FILSAFAT PENDIDIKAN
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PEMBIMBING
FAISAL HM
DI DUSUN OLEH
RIA ISNAINI(TE.141033)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
SULTHAN THAHA
PERIODE 2014/2015
A. Aliran eksistensialisme
Konsep ini di kembang oleh ahli filsafat asal jerman,Martin Heidegger(1889-
1976).eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan
idealisme.pendapat materialisme manusia adalah manusia merupakan benda
dunia,manusia adalah materi,manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi subyek.
Pandangan manusia menurut idealisme adalah manusia hanya sebagai subyek
atau hanya sebagai suatu sandaran.Penerapan eksistensialisme dapat diterapkan dalam
menganalisis penelitian fenomena eksistensialisme yang terjadi pada kasus-kasus
psikologis dan juga diterapkan dalam bidang pendidikan, sebagai contoh, seorang
mahasiswa dapat memiliki kebebasan untuk mendapatkan jatah bolos tiga kali selama
satu semester, namun mahasiswa tersebut berkehendak untuk tetap bertanggung jawab
dengan tidak mengambil jatah bolos hingga akhir semester.
Teori humanistik memberikan pendangan eksistensialisme yang berdalil akan
keberadaan (existence) individual manusia yang dialami secara subjektif, itulah yang
menjadikan posisi eksistensialis dipandang setara diantara lainya.
Eksistensialisme dapat muncul tiba-tiba ketika dimana seseorang dihadapkan
pada sebuah pilihan yang ambigu, sehingga dapat difungsikan secara maksimal ketika
orang tersebut yakin dengan pilihan yang benar-benar sesuai dengan kehendaknya dan
bertanggung jawab atas kelanjutan pilihan tersebut. Eksistensialis berperan dalam
bidang pendidikan dengan mengembalikan kepada otonomi manusia atas aplikasi
kehidupan.
Manusia sebagai subjek kehidupan, sehingga melemahkan peran
eksistensialis dalam bidang ilmu akan memperburuk keadaan itu sendiri.
Perkembangan Eksistensialisme memberikan pencerahan bahwa pendidikan tidak
semestinya membelenggu manusia. Oleh karena manusia adalah makhluk yang bebas
dan kreatif, maka pendidikan harus pula menjadi wahana pembebasan dan kreativitas
manusia. Dengan kata lain, pendidikan yang diilhami oleh eksistensialisme adalah
pendidikan yang membumi, yang berhadapan dengan masalah-masalah kehidupan
kongkrit yang dihadapi manusia.
Menurut saya dilingkungan rumah saya aliran eksitensialisme sudah di
terapkan dengan baik,sebab disini saya melihat anak-anak mereka selalu mematuhi
peraturan di beri oleh orang tua mereka,dan disini juga saya melihat lingkungan yang
baik,lingkungan yang bisa mencurahkan rasa nyaman bagi yang bertamu.
Manusia di sekitar ini juga sudah melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
allah SWT,mereka shalat berjamaah ke mesjid juga mereka bergontong royong setiap
hari minggu,dan semua yang mereka lakukan itu bisa mencerah pola positif untuk
anak-anak mereka,supaya anak mereka juga mengikuti langkah-langkah yang di
lakukan oleh orang tua mereka.
Di lingkungan ini juga ada manusia yang latar belakang kehidupan serba
berkecukupan saya sangat perihatin dengan keadaan mereka,tetapi saya melihat
mereka selalu semangat dalam melakukan apa saja,mereka selalu berikhtiar semoga
selalu di berkahi hidupnya oleh ALLAH SWT.
Walaupun keadaan seperti itu,tetapi anak-anak mereka tetap sekolah,tetap
menuntut ilmu ke sekolah,semuanya sekolah dan pemikiran mereka sangat lah baik
bagi saya mereka hanya bersyukur dengan keadaan yang seperti itu,tetap optimis akan
terjadi anugrah ALLAH akan mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Di lingkungan ini juga beberapa yang beragama keristen,disini juga kita saling
menghormati agama masing-masing.
Namun, menjadi eksistensialis bukan harus menjadi seseorang yang berbeda
dengan yang lain,sebaliknya menjadi sadar bertapa keberadaan dunia selalu menjadi
sesuatu yang berada di luar kendala manusia.
Dilingkungan disini juga saya melihat mereka selalu bekerja keras mencari
nafkah untuk keluarga mereka,supaya masa depan anak-anak mereka lebih baik dari
mereka,mau tidak mau mereka akan terjun ke berbagai profesi yang gajinya lebih
banyak dari yang kemaren merupakan keinginan orang tua dan anak-anak mereka.
Adapun secara umum,eksistensialisme membagi problem filsafat menjadi
empat masalah: eksistensi manusia, bagaimana manusia bereksistensi secara aktif,
eksistensi manusia adalah membagi eksistensialisme ke dalam dua cabang, yaitu
eksistensialisme kreisriani dan eksistensialisme ateris.
Menurut Parkay,aliran eksistensialisme terbagi dua macam,yaitu
teistik(bertuhan)maksudnya adalah mempercayai adanya tuhan,dan arteistik adalah
tidak mempunyai agama/kepercayaan atau tuhan,anti tuhan.