Anda di halaman 1dari 12

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN PERALATAN RANTAI DINGIN ( COLD CHAIN )

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman

Ditetapkan
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Biak Numfor
Prosedur Tetap / SOP Tanggal Terbit

Daud Nataniel Duwiri, SKM, M.Kes


NIP.19780202 199712 1 001
Pengetian Peralatan rantai vaksin dan Vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang
ditetapkan.
Tujuan 1. Memelihara kualitas vaksin sejak di terima dari provinsi hingga saat
diberikan ke sasaran melalui rantai vaksin yang benar.
2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di semua tingkatan
administrasi.
3. Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat pembekuan bagi vaksin yang
peka terhadap pembekuan serta akibat paparan panas berlebih bagi vaksin
yang peka terhadap paparan panas.
4. Melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses
pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan , penerimaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan vaksin.

Kebijakan 1. Permenkes Nomor 13 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Program


Imunisasi
2. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
3. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statemnt on Effective Vaccine
Store Management Initiative
Prosedur PERAWATAN LEMARI ES
1. Harian
a. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi dan sore termasuk hari
libur.
b. Catat Suhu Lemari es pada buku pencatatan suhu lemari es
c. Hindarkan seringnya buka-tutup lemari, untuk sekali buka pintu lemari
es jangan lebih dari 5 menit.
d. Bila suhu lemari es sudah stabil antara +2°C-+8°C, posisi thermostat
tidak perlu diubah-ubah.
e. Periksa apakah terdapat bunga es, dan periksa ketebalan bunga es,
apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan bunga
es )
2. Mingguan
a. Periksa Steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut
dengan obeng
b. Perhatikan tanda-tanda steker hangus, dengan melihat perubahan warna
steker, bila itu terjadi gantikan dengan steker yang baru.
c. Sebelum membersihkan seluruh badan lemari es, cabut steker terlebih
dahulu
d. Bersihkan badan lemari es dengan menggunakan lap basah,kuas yang
lembut/ spon dan sabun
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering
f. Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga agar suhu tetap stabil.
g. Colokkan kembali steker setelah selesai membersihkan badan lemari es
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu lemari e
3. Bulanan
a. Sehari sebelum perawatan bulanan kondisikan cool pack ( kotak dingin
cair), vaksin carrier atau cold bok
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold bok yang telah berisi
cold pack
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting
d. Lakukan pembersihan kondensor pada model terbuka, gunakan sikat
yang lembut atau dengan tekanan udara (pada modet tertutup tidak perlu
dilakukan pembersiahn).
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila kertas sulit
ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila gampang ditarik
berarti karet pintu sudah mengeras dan dapat diberikan bedak pada karet
pintu
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu, kencangkan
menggunakan obeng.
g. Tutup kembali lemari es dan pasang kembali steker, setelah suhu
mencapai 2 d/d 8 °C susun kembali vaksin kedalam lemari es
h. Catat Kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari es
PENEMPATAN LEMARI ES
1. Jarak minimal antara lemari es dengan dining dinding belakang + 10 –
15 cm.
2. Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup ( dapat
menggunakan exhaust fan )
4. Setiap 1 unit lemari es/ frrezer menggunakan hanya 1 stopkontak
Unit Terkait Lintas Program : IFK
Lintas Sektor : Rumah Sakit, Balai Pengobatan swasta,Humas Pemda
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MANAJEMEN LIMBAH PADA PELAKSANAAN VAKSIN COVID 19
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman
2.03-2021-01

Ditetapkan
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Keerom
Prosedur Tetap / SOP Tanggal Terbit
04-01-2021

Yulian Franklin Uriager, SKM, M.Kes


NIP.19700707 199403 1 011

Pengetian Pengelolaan Limbah adalah proses penghilangan kontaminan barang atau


bahan sisa hasil kegiatan yang tidak digunakan kembali yang berpotensi
terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius atau kontak dengan pasien
dan/atau petugas di Fasyankes yang menangani pasien Covid-19, meliputi:
masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, alat suntik
bekas, set infus bekas, Alat Pelindung Diri bekas.
Tujuan Untuk menghasilkan limbah sekali pakai tanpa menimbulkan kerugian atau
masalah pada masyarakat.
Kebijakan Keputusan direktur Jendral, pencegahan dan pengendalian penyakit nomor
HK.02.02/4/1/2021
1. Peralatan dan 1. Safety box
Bahan 2. Kantong Plastik kuning
3. Incinerator
2. Prosedur 1. Semua ADS yang sudah digunakan dimasukan kedalam Safeti box
tanpa recapping
2. Sampah medis lainnya tidak dimasukan kedalam safety Box
3. Setelah Safety Box terisi ¾ safety Box kemudian diberikan label
(nama tempat pelayanandan tanggal pelayanan) dan ditempatkan pada
yang tempat yang aman dengan kondisi tertutup dan jauh dari
jangkauan anak-anak dan masyarakat.
4. Limbah lain (vial vaksin, kapas, masker medis, sarung tangan)
dibuang kedalam kantong plastik limbah medis (kantong kuning)
5. Kemudian safety Box dan limbah medis (kantong kuning)dibakar d
incinerator oleh petugs kesling
6. Untuk sisa vaksin diilakukan desinveksi sebelum dibuang ke SPAL
3. Unit Terkait Kesling
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
DISTRIBUSI VAKSIN
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman
2.03-2021-01

Ditetapkan
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Keerom
Prosedur Tetap / SOP Tanggal Terbit
04-01-2021

Yulian Franklin Uriager, SKM, M.Kes


NIP.19700707 199403 1 011

Pengetian Peralatan rantai vaksin dan Vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang
ditetapkan.
Tujuan 1. Memelihara kualitas vaksin sejak di terima dari provinsi hingga saat diberikan
ke sasaran melalui rantai vaksin yang benar.
2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di semua tingkatan
administrasi.
3. Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat pembekuan bagi vaksin yang
peka terhadap pembekuan serta akibat paparan panas berlebih bagi vaksin yang
peka terhadap paparan panas.
4. Melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses
pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan , penerimaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan vaksin.

Kebijakan 1. Permenkes NO.13 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Program Imunisasi


2. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
3. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statemnt on Effective Vaccine Store
Management Initiative
1. Peralatan dan 1. Coldbox atau vaksin carrier
Bahan 2. Cold Pak / kotak dingin cair
3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag)
4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor,
VCCM)
2. Prosedur 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stok
3. Hubungi petugas Kabupatn/kota tentang cara pengambilan vaksin
4. Siapkan coldbox atau vaksin carier yang di lengkapi dengan coolpack
(kotak dingin) agar suhu terjaga antara 2-8 C
5. Siapkan alat trnsportasi yang memadai
6. Serahkan suratpermintaan vaksin kepada petugas kabupaten/kota dan
kemudiaan cocokkan vaksin yang di serahkan dengan permintaan
7. Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa vaksin
8. Tukarkan coolpack ke dalam coldbox atau vaksin carrier
9. Susun Coolpack ke dalam coldbox atau vaksin carrier
10. Masukkan vaksin kedalam coldbox atau vaksin carier yang telah terisi
coolpack
11. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carrier
12. selama perjalanan ke puskesmas ,lindungi vaksin dari paparan sinar
matahari langsung
13. Sesampainya di Puskesmas,buka coldbox atau vaksin carrier dan
periksa kembali VVM dan pemantau alat suhu beku
14. Isi formulir Vaccine Arrival Report (VAR)
15. Masukan vaksin ke dalam lemari es
16. Catat vaksin tersebut (jumlah, jenis no Batch, masa kadaluarsa,
kondisi VVM ) dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan
3. Unit Terkait Lintas Program : IFK
Lintas Sektor : Rumah Sakit, Balai Pengobatan swasta,Humas Pemda
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) / PROTAP
RENCANA KONTIGENSI TEMPAT PENYIMPANAN VAKSIN

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman


2.03-2021-01

Ditetapkan
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Keerom
Prosedur Tetap / SOP Tanggal Terbit
04-01-2021

Yulian Franklin Uriager, SKM, M.Kes


NIP.19700707 199403 1 011

Pengetian Peralatan rantai vaksin dan Vaksin adalah seluruh peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang
ditetapkan.
Tujuan 1. Agar dapat mengidentifikasi Sumber Utama Resiko sepaerti : Listrik padam,
Gempa bumi, bencana banjir dan lain-lain

Kebijakan 1. Permenkes NO.13 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Program Imunisasi


2. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
3. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statemnt on Effective Vaccine
Store Management Initiative
Prosedur
1. Rencana Kontigensi apabila listrik padam

Tahapan :
- Periksa suhu pada termometer dalam lemari es,
pastikan masih berada pada suhu +2°C s/d 8°C
- Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik
padam, maka akan berfungsi menahan dingin.
- Hidupkan Generator
- Apabila lebih dari 6 jam listrik tidak menyala
hubungi pihak PLN
(Kontak Person 081233251959)

2. Rencana Kontigensi apabila ada Kerusakan pada Lemari Es

Tahapan :
-Periksa suhu pada pada termometer dalam lemari
es, pastikan masih berada pada suhu + 2° C s/d 8°C
- Pindahkan vaksin pada lemari es yang lain nya.
- Periksa stop kontak pada lemari es ( sambungab
pada aliran listrik)
- Periksa alat / suku cadang yang rusak.
- Hubungi Tehnisi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
( Pak Yasman) (kontak person 081343323618 ).
3. Rencana Kontigensi apabila terjadi Bencana Banjir

Tahapan :
- Periksa kondisi gudang tempat penyimpanan cold
chain, apakan air bah masuk kedalam gudang
- Letakkan alas ( valaet ) dibawah lemari es, agar air
bah tidak masuk kedalam lemari es.
- Segera keluarkan vaksin dari lemari es, dan
masukkan dalam cold box
- Vaksin sementara dititip di Gudang vaksin Dinas
Kesehatan Provinsi Papua hingga bencana banjir
dapat diatasi ( kontak person Pak Yasmas
081343323618 )
- Pindahkan logistik imunisasi lainnya ke tempat
yang lebih tinggi.
- Kerjasama lintas sektor : Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Keerom.
Unit Terkait Lintas Program : IFK
Lintas Sektor : PLN, Tehnisi alat pendingin / lemari es., BNPB
PROTAP / SOP
MENJAMIN KETERSEDIAAN VAKSIN DAN TEMPAT
PENYIMPANAN VAKSIN

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman


2.03-2021-01

Ditetapkan
Kepala Dinas Kesehatan Kab.Keerom
Prosedur Tetap Tanggal Terbit
04-01-2021

Yulian Franklin Uriager, SKM, M.Kes


NIP.19700707 199403 1 011

Pengetian Untuk menjamin kualitas keberhasilan program imunisasi ketersediaan dan potensi
vaksin sangat penting, vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan
kehilangan potensi apabila tidak di kelola dengan benar, rantai dingin vaksin harus
terjaga mulai dari tempat pembuatan vaksin sampai kepada sasaran yang di berikan
imunisasi
Tujuan 1. Memelihara kualitas vaksin sejak di terima dari provinsi hingga saat
diberikan ke sasaran melalui rantai vaksin yang benar.
2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di semua tingkatan
administrasi.
3. Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat pembekuan bagi vaksin yang
peka terhadap pembekuan serta akibat paparan panas berlebih bagi vaksin
yang peka terhadap paparan panas.
4. Melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses
pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan , penerimaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan vaksin.
5. Vaksin dan logistik imunisasi terpenuhi, di seluruh tempat pelayanan
6. Tidak pernah terjadi kekosongan vaksin
7. Semua sasaran mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi

Kebijakan 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan ( Lembaran


Negara Tahun 1992 Nomor 100 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495 )
2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
( Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20,Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3273 )
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tentang Pedoman Pemantauan dan
Penangglangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
5. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statemnt on Effective Vaccine
Store Management Initiative
Prosedur
1. Penerimaan/pengambilan vaksin (transportasi)
a. Pengambilan vaksin dari puskesmas ke kabupatendan dari kabupaten ke
provinsi dengan menggunakan peralatan rantai vaksin yang sudah
ditentukan. Misalnya cold box atau vaccine carrier.
b. Jenis peralatan pembawa vaksin disesuaikan dengan jumlah vaksin yang
akan diambil.
c. Sebelum memasukkan vaksin ke dalam alat pembawa, periksa indicator
vaksin (VVM) dan masa kadaluarsa nya.
d. Masukkan kotak cair dingin (cool pack) kedalam alat dan dibagikan
tengah diletakkan thermometer muller, untuk jarak jauh bila freeze
tag/watch tersedia dapat dimasukkan ke dalam alat pembawa.
e. Alat pembawa vaksin yang sudah berisi vaksin, selama perjalanan dari
kabupaten ke puskesmas tidak boleh kena sinar matahari langsung.
f. Penyimpanan vaksin
a. Semua vaksin disimpan pada suhu +2°C-+8°C.
b. Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
c. Beri jarak antara kotak vaksin minimalis 1-2 cm atau satu jari tangan,
agar terjadi sirkulasi udara yang baik.
d. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar
ultra violet.

Unit Terkait Lintas Program : IFK


Lintas Sektor : Rumah Sakit, Balai Pengobatan swasta,Humas Pemda

Anda mungkin juga menyukai