun metodologi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini kami mengidentifikasi permaslahan terkait distribusi
vaksin yang ada dilapangan dengan mencari informasi di internet.
3.2 Studi Literatur
Tahap ini kami lakukan dengan mencari beberapa referensi pada artikel,
jurnal, maupun website yang sesuai dengan penelitian kami.
3.3 Pembuatan Desain Konseptual kontainer 2 in 1
Pada tahap desain ini, kami menentukan bentuk, dimensi, serta
memodifikasi kontainer reefer 10 feet dengan memberi rak tau wadah untuk
penempatan vaksin.
3.4 Analisa Alat/Desain
Pada tahap analisa alat ini kami menghitung biaya
pembuatan/modifikasi, perbandingan biaya dengan alat yang ada pada saat
ini.
3.5 Pembuatan Laporan dan Presentasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian yaitu membuat
laporan akhir atau hasil dari penelitian yang dituangkan dalam bentuk karya
tulis ilmiah berupa paper.
Adapun secara detail mengenai pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
berikut.

Mulai

Tahap Desain 3 cm
4 cm Kondisi saat ini
(Identifikasi Masalah)
Bentuk Dimensi Analisa Manfaat
Pengiriman vaksin harus
menggunakan peti kemas Modifikasi Untuk Mengurangi
Untuk Mengurangi
20 ft dengan jenis dan INOVASI/IDE mengurangi
mengurangi biaya
biaya biaya kerugian
biaya kerugian
suhu muatan yang berbeda saat
saat melakukan
melakukan saat
saat ada
ada
pengiriman
pengiriman di
di kerusakan
kerusakan
Analisis Biaya kapal
kapal vaksin
vaksin
Efisiensi
Pengiriman
Pengiriman vaksin
vaksin harus
harus
selalu diperhatiakan
selalu diperhatiakan suhu
suhu Biaya modifikasi/pembuatan Mengurangi waktu pendistribusian
ruangnya
ruangnya dan
dan harus
harus di
di vaksin
vaksin saat
saat menggunakan
menggunakan
masukkan
masukkan keke storage
storage atau
atau transportasi laut
warehouse
warehouse untuk
untuk menjaga
menjaga Analisis Kelayakan
kestabilan
kestabilan suhu
suhu

Selesai

3 cm
3 cm 7

Gambar 1.3 Detail pelaksanaan kegiatan penelitian

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Rekomendasi besarnya pengalokasian dan penggunaan dana PKM-
KC adalah antara Rp 5.000.000 s.d Rp 10.000.000 dengan komposisi
minimum 80% untuk operasional dan maksimum 20% untuk administrasi.
Khusus untuk biaya perjalanan PKM-KC hendaknya dilakukan seefisien
dan seminimal mungkin (at cost) dan hanya diperkenankan untuk dalam
kota mengingat pelaksanaannya masih dalam masa pandemi covid19.
Rekomendasi pengalokasian dan penggunaan dana PKM-KC adalah
sebagai berikut:
1. Pembelian kuota internet untuk perencanaan dan koordinasi pelaksanaan
program
2. Rujukan publikasi ilmiah utama yang harus didapatkan secara berbayar
3. Jasa untuk pihak ketiga pembuatan prototipe atau produk fungsional
(Tidak lebih dari 30 % dari dana yang diusulkan)
4. Jasa pembuatan desain produk secara digital 2D atau 3D atau animasi
digital
5. Biaya sewa/jasa penggunaan software atau program yang mendukung
pengujian produk yang akan dihasilkan
6. Pembelian bahan bahan pembuatan produk
7. Kertas tidak lebih dari 2 rim, ATK sesuai kebutuhan
8. Biaya pengiriman produk
9. Transport lokal jika diperlukan diusahakan seminimal mungkin (at cost).
10. Pengeluaran lain yang dianggap perlu dalam mendukung pelaksanaan
PKM-KC
3 cm
4 cm Dengan memperhatikan proses pengelolaan PKM berbasis luring,
daring atau kombinasi, pengeluaran biaya yang tidak diperkenankan
diusulkan dalam RAB PKM-KC adalah:
1. Honorarium untuk Tim, Dosen Pendamping atau Pihak ke 3
2. Konsumsi untuk Tim, Dosen Pendamping atau Pihak ke 3
3. Pembelian atau penyewaan perangkat berupa Komputer PC, Laptop,
Printer, Ponsel, Kamera, Handycam, peralatan laboratorium lainnya (jika
sifatnya wajib agar besarannya tidak melebihi Rp 1.500.000,-).
4. Penyusunan, penggandaan dan penjilidan laporan kemajuan, laporan
akhir (kecuali PTS, atau PTN yang mewajibkan hardcopy)
5. Perjalanan luar kota

Tabel 4.1 Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Sewa dan jasa : pembuatan produk pihak

3 cm
3 cm 8

ketiga, dll. Tidak lebih dari 30 % dari dana


yang diusulkan
2 Bahan Habis Pakai, contoh: quota internet,
ATK, kertas, dll
3 Transport lokal
4 Lain-lain contoh : biaya bayar akses
publikasi, dll
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan antara 3 s.d 4 bulan, disusun dalam bentuk bar chart
sesuai dengan format pada lampiran 1.

Tabel 4.2 Format Jadwal Kegiatan


Bulan Person
Jenis
No Penanggung
Kegiatan 1 2 3 4
-jawab
1 Kegiatan 1
2 Kegiatan 2
3 Kegiatan 3
4 Kegiatan 4
... Kegiatan ...

DAFTAR PUSTAKA

A utarini, E. K. (1999). Modul-5 : Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality


Assurance). Dipetik Oktober 18, 2020
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. (2017,
3 cm
April 26). Pemerintah Serius Untuk Kualitas Rantai Dingin Penyimpanan
4 cm
Vaksin. Retrieved Oktober 18, 2020, from Sehat Negeriku, sehatlah
Bangsaku:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20170426/2320665/pemeri
ntah-serius-kualitas-rantai-dingin-cold-chain-penyimpanan-vaksin
Departemen Kesehatan RI. (2003). Pemantauan Pelayanan Imunisasi dan
Pengelolaan Vaksin di Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Swasta di DKI
Jakarta. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (2014, Maret 10). Standar Penyimpanan Vaksin.
Dipetik Oktober 18, 2020, dari Indonesian Public Healt:
http://www.indonesian-publichealth.com/standar-penyimpanan-vaksin/
Nossal. (2003). Vaccines, in : Fundamental Immunology. 5 Th Ed. P :1328-1330.
Philadelpia, USA: Lippincott Williams & Wilkins Company.
PT. Sigma Bimed. (2020, Januari 24). Cold Chain Vaksin untuk distribusi vaksin
ke daerah terpencil. Dipetik November 15, 2020, dari PT. Sigma Bimed

3 cm
3 cm 9

Website: https://sigmabimed.com/cold-chain-vaksin-untuk-distribusi-
vaksin-ke-daerah-terpencil/
Putra, B. W. (2008). Desain Sistem Adsorpsi Dengan Dua Adsorber. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Sistem Rantai Dingin Vaksin atau Cold Chain Vaccines. (2012, Oktober 14).
Dipetik Oktober 18, 2020, dari www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/www.selukbelukvaksin.com/5518540ea333
119306b66645/sistim-rantai-dingin-vaksin-atau-cold-chain-vaccines-
siapa-perlu?page=all
What is container reefer? (2020). Dipetik Oktober 18, 2020, dari alconet-
containers.nl: https://www.alconet-containers.com/what-is-a-reefer-
container/

3 cm
4 cm

3 cm
3 cm 10

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Kegiatan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-...

3 cm
4 cm

3 cm
3 cm 11

Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Kegiatan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-...

3 cm
4 cm

3 cm
3 cm 12

2. Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah diikuti
No Jenis Kegiatan Status Dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Kegiatan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-...

3 cm
4 cm

3 cm
3 cm 13

3. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal
Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 3 cm
4 cm 2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KC

Setelah diisi dan diberi tanda tangan basah, satu halaman penuh dipindai (Scan)

3 cm
3 cm 14

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


- Suku Cadang
- Microcontroller
- Sensor
- Kit
- Software
- Aplikasi
- Alat Ukir
- Alat Lukis
- Lain-lain
- SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Bahan Kimia Lab
- Bahan
Logam/kayu dan
sejenisnya
- Pakaian Tari
- Kanvas dan cat
- Bibit
Tanaman/simplisi
a
- Pupuk dan
sejenisnya
- Penyimpanan
Data
3 cm
4 cm - Bahan lainnya
sesuai produk
PKM
- ATK (terbatas)
paket/eceran
- Lainnya
- SUB TOTAL (Rp)
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Transport Lokal
- Lainnya
SUB TOTAL (Rp)
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Sewa
server/Hosting
- Sewa Domain
- SSL
- Biaya Jasa

3 cm
3 cm 15

layanan
instrumentasi
- Biaya Jasa
perbengkelan
- Biaya percetakan
produk
- Biaya Uji coba
produk
- Biaya publikasi
- Biaya
penggandaan
laporan (khusus
PTS)
- Pembelian atau 1.500.000 (MAX)
penyewaan
perangkat berupa
Komputer PC,
Laptop, Printer,
Ponsel, Kamera,
Handycam, sewa
laboratorium,
peralatan
laboratorium
lainnya
penggunaan alat
lab
- Biaya
berlangganan
internet (bulanan)
3 cm
4 cm - Biaya pemakaian
pulsa
- Lainnya
SUB TOTAL (Rp)
TOTAL 1+2+3+4 (Rp)
(Terbilang -----------------------)

3 cm
3 cm 16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NRP Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


. Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Dimas Dzaky Teknik Sipil 10 Bertanggung
Alhadi jam/minggu jawab
mengelola
keseluruhan
perusahaan
2 Muhammad Teknik 10 Bertanggung
Fayrus Mesin jam/minggu jawab dalam
pemasaran
produk dan
promosi
3 Pernando Teknik 10 Bertanggung
Pratama Fisika jam/minggu jawab perihal
keuangan
dan produksi
4 Darfi Sultoni Informatika 10 Programmer,
jam/minggu pengembang
dan
perancang
aplikasi
5 Arif Darma Informatika 10 Bertanggung
Althia jam/minggu jawab perihal
branding dan
desain

3 cm
4 cm

3 cm
3 cm 17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dimas Dzaky Alhadi
NRP : 03111740000003
Program Studi : Teknik Sipil
Fakultas : Fakultas Teknologi Sipil Lingkungan dan Kebumian

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-..... saya dengan judul ….. yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.
Kota, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang menyatakan, 3 cm
4 cm

(Dimas Dzaky Alhadi)


NRP. 03111740000003

*Setelah diisi dan diberi tanda tangan basah, satu halaman penuh yang ada tanda
tangannya dipindai (scan) atau difoto yang rapi.

3 cm
3 cm 18

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Dikembangkan

3 cm
4 cm

3 cm

Anda mungkin juga menyukai