Anda di halaman 1dari 6

SOP PEMANTAUAN SUHU VAKSIN

DAN KONDISI VAKSIN


No. Dokumen : 111.2/SOP-2023
No. Revisi :2
SOP
Tanggal Terbit : 21 Januari 2023
Halaman : 1-5

dr. MUHAMAD PAISAL BIN


SAMSUL BAHRI
Puskesmas Sei Jang NIP. 19850313 201503 1
001

1. Pengertian Umum : Untuk meningkatkan kualitas program imunisasi


melalui penerapan pengelolaan vaksin dan dingin vaksin
yang memenuhi standar yang telah di tetapkan.
Khusus :
1. Memelihara kualitas vaksin sejak diterima di Balai
Pengelolaan Farmasi dan Alat kesehatan Kota
Tanjungpinang hingga saat di berikan ke sasaran melalui
rantai vaksin yang benar;
2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di
semua tingkat administrasi;
3. Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat paparan
panas berlebihan bagi vaksin yang peka terhadap
paparan panas;
4. Melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap
seluruh proses pengelolaan vaksin, mulai dari
perencanaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan
dan penggunaan vaksin.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk
tatalaksana pengelolaan vaksin.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sei Jang Nomor TAHUN 2019


tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Sei Jang

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017


tentang Penyelenggaraan Imunisasi;
2. Pedoman pengelolaan Cold Chain Petugas Kesehatan oleh
Direktorat Pengelolaan Imunisasi kemenkes, Tahun 2012.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Cool Box/Vacine Carrier
2. Referigator;
3. Cold Pack;
4. Freeze Tag;
5. Termometer Muller;
6. Lemari ES;
7. Dokumen pencatatan pengelolaan vaksin dan
Pemantauan Vaksin;
Penerimaan Vaksin
Pada saat penerima vaksin yang perlu di lakukan :
1. Kotak dingin/Cool box harus diletakkan di tempat yang
terlindungi dari sinar matahari;
2. Periksa surat administrasi yang berisi surat pengantar
pengiriman vaksin dan SBBK (Surat Bukti Barang
Keluar);
3. Catat jenis dam jumlah vaksin, harus sama dengan yang
tertera dalam SBBK. Bila jumlah yang diterima tidak
sama, maka untuk sementara dengan catatan penjelasan
terkait ketidaksesuaian tersebut. Vaksin tetap disimpan
dalam lemari es/freezer sesuai dengan penggolongannya.
4. Buka kotak dingin dan lakukan pemeriksaan sebagai
berikut;
a. Periksa alat pemantau suhu, dan catat suhu saat
pemeriksaan;
b. Periksa dan catat status VVM pada vial vaksin;
c. Bila status VVM A dan B, berarti vaksin dalam
keadaan baik;
d. Bila status VVM C dan D, tetap dilakukan
perhitungan. Catat jenis dan jumlah vaksin serta
tetap di simpan di dalam tempat penyimpanan vaksin

4-5
yang sesuai, namun penempatan harus dipisahkan
dengan vaksin status VVM A atau B;
e. Vaksin dengan status VVM A ditempatkan secara
terpisah dengan vaksin status VVM B. Buat catatan
atau penanda pada vaksin dengan status VVM B, agar
vaksin tersebut segera digunakan terlebih dahulu;

Penyimpanan Vaksin
1. Vaksin di simpan di Referigator pada suhu 20-80 C;
2. Vaksin FS (Frezee Sensitive = (DPT-HB-Hib, DT, Tt)
Diletakkan jauh dengan bagian paling dingin dalam Cold
Chain (Evaporator). Vaksin HS (Heat Sensitive = Polio-
BOPV, Campak/MR, BCG, IPV);
3. Cold Chain dibuka seminimal mungkin setiap harinya
untuk menjaga stabilitas suhu penyimpanan;
4. Suhu dipantau setiap harinya (pagi dan sore) dan dicatat
pada grafik suhu Cold Chain;
5. Melaksanakan perawatan Cold Chain harian, mingguan
dan bulanan.

Prosedur Pengeluaran Vaksin dan Pelarut dari lemari es


1. Petugas menentukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan sebelum membuka Cold
Chain;
2. Petugas melihat suhu di dalam lemari es;
3. Petugas memilih dan mengeluarkan vaksin sesuai
kebutuhan yang telah ditetapkan untuk alat pemantauan
botol vaksin (VVM) dan tanggal kadaluarsa.

Prosedur Permintaan Vaksin untuk pelayanan di Posyandu,


Klinik Swasta dan Unit Terkait.

4-5
1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin
kepada petugas pengelola vaksin Puskesmas;
2. Vaksin yang di minta harus sesuai dengan kebutuhan
sasaran;
3. Vaksin dibawa dengan menggunakan vaksin carrier atau
cold box dengan jumlah yang sesuai.

Prosedur Pemeriksaan keamanan Vaksin


1. Memeriksakan label vaksin dan pelarut. Jika label tidak
ada, vaksin atau pelarut tidak boleh di gunakan;
2. Memeriksakan alat pemantau botol vaksin (VVM);
3. Memeriksa tanggal kadaluarsa;
4. Memeriksakan alat pemantauan suhu beku dalam cold
chain. Jika indikator menunjukan adanya pembekuan
atau perkiraan vaksin sensitif beku (DPT-HB-Hib, DT, Tt,
IPV, PCV) telah membeku, sebaiknya dilakukan tes
kocok, kecuali IPV.
Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin
selama pelaksanaan imunisasi
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus
disimpan dalam vaccine carrier dengan menggunakan
cold pack, agar suhu tetap terjaga pada temperature 2 0-80
C dan vaksin yang sensitive terhadap pembekuan tidak
beku;
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari cahaya
matahari langsung;
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus
tersimpan dalam vaccine carrier yang tertutup rapat;
4. Jangan membuka vaksin atau melarutkan vaccine bila
belum ada sasaran datang;
5. Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus
sama;
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial

4-5
baru sebelum vial lama habis;
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan
harus dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar;
8. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis,
pelarutan selanjutnya dilakukan bila telah ada anak yang
hendak diimunisasi.

Penyiapan tempat pelayanan imunisasi


a. Fasilitas pelayanan kesehatan
1. Mudah diakses;
2. Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan
atau debu;
3. Cukup tenang.
b. Tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
1. Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan
cukup ventilasi;
2. Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang
panas, tempat harus teduh.
6. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
7. Unit Terkait 1. Poli MTBS;
2. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga
Berencana Kota Tanjungpinang;
3. Posyandu;
4. Klinik Swasta.
8. Dokumen
terkait
9. Rekaman
historis Tanggal
No. Yang diubah Isi perubahan mulai
perubahan
diberlakukan

1 Kebijakan SK Kepala Puskesmas 25 Februari


Sei Jang Nomor

4-5
TAHUN 2019 tentang 2019
Kebijakan Pelayanan
Klinis Puskesmas Sei
Jang

2 Referensi Peraturan Menteri 25 Februari


2019
Kesehatan Nomor 12
Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan
Imunisasi.
3 Referensi Pedoman pengelolaan 12 Juni
2023
Cold Chain Petugas
Kesehatan oleh
Direktorat Pengelolaan
Imunisasi kemenkes,
Tahun 2012.

4-5

Anda mungkin juga menyukai