Anda di halaman 1dari 23

Tahap Pembuatan Kapal baru

November 25, 2012 by latar lembayung


Sebenarnya ini adalah pengalaman saya sewaktu KP (Kerja Praktek) di salah satu galangan kapal
di Surabaya, sekitar Februari 2012. Kerja Praktek diwajibkan dari Universitas karena ada bobot
sks dalam matakuliah, dengan jangka waktu 1 bulan. Banyak pengalaman yang di dapat sewaktu
kerja praktek, karena tidak hanya teori dan langsung praktek dihadapkan dengan berbagai
masalah yang harus diselesaikan. Ok daripada kepanjangan, langsung aja ke materi yang akan
dibahas
Untuk membangun sebuah kapal dibutuhkan perencanaan yang berisi tahap-tahap pengerjaan
pembangunan sebuah kapal, diantaranya :
1.Proses perencanaan kapal (perhitungan dan gambar kapal).
2.Proses Mouldloft (lantai gambar).
3.Proses sand blasting dan primer coating.
4.Proses Keel Laying (peletakan lunas).
5.Proses Fabrikasi (marking,cutting,forming).
6.Proses Sub Assembly/Assembly.
7.Proses Erection, metode pembangunan.
8.Proses Outfitting (electrical & piping instalation).
9.Proses Painting.
10.Proses test kebocoran (las & tanki).
11.Proses peluncuran kapal (Launching).
12.Proses Sea Trial.
Berikut penjelasan dari tahapan diatas :
1. Proses perencanaan kapal

2.Proses mouldloft

Proses marking pada lantai mouldloft hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi gambar
lines plan kapal kepada orang yang bertugas di bagian moudloft. Dengan syarat gambar yang
kita berikan harus dengan skala dan dimensi yang komplit, kemudian lines plan tersebut
digambar ulang dengan skala 1 : 1.
3.Proses Sand blasting dan Primer Coating

Proses dilakukanya penembakan material blasting pada permukaan pelat, profil, pipa, dan
material lainya untuk mendapatkan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan yang sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan. Material pelat dan profil yang masuk ke bengkel fabrikasi
terlebih dahulu diblasting untuk menghilangkan lapisan millscale yang ada pada lapisan material.
Dalam proses blasting digunakan cast steel grit dengan ukuran HG 25 (mampu digunakan 20 kali
blasting, harga mahal), selain dapat juga digunakan pasir silica atau pasir bangka (hanya mampu
digunakan 2 kali blasting, harga murah).

Selanjutnya setelah diblasting kemudian material dicat dasar (Shop primering) dengan ketebalan
18 25 micrometer agar tidak rusak dalam proses fabrikasi. Cat ini untuk melindungi material
dari korosi mampu bertahan antara 3 12 bulan (bersifat sementara).
4.Proses Keel laying
Merupakan proses awal pembangunan kapal baru, proses ini bersifat simbolik dari awal
pembangunan kapal. Persyaratan biasanya ditentukan oleh badan class ataupun owner kapal.
Ketentuan yang biasa dipakai adalah 10% gross tonage dari DWT kapal.
5.Proses fabrikasi
Proses fabrikasi terdiri dari marking, cutting dan forming. Sebelum proses tersebut dilakukan
terlebih dahulu mengidentifikasi material sudah diklasifikasikan atau belum (mengecek number
pelate dengan daftar yang terdapat pada class tersebut). Setelah selesai diidentifikasi maka pihak
klasifikasi tersebut akan menandatangani pemeriksaan pelat tersebut.

Marking

Proses penandaan pada pelat mualai dari penandaan profile maupun frame. Setiap bagian
material yang telah di marking harus diberi nama dengan jelas agar tidak tertukar atau
keliru dengan material lain pada saat perakitan. Nama tersebut disesuaikan dengan
kode yang tercantum di material list dan marking list, nama tersebut mencakup nomor
kapal, nomor blok, posisi marking.

Cutting

Proses pemotongan pelat dengan menggunakan gas cutter atau acetylene, dengan
memperahtikan sudut potong, kecepatan potong, dan tebal pelat yang akan di potong.

Forming

Proses pembentukan pelat dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang diinginkan.
Pembentukan pelat dibantu mesin roll, mesin bending, dan mesin press.
6.Proses sub assembly / assembly

Sub Assembly

Menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi sebuah block. Atau bisa disebut proses
perakitan block. Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen komponen dari
bengkel fabrikasi menjadi blok-blok kecil (part assembly). Komponen-komponen tersebut masih
berupa pelat dengan potongan lurus (paralel) maupun tidak lurus (non paralel), pelat yang telah
dilengkungkan dan lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Sebagai contoh proses pada sub
assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, merakit pelat
dengan pelat.

Assembly

Proses lanjutan dari Sub Assembly, yaitu proses dilakukan pemasangan frame pada kulit
lambung, penggabungan beberapa wrang, dan juga penggabungan dua block. Proses
penggabungan part assembly yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok
yang dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan crane.
7.Proses erection

Proses ini dilakukan setelah pekerjaan Sub Assembly dan Assembly telah diselesaikan. Erection
adalah proses penggabungan antar block structure sampai menjadi bentuk badan kapal. Erection
merupakan tingkatan terakhir dari proses assembly. Proses ini merupakan penggabungan blokblok dari proses assembly menjadi sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok dasar
ganda (double bottom) yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin
keatas sampai bagian superstructure. Sebelum proses erection dilakukan pembalikan blok yang
akan dierection. Setelah blok dibalik maka blok dierection, untuk proses erection blok disini
dilakukan pada dua blok double bottom yang juga merupakan keel laying kapal.

8.Proses outfitting

Outfitting merupakan proses pemasangan komponen kapal, meliputi hull outfitting, piping,
accomodation, sistem propulsi dan machinery outfitting.
9.Proses painting

Proses painting yaitu proses dimana dilakukan pekerjaan pengecatan. pengecatan dimaksudkan
untuk melindungi permukaan material dari pengaruh lingkungan yang dapat berdampak pada
korosi.
Pengecatan juga harus memperhatikan :

Perencanaan

Pelaksanaan dan kondisi pekerja yang baik

Keadaan cuaca

Pemilihan Metode

10.Proses test kebocoran

Test kebocoran adalah suatu bentuk pengujian terhadap pengelasan konstruksi kapal untuk
mengetahui apakah pengelasan tersebut mengalami kebocoran atau tidak. Ada beberapa macam
test kebocoran antara lain: Air Test Calk Test, Hose Test Vacum Test, Hydro test.
11.Proses launching

Lounching merupakan proses dimana penurunan kapal dari landasan peluncuran ke dalam air.
Tahap ini dilakukan setelah badan kapal telah terbentuk sempurna dan telah dilaksanakan dicek
kebocoran.
12.Sea trial

Yaitu pengujian performa kapal, yang dilakukan oleh owner kapal, pihak galangan, dan juga
badan class. Pengujian meliputi : kecepatan, manuver, penurunan dan penarikan jangkar,
pemadam kebakaran, dll yang menyangkut keseluruhan fungsi peralatan dan perlengkapan di
kapal pada saat nanti kapal berlayar.
Pengaturan kebutuhan air Tawar diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa
katub untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri
terlampir).
Air Tawar antara lain dibutuhkan untuk sistim instal
asi ke kamar mandi dan washtafel, sistim ke Dapur , dan instalasi ke Kamar mesin.
SISTEM INSTALASI PIPA BAHAN BAKAR / FUEL OIL PIPING SYSTEM
Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan
bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di permesinan dan dari luar ke dalam kapal pada saat
pengisian Bahan Bakar. Pengaliran bahan bakar menggunakan sarana pompa, dapat berupa
pompa Bahan bakar atau pompa transfer bahan bakar, pompa ini disebut Pompa bahan
bakar/Fuel Oil pump and Fuel Oil Transfer pump. Selanjutnya dari pompa pengaturan aliran
bahan bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve.
Pompa Bahan Bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary disesuaikan
dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penyaringan/filter, selain menggunakan pompa
bahan bakar utama, untuk kepentingan darurat sistim instalasi juga dilengkapi dengan pompa
tangan bahan bakar jenis rotari/FO Rotary Hand pump. Sehingga bahan bakar dapat dipompa
yang mengalirdari tanki bahan bakar ke Mesin Induk/Bantu/Main Engine/Aux.Engine sesuai
kebutuhan. Untuk Mesin Induk ukuran tertentu pada umumnya dilengkapi dengan pompa bahan
bakar yang menyatu dengan mesin/Attached Fuel Oil pump sehingga aliran bahan bakar diambil
dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar menggunakan pompa tersebut. Pompa
Transferbahan bakar/FO Transfer pump hanya berfungsi memindah kan bahan bakar dari tanki
utama ke tanki Harian/FO Daily Tank.
Untuk pengisian Bahan bakar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pen
gisian melewati instalasi pipa pengisian Bahan Bakar dan masuk kedalam tanki Bahan
Bakar/Fuel Oil tank , pipa pengisian bahan bakar umumnya terletak digeladak utama dan pipa
pengisian menembus bagian pelat geladak kapal dan masuk ke Tanki bahan bakar dikenal dengan
nama Bunker Station. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan
pipa baja atau pipa stainless steel.
Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan menggunakan manifold dan

beberapa katub untuk penyalurannya sesuai jumlah tanki dan jumlah mesin yang dapat dikontrol
di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir).
Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan mengalir menuju mesin

harus dilengkapi dengan katup dengan sitim penutup otomatis dengan pegas dan dapat
dioperasikan secara cepat/Quick closing valve.
SISTEM INSTALASI PIPA AIR KOTOR/ SEWAGE PIPING SYSTEM
Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air kotor
dan air limbah dikapal dari dan ke tanki Sewage di dalam kapal. Pengaliran sewage
menggunakan sarana pompa, berupa pompa Sewage/Sewage Pump. Air kotor/Sewage berasal
dari buangan water closet dari setiap ruang akomodasi, yang mengalir ke tanki sewage secara
gravity atau dengan tekanan air bilas/flushing , selanjutnya dari tanki sewage akan dipompa
keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan limbah. Pengaturan aliran air kotor juga
dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve (lihat diagram pipa isometri terlampir).
Pompa Sewage pada umumnya m
enggunakan jenis pompa rotary atau pompa piston dengan putaran rendah, disesuaikan dengan
kebutuhannya dan dilengkapi sistim penghancur berupa baling-baling didalam tangki sewage,
selain menggunakan pompa sewage utama pada umumnya untuk kepentingan darurat juga
dilengkapi dengan pompa tangan. Sehingga sewage dapat dipompa keluar sebelum tanki penuh.
Untuk pembersihan sistim instalasi sewage ini, dilengkapi dengan instalasi pembersih/
flushing system. Sistim pembersih menggunakan air laut , dan pembuangan sewage
menggunakan pipa yang umumnya menembus kulit lambung kapal disebut overboard dan
dilengkapi pula pipa pembuangan yang terletak digeladak belakang utama untuk pembuangan ke
sarana didarat atau tongkang pembuangan. Pipa-pipa tersebut terbuat dari bahan pipa tahan karat
atau pipa stainless steel dan dilengkapi dengan katub/valve.
SISTEM PIPA LAIN
Selain sistim Instalasi pipa yang utama tersebut diatas masih ada beberapa inpiap yang lain,
diantaranya inatalasi pipa Minyak lumas, instalasi pipa Cargo (khusus untuk Tanker), Instalasi
pipa pendingin mesin, instalasi pipa Udara, instalasi pipa Uap, dan instalasi pipa Bilga.
Instalasi pipa bilga untuk pembuangan air kotor dari got kamar mesin telah dibahas
sebelumya pada perihal MARPOL, termasuk untuk kapal barang dan kapal Tanker.
Pipa Udara adalah pipa peranginan yang harus dipasang disetiap tanki yang ada
dikapal, dengan kegunaan supaya didalam tanki tidak terjadi tekanan yang membahayakan. Pipa
udara harus dipasang ditanki dan keluar menembus geladak sehingga udara keluar ditempat
udara bebas. Pipa udara mempunyai ketinggian digeladak diatur oleh ketentuan Load Line
Convention. Ukuran diameter pipa udara harus lebih besar dari ukuran diameter pipa isi.
Dibagian ujung pipa udara harus dibuat bengkok atau dipasang strainer sehingga air tidak mesuk
kedalam tanki.
Pipa Gas buang/Exhaust gas pipe merupakan pipa untuk mengalirkan gas hasil
pembakaran Mesin Induk/Main Engine atau mesin Bantu/Aux. Engine . Pipa gas buang
terpasang dari manifold gas buang Mesin Induk/Bantu didalam kamar mesin dan terus menuju
cerobong kapal/funnel . Karena pipa ini akan dialiri gas yang cukup panas maka pipa pada
umumnya dibalut dengan bahan insulation.
Sumber : -Lecture Notes "Sistem dan Perlengkapan Kapal" Ir. Mukti Wibowo -navalport.com
Referensi : - MARPOL 73

78 - Sistim dan Perlengkapan Kapal

soekarsono NA - Bureau Veritas Rules and Regulation - Pipe drafting and design

Anda mungkin juga menyukai