Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN PROGRAM

Program Prioritas Nasional – Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi


TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai
beban ganda (double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan
penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena
penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi
merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah
lain yang terbukti sangat cost effective. Dengan Imunisasi, penyakit cacar telah
berhasil dibasmi, dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada
tahun 1974. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya
penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk
menurunkan angka kematian pada anak.
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Mulai tahun 1977 kegiatan Imunisasi diperluas menjadi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan
terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B.
Beberapa penyakit yang saat ini menjadi perhatian dunia dan merupakan
komitmen global yang wajib diikuti oleh semua negara adalah eradikasi polio
(ERAPO), eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal (ETMN). Indonesia berkomitmen terhadap mutu pelayanan Imunisasi
dengan menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection
practices) bagi penerima suntikan, petugas dan lingkungan terkait dengan
pengelolaan limbah medis tajam yang aman (waste disposal management).
Cakupan Imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh wilayah.
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan
mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Untuk mendeteksi dini
terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB,
Imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.
B. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
penyelenggaraan Imunisasi terus berkembang antara lain dengan
pengembangan vaksin baru (Rotavirus, Japanese Encephalitis,
Pneumococcus, Dengue Fever dan lain-lain) serta penggabungan beberapa
jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi misalnya DPT-HB-Hib.
Penyelenggaraan Imunisasi mengacu pada kesepakatan-kesepakatan
internasional untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit, antara lain:
1. WHO melalui WHA tahun 2012 merekomendasikan rencana aksi global
tahun 2011-2020 menetapkan cakupan Imunisasi nasional minimal 90%,
cakupan Imunisasi di Kabupaten/Kota minimal 80%, - 33 - eradikasi polio
tahun 2020, eliminasi campak dan rubela serta introduksi vaksin baru;
2. Mempertahankan status Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (ETMN);
3. Himbauan dari WHO dalam global health sector strategy on viral hepatitis
2030 target eliminasi virus hepatitis termasuk virus hepatitis B; 5. Konvensi
Hak Anak: Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak dengan
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1999 tertanggal 25 Agustus 1990,
yang berisi antara lain tentang hak anak untuk memperoleh kesehatan dan
kesejahteraan dasar.
Penyakit – penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi ( PD3I )
diantaranya : tuberculosis, campak, rebella, hepatitis, pertussis, difteri, polio,
tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia,infeksi human papilloma virus
adalah penyakit yang dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan dan bahkan
kematian terutama jika mengenai anak- anak yang belum mendapatkan
imunisasi rutin lengkap. Dengan adanya pandemic covid – 19 mengakibatkan
pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan dengan optimal, dibuktikan
dengan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin, baik itu imunisasi rutin
maupun imunisasi lanjutan yang cukup signifikan.
Kondisi ini juga dialami oleh Puskesmas Gondanglegi, bahwa capaian
imunsasi dasar lengkap pada tahun 2021 =…………dan pada tahun 2022
=……….. Banyak factor yang bisa menyebabkan masalah dalam pencapaian
imunisasi dasar lengkap selain karena pandemic covid – 19. Berdasarkan
program penyelenggaraan imunisasi yan telah di tetapkan oleh kementrian
Kesehatan, maka UPT Puskesmas Gondanglegi telah menjadikan sebagai
salah satu rencana pelaksnaaan kegiatan yang tertuang dalam rencana usulan
kegiatan setiap tahunnya, dengan melakukan upaya kolaboratif terintegrasi
dengan lintas program dan lintas program guna mencapai imunitas yang
maksimal di masyarakat wilayah kerja Puskesmas Gondanglegi
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
1) Tercapainya cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai
target RPJMN.
2) Tercapainya Universal Child Immunization/UCI (Prosentase minimal
80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh
desa/kelurahan - 34 –
3) Tercapainya target Imunisasi lanjutan pada anak umur di bawah dua
tahun (baduta) dan pada anak usia sekolah dasar serta Wanita Usia
Subur (WUS).
4) Tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi.
5) Tercapainya perlindungan optimal kepada masyarakat yang akan
berpergian ke daerah endemis penyakit tertentu.
6) Terselenggaranya pemberian Imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal
management).

D. TATA NILAI
Pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan kelas ibu hamil tetap
berorientasi kepada tata nilai yang ada di Puskesmas Gondanglegi, yaitu :
 Profesional : pelaksanaan kegiatan dan pemberian layanan harus sesuai
dengan standart kompetensi dan prosedur yang ditetapkan
 Amanah : uraian tugas dilakukan sesuai dengan tugas yang dibebankan
guna mendukung capaian kinerja dengan target yang ditetapkan
 Harmonis : peran lintas program yang sudah disepakati terlaksana, 95%
karyawan hadir disetiap acara pertemuan untuk pembinaan dan evalausi
 Inovatif : hasil analisa kinerja dilakukan perbaikan dengan memanfaatkan
sumber daya dan peluang perbaikan yang disepakati.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Perencanaan imunisasi 1. Menetapkan sasaran imunisasi
2. Menghitung kebutuhan vaksin dan bahan
habis pakai
3. Melakukan permintaan kebutuhan kepada
dinas Kesehatan
4. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
2 Penyelengaraan 1. Imunisasi dasar rutin
imunisasi 2. Imunisasi lanjutan
3. Imunisasi khusus
Penerimaan 1. Pemeriksaan kelengkapan administrasi
(SP/Surat Pengiriman vaksin dan VAR
(Vaccine Arrival Report).
2. Pemeriksaan alat pemantau suhu.
3. Melakukan pemeriksaan fisik vaksin
(kejernihan, warna, bentuk), pemeriksaan
VVM, kemasan dan label.
4. Mencatat jumlah vaksin, nomor batch dan
masa kedaluwarsa vaksin yang diterima
pada buku penerimaan dan atau kartu stok
vaksin.
5. Jika ditemukan vaksin diduga palsu, batch
tersebut harus segera dipisahkan dan
dilaporkan ke instansi berwenang dan ke
pemegang izin edar.
6. Menyimpan vaksin tempat penyimpanan
yang sesuai standar.
Penyimpanan 1. Penempatan lemari es - Jarak minimal
antara Lemari es dengan dinding belakang
adalah ± 10-15 , Jarak minimal antara
lemari es dengan lemari es lainnya adalah
± 15 cm - Lemari es tidak terkena sinar
matahari langsung. - Ruangan mempunyai
sirkulasi udara yang cukup (dapat
menggunakan exhaust). - Setiap 1 unit
lemari es/freezer menggunakan hanya 1
stop kontak listrik.
2. Penyimpanan vaksin di lemari es ILR (Ice
Lining Refrigerator)
 Suhu dalam antara 2 oC -8 oC
 Bagian bawah Lemari es tidak untuk
menyimpan vaksin. - Bagian bawah
lemari es diletakkan cool pack sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
Peletakan dus vaksin mempunyai
jarak antara minimal 1-2 cm atau satu
jari tangan.
 Vaksin Heat Sensitive (OPV, BCG,
Campak, MR) diletakkan pada dekat
atau menempel pada dinding lemari
es.
 Vaksin Freeze Sensitive (TT, DT, Hep
B, DPTHB, DPT-HB-Hib, Td, IPV)
jangan menempel dinding lemari es.
Distribusi 1. Catat kondisi VVM (Vaccine Vial Monitor)
sewaktu mengeluarkan vaksin di SBBK
(Surat Bukti Barang Keluar) dan kartu stok.
3. Vaksin harus didistribusikan minimal
menggunakan vaccine carrier yang diisi
cool pack pada suhu sesuai standar.
4. Jika vaksin langsung digunakan di unit
pelayanan pada hari yang sama dengan
hari distribusi, maka pelarut didistribusikan
sesuai dengan rantai dingin vaksin.
5. Jika vaksin tidak langsung digunakan pada
hari distribusi, pelarut disimpan pada suhu
ruang dan minimal 12 jam sebelum
digunakan, pelarut harus disimpan pada
suhu yang sama dengan vaksin sejumlah
penggunaan.
1. Pelarut harus diberikan satu paket dengan
vaksin, dan harus berasal dari jenis yang
sesuai dan dari pabrik yang sama dengan
vaksin
Pengendalian limbah 1. Limbah infeksius
( PPI imunisasi ) a) Limbah medis tajam berupa alat suntik
ADS yang telah dipakai, alat suntik
untuk pencampur vaksin, dan alat suntik
yang telah kedaluwarsa.
b) Limbah farmasi berupa sisa vaksin
dalam botol atau ampul, kapas
pembersih/usap, vaksin dalam botol
atau ampul yang telah rusak karena
suhu atau yang telah kedaluwarsa.
2. Limbah non infeksius, misal : kertas
pembungkus alat suntik serta kardus
pembungkus vaksin.
3. Penatalaksaan limbah di lakukan sesuai
standart yang ada

F. SASARAN dan TARGET


1. Sasaran
Bayi ( usia 0 – 12 bulan ) = …….
Anak balita ( 13 – 24 bu;an ) = …….
Anak usia sekolah kelas ………………
Ibu Hamil =…
Wanita Usia Subur = ….
2. Target
No Kegiatan Target
1 Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat 100%
Imunisasi dasar lengkap
2 Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat 100%
imunisasi dasar antigen baru, meliputi imunisasi PCV
dan imunisasi rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang
digunakan dalam
kurun waktu 1 tahun
3 Persentase anak usia 12-24 bulan yang sudah 100%
mendapat imunisasi lanjutan baduta (bayi usia di bawah
2 tahun) meliputi 1 dosis imunisasi DPT-HB-HiB serta 1
dosis imunisasi Campak Rubela di satu wilayah dalam
kurun waktu 1 tahun
4 Jumlah desa yang tercapai UCI (Universal Child 100%
Immunization) adalah suatu desa/kelurahan telah
tercapai minimal 80 % bayi yang ada di desa tersebut
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
Puskesmas selama kurun waktu 1 tahun.
5 Persentase anak usia kelas 6 Sekolah Dasar 80%
(SD)/MI/sederajat yang sudah mendapat imunisasi
lanjutan lengkap meliputi: 1 dosis imunisasi Difteri
Tetanus (DT), 1 dosis imunisasi Campak Rubela (MR),
2 dosis imunisasi Td di satu wilayah dalam kurun waktu
1 tahun
6 TT2+ : Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 100%
sampai dengan T5. Persentase ibu hamil yang sudah
memiliki status imunisasi T2+ di satu wilayah dalam
kurun waktu 1 tahun
7 Pencatatan suhu, Kondisi Vial Vaccine Monitor (VVM) 100%
(A/B/C/D) serta Kondisi alarm dingin (V) dengan freeze
tag/ freeze alert/ fride tag 2 di lemari es penyimpanan
vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku
grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun
8 Laporan zero reporting KIPI / KIPI ( Kejadian Ikutan 90%
Paska Imunisasi) non serius yang lengkap di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun

G. OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI ( LOGISTIK )


( Di isikan jenis bahan utk pemeriksaan laborat, jenis obat KIA dan
efeksampingnya ) --- bisa melihat di pedoman KIA

H. PERAN LINTAS SEKTOR dan LINTAS PROGRAM


 Lintas Program
N
PROGRAM PERAN
O
1 KIA a. Membantu pelaksanaan pemberian imunisasi dasar
Lengkap
b. Menberikan imunisasi HB ject segera setelah
persalinan
c. Membantu dalam memberikan penyuluhan
kesehatan kepada ibu hamil untuk membawa
bayinya ke posyandu untuk mendapatkan IDL saat
bayi sudah lahir
2 PROMKES a. Membantu dalam mencegah terjadinya kasus PD3I
b. Membantu dalam memberikan penyuluhan
kesehatan kepada sasaran

 Lintas sector
N
LINSEK PERAN
O
1 PKK a. Penggerakan dan mobilisasi sasaran (orang tua Bayi
dan anak ) pada pelaksanaan kegiatan posyandu
(pemberian imunisasi IDL)
b. Berkolaborasi dalam kegiatan sweeping imunisasi
jika sasaran blm hadir
2 Kader / a. Sebagai motivator pada orang tua bayi dan balita
toma untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada
bayinya
I. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Konseling dan edukasi
2. Pemeriksaan
3. Pemberian vaksin secara injeksi maupun oral
4. Kunjungan rumah / sweeping

J. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No Kegiatan Tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
2
1
2
3
4
5
6
7 Giat yang ada di sasaran tolong dipindahkan kesini dan
8 dilengakapi sesuai dengan format yang ada
9
10

K. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan cara :
Dilakukan setiap kali dilaksanakan kegiatan dengan menggunakan
tehnik observasi / pengamatan oleh PJ KIA, dan dilakukan
pembahasan pada akhir kegiatan, untuk perbaikan pelaksanaan
kegiatan berikutnya
2. Pelaporan dilakukan setiap bulan dengan menggunakan format laporan
yang ada oleh bidan desa.

L. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan pada setiap pelaksanaan kegiatan/pelayanan oleh


pelaksana kegiatan dan penanggungjawab program dengan
menggunakan regester dan kohort yang ada tuliskan macam format
yang dipakai untuk pencatatana baik manual maupun elektronik
2. Pelaporan
 Dilakukan dengan menggunakan format laporan yang ada ( tuliskan
macam laporan yang ada baik yg manual maupun elektronik )
 Dari pelaksana kegiatan kepada penanggungjawab program paling
akhir tanggal 28 setiap bulannya
 Dari penanggungjawabjawab program kepada petugas SIP maksimal
tanggal 5 setiap bulannya
 Laporan program dilaporkan ke dinas kesehatan baik secara online
maupun secara manual maksimal tanggal 5 setiap bulannya

3. Evaluasi
Evaluasi rutin setiap bulan melalui kegiatan lokakaryamini bulanan dan
tribulan terhadap proses pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja

Gondanglegi, Januari 2022


Kepala UPT Puskesmas Gondanglegi Koordinator KIA

drg. Imam Mashuda Ariek Kristiyanti, S.Tr.Keb


NIP. 19790916 201001 1009 NIP. 19740420199301 2 001

Anda mungkin juga menyukai