Anda di halaman 1dari 5

13 Fakta Tentang Hari Pahlawan

Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan
pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa
Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap
kolonialisme. (Ricklefs 1991 : 217).

Untuk itu, kali ini saya akan mencoba untuk menguak tentang: “13 Fakta Tentang Hari Pahlawan 10
November 1945”

1. Pertempuran tanggal 10 November di kota Surabaya, adalah pertempuran pertama setelah


Indonesia Merdeka, dan menjadi salah satu perang terdasyhat yang pernah terjadi di dalam
Sejarah Republik Indonesia.

2. Pertempuran 10 november dipicu oleh kedatangan Belanda dan Inggris serta NICA. yang ingin
menduduki Indonesia setelah merdeka dan jepang menyerah kepada Pasukan Sekutu.

3. Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 19
September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa
persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi
sebelah utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi marah karena
mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, hendak mengembalikan
kekuasan kembali di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang
sedang berlangsung di Surabaya.

4. Residen Sudirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku
Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai
Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa, lalu masuk ke
hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Mr.
Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari
gedung Hotel Yamato.

Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk
mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan
pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang
kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol
Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato

5. Beberapa pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang
semula bersama Sudirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera
dan bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya,
dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh massa di bawah hotel
dengan pekik ‘Merdeka‘berulang kali.

6. Pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan
tentara AFNEI. Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan
umum yang memakan banyak korban baik di militer Indonesia dan Inggris maupun sipil di pihak
Indonesia. Akhirnya Inggris meminta bantuan kepada Ir Soekarno melalui D.C. Hawthorn untuk
meredakan emosi rakyat Surabaya. Disituasi seperti itu Ir.Soekarno tak berkata satu kata pun,
bahkan di surabaya suasana semakin memanas.

7. Fakta yang ke-tujuh adalah tewasnya Brigjen A.W.S Mallaby dalam pertempuran. Brigjen Mallaby
adalah seorang pimpinan pasukan inggris yang berada di jawa timur, saat itu tanggal 30 okotober
1945 sekitar pukul 20.30 WIB, Mobil Buick yang ditumpangi Brigadir Jenderal Mallaby berpapasan
dengan sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah.
Mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya

Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir mengakibatkan


tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai
sekarang tak diketahui identitasnya. mulai dari situ lah Surabaya memasuki Medan perang yang
sangat besar, kemarahan Inggris yang biasanya dalam perang Eropa sulit untuk dikalahkan, geram
dan mengakui kekuatan Arek-arek Surabaya.

Mayor Jenderal
Eric Carden Robert Mansergh

8. Setelah tewasnya Mallaby, Inggris mulai bergerak, dibawah pimpinan Mayor Jenderal Robert
Mansergh mereka membuat kira-kira 500.000 Ultimatum dalam setiap pesawat Inggris yang
melintasi kota surabaya dan menyebarkan Ultimatum itu dengan menjatuhkannya dari pesawat,
Seluruh Pemuda dan Arek-arek surabaya dan Bung Tomo serta Gub.Suryo, namun disitu
Ultimatum tersebut telah di REJECT/REFUSE (bahasa gaulnya), tidak diindahkan oleh Arek-arek
Surabaya bahkan mereka semakin terbakar Semangatnya untuk memperjuangkan Indonesia dan
Surabaya, Gambar diatas terlihat bahwa Gub.Suryo menulis sebuah pidato yang diumumkan pada
subuh tanggal 10 november 1945, ultimatum tersebut menyebutkan bahwa semua pimpinan dan
orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang
ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam
6.00 pagi tanggal 10 November 1945, jika tidak Surabaya Akan Digempur melalui Udara, Darat
dan Laut.
Bung Tomo di Surabaya salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati.

9. Subuh dini hari, 10 November 1945 sekitar pukul 02.30 WIB, seluruh arek-arek Surabaya, TKR,
Pembantu PETA, bekas pasukan PETA dan Sukarelawan Surabaya turun kemedan perang untuk
mati demi kemerdekaan, saat pagi menjelang. Bung Tomo dan Gub.Suryo mulai membentangkan
Obor dan membakar semangat dan jiwa kepatriotan Surabaya, melalui pidato yang dikeluarkan
oleh Bung Tomo: PIDATO BERLEGENDARIS DAN PUSAKA UNTUK RAKYAT SURABAYA, dari
situ lah semua pasukan dan arek-arek suroboyo maju kemedan pertempuran, bantuan dari Brimob
kediri dan semarang juga ikut melawan Inggris dan Antek-anteknya, di pihak Inggris seluruh
armada Inggris mulai dari Udara, Darat dan Laut, turun dan bercampur aduk membom bardir
pasukan Surabaya.

10. Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok di pulau Jawa
(khususnya Jawa Timur) seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai
pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi
perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka
lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama,
dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya
dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur.

11. Kekuatan Inggris sangat besar, inggris adalah negara yang memiliki kekuatan militer yang bahkan
semua pasukan eropa dari abad sebelum masehi, saat zaman menggunakan pedang pun Inggris
diakui sebagai negara terkuat di eropa, ratu Inggris dari abad ke abad adalah kekuatan paling
besar Inggris, namun Inggris mengakui bahwa baru pertama kali Inggris mendapatkan musuh
seberat dan sehebat Rakyat Surabaya, kekuatan dan kehebatan Arek Surabaya bahkan lebih kuat
dibanding bangsa Barbar, yang pernah ditaklukan Inggris, maka dari itu kita turut bangga dengan
perjuangan arek-arek surabaya sebelum kita.

12. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN SAAT MASA PERANG 10 NOVEMBER


Pasti bingung dengan maksud perhitungan-perhitungan diatas? maksudnya adalah Kisah
Kehidupan Yang tersembunyi mulai dari perhitungan jumlah korban tewas di kedua belah pihak,
jumlah pihak yang terlibat di kedua belah pihak dan lain-lain tidak diketahui secara pasti.

13. Setelah berakhirnya pertempuran 10 November 1945, seluruh pemuda di Indonesia mulai dari
Sabang hingga merauke, mendengar berita bahwa seluruh Pemuda dan Arek-arek Surabaya
bertahan dan berjuang demi kotanya, dan akhirnya berkobarlah seluruh semangat pemuda di
Tanah air Indonesia, mulai dari Medan yang sering disebut (Pertempuran Medan Area), di
semarang, di ambon, di sulawesi, di bali dan dimana pun mereka semua bangkit dan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
“SURABAYA ADALAH KOTA PEMICU BANGKITNYA SEMANGAT PEMUDA DISELURUH TANAH AIR UNTUK
MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.”

Referensi:
Ricklefs, M. C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, Second Edition. MacMillan
Woodburn Kirby, S (1965). The War Against Japan Vol. 5. London: HMSO
Batara R. Hutagalung. (2001). 10 November ’45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?. Jakarta: Millenium
Frederick, William H. (1982). In Memoriam: Sutomo. Indonesia: Cornell University outheast Asia Program

Anda mungkin juga menyukai