Anda di halaman 1dari 13

KLIPING

HARI PAHLAWAN

DISUSUN OLEH
YOGA PRATAMA (25)

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


NEGERI 04 BANGKALAN

BANGKALAN 2023

KATA PENGANTAR

i
Tidak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami

dapat menyelesaikan kliping Hari Pahlawan untuk mata pelajaran PKN ini

dengan baik..

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak guru yang telah mendidik

kami. Semoga dengan kliping ini dapat memberikan pengetahuan dan

membawa manfaat bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta

mendorong siswa untuk menjadi generasi berprestasi.

Kami menyadari dalam membuat kliping ini masih banyak kekurangan,

maka dari itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari

semua pihak untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih baik.

Bangkalan. 30Januari 2023

Penulis

Yoga Pratama

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELANG PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

BAB II PENYEBAB PERTEMPURAN SURABAYA

BAB III KRONOLOGI PERTEMPURAN SURABAYA

BAB IV AKIBAT PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
LATAR BELAKANG PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak

tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10

November 1945 di kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang

pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi

Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia

terhadap kolonialisme.

Para pemuda yang memegang senjata diperintahkan untuk menyerahkan

senjatanya. Ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya. Pada tanggal 10

November 1945 terjadi pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat. Rakyat

Surabaya bertekad untuk bertempur mati-matian. Kejadian itu merupakan sebuah

lambang keberanian dan kebulatan tekad dalam mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Peristiwa 10 November itu diperingati setiap tahun sebagai hari Pahlawan

oleh seluruh bangsa Indonesia.

1
BAB II
PENYEBAB PERTEMPURAN SURABAYA

Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan 17 agustus 1945. Segala cara

dilakukan untuk menyebarkannya. Tujuannya, agar rakyat di berbagai daerah

mengetahui kemerdekaan indonesia. Di Surabaya, berita proklamasi diketahui pada

tanggal 20 Agustus 1945. Berita tersebut dimuat dalam surat kabar Soeara Asia.

Berita proklamasi kemudian tersebar luas ke seluruh Surabaya. Para pemuda dan

rakyat Surabaya melakukan berbagai usaha untuk mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Namun, usaha ini mendapat halangan dari tentara Jepang dan para Indo-

Belanda yang ada di Surabaya.

Pasukan sekutu mendarat di Surabaya tanggal 25 oktober 1945 dibawah

pimpinan A.W.S. Mallaby dari inggris. Kedatangan tentara sekutu yang diboncengi

NICA tersebut semakin menimbulkan kecurigaan pemuda surabaya karena tentara

sekutu segera membebaskan orang-orang belanda yang ditahan jepang dan

menduduki pelabuhan tanjung perak serta gedung internatio. Pada tanggal 27

oktober 1945,pesawat terbang inggris menyebarkn pamflet yang memerintahkan

kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari tentara

jepang. Melihat gerakan sekutu, para pemuda surabaya segera melakukan

perlawanan sehingga terjadilah bentrokan bersenjata secara sporadis dikota

surabaya selama 3 hari sejak tanggal 28 oktober sampai 30 oktober 1945. Sekitar

20.000 pasukan TKR dan 120.000 pemuda pejuang melakukan perlawanan sengit

2
terhadap tentara inggris.dalam pertempuran tersebut ,pasukan inggris dapat dipukul

mundur .bahkan jendral Mallaby dapat ditawan oleh para pemuda surabaya,dan

sekutu prgi menghadap presiden Sukarno,wakil presiden Hatta, dan menteri

penerangan Amir syarifuddin untuk merundingkan gencatan senjata dengan

panglima sekutu jenderal Sir Philip Christison dan menetapknan tanggal 30

oktober1945 sebagai dimulainya gencatan senjata.

Tindakan tentara sekutu menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Pada

tanggal 28 Oktober 1945, pertempuran meluas di beberapa tempat di Surabaya.

Untuk meredakan situasi maka Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Amir

Syafiruddin, dan Jendral Hawtron melakukan perundiangan gencatan senjata.

Pengumuman gencatan senjata telah disebarluaskan ke wilayah Surabaya.

Namun, pertempuran masih berkecamuk di beberapa tempat. Brigjen Mallaby dan

pasukannya bertahan di Gedung Internatio, dekat Jembatan Merah. Terjadi tembak-

menembak antara pasukan Inggris dan Para Pemuda. Dalam peristiwa tersebut,

Mallaby terbunuh.

Kematian Mallaby membuat sekutu marah. Sekutu mengeluarkan ultimatum

kepada rakyat di Surabaya. Ultimatum dikeluarkan tanggal 9 November 1945. Isi

ultimatum ini adalah agar warga Surabaya menyerahkan diri pada sekutu. Batas

akhir penyerahan diri adalah pukul 06.00 WIB tanggal 10 November 1945.

Rakyat Surabaya tidak gentar. Mereka tidak menghiraukan ultimatum sekutu.

Pertempuranpun terjadi pada tanggal 10 November 1945. Kota Surabaya diserang

dari darat, laut, dan udara. Rakyat surabaya berjuang mempertahankan

kemerdekaan. Mereka dipimpin Gubernur Suryo, Bung Tomo, dan kolonel Sungkono.

Pertempuran berlangsung selama tiga minggu.

3
BAB III
KRONOLOGI PERTEMPURAN SURABAYA

  KRONOLOGI PERTEMPURAN SURABAYA

Sebab-Sebab dan juga kejadian Perang itu sendiri..supaya lebih menarik

sebagai sebuah bacaan untuk belajar tentang Sejarah Bangsa Indonesia, khususnya

semangat Arek-arek Suroboyo pada waktu itu dalam mengusir penjajah

Ä     25 Oktober 1945

Inggris mendarat di Tanjung Perak Surabya dengan dipimpin oleh Brigadir

Jenderal Mallaby yang juga merupakan Panglima Brigade ke-49 dengan tugas utama

mengungsikan pasukan Jepang dan para interniran. Brigade ini berjumlah kurang

lebih enam ribu pasukan dengan membawa juga pasukan elit Gurkha.

Selanjutnya Mallaby sendiri dan wakilnya, Kolonel Pugh, pertama-tama

disambut oleh Mustopo, kepala TKR-Surabaya, dan Atmadji, bekas aktivis Gerindo,

yang mewakili TKR Angkatan Laut. Setelah mengadakan pembicaraan-pembicaraan

dengan Mustopo, Mallaby menegaskan bahwa sekutu tidak akan menyelundupkan di

tengah-tengah mereka pasukan Belanda dan NICA (Netherland Indies Civil

Administrastion).

Ä     27 Oktober 1945

Sekutu mulai melakukan agresinya. Pada dasarnya komandan-komandan

sekutu masih memandang rendah terhadap kemampuan bangsa Indonesia

mempertahankan kemerdekaannya. Apalagi mereka begitu membanggakan brigade

4
49-nya dengan mendapatkan julukan “The Fighting Cock” selama bertempur

melawan Jepang di hutan-hutan Burma.

Ä     29 Oktober 1945

Soekarno, Hatta dan Amir Sjarifoedddin datang ke Surabaya untuk

menghentikan pertempuran.

Kemudian setelah membujuk agar tentara dan pemuda menghentikan

pertempuran, mereka bertiga ditambah tokoh-tokoh Surabaya seperti Soedirman,

Soengkono, Soerjo dan Bung Tomo melakukan perundingan dengan Mallaby dan

Hawthorn. Hasil perundingannya adalah tentara sekutu sepakat untuk mundur dari

Tanjung Perak dan Darmo, sementara Indonesia setuju mengizinkan interniran lewat

secara bebas diantara kedua sektor itu.

Ä     30 Oktober 1945  

Sewaktu melakukan patroli, mobil Buick yang sedang ditumpangi Brigjen

Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan

Merah. Karena terjadi salah paham, maka terjadilah tembak menembak yang

akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak terkena tembakan. Mobil itu

pun hangus.

Kematian Jenderal Inggris itu menjadi titik tolak untuk peristiwa-peristiwa yang lebih

dasyat berikutnya. Letnan Jenderal Christinson, komandan Pasukan Sekutu di Hindia

Belanda (AFNEI) memberikan peringatan keras terhadap Indonesia. Ia kemudian

mengirimkan seluruh Divisi Infanteri ke-5 lengkap dengan peralatan tank ke

Surabaya dibawah pimpinan Mayor Jenderal Mansergh. Kekuatannya berjumlah

sekitar 15.000 pasukan.

5
BAB IV
AKIBAT PERTEMPURAN 10 NOVEMBER

Setelah peristiwa yang menewaskan Jenderal Mallaby tersebut pihak Inggris

mengutus Robert Mansergh sebagai penggantinya yang kemudian mengeluarkan

ultimatum terhadap pihak Indonesia agar para tentara maupun pemuda yang

bersenjata menyerahkan diri dengan batas akhir tanggal 10 November 1945 serta

menyerahkan senjata mereka sebelum jam enam pagi.

            Ultimatum yang dikeluarkan pihak Inggris tersebut jelas membakar amarah

para pejuang hingga menolak semua keinginan tersebut. Hari bersejarah tersebut

benar-benar datang dimana pada tanggal 10  November pasukan Inggris secara

membabi buta melakukan serangan terhadap pasukan Indonesia dan rakyat di

Surabaya. Kendaraan tempur seperti pesawat dan tank milik Inggris semua

dikerahkan untuk membungihanguskan Surabaya. Serangan udara dengan menjatuhi

bom daerah-daerah pemerintahan Surabaya jelas mengakibatkan banyaknya korban

jiwa dari pihak Indonesia.           

Siapa yang tak marah jika tanah air mereka diusik oleh pihak luar. Hal ini pula yang

kemudian melahirkan tokoh-tokoh pejuang seperti Bung Tomo dan KH. Hasyim

Asy’ari untuk mengkoordinir semua kalangan mulai dari pasukan bersenjata, para

santri, bahkan rakyat sipil semuanya bersatu untuk melawan kesewenangan

Inggris.           

Pertempuran 10 November 1945 menjadi pertempuran terbesar sepanjang

perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Ribuan rakyat

6
Indonesia tewas dalam pertempuran tersebut begitu pula dengan pihak Inggris.

Pasukan yang didatangkan dari India juga menjadi korban dari pertempuran

tersebut.    

Tercatat lebih dari 10.000 rakyat Indonesia dan juga pasukan Inggris tewas dalam

pertempuran Surabaya.

Setidaknya 6,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil

mengungsi dari Surabaya. [2]. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira

sejumlah 600. Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa

tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk

mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang

gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian

dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

7
BAB IV
KESIMPULAN

Selamat Hari Pahlawan! “Bangsa Yang besar, adalah Bangsa yang

menghormati jasa para pahlawannya”, ungkapan itulah yang terlahir dari presiden

pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Pahlawan

adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam

membela kebenaran. Dalam pengertian lain, disebutkan bahwa pahlawan adalah

orang-orang yang sangat berjasa, berani dan penuh pengorbanan bagi bangsa,

negara, dan agama, pahlawan juga orang yang sangat gagah berani karena mereka

telah rela mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan. Atas

dasar kehebatannya itulah Indonesia memperingati tanggal 10 November sebagai

Hari Pahlawan.

Peristiwa tersebut menjadi simbol kekuatan dan perlawanan, atas hak

kemerdekaan Indonesia yang hendak direnggut kembali oleh penjajah. Para

pahlawan bersatu dalam gerakan Revolusi Nasional Indonesia, untuk menyuarakan

penolakan atas invasi yang dilakukan oleh penjajah di tanah Surabaya.

Tanpa rasa takut, rakyat Indonesia khususnya Arek-arek Suroboyo untuk

berjuang sampai titik darah penghabisan. Pidato Bung Tomo yang berapi-api juga

mampu membakar semangat Arek-arek Suroboyo. Peristiwa Pertempuran Surabaya

kemudian menjadi momen bersejarah. Sehingga pemerintah Indonesia

mengukuhkan 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres No 316 Tahun

1959, tanggal 16 Desember 1959.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://risdaastuti.blogspot.co.id/2015/09/makalah-sejarah-pertempuran-surabaya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/hari pahlawan

9
1

Anda mungkin juga menyukai