Anda di halaman 1dari 25

PETA PULAU SUMATERA

NAMA-NAMA PROVINSI YANG ADA DI PULAU SUMATERA

Pulau Sumatera memiliki 10 provinsi, yaitu :


1. Provinsi Aceh
2. Provinsi Sumatera Utara
3. Provinsi Sumatera Barat
4. Provinsi Riau
5. Provinsi Kepulauan Riau
6. Provinsi Jambi
7. Provinsi Bengkulu
8. Provinsi Sumatera Selatan
9. Provinsi Bangka Belitung
10.Provinsi Lampung

RUMAH ADAT PULAU SUMATERA

1. RUMOH ACEH

Rumoh Aceh Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah provinsi yang terletak di paling
barat Indonesia. Rumah adat Provinsi Aceh adalah Rumoh Aceh. Rumoh Aceh
merupakan rumah panggung yang memiliki tiga bagian. Biasanya tinggi rumah dari
permukaan tanah dibangun dengan jarak sekitar 2 sampai 3 meter. Ciri khas utama dari
Rumoh Aceh ada pada pintu yang tingginya sekitar 120-150 cm saja, sehingga kita harus
menunduk saat melewatinya.

2. RUMAH BOLON

Rumah Bolon adalah rumah adat dari Provinsi Sumatera Utara. Ada beberapa jenis
rumah Bolon dalam masyarakat Batak, yaitu Rumah Bolon Toba, Rumah Bolon
Simalungun, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Mandailing, Rumah Bolon Pakpak, Rumah
Bolon Angkola.

3. RUMAH GADANG

Rumah adat masyarakat minangkabau, Sumatera Barat, dikenal dengan nama


Rumah Gadang atau biasa disebut Rumah Bagonjong. Rumah adat ini memiliki
keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang
menyerupai tanduk kerbau dan dulunya dibuat dari ijuk yang tahan hingga
puluhan tahun.  Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan
rumah dibuat besar ke atas, tetapi tidak mudah rebah oleh goncangan, dan
setiap elemen dari Rumah Gadang memiliki makna tersendiri yang dilatari oleh
tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat. 

4. RUMAH SELASO JATUH KEMBAR


Rumah adat Riau memiliki beragam nama, mulai dari Rumah Melayu Atap Limas
Potong, Rumah Melayu Lipat Kajang, dan Rumah Selaso Jatuh Kembar. Ciri
khas rumah adat ini terdapat pada bentuk atap limas tapi dipotong-potong.
Rumah adat ini berbentuk panggung sebagaimana pada umumnya rumah adat
di Sumatera. Tinggi lantai rumah ini sekitar 1,5 meter dari tanah, dengan material
utama rumah adalah papan dan kayu.

5. RUMAH KAJANG LAKO

Rumah adat Jambi dikenal dengan nama Rumah Kajang Lako atau di beberapa daerah
tertentu dikenal dengan Rumah Tuo yang berarti rumah tua. Kajang lako merupakan
rumah tradisional Jambi berasal dari rumah milik Suku Batin. Mereka membangun
rumah-rumah dengan bentuk memanjang secara terpisah, berjarak sekitar 2 meter,
serta menghadap ke jalan. Di belakang rumah dibangun lumbung untuk tempat
menyimpan padi hasil panen mereka.

6. RUMAH LIMAS
Rumah Limas adalah rumah adat provinsi Sumatera Selatan yang memiliki atap
seperti limas. Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas
(berjenjang) yang hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan
hajat (kenduri atau pertemuan keluarga). Keseluruhan bengkilas berjumlah lima,
dimulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah.

7. RUMAH BUBUNGAN LIMA

Rumah adat Bengkulu dikenal dengan nama Rumah Bubungan Lima. Ciri khas rumah
adat ini terletak pada bentuk atapnya yang tampak seperti bertumpuk-tumpuk. Selain
atapnya yang unik, rumah Bubungan Lima memiliki tiang yang menampung badan
rumah. Ada sekitar 15 tiang dengan ukuran kurang lebih 1,8 meter yang menopang
rumah ini. Karena memiliki banyak tiang penopang, maka rumah ini bisa tahan dengan
gempa. Keunikan lain rumah ini terletak pada anak tangganya. Anak tangga rumah
Bubungan Lima selalu berjumlah ganjil yang berkaitan dengan kepercayaan adat
setempat

8. RUMAH NUWO SESAT

Rumah adat dari provinsi Lampung adalah Nuwo Sesat atau Balai Agung.
Rumah adat ini adalah memiliki konstruksi bangunan bertingkat atau rumah
panggung. Rumah Nuwo Sesat biasanya dipakai sebagai tempat musyawarah
antara marga-marga. Ketika akan masuk ke dalam rumah, harus melalui Jambat
Agung atau Lorong Agung. Jambat Agung atau Lorong Agung adalah nama
tangga menuju ke rumah Nuwo Sesat. Ciri khas Rumah Nuwo Sesat adalah
adanya lambang Garuda yang melambangkan marga Lampung.
PAKAIAN ADAT PULAU SUMATERA
1. Pakaian Adat Tulang Bawang

Pakaian adat Provinsi Lampung bernama Tulang Bawang. Pakaian ini adalah salah satu
peninggalan budaya nasional. Baju adat ini masih digunakan hingga sekarang, baik untuk
pesta pernikahan ataupun busana tari sebagai simbol penghormatan budaya asli.
Pakaian ini didominasi oleh warna putih. Dan tak lupa terdapat lilitan kain tapis khas
Lampung dan penutup kepala untuk pria, kemudian siger serta perhiasan berwarna
emas bagi wanita.

2. Pakaian Adat Rejang Lenong

Pakaian adat Bengkulu ini disebut Rejang Lenong, yaitu merupakan percampuran dari
Melayu Jambi, Melayu Deli, Melayu Riau, Palembang, dan Lampung. Percampuran ini
menghasilkan satu pakaian Melayu yang memiliki keunikan dan ciri khasnya tersendiri.
Pakaian adat Bengkulu untuk pria terdiri dari atasan yang berbentuk jas tertutup lengan
panjang yang dengan bahan berkualitas seperti wol atau beludru. Celana panjangnya
berbahan satin dengan warna yang senada dengan yang digunakan sebagai bawahan.
Biasanya pakaian adat pria Bengkulu menggunakan warna-warna seperti hitam, merah
tua, atau biru tua.
3. Pakaian Adat Aesan Paksangko
Aesan Paksangko adalah salah satu baju adat yang berasal dari Sumatra Selatan.
Pakaian adat ini penuh dengan simbol keagungan, ini memang merupakan hal yang
disengaja ditonjolkan mealui tampilan busana. Pakaian adat ini mempunyai dua warna
pilihan, yaitu merah dan ungu. Untuk wanita  menggunakan baju kurung berbahan sutra
atau beludru, dan juga mahkota Paksian. Sementara untuk pria menggunakan sorban
sungkon. 

4. Pakaian Adat Aesan Gede

Aesan Gede merupakan pakaian adat masyarakat Sumatra Selatan yang biasanya
dipergunakan untuk upacara pernikahan. Nama aesan gede berkaitan erat dengan
julukan pulau Sumatra sebagai swarnadwipa atau pulau emas. Hal tersebut terlihat dari
beberapa kelengkapan yang digunakan, yaitu berupa perhiasan berwarna keemasan.
Aesan Gede dikenal sebagai pakaian adat yang bersyarat dengan banyak aksesoris, baik
untuk pria dan wanita. Pakaian ini pastinya berwarna cerah seperti merah, emas,
maupun kejinggaan dengan penutup kepala pria dan siger untuk wanita.
5. Pakaian Adat Kurung Tanggung
Baju Kurung Tanggung adalah pakaian adat yang berasal dari Provinsi Jambi. Baju adat
ini biasanya digunakan oleh laki-laki dan perempuan masyarakat Jambi untuk acara
pernikahan. Pakaian adat Melayu Jambi memakai setelan berupa kain beludru baik
untuk pria maupun wanita. Tetapi pakaian adat wanita dibuat tanpa lengan, dan
pakaian pria menggunakan baju kurung tanggung yang juga berbahan beludru.

6. Pakaian Adat Teluk Belanga

Baju teluk belanga ini biasanya dipakai orang Melayu yang dekat dengan khazanah
Islam. Banyak filosofi keislaman yang terkandung dalam pakaian teluk belanga. Baju
teluk belanga dipakai oleh laki-laki. Baju teluk belanga biasanya dilengkapi celana dan
kain sampingdan juga kain pelekat. Provinsi Kepri mempunyai pakaian adat berupa
Teluk Belanga untuk pria dan Kebaya Laboh untuk wanita. Kebudayaan antar daerah
Kepri, Riau, dan Sumbar yang memang berdekatan membuat pakaian adat yang dipakai
pun hampir sama.

7. Pakaian Adat Melayu Riau

Pakaian adat Melayu yang digunakan pria terdiri dari Baju Kurung Cekak Musang yang
terbuat dari kain seperti satin dan sutra. Aksesorisnya ada sarung dan kopyah.
Sedangkan wanita menggunakan Kebaya Laboh

8. Pakaian Adat Bundo Kanduang


Pakaian ini memiliki nama lain Limpapeh Rumah Nan Gadang, yang merupakan pakaian
adat berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Bundo Kanduang adalah pakaian adat
Minangkabau yang biasanya dipakai oleh wanita yang sudah menikah. Bundo Kanduang
memiliki keunikan terutama pada bagian kepala. Di mana bagian penutup kepala
berbentuk menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah gadang yang menjadi ciri khas
masyarakat Minangkabau. Pakaian Bundo Kanduang secara umum memiliki desain yang
berbeda-beda dari setiap nagari atau sub suku yang ada di Sumatera Barat. Perbedaan
diantaranya terletak pada ornamen dan pernik yang digunakan serta perlengkapan lain
seperti suntiang (hiasan kepala). Namun, ada beberapa kelengkapan khusus yang ada
dalam jenis-jenis pakaian adat tersebut.

9. Pakaian Adat Ulos

Dari bahasa asalnya, Ulos memiliki arti kain. Ulos berasal dari Sumatera Utara, pakaian
ini dikembangkan oleh masyarakat Batak secara turun temurun. Pembuatan ulos tak
jauh berbeda dengan pembuatan songket dari Palembang. Pakaian ini berbahan dari
sutera dan yang dibuat dengan cara ditenun. Pria menggunakan penutup kepala yang
disebut sabe-sabe dari Ulos Mangiring. Pada bagian bahunya disampirkan Ulos Ragi
Hotang dan mengenakan sarung. Dan untuk perempuan menggunakan Ulos Sadum yang
disampirkan pada kedua bahunya. Kemudian ulos tersebut dililit dengan Ulos Ragi
Hotang dan menggunakan sarung suji.

10. Pakaian Adat Ulee Balang


Zaman Kerajaan dahulu, sepasang pakaian adat Ulee Balang ini hanya dipakai oleh
keluarga raja. Pria memakai pakaian yang disebut Peukayan Linto Baro, yaitu atasan
dengan pakaian lengan panjang Meukasah dari bahan sutra, dan pakaian bawah
berwarna hitam Sileuweu yang ditenun. Kedua pakaian tersebut mempunyai aksen khas
berupa hiasan sulaman benang mas dengan pola yang indah. Dan juga penutup kepala
Meukeutop dan hiasan berupa senjata khas Rencong. Untuk pakaian wanita
menggunakan Baju Kurung dan Celana Cekak Musang yang rupanya teradaptasi dari
kebudayaan Melayu, Cina, dan Arab.

MAKANAN KHAS PULAU SUMATERA


1. MIE ACEH – ACEH

Aceh terkenal dengan kuliner khas mi aceh. Bahan dasar pembuatan mi tidak
menggunakan tepung terigu, melainkan tepung tapioka. Proses pemasakannya
pun terbilang unik, yaitu menggunakan arang. Alasannya, agar proses
penyerapan panas pada wajan dapat merata. Campuran pada mi aceh cukup
beragam, mulai dari udang, kepiting, daging, dan ada juga cumi-cumi. Tipe
penyajiannya pun dapat dipilih, yakni goreng basah, goreng, atau direbus, tinggal
disesuaikan dengan selera Anda. Dengan rasanya yang khas, mi aceh kini dijual
di berbagai kota di Indonesia. Membuat mi aceh tidak memerlukan resep khusus.
Akan tetapi, ada yang membedakan antara mi aceh dengan mi kuah lainnya,
yakni jenis mi yang digunakan. Mi aceh umumnya berukuran sebesar lidi dan
panjangnya disesuaikan dengan alat pemotong. Saat pertama kali menyantap mi
aceh, cita rasa yang paling dominan adalah rempah-rempah yang kuat.

2. Bika Ambon – Sumatra Utara


Bika ambon adalah kue khas Medan, Sumatra Utara. Kue ini berwarna kuning dengan
rongga menyerupai sarang semut. Kue dengan rasa legit ini merupakan salah satu
panganan tradisional yang dibuat menggunakan fermentasi air nira atau tuak enau
untuk menciptakan rongga yang menjadi ciri khas kue ini. Berdasarkan penelitian, nira
aren mengandung 91,1 % air, 0,28 % kadar abu, 0,41 % protein, 8,21 % karbohidrat,
serta 0,67 % gula. Air ini juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula
semut, tuak, dan cuka. Namun, untuk masyarakat yang menghindari konsumsi alkohol,
bika ambon biasa dibuat dengan menggunakan ragi instan biasa dan air kelapa.

3. Rendang – Sumatra Barat

Makanan khas Sumatra Barat ini berbahan utama daging sapi dibalut bumbu
rempah seperti daun jeruk, serai, daun kunyit, kelapa parut, santan, pekak, dan
sebagainya. Rendang biasanya menjadi lauk pendamping nasi putih hangat atau
lalapan singkong. Nama rendang merujuk pada lamanya waktu memasak daging
hingga teksturnya menjadi empuk, kering, hingga mengeluarkan aroma rempah
yang kuat. Teknik memasak tersebut, menjadikan rendang punya cita rasa yang
khas. Berdasarkan bahan utama pembuatannya, makanan khas Tanah Air dibagi
menjadi rendang sapi, ayam, ikan, telur, cumi-cumi, hingga udang. Untuk
rendang dagang sapi dikelompokan menjadi rendang limpa, paru, dan babat.

4. Gulai Ikan Patin – Jambi


Untuk membuat gulai ikan patin diperlukan beberapa bumbu dan bahan, di
antaranya jahe, merica kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, gula pasir,
minyak sayur, santan kelapa kental, daun salam, ikan patin, santan kelapa
encer, garam dapur, dan serai. Untuk membuat gulai ikan patin, Anda perlu
membersihkan sisik dan kotoran dalam perut ikan terlebih dahulu. Selanjutnya,
ikan dilumuri dengan perasan air jeruk dan garam dapur. Lalu, haluskan bahan-
bahan bumbu, kemudian masukkan ke dalam air mendidih. Masukkan ikan patin
bersama asam kandis, daun kunyit, daun jeruk, dan daun salam. Bumbui dengan
garam secukupnya, tambahkan dua sendok teh gula. Masak lagi, hingga ikan
matang dan kuah terasa sedap.

5. Pendap – Bengkulu

Pendap adalah makanan khas Bengkulu yang berbahan dasar ikan kembung. Makanan
ini mengandung banyak gizi, seperti energi, vitamin A, B1, kalsium, zat besi, protein,
fosfor, dan lemak. Mengutip Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, makanan dengan rasa pedas gurih ini diolah dengan bumbu khusus
bersama dengan kelapa parut dan dimasak dalam bungkusan daun talas dan daun
pisang. Bumbu khusus yang digunakan yaitu bawang putih, bawang merah, ketumbar,
lengkuas, cabai, jahe, garam, kencur, merica, dan penyedap. Pendap dimasak selama
delapan jam sampai ikan benar-benar masak, bumbu meresap, dan daun talas tidak lagi
menimbulkan rasa gatal pada kulit.

6. Gulai Belacan – Riau


Belacan merupakan bahasa Melayu yang berarti terasi. Cara membuat hidang
berkuah ini cukup praktis. Adapun bahan-bahan yang diperlukan, yakni 200 gram
udang besar, jeruk nipis, petai, air asam Jawa, terasi, gula pasir, santan, garam,
lada, dan minyak untuk menumis. Pertama-tama, bersihkan kotoran udang,
kucuri perasan jeruk nipis, diamkan beberapa saat, lalu cuci bersih. Tumis
bumbu halus, tambahkan terasi, masak hingga matang. Kemudian, tambahkan
udang dan masak sampai udang berubah warna. Selanjutnya, tambahkan petai,
santan, gula, garam, dan lada. Masak sampai mendidih, kemudian tambahkan
air asam. Cicipi masakan. Jika sudah sesuai, gulai belacan siap disajikan.

7. Otak-otak – Kepulauan Riau

Otak-otak adalah makanan yang terbuat dari daging tenggiri giling yang dibungkus daun
pisang, dipanggang, lalu disajikan dengan kuah asam pedas. Makanan pendamping nasi
ini bisa dibuat dengan bahan yang cukup mudah, yakni daun pisang, santan, sagu, ikan
tenggiri, bawang merah, garam, gula, dan merica.

8. Lenggang – Sumatra Selatan


Lenggang bisa dikatakan sebagai versi lain dari pempek, karena terdiri dari
pempek lenjer yang dibalut telur. Dalam proses memasaknya, varian pempek ini
menggunakan daun pisang. Adonan lenggang dibungkus dalam daun pisang,
dibentuk kotak, lalu dipanggang hingga matang.

9. Mi Bangka – Bangka Belitung

Mi bangka juga dikenal dengan nama bakmi bangka. Bagi masyarakat Bangka,
mi dikenal sebagai mien atau mian yang merupakan kuliner orang Hakka,
kelompok Tionghoa Han. Bakmi bangka terbilang unik karena disajikan bersama
lauk pendamping yang ramai. Hidangan khas ini disajikan dengan potongan
ayam kecap, bakso ikan, seafood, tahu kok (bakso tahu asli Bangka), pangsit,
taoge, sayur caisim, bumbu pelengkap seperti lada, daun bawang, kecap asin,
jeruk kunci, tongcai, garam, dan saus cabai pedas khas Pulau Bangka.

10. Seruit – Lampung


Mengutip Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, seruit adalah
sambal hasil perpaduan antara tempoyak durian, sambal terasi dan pindang ikan
yang ditambah sedikit air jeruk. Masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan
nyeruit (makan bersama teman atau keluarga). Nyeruit berarti suatu ajakan yang
memiliki nilai kebersamaan yang kuat. Adapun bahan-bahan yang diperlukan
untuk membuat seruit, antara lain sambal terasi yang sudah jadi, tempoyak
durian, pindang ikan dan sedikit air. Seruit memiliki rasa asin, pedas, asam-asam
segar, dan rasa gurih dari pindang ikan. Seruit lebih cocok dimasak dengan
lalapan, baik mentah ataupun matang, seperti daun singkong atau labu yang
telah direbus, jengkol, terong bulat kecil, petai, julang-jaling, dan daun mangga
muda.

SENJATA TRADISIONAL PULAU SUMATERA


1.  Kerambit - Minangkabau
2. Piso Gaja Dompak – Batak

3. Rencong - Aceh

4. Kudhok – Sumsel

5. Tumbuk Lada – Jambi


6. Taji Ayam – Lampung

ALAT MUSIK TRADISIONAL PULAU SUMATERA


1. Alat music gondang

2. Alat music doli-doli


3. Alat music druri darna

4. Alat music faritia

5. Alat music garantung atau kolintang


LAGU-LAGU DAERAH PULAU SUMATERA

1. Provinsi Aceh
Sepakat Segenap, Lembah Alas, Tawar Sedenge, Aceh Lon Sayang, Bungong Jeumpa,
Saleum, Bungong Seulanga, Doda idi, Jambo - Jambo, Hikayat Prang Sabi dan Aneuk
Yatim
2. Proinsi Sumatra utara
Selayang Pandang, Butet, Sengko Sengko, Anju Ahu, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek
Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Do Hita Nadua, Ramba Dia, A Sing Sing So,
Sinanggar Tullo, Cikala Le Pangpong, Alusi Au, Aek Sarulla, Opio, Piso Surit,
Porompompom, Say Selamat Masinegar, Sigulempong, Sik Sik Sibatumanikam, Sori Ya
Katulla, Ketabo, Leleng Ma Hupaima, Rambadia,Dirondang Bulani, Si Raya Katumba, O
Doli, Tarambe Tangan Simangindo, Tillo-Tillo, dan Botol Marupat Suhi, Sicerek-cerek,
Kijom
3. Provinsi Sumatra barat
Ayam den lapeh, Bareh Solok, Kambanglah Bungo, Kaparak Tingga, Malam Bainai, Rang
Talu, Dayuang Palinggam, Anak Daro, Kuntang Baredo, Badindin, Sansaro, Tak Tong-
Tong, Seringgit Dua Kupang, Babendi-bendi ke Sungai Tanang, Mak Inang, Paku Gelang,
Cubo Ranungkan, Denai Sansai, Jikok Bapisah, Kato Rang Sisuak, Kok Takana, Kok Upiak
Lah Gadang, Lompong Sagu, Mamendam Raso, Pincuruan Tujuh, Sempaya, Titian Nak
Lapuak, Tudung Periuk, dan Dendang Harau
4. Riau
Agar Terbang Bawa Bersuluh, Anak Igat, Lancang Kuning, Zapin Pantai Solop, Kutang
Barendo, Ocu Maantau, Zapin Laksamana Raja di Laut, Kebangkitan Melayu, Pulau
Bintan, Segantang Lada, Tambelan, Hang Tuah, Kampung Halaman, Kasih dan Budi, dan
Pak Ngah Balek
5. Sumatra selatan
Dek sangke, Kabile-Bile, Cuk Mak Ilang, Ya Samman, Pangkalan Umbak, Gending
Sriwijaya, Pempek Lenjer, Bujang Alap, Dirut, Petang-Petang, Melati Karangan,
Palembang Bari, Ribulah Ribu, Dang Lupa Ko Komering, Diunggak Ijan, Bumi Oku Timur,
Dendam Balipat, Halimah Gadis Kule, Jawaban Surat, Mantai Petang, Pantauan, Rasan
Dek Jadi, Ribang Kemambang, Miang Hebung, Ibung-Ibung, Bujang Tue, Cerite, Salah
Tungguan, Sawe Malile, Sayang Selayak, Semele, Amu Hindu, Ghindu Nga Dusun, Sukat
Malang, Seluang Negok Tapah, Anak Lanang, Bujang Penyemang, Jale Kerap, Tandang
Bejalan, Ringke Nian, dan Ombai Akas
6. Kepulauan Bangka Belitung
Nyok Miak, Berage, Sidik Belitong, Alam Wisata Pulau Bangka, Men Sahang Lah Mirah,
Nasib Si Bujang Saro, Icak-Icak Dek Tau, Miakku Sayang, Gunung Tajam dan Zapin
Serumpun Sebalai
7. Jambi
Selendang mayang, Batanghari, Dodoi Si Dodoi, Timang-Timang Anakku Sayang, Angso
Duo, Selendang Mak Inang, Orang Kayo Hitam, Putri Muaro Jambi, Sarolangun, Nelayan,
Gadis Rimbo Bujang, Tanduklah Lancip, Dagang Manumpang, Ketimun Bungkuk, dan
Tanjung Bajure
8. Bengkulu
Lalan Belek, Bedindang, Anak Kunang, Be Inai Curi, Anak Umang, Pegi Berayak, Pantai
Panjang, Taneak Tanai, Kurak Kariak, Jibeak Weo, Semulen Keme, Pantai Malabero, Kota
Cu'up, Sungai Suci, Ikan Pais, Ya Botoi-Botoi, dan Sekundang Setunggan
9. Lampung
Lipang Lipandang, Adi-Adi Laun Lambar, Cangget Agung, Peyandangan, Sang Bumi Ruwa
Jurai, Tanoh Lado, Bumi Lampung, Seminung, Muloh Tungga, Anak Tupai, Teluk
Lampung, Putra Saburai, Puncak Sai Indah, Sakai Sambayan dan Ujung Danau Ranau

TARIAN TRADISIONAL PULAU SUMATERA

1. Tari saman
2. Tari Piring

3. Tari sekapur sirih

4. Tari indang

5. Tari tanggai
6. Tarian cangget

7. Tari tor-tor

8. Tari tabot
9. Tari tandak

10. Tari campak


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/29/160000469/mengenal-rumah-adat-di-
pulau-sumatera.
https://www.balerumah.com/2021/04/pakaian-adat-sumatera.html?m=1
https://katadata.co.id/intan/berita/617bd9da94d63/10-makanan-khas-sumatra-dari-aceh-
sampai-lampung
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_lagu_daerah_Indonesia
https://takterlihat.com/5-alat-musik-khas-sumatra/
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/25/140000369/10-provinsi-di-pulau-sumatera
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fbeautiful-indonesia.umm.ac.id
%2Ffiles%2Fimage%2Fpeta%2FPeta%2520Pulau%2520Sumatera.jpg&imgrefurl=http%3A%2F
%2Fbeautiful-indonesia.umm.ac.id%2Fid%2Fpeta%2Fpulau-
sumatera.html&docid=uwyZLmB8JK9n8M&tbnid=4IDtxgmM8w_2xM&vet=1&w=1150&h=1200
&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim
http://balitbangnovdasumsel.com/warisanbudaya/site/index?
Budayadata_sort=laporan_tanggal
https://amp.kompas.com/medan/read/2022/01/17/150000178/6-senjata-tradisional-khas-
sumatera-ada-yang-mirip-taji-ayam

Anda mungkin juga menyukai