Disusun Oleh :
Fatimah Azzahra
2240322004
Preseptor Akademik:
Dina Taufia, S.Tr.Keb
REFLEKSI KASUS
SIKLUS XII : PRAKTIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
PELAYANAN KEBIDANAN
B. FEELINGS
C. EVALUATION
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kak Suci selaku kepala ruangan
gudang farmasi RS UNAND didapatkan bahwa manajemen pengelolaan
rantai dingin berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
pedoman pengelolaan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rumah Sakit Universitas Andalas memiliki lemari es di depofarmasi
tiap unit ruangan seperti ranap, poli, dan IGD sebagai tempat penyimpanan
vaksin, lemari es buka atas terdapat di apotek ranap dan poli dan lemari es
buka depan terletak di gudang farmasi. Suhu lemari es tempat menyimpan
seluruh vaksin adalah 2˚C s/d 8˚C, suhu vaksin diperiksa 2 kali dalam
sehari yaitu pagi dan sore hari lalu dicatat pada grafik pencatatan suhu
lemari es. Pendistribusian vaksin dan obat dari gudang farmasi ke masing-
masing depo farmasi dilakukan 2x dalam semingggu yaitu pada hari senin
dan kamis. Pada lemari es yang berada di gudang farmasi telah terpasang
alarm khusus, apabila suhu tidak normal atau sesuai maka alarm tersebut
akan berbunyi.
Rumah Sakit Universitas Andalas memiliki 1 termometer untuk
memantau suhu lemari es. Sesuai dengan petunjuk pedoman pengelolaan
cold chain petugas imunisasi bahwa kamar dingin, lemari es, cool box,
vaccine carrier harus dilengkapi dengan termometer untuk mengontrol
suhu saat membawa vaksin dari pusat ke provinsi, dari provinsi ke kota dan
dari kota ke puskesmas hingga vaksin dibawa ke posyandu, semua rantai
dingin ini suhunya harus dikontrol dengan termometer untuk menjamin
kualitas vaksin, lemari es dibersihkan setiap hari agar tidak ada embun
yang dapat berubah menjadi es atau membeku agar vaksin yang bersifat
anti beku tidak rusak.
Vaksin di RS UNAND dibagi atas dua, yang dibeli dan vaksin
program. Vaksin yang dibeli yaitu meningitis, HB0 dewasa dan
meningitis. Vaksin program yaitu vaksin imunisasi dasar pada bayi seperti
HB0 anak. Vaksin di RS UNAND didapat dari Dinas Kesehatan Kota
Padang dan puskesmas. Rumah Sakit membuat surat permintaan dan
pelaporan pemakaian yang langsung dilaporkan sesuai tempat permintaan.
Vaksin program memiliki penanggungjawab bidan di ruang rawat inap
kebidanan (meranti).
Di RS UNAND juga terdapat alat mempertahankan suhu yaitu berupa
kotak dingin beku (cold pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat
yang diisi dengan air yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -15°C
sampai dengan -25°C selama minimal 24 jam dan kotak dingin cair (cool
pack) adalah wadah plastik berbentuk segi empat yang diisi dengan air
kemudian didinginkan dalam lemari es dengan suhu 2°C sampai dengan
8°C selama minimal 24 jam.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam manajemen rantai dingin salah
satunya pada penempatan lemari es yang jarak minimalnya 10-15 cm dari
belakang dan antar lemari es satu dengan lainnya minimal 15 cm dan tidak
terkena cahaya matahari. Penempatan letak vaksin juga harus di perhatikan
seperti pemisahan jenis vaksin heat sensitive (OPV, BCG, Campak, MR)
dan jenis vaksin freeze sensitive (TT, DT, Hep.B, DPT-HB, DPT- HB-HiB,
IPV). Kemudian ada vaksin khusus yang harus di simpan di freezer yaitu
vaksin polio.
D. ANALYSIS
Dalam siklus ini, saya ditempatkan di RS Unand untuk mengetahui
bagaimana system manajemen dan kepemimpinan di rumah sakit ini. Saya
berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan kepala ruangan (karu)
bagian farmasi. Dalam pelaksanaannya, bagian farmasi terutama vaksin
sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Hal ini berlaku
mulai dari vaksin tersebut diambil dari
b. Penyimpanan vaksin
E. CONCLUSION
Secara umum manajemen pengelolaan rantai dingin di RS UNAND
berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pedoman
pengelolaan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
6. ACTION PLAN
Penting bagi petugas kesehatan untuk mengetahui pengelolaan rantai
dingin agar mutu vaksin tetap terjaga dan potensi vaksin tidak berkurang.
Hal itu dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan ataupun seminar yang
diselenggarakan terkait pengelolaan rantai vaksin.
DAFTAR PUSTAKA
CDC (2019) ‘Vaccine Storage and Handling Toolkit’, Vaccine Storage and
Handling Toolkit, (September), pp. 1–49. Available at:
www.cdc.gov/vaccines/imz- managers/awardeeimz-websites.html.
Dewi, dkk. 2022. Evaluasi Perbandingan Sistem Rantai Dingin Penyimpanan
Vaksin. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 4(2), 694-700.
Edstam, J.S., Dulman, N., Nymadawa, P., Rinchin, A., Khulan, J dan Kimbal,
AM. 2019. Comparision of Hepatitis B Vaccine Coverage and
Effectivenes Among Urban and Arural Mongolian 2 Year Olds.
Preventive Medicine 34 (2): 207- 214
Kairul., Udiyono, A dan Sasrawati, L.D. 2016. Gambaran Pengelolaan Rantai
Dingin Vaksin Program Imunisasi Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat
4 (4): 417-423.
Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2021. Modul Pelatihan Imunisasi Bagi Petugas Puskesmas.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2021 Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kristini, T.D. 2016. Faktor-Faktor Risiko Kualitas Pengelolaan Vaksin Program
Imunisasi yang Buruk di Unit Pelayanan Swasta [Tesis]. Semarang.
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. 122 hal.
Kusuma, D., Astri Dwi, L (2020) Gambaran Sistem Pengelolaan Rantai Dingin
Vaksin di Beberapa Puskesmas Kecamatan di Wilayah Jakarta Timur
Tahun 2019. Medical Sains, 4(2), 153-162
Lumentut, G.P., Pellealu, N.C dan A.C. Wulur. 2015. Evaluasi Penyimpanan
dan Pendistribusian Vaksin dari Dinas Kesehatan Kota Manado ke
Puskesmas Tumining, Puskesmas Paniki Bawah dan Puskesmas
Wenang. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRT 4 (3): 2302-2493.
Matthias, D.M., Robertson, J dan Garrison, M.M. 2017. Freezing Temperatures
In The Vaccine Cold Chain: A Systematic Literature Review. Vaccine (25):
3980-3986
Radji, M. (2020) Mekanisme Aksi Molekuler Antibiotik dan Kemoterapi. Jakarta:
EGC.
Ranuh, I. . G. et al. (2017) Pedoman imunisasi di Indonesia, Jakarta : Pedoman
imunisasi di Indonesia.
Samant, Y., Lanjewar, H., Block, L., Parker, D., Stein, B dan Tomar, G. 2007.
Relationship Between Vaccine Vial Monitors and Cold Chain
Infrastructure in a Rural District of India. Jurnal of Rural and Remote
Health Research, Education, Practice and Policy 7 (617): 1-14
Septa Pratama (2022) Evaluasi Penyimpanan Vaksin di Gudang Farmasi Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi. Pharmaceutical Journal of UNAJA, 1(1) ,6-
13.
Setiawan, A., Lintang Dian, S., Mateus Sakundaro, Ari Udijono (2021)
Gambaran Kualitas Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Meningitis di
Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 31(2), 97 – 108
World Health Organitation. 2019. Immunization in Practice. WHO Press. WHO
22 Venue Appia 1211 Geneva 27 Switzeland.