situsbudaya.id
Nusa Tenggara Barat atau (NTB) merupakan provinsi yang berada pada bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara
di Indonesia. Ibu kota provinsi ini yaitu kota Mataram, dan provinsi ini memiliki beberapa kota serta kabupaten
yang tentunya mempunyai keanekaragaman budaya dan adat istiadat masing-masing. Provinsi ini memiliki dua
pulau terbesar di bagian Barat ada Lombok dan di bagian Timur ada pulau Sumbawa.
Sejarah mencatat provinsi ini pada asal nya termasuk bagian wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota
Singaraja. Namun kemudian wilayah Provinsi Sunda Kecil ini dipecah menjadi 3 provinsi yaitu:
1. Bali
2. Nusa Tenggara Barat
3. Nusa Tenggara Timur.
Suku Bangsa Nusa Tenggara Barat
Mayoritas suku di provinsi ini yaitu suku Sasak dari Lombok, sementara masyarakat Bima suku Mbojo dan
Sumbawa adalah kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Berikut ini daftar beberapa suku atau etnis yang
terdapat di Nusa Tenggara Barat.
Sasak 68%
Bima 14%
Sumbawa 8%
Bali 3%
Jawa 2%
Mayoritas suku di provinsi ini yaitu suku Sasak dari Lombok
Agama
Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam, yaitu sekitar (94%). Berikut daftarnya
Islam 94.75%
Hindu 2.62%
Buddha 0.62%
Kristen Protestan 0.31%
Katolik 0.20%
Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam, yaitu sekitar (94%)
Nah berikut ini beberapa adat istiadat atau kebudayaan yang terdapat di Nusa Tenggara Barat. Simak
penjelasannya di bawah ini.
Provinsi Nusa Tenggara Barat ini memiliki beberapa Rumah Adat yang menarik untuk kita ketahui, berikut ini
beberapa daftar rumah adat yang terdapat di Nusa Tenggara Barat. Simak penjelasannya di bawah ini
budayalokal.id
Rumah adat yang akan kita bahas pertama dari provinsi ini yaitu rumah adat dalam loka, rumah ini adalah
rumah asli para raja Sumbawa dahulu, desain nya pun asli dari para raja tersebut, rumah ini sangat kental
dengan agama islam, karena memang ajaran islam cukup kental di provinsi ini.
Sehingga pengaruh islam berdampak pada kehidupan kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara Barat, termasuk
rumah adat.
Nama Dalam Loka ini mempunyai makna Istana Dunia. Hal ini berkaitan dengan kegunaan dari rumah adat
tersebut yang dipakai sebagai tempat tinggal raja dan merupakan tempat pusat pemerintahan Sumbawa di kala
itu.
Rumah ini berukuran cukup besar dan memiliki 99 tiang yang dimana disetiap tiang terdapat Asmaul
Husna ajaran Islam. Tiang-tiang ini dibagi menjadi dua bagian dan tiang-tiang inilah yang menopang rumah,
tiang-tiang ini di sebut dengan Bala Rea yang artinya graha besar dan graha ini memiliki beberapa ruangan
yaitu:
Lunyuk Agung terdapat dibagian depan, fungsinya untuk tempat pertemuan, musyawarah, serta acara
resepsi.
Lunyuk Mas pada bagian sebelah Lunyuk Agung, gunanya sebagai tempat permaisuri, istri menteri,
atau staf jika sedang berlangsung upacara adat.
Ruang dalam di bagian Barat dan Utara. Ruangan ini dipisah dengan memakai sekat kelambu. DI
bagian Barat berguna untuk tempat sholat, dan di bagian Utara digunakan sebagai tempat tidur
permaisuri dan para dayang.
Ruang dalam di bagian Timur, terdiri dari 4 kamar yaitu 1 untuk tempat putra, putri, raja, dan orang
yang sudah menikah.
Ruang Sidang, di bagian belakang bala rea dan berfungsi sebagai tempat sidang serta tempat tidur
dayang.
Kamar mandi di bagian luar ruangan induk.
Bala Bulo, digunakan sebagai tempat bermain anak raja.
Di luar istana, terdapat beberapa ruangan seperti kebun istana, gapura, rumah jam, dan lonceng istana.
Istana Sumbawa
okezone.com
Menurut sejarah, Istana Sumbawa ini mulai berkembang di masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin
Syah 3. Rumah adat ini terletak di Kota Sumbawa Besar. Rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal raja dan
tempat menyimpan benda-benda berharga dan artefak di Kabupaten Sumbawa.
Suku Sasak mempunyai kepercayaan bahwa untuk membangun rumah ini ada aturan-aturan khusus seperti
aturan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah ini, jika aturan tersebut mereka abaikan, diyakini
bahwa akan ada nasib buruk ketika menempati rumah tersebut.
lombokwandertour.com
Rumah adat ini masih terdapat di suku Sasak, rumah ini terlihat unik dari bentuk nya yang panggung, atapnya
berujung runcing dan lebar, atapnya mempunyai jarak sekitar 1,5 sampai 2 meter dari tanah dan berdiameter 1,5
sampai 3 meter.
Bubungan serta atap rumah ini dibuat dari jerami dan alang-alang, dinding dari anyaman bambu, lantai dari
papan yang disangga dengan beberapa tiang dan pondasi dari batu dan tanah.
asset-a.grid.id
Rumah Bale Jajar ini merupakan tempat tinggal untuk suku Sasak dengan ekonomi menengah ke atas. Rumah
ini memiliki dua delam Bale dan Satu Serambi yang disebut Sesangkok. Selain itu, Bale ini juga mempunyai
sambi yang berguna untuk tempat menyimpan bahan makanan dan keperluan rumah lainnya. Pada bagian depan
juga dilengkapi dengan sekepat dan di bagian belakang dilengkapi dengan sekenam.
Rumah adat ini mempunyai enam tiang penyangga. Berugaq Sekenam berfungsi sebagai tempat belajar tentang
nilai-nilai kebudayaan, tata kerama, dan sebagai ruangan berkumpul keluarga.
Rumah ini cukup sederhana dengan atap dari ilalang dan tidak ada dinding.
Pakaian Adat – Kebudayaan Nusa Tenggara Barat
kalimat.id
Nusa Tenggara Barat ini didominasi oleh dua budaya yaitu budaya suku Sasak dan suku Bima, akan tetapi di
tingkat Nasional yang sering terkemuka adalah budaya suku Sasak, termasuk pakaian adat suku Sasak ini
menjadi ikon pakaian tradisional Nusa Tenggara Barat.
Pada zaman sekarang, pakaian adat suku Sasak yang masih bisa kita temukan sebagai bukti kebudayaannya
adalah pakaian adat Lambung dan Pegon. Pakaian ini memiliki ciri khas karakteristiknya sendiri. Mari kita
bahas penjelasannya dibawah ini.
Pakaian Lambung
Pakaian adat ini dikenakan khusus bagi wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan pada saat upacara
adat yang dikenal dengan nama Mendakin atau Nyongkol.
Pakaian ini berwarna hitam dengan bentuk kerah huruf “V”, tanpa lengan, dan dihiasi manik-manik pada tepian
jahitan. Pakaian ini dilengkapi selendang yang bercorak Ragi Genep pada bahu kanan atau kiri.
Untuk bawahan, dipakai kain panjang yang dibalutkan pada pinggang. Pakaian ini biasanya dilengkapi aneka
ragam aksesoris seperti gelang tangan dan kaki, anting berbentuk bulat, dan bunga cempaka atau mawar yang
terselip di sanggulan rambut.
Pakaian Pegon
Pakaian adat ini dikenakan oleh laki-laki. Pakaian ini merupakan hasil adaptasi dari kebudayaan Eropa dan
Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara Barat di masa lalu. Bentuk pakaian ini adalah jas hitam. Sedangkan untuk
bawahannya, dikenakan Wiron atau Cute yakni batik bermotif nangka dengan bahan kain pelung hitam.
1. Rimpu Cili khusus bagi perempuan yang belum menikah, pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali
mata, sedangkan.
2. Rimpu Colo bagi perempuan yang telah menikah. Pakaian ini menutupi seluruh tubuh kecuali wajah.
Pakaian adat Laki-laki suku Bima biasanya mereka memakai ikat kepala dari kain tenun dengan nama Sambolo.
Sambolo dipakai dengan ujung-ujung melingkari kepala. Atasan pakaian pria berbentuk kemeja lengan panjang
dan bawahannya sarung songket yang disebut Tembe Me’e. Pakaian bawahan dilengkapi selendang sebagai ikat
pinggang atau Salepe.
Nusa Tenggara Barat memang terkenal dengan ragam jenis tarian adat, berikut daftar tarian yang terdapat di
Nusa Tenggara Barat.
gpswisataindonesia.info
Ada beberapa senjata yang menjadi ciri khas dari Nusa Tenggara Barat, berikut daftarnya
No Nama Asal
1 Halele U Ala De Teang Suku Sasak
2 Tutu Koda Sunda Kecil
3 Pai Mura Rame Suku Bima
4 Tebeb O Nana Sunda Kecil