Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Cooling Tower


Menara pendingin atau biasa dikenal dengan sebutan cooling tower adalah
alat penukar panas khusus, dengan kinerja udara dan air dibawa ke dalam kontak
langsung satu sama lain untuk mengurangi suhu air. Ketika ini terjadi, sebagian
volume air menguap dan akan mengurangi suhu air yang disirkulasikan. melalui
menara pendingin. Cooling tower adalah suatu alat yang memancarkan sebuah
hamburan (spary) partikel air terhadap gas panas kiln dan memisahkan rawmix
dengan gas panas tersebut untuk diproses kembali (Effendi dan Wirza, 2013)..
Istilah menara pendingin digunakan untuk menggambarkan peralatan
rejeksi panas langsung (rangkaian terbuka) dan tidak langsung (sirkuit tertutup).
Menara pendingin digunakan untuk memindahkan panas dari sistem berpendingin
air. Air yang didinginkan kemudian disirkulasikan ulang kembali ke dalam sistem.
Hal ini dilakukan karena konsentrasi mineral meningkat sebagai hasil dari
penguapan. Air yang mengandung dua kali kandungan mineral asli, maka air akan
mengandung dua siklus konsentrasi. Sedangkan ketika mengandung tiga kali
kandungan mineral asli, maka mengandung tiga siklus konsentrasi dan seterusnya.
Menara pendingin biasanya digunakan bersamaan .dengan alat penukar

panas, sehingga kinerja menara .pendingin sangat penting terhadap pertukaran


panas agar tercipta heat exchanger yang efisien dan ekonomis. Bagian paling
penting yang harus dijaga dari menara pendingin adalah bagian permukaan
transfer panas. Permukaan transfer panas. harus dijaga sebersih mungkin dari
impuritis yang ada untuk memastikan transfer. panas dapat berjalan maksimum.
Kandungan mineral dalam air pendingin yang meningkat akan meningkatkan
potensi timbulnya korosi sehingga penurunan suhu yang diinginkan tidak tercapai.
Hal ini mengancam efisiensi kinerja dari penukar panas itu sendiri. Menara
pendingin banyak digunakan di berbagai bidang industri terutama pada industri
pendingin udara. Selain itu, ada banyak industri lain yang juga memanfaatkan
menara pendingin, seperti menara pendingin pada industri plastik...

3
4

Menara pendingin atau cooling tower adalah komponen integral dari


banyak sistem pendingin yang memberikan penurunan temperatur suatu fluida
pada proses di berbagai aplikasi. Cooling tower adalah titik dalam sistem dimana
panas dilepaskan ke atmosfer melalui proses evaporatif, dan umum dalam industri
seperti penyulingan minyak, pengolahan kimia, pembangkit listrik, pabrik baja,
dan banyak proses manufaktur yang berbeda dimana proses pendinginan
diperlukan. Zaman dahulu proses pendinginan dicapai dengan menggunakan air
yang tersedia dari danau, sungai, atau sistem kotamadya. Namun, penggunaan ini
dirasa belum tepat dan efisien karena ditemui berbagai macam masalah.
Masalah yang dapat ditemui salah satunya adalah penyumbatan yang
terjadi dari penukar panas oleh padatan tersuspensi dan pertumbuhan biologis di
dalam peralatan. Biaya perawatan yang terlibat dan peningkatan pembatasan oleh
Environmental Protection Agency (EPA) telah menempatkan penekanan yang
jauh lebih besar pada pengeluaran biaya untuk perawatan dan biaya untuk proses
penggunaan kembali air dengan menggunakan menara pendingin. Hal ini tentunya
telah secara signifikan dapat mengurangi permintaan industri untuk penggunaan
air bersih dan produksi dari kuantitas limbah yang dihasilkan itu sendiri.

2.2. Fungsi Cooling Tower


Cooling tower merupakan alat pertukaran panas utama dalam suatu
industri. Umunya cooling tower digunakan dalam proses pendinginan air di
industri. Peralatan cooling tower menggunakan prinsip perpindahan panas antara
air dan udara pendingin yang dihembuskan. Kontak udara pendingin dan air akan
menyebabkan terjadinya perpindahan panas dari air ke udara dan akan
menyebabkan terjadinya perpindahan massa air ke udara pendingin.
Cooling tower secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin. Cooling tower dapat
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfer dan mampu menurunkan suhu air menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan peralatan lain yang hanya menggunakan udara untuk
membuang panas, seperti radiator dalam mobil dan lainnya.
5

2.3. Jenis-Jenis Cooling Tower


Klasifikasi menara pendingin yang paling umum adalah klasifikasi dengan
berdasarkan cara pembuatannya. Dua jenis utama menara pendingin adalah Field-
Erected Towers (FET) dan Factory-Assembled Towers (FAT). Menara pendingin
yang dibangun dan dirakit di lapangan biasanya melayani pasar industri berat
dengan skala besar dan listrik diperlukan penolakan panas dan volume air sangat
besar. Konstruksi utama dari menara FET biasanya terjadi di lokasi penggunaan.
Menara pendingin FAT sebagian besar dirakit di pabrik, kemudian dipasang di
lokasi penggunaan. FAT menara melayani pasar Heating, Ventilation, dan Air-
Conditioning (HVAC), industri ringan dan komersial (Marley, 2018)
Setelah jenis manufaktur ditentukan, subklasifikasi dikelompokkan
berdasarkan metode letak udara dimasukkan ke menara pendingin. Ada tiga
macam cara udara dimasukkan ke dalam menara, yaitu konsep alami (hanya FEP),
rancangan yang diinduksi, dan konsep paksa. Aliran udara melalui rancangan
alam dihasilkan oleh perbedaan densitas yang ada antara udara panas di dalam
tumpukan dan udara ambient yang relatif dingin di luar menara. Menara
pendingin rancangan alam digunakan dalam aplikasi listrik dan industri berat.
Menara induced-draft memiliki dua kipas aksial, yaitu kipas aksial pada
pembuangan udara menara dan kipas aksial pada penarikan udara masuk. Menara
pendingin induced-draft adalah yang menara pendingin paling umum digunakan
di pasar listrik, industri dan Heating, Ventilation, dan Air-Conditioning (HVAC).
Forced-draft cooling tower biasanya menggunakan blower di saluran masuk
udara dari menara pendingin yang mendorong udara masuk. Menara pendingin
forced draft memiliki keuntungan karena mampu beroperasi melawan tekanan
statis tinggi yang terkait dengan ducting dan dipasang di dalam ruangan.
Cara tambahan .untuk melakukan sub-klasifikasi menara pendingin adalah

metode yang digunakan. oleh udara dan air proses untuk melakukan kontak.
Klasifikasi dibedakan menjadi cross flow dan counter flow, yang digunakan dalam
menara pendingin. FET dan FAT. Udara bergerak secara horizontal melintasi arah
air yang jatuh dalam menara cross flow Sedangkan pada menara counter flow,
udara bergerak ke arah alir yang berlawanan dari arah aliran air jatuh.
6

Jenis aplikasi biasanya menentukan apakah menara pendingin cross flow


atau counter flow akan lebih cocok untuk proses tersebut. Di HVAC, menara
counter flow FAT mungkin lebih disukai untuk footprint kecil, sedangkan menara
cross flow mungkin lebih disukai untuk akses pemeliharaan dan toleransi yang
lebih baik untuk operasi cuaca dingin. Pada industri listrik dan industri berat,
menara cross flow FET lebih disukai untuk aplikasi air kotor sedangkan menara
pendingin counter flow lebih disukai untuk efisiensi yang lebih tinggi dalam
aplikasi kualitas air yang lebih baik. Klasifikasi pada kategori FAT, menara
pendingin berdasarkan kontak udara atau air dibedakan menjadi desain loop
terbuka atau loop tertutup. Menara pendingin loop tertutup biasanya memiliki
kapasitas sel tunggal yang lebih kecil relatif terhadap menara pendingin loop
terbuka, tetapi menara pendingin loop tertutup memiliki beberapa keuntungan.

2.4. Prinsip Kerja Cooling Tower


Menara pendingin adalah jenis khusus penukar panas yang memungkinkan
air dan udara bersentuhan satu sama lain untuk menurunkan suhu air panas.
Selama proses ini, sejumlah kecil air menguap sehinggamenurunkan suhu air yang
disirkulasikan di seluruh menara pendingin. Ringkasan singkat, menara pendingin
mendinginkan air menjadi panas akibat peralatan dan proses industri.
Air panas biasanya disebabkan oleh kondensor pendingin udara atau
proses industri lainnya. Air itu dipompa melalui pipa langsung ke menara
pendingin. Nozzle menara pendingin digunakan untuk menyemprotkan air ke
media pengisi, yang memperlambat aliran air ke bawah dan memperlihatkan
jumlah maksimum luas permukaan air yang mungkin untuk kontak air-udara
terbaik. Air terpapar ke udara saat mengalir di sepanjang menara pendingin.
Ketika udara dan air bersatu, volume. kecil air menguap, menciptakan aksi
pendinginan. Air yang lebih dingin .akan dipompa kembali ke proses atau
dipompa ke peralatan untuk menyerap panas. Hal ini akan membentuk siklus
berulang-ulang untuk terus mendinginkan peralatan yang dipanaskan.
Sebagian besar menara pendingin bekerja berdasarkan prinsip pendinginan
evaporatif. Pendinginan evaporatif adalah proses saat air hangat dari proses
industri dipompa ke atas menara pendingin tempat sistem distribusi air berada. Air
7

ini kemudian didistribusikan oleh nozzle menara pendingin ke dek basah,


sehingga pada saat yang sama, udara ditarik melalui saluran udara masuk yang
memaksa air menguap. Penguapan ini menyebabkan panas terpaksa dikeluarkan
dari air make up. Langkah kerja cooling tower dimulai dengan memompa air
panas dari kondensor menuju menara cooling tower melalui sistem perpipaan,
kemudian air dialirkan pada ujung pipa yang memiliki banyak nozzle untuk
disemburkan. Air panas yang keluar dari nozzle dalam bentuk semburan, secara
langsung akan melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena pengaruh dari fan atau blower yang terpasang pada cooling tower.
Air yang sudah mengalami penurunan temperatur akan ditampung dalam
bak atau basin untuk kemudian dipompa kembali menuju ke kondensor yang
berada di dalam chiller. Jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative dan
blowdown, pada bagian cooling tower dipasang katup make up water yang
dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air. Menara
pendingin biasanya dinyatakan dalam istilah range dan approach, range adalah
penurunan suhu air yang melewati cooling tower sedangkan approach adalah
selisih antara suhu udara wet bulb dengan suhu air yang keluar.

2.5. Komponen Cooling Tower


Cooling tower memiliki rangkaian komponen yang meliputi rangka dan
wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara,
louvers, nozzle, dan fan. Komponen inilah yang banyak mempengaruhi efektivitas
pendinginan yang berada di cooling tower. Komponen rangka hampir semua
menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah atau
casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Penggunaan rancangan yang lebih
kecil, seperti unit fiberglass, wadahnya dapat dimanfaatkan menjadi rangka.
Menara.yang terbuat dari bahan kayu masih tersedia, namun beberapa
komponen dibuat.dari bahan-bahan yang berbeda, seperti wadah casing fiber glass
disekitar rangka. kayu, saluran masuk udara louvers dari fiber glass, bahan pengisi
dari plastik dan. Kolam air dingin dari bahan baja. Banyak menara (wadah dan
kolam) terbuat dari.baja yang digalvanis terlebih dahulu pada atmosfer yang
bersifat korosif dan dasarnya dibuat dari bahan stainless steel.
8

Cooling tower menggunakan fan atau kipas untuk menghisap udara. Fan
merupakan bagian terpenting dari sebuah cooling tower. Fungsinya untuk
menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk
mendinginkan air. Kinerja cooling tower tidak akan optimal jika fan tidak
berfungsi. Fan dapat digerakkan oleh motor listrik yang dikopel langsung dengan
poros kipas. Udara tersebut dihisap melalui louver atau pengarah dari samping
masuk ke dalam cooling tower kemudian dihisap ke atas.
Udara dingin ini mengalami kontak langsung dengan air yang jatuh dari
bagian atas menuju bagian bawah. Air panas keluar dari condenser bersuhu 50oC,
dipompa menuju ke cooling tower untuk didinginkan dengan udara sehingga
temperaturnya turun menjadi 26oC hingga 27oC. Komponen cooling tower bagian
saluran udara masuk merupakan salah satu komponen penting pada cooling tower.
Saluran udara masuk merupakan suatu titik yang akan digunakan sebagai jalur
untuk masuk bagi udara menuju kepada menara atau cooling tower. Saluran
masuk bisa berada dimana saja pada bagian di seluruh sisi-sisi menara (desain
dengan aliran melintang) atau berada pada bagian bawah cooling tower.
Beban pendinginan ditentukan oleh jumlah panas yang perlu diekstrak dari
proses yang diberikan atau permintaan cooling peak comfort. Menara pendingin
harus berukuran cukup untuk menolak jumlah panas yang sama ke atmosfer.
Menara pendingin digunakan untuk menolak panas melalui proses evaporasi
alami. Air resirkulasi hangat kemudian dikirim ke menara pendingin, setelah itu
sebagian air diuapkan ke udara melewati menara. Saat air menguap, udara akan
menyerap panas, sehingga dapat menurunkan suhu air yang tersisa.

2.6. Packing Cooling Tower


Packing adalah bahan isian pada cooling tower yang bahannya khusus,
seperti kayu sipres. Packing pada cooling tower bekerja berdasarkan prinsip
perpindahan panas massa dan panas pada cooling tower. Besarnya laju
perpindahan massa dan panas pada cooling tower dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu luas daerah kontak antara fluida panas dan fluida dingin, waktu
kontak, kecepatan fluida, dan dipengarui oleh temperatur fluida. Packing cooling
tower sangatlah beragam mulai dari bentuk yang berbeda hingga fungsinya.
9

Kerja pada menara pendinginan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah


satunya sekat pengisi atau packing yang berfungsi sebagai lapisan permukaan
aliran air (Hamid, 2017). Penggunaan packing yang tepat akan memaksimalkan
kemampuan cooling tower. Karakteristik packing yang baik yaitu tidak bereaksi
dengan fluida, fisiknya kuat, tidak terlalu berat dan biayanya murah.
Pada packed tower terdapat dua cara pengisian packing yaitu dengan
random packing dan regular packing. Jenis random packing yang digunakan
adalah rasching ring, lessing ring, partition ring, belt saddle, intalox saddle,
tellerate, pall ring. Jenis regular packing yang digunakan adalah rasching ring,
double spiral ring, section through expanded metal packing, dan wood grids.
Wood grids merupakan jenis packing yang pressure dropnya sangat rendah,
effisiensi terhadap kontak sangat rendah namun baik digunakan pada menara
dengan tekanan atmosfir. Raschig ring merupakan jenis packing yang berbentuk
silinder berlubang. Tersedia dalam berbagai variasi bahan yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Strukturnya sangat bising dengan ketebalan packing yang
bervariasi tergantung produsen, dan beberapa dimensi serta perubahan permukaan
yang tersedia dengan ketebalan dinding. Air yang mengalir melalui packing ini
akan masuk ke lubang - lubang dan mengarahkan cairan yang lebih pada dinding
cooling tower. Raschig ring merupakan packing dengan efisiensi yang rendah.
Letak dan susunan packing dapat mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
fluida untuk melewati packing. Random packing dan regular packing, jika
penggunaannya dibandingkan pada kondisi operasi yang sama, maka yang lebih
efektif dan efisien dalam penggunaannya adalah regular packing. Regular
packing sering dipilih karena merupakan jenis packing yang menguntungkan
mulai dari pressure drop yang rendah dan laju alir fluida besar.

2.7. Cooling Water


Cooling water adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang
berlebihan pada reaktor. Air yang digunakan yaitu air berat karena mempunyai
kapasistas panas yang tinggi, tahan radiasi. Air lainnya yang digunakan adalah air
bertekanan tinggi dan air biasa. Karakteristik dari air pendingin yaitu air tawar
yang tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas tinggi. Ada dua tipe sistem
10

cooling water, yaitu recirculation type yang terbagi menjadi dua yaitu open type
dan closed type. Sistem open recirculating prinsipnya menggunakan air yang
sama secara berulang untuk proses pendinginan. Panas diserap dari proses harus
dihilangkan untuk digunakan lagi pada air. Mekanisme sistem ini dimulai dari
suplai air dipompakan masuk ke dalam heat exchanger. Pertukaran panas yang
terjadi menyebabkan air menjadi panas. Udara yang dialirkan dari bagian bawah
cooling tower akan bertemu dengan air panas yang berasal dari heat exchanger.
Sistem closed recirculating cooling water system prinsipnya menggunakan
air secara berulang dalam satu siklus dan tidak ada air yang sengaja dibuang. Air
disirkulasikan menggunakan subjek pendinginan dan panas tanpa berkontak
dengan udara. Mekanisme pada sistem ini adalah suplai air disirkulasikan ke heat
exchanger utama. Air panas yang keluar dari heat exchanger disirkulasikan ke
heat exchanger kedua, air yang biasanya digunakan adalah air laut. Air laut yang
digunakan pada pendinginan kedua ini hanya sekali pakai. Sumber air yang dipaki
berasal dari air laut dan kemudian akan dibuang lagi ke laut.
Once through type air pendingin yang telah digunakan untuk menyerap.
panas pada suatu peralatan atau di tahapan proses. Pertimbangan utama untuk
pengoperasian sistem menara pendingin adalah kualitas air dari sumber makeup
water. Sumber.air yang dipakai dapat berasal dari air permukaan mulai dari
danau, sungai, dan.sumur. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
Keuntungannya, yaitu modal awal rendah, biaya operasional rendah dan juga
perbedaan suhu antara air panas dan air dingin rendah. Kerugiannya adalah
membuang panas ke lingkungan, sukar mengendalikan pemakaian bahan kimia,
dan pembuangan bahan kimia ke lingkungan tidak dapat terkontrol.
Air permukaan yang dipakai umumnya memiliki variasi karena adanya
perbedaan musim. Pada musim kemarau air akan lebih banyak membawa debu
ataupun gas lain yang tersuspensi. Hal ini dapat menyebabkan fouling apabila
tidak dilakukan treatment terlebih dahulu. Pertimbangan pemilihan kualitas air
yang dipakai ada banyak macam mulai dari konduktivitas nya, derajat keasaman
(pH), hardness, kelarutan, dan alkalinitas pada air tersebut (Budiarti, 2009).
Derajat keasaman (pH) adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa asam atau seberapa basa suatu zat pada skala 0 - 14.
11

Kalsium dan magnesium akan dapat ditemukan di area terhangat dari


setiap sistem pendingin, seperti tabung atau pelat penukar panas. Bagian atas
yang hangat dari menara pendingin mengisi tempat sebagian besar penguapan
terjadi. Alkalinitas adalah penetral asam atau mineral, di dalam air. Kontributor
utama untuk alkalinitas adalah karbonat, bikarbonat, dan hidroksida.
Komponen alkali tambahan mungkin termasuk fosfat, amonia (NH3), dan
silika (SiO2), meskipun kontribusi dari ion-ion ini biasanya relatif kecil.
Konduktivitas adalah pengukuran kemampuan air untuk menghantarkan listrik.Ini
adalah indikasi relatif dari kandungan mineral terlarut total air karena tingkat
konduktivitas yang lebih tinggi berkorelasi dengan garam yang lebih terlarut
dalam larutan. Sebaliknya, air yang dimurnikan memiliki sangat sedikit mineral
terlarut yang berarti bahwa konduktivitas akan sangat rendah.
Scale atau kerak terjadi karena adanya endapan deposit di permukaan
metal. Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis mulai dari mineral
scale, suspended matters, corrosion product. Campuran bahan kimia dengan
unsur utama poly-eletrolite yang berupa cairan dapat berfungsi untuk menghindari
terjadinya pengendapan yang berlebihan dari calsium ortho-phospate.
2.7.1. Pengontrolan Cooling Water
Pengontrolan cooling water merupakan usaha untuk dapat menjaga
kualitas dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter desain yang telah
ditetapkan. Kuantitas atau jumlah cooling water dapat ditentukan oleh kondisi
mekanik seperti pompa, opening valve, dan tekanan yang mempengaruhi flow
cooling water. Berbeda dengan kuantitas, untuk menentukan kualitas dari cooling
water dapat ditentukan berdasarkan chemical treatment yang dilakukan.
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan suatu materi oleh reaksi kimia
atau reaksi elektrokimia. Bahan kimia yang dapat dipakai untuk mencegah korosi,
antara lain dengan menggunkan cairan yang terdiri dari ortho-phospat, poly-
phospat, dan phospat dengan perbandingan tertentu kemudian diinjeksikan ke
dalam cooling water system sampai di dapat kadar ortho-phospat sebesar 12-17
ppm. Pencegahan terjadinya kerak atau untuk dapat menghindari terbentuknya
pengendapan maka dilakukan injeksi scale inhibitor ke dalam sistem.
12

2.8. Make up Water

Pengoperasian pada cooling tower memungkinkan.terjadinya kehilangan


air akibat adanya perubahan tekanan uap. Hal ini akan menyebabkan air pada
basin menguap sehingga diperlukan penambahan air untuk .menjaga kestabilan
jumlah air yang bersirkulasi. Kehilangan air pada cooling tower diakibatkan .dari
berbagai losses, seperti evaporation loss, drift loss, dan blowdown (Awwaluddin,
dkk., 2012). Blowdown akan.mengurangi bagian dari sirkulasi air yang
terkonsentrasi terhadap proses evaporasi. Konsentrasi sistem solid blowdown
dapat diturunkan dengan menghitung jumlah siklus dari konsentrasi. Kuantitas
blowdown yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

We
Cycle of concentration = +1 (2.1)
Wb

Keterangan:
We = Water evaporation
Wb = Water blowdown

2.9. Pump Horse Power

Pompa merupakan salah satu bagian terpenting pada cooling tower. Pompa
mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju ke bagian spray pada puncak
cooling tower. Daya pompa input atau Brake Horse Power (BHP) lebih besar
daripada daya pompa pada output hydraulic horse power. Hal ini disebabkan
karena adanya kehilangan mekanikal dan hidrolik (mechanical and hydraulic
losses) yang terjadi pada pompa. Kecepatan spesifik di dalam pompa dinyatakan
dalam rotation per minute (rpm). Berikut merupakan rumus atau persamaan yang
dapat digunakan untuk menghitung reducing pompa (Welty, 1984).

gal/ min (Ht)


Pump BHP= (2.2)
3,960 (pump efficiency)

Keterangan:
Ht = Total head (ft)
Pump efficiency = Nilai efisiensi pompa
13

2.10. Penelitian Terkait

Peneltian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian


yang dilakukan Ramadhan (2017) yang berjudul Penyusutan.Produk Plastik pada
Proses Injection Molding Menggunakan Media Pendingin.Cooling Tower dan
Udara dengan Material Polypropylene. Pengujian cooling tower dengan
menggunakan setting temperatur titik leleh 230°C sampai 240°C dengan waktu
injeksi 1 detik dan backpressure 15 kgf/cm2, nilai.shrinkage adalah 1,65%, dan
backpressure 25 kgf/cm2, nilai shrinkage 1,57 %. Pengujian menggunakan media
pendingin udara dengan menggunakan pengaturan yang sama seperti pada
pendinginan sebelumnya dan didapat nilai shrinkage pada backpressure 15
kgf/cm2 adalah 1,78 %, dan backpressure 25 kgf/cm2 nilai shrinkage sebesar 1,7
%, serta pada backpressure 35 kgf/cm2 nilai shrinkage-nya adalah 1,61 %.
Berdasarkan hasil pengujian, shrinkage pada pengujian injection molding
dengan pendinginan cooling tower lebih kecil dibandingkan pada pengujian
injection molding dengan media pendinginan udara. Hal ini dapat terjadi karena
laju perpindahan panas pada konveksi maupun konduksi yang terjadi pada
pendinginan cooling tower lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
pendinginan udara, sehingga pemerataan panas pada mold akan lebih merata dan
akan memiliki temperatur yang konstan (Ramadhan , 2017).
Peneltian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan Hamid (2017) yang berjudul Pengaruh Bentuk dan Konfigurasi
Alur Sekat terhadap Unjuk Kerja Menara Pendingin. Kinerja menara pendingin
dijelaskan dengan laju transfer panas dan efisiensi. Penelitian dilakukan dengan
percobaan menggunakan alat pendingin skala laboratorium. Penggunaan bentuk
beragam seperti lingkaran dan segitiga dengan konfigurasi baris 2-3 dan 3-2. Laju
alir air bervariasi sebagai 30, 60 dan 90 ml/dt. Saluran masuk suhu air bervariasi
sebagai 50, 60 dan 70oC. Pengukuran diambil menggunakan termokopel tipe-K
untuk 3 kali pengukuran untuk air masuk dan keluar. Hasil menunjukkan bahwa
bentuk dan konfigurasi buffle memiliki efek karena kinerja menara pendingin.
Bentuk bulat memiliki performa lebih besar daripada bentuk segitiga. Konfigurasi
2-3 baris memiliki kinerja yang lebih besar dari konfigurasi 3-2 (Hamid, 2017).
14
15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Mixing


Proses pencampuran banyak dilakukan dan dibutuhkan dalam industri
kimia, pangan, kosmetik, farmasi, dan lain lain. Operasi teknik yang berkaitan
dengan pencampuran antara lain pemecahan dan penggilingan, ekstraksi, absorpsi,
adsorpsi, pembuatan larutan, dan penukaran ion. Keberhasilan operasi suatu
proses pengolahan bergantung pada efektifnya pengadukan dan pencampuran zat
cair dalam proses itu (Yulistiani dkk, 2010). Pengadukan dan pencampuran
seringkali dianggap sama, padahal kedua istilah ini mempunyai arti yang berbeda.
Pengadukan adalah proses pemberian gerakan sehingga menimbulkan reduksi
gerakan yang mempunyai pola sirkulasi (Sari dan Lestari, 2015).
Operasi pengadukan akan mengakibatkan terjadinya pencampuran dari
satu atau lebih komponen yang teraduk. Mixing adalah pendistribusian secara
acak, pada proses mixing bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain
atau sebaliknya. Beberapa hal yang ingin diperoleh dari komponen yang
dicampurkan, yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong
terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki. Bahan tunggal tertentu
misalnya air pada suatu tangki dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur. Terjadi
pencampuran apabila jika ada suatu bahan lain yang ditambahkan ke dalam air
tersebut misalnya air panas, minyak tanah atau serbuk padat. Proses pencampuran
ini diperlukan gaya mekanik dengan besar gaya tertentu untuk menggerakkan
bahan-bahan sehingga didapat hasil yang homogen.
Gaya mekanik diperoleh sebagai akibat adanya aliran bahan ataupun
dihasilkan oleh alat pencampur. Beberapa peralatan yang biasa digunakan untuk
mencampur zat cair dapat juga digunakan untuk mencampur zat padat, dan
demikian juga sebaliknya. Pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu
bentuk yang utuh, artinya bahan-bahan tersebut saling menyebar secara acak dan
merata di semua tempat. Campuran yang rata dapat dinamakan campuran
homogen sedangkan campuran yang tidak rata dinamakan campuran heterogen.
16

Pencampuran meliputi dua jenis bahan atau lebih yang sebelumnya dalam
keadaan terpisah dihimpun dan disatukan sehingga diperoleh campuran yang
homogen dan mempunyai komposisi bahan seperti yang dikehendaki. Homogen
artinya volume campuran sangat kecil, komposisi tersebut sesuai perbandingan
bagian antar bahan yang dimasukkan. Selain bahan yang diproses, sering pula
bahan bakar harus ditambahkan ke dalam campuran. Ada beberapa tujuan yang
perlu diperhatikan dalam pada proses pencampuran antara lain:
1) Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen.
2) Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar
tetap homogen.
3) Mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar.
4) Menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suhu.
5) Mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul.
6) Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses
selanjutnya.

2.2. Prinsip Pencampuran Bahan


Prinsip dari pencampuran bahan, banyak mengikuti prinsip mekanika
fluida. Perpindahan bahan akan terjadi bila terjadi gerakan atau perpindahan
komponen yang akan dicampur secara merata baik secara horizontal ataupun
secara vertikal. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan
yang dilakukan dan distribusi-distribusi oleh satu atau lebih komponen yang
mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Derajat pencampuran dapat
dikarakterisasi berdasarkan waktu yang dibutuhkan, serta keadaan dari produk.

2.3. Peralatan Mixing


Alat pencampur berdasarkan pergerakkannya dapat dibedakan berdasarkan
tiga macam, yaitu pengaduk bergerak, pencampur yang wadahnya bergerak, dan
pencampur yang keduanya bergerak yaitu pengaduk dan wadahnya. Mesin yang
pengaduknya bergerak, biasanya impeller-nya akan terhubung dengansebuah
penggerak akan memutar pengaduk serta memutar arah adukan impeller tersebut.
Sistem ini banyak digunakan pada mixer yang terbuka.
17

Pencampur yang wadahnya hanya bergerak, untuk impeller akan terpasang


dibagian wadahnya sehingga pada saat wadahnya bergerak bahan teraduk dan
akan tercampur oleh impeller tersebut. Pencampur yang pengaduk dan wadahnya
bergerak tidak hanya digunakan untuk memutar impeller tetapi juga wadahnya
dengan menggunakan gear atau pada kebanyakan mesin disebut dengan reducer.
2.3.1. Vessel
Vessel pada umumnya berbentuk seperti tangki dengan silinder vertikal
dimana di dalamnya akan diisikan suatu fluida dengan kedalaman yang sama
dengan diameter tangki. Beberapa bagian sistem pengontakan gas atau cairan
dengan kedalaman cairan sekitar tiga kali diameter tangki maka akan digunakan
banyak impeller. Diameter vessel biasanya berkisar antara 0,1 meter untuk unit
kecil hingga 10 meter ataupun lebih untuk instalasi di industri besar.
Bagian dasar tangki berbentuk datar, lengkungan ataupun lancip
tergantung pada faktor kemudahan pada saat pengurasan. Bentuk vessel yang
sering digunakan adalah bentuk lengkungan disebabkan karena sudut yang ada
sangat minimalis sehingga zat padat tidak ada yang terselip dan akan rata
tercampur. Bentuk kerucut yang digunakan harus dipastikan dapat dilakukan
pencampuran dengan sempurna dengan cara menurunkan posisi impeller.
Kasus lainnya sering pula digunakan dua buah impeller pada bagian atas
walaupun sudah ada di bagian bawah vessel untuk memperoleh pencampuran
yang sempurna. Desain mixer untuk solvent extraction biasanya digunakan tangki
segi empat karena pertimbangan harga yang lebih murah untuk kapasitas yang
besar dan juga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler. Tube settler
adalah susunan tube yang dibuat dari bahan polivinil klorida, dan digunakan untuk
meningkatkan kapasitas clarifier pada pengolahan air bersih atau air limbah.
2.3.2. Baffle
Baffle digunakan untuk mencegah terjadinya suatu pembentukan ruang
udara. Cairan-cairan dengan viskositas rendah dapat diaduk dalam tangki silinder
vertikal dengan impeller yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle
yang dipasang pada dinding vessel. Baffle biasanya tidak menempel pada dinding
vessel sehingga secara kebetulan akan terdapat suatu celah antara baffle dengan
18

dinding vessel. Baffle pada umumnya tidak digunakan pada cairan dengan
viskositas yang tinggi dimana pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah
yang penting. Penggunaan baffle bertujuan untuk menaikkan jumlah tenaga atau
energi, perpindahan panas berlangsung secara terus menerus (Wilkes, 2006).
2.3.3. Impeller
Impeller yang berputar di dalam sebuah fluida memberikan aliran dan
perpotongan pada fluida tersebut. Pembatasan dari aliran untuk arah aksial atau
radial. Impeller dapat diklasifikasikan berdasarkan yang mana diantara aliran ini
dominan. Saat aliran aksial dapat terpenuhi, untuk suspensi padatan dari slurry,
impeller yang digunakan diselubungi oleh draft tube dan saat aliran radial
dibutuhkan, shrouded turbine yang terdiri dari bagian yang bergerak dan bagian
yang diam dapat digunakan dalam pencampuran. Kinerja dari beberapa bentuk
impeller biasanya tidak bisa diprediksi secara kuantitatif, desain dari impeller
sangat beragam. Adapun tipe-tipe dari impeller adalah pencampur dengan tiga
pisau, turbine, pisau yang berbentuk lengkungan, shrouded turbine, piringan datar
dan tipis, cage beater, paddle, hollow shaft, dan shrouded screw impeller.

Gambar 2.1. Curved Blade Impeller


(Sumber : Wallas, 1990)

Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat


cair berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor
penuh, sedang propeller besar berputar pada 400 sampai 800 rpm. Arus yang
meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai
dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. Kolom zat cair yang berputar dengan
19

sangat turbulennya itu meninggalkan impeller dengan membawa ikut zat cair
stagnan yang mengalami kontak, dan zat cair stagnan yang terbawa ikut itu
mungkin lebih banyak dari yang dibawa kolom arus.
Propeller yang berputar akan membuat sebuah pola yang heliks di dalam
zat cair, dan jika tidak tergelincir antara zat cair dan propeller itu, satu putaran
penuh propeller akan memindahkan zat cair secara longitudinal pada jarak
tertentu, bergantung dari sudut kemiringan daun propeller.
Rasio jarak ini terhadap diameter dinamakan pitch propeller. Paddle
berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan
vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring. Turbin biasanya efektif
untuk jangkauan viskositas yang cukup luas.Cairan berviskositas rendah di turbin
akan menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung di keseluruhan
bejana, menabrak kantong-kantong yang stagnan dan merusaknya.
Impeller memiliki zona arus deras yang sangat turbulen dengan geseran
yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial. Komponen tangensialnya
bisa menimbulkan sebuah vortex dan juga arus putar. Hal ini harus dihentikan
dengan menggunakan sekat agar impeller menjadi dapat bekerja secara efektif.
Fenomena vortex pada saat peristiwa pencampuran dilakukan tidak dikehendaki
karena mengakibatkan pencampuran menjadi tidak merata. Selain itu,vortex
mengakibatkan volume cairan di sekitar dinding meningkat yang mana hal ini
dapat menyebabkan fluida tumpah keluar dari vessel atau mixing tank.
Dua macam aliran impeller pada suatu pengadukan, yaitu axial flow
impeller dan juga radial flow impeller. Impeller jenis pertama membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller, dan untuk impeller jenis yang kedua
membangkitkan arus pada arah tangensial ataupun radial. Diameter impeller
biasanya lebih kecil dari diameter dayung, yaitu berkisar antara 30 sampai 50
persen dari diameter bejana tersebut. Penggunaan impeller tersebut harus
tergantung pada geometri vessel, dan viskositas cairan. Viskositas yang kurang
dari 2000 cp, akan digunakan impeller dengan tipe propeller. Viskositas antara
2000 cp sampai dengan 50,000 cp maka digunakan impeller dengan tipe turbin.
20

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mixing


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu proses pengadukan dan
pencampuran antara lain konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, dan sifat fisik fluida yang diaduk.
Jenis dan geometri pengaduk erat kaitannya dengan pola aliran pengadukan yang
terjadi. Pencampuran dalam tangki dapat terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk di dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida dan dapat
menimbulkan arusyang bergerak, menciptakan aliran di seluruh bagian
fluida.Pemilihan jenis dan geometri pengaduk, kecepatan pengadukan juga
mempengaruhi pola aliran melingkar. Kecepatan yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya pusaran atau biasa disebut dengan vortex.
Vortex tidak diharapkan dalam pengadukan karena menyebabkan
penurunan kualitas pengadukan, masuknya udara ke dalam fluida, dan tumpahnya
fluida akibat kenaikan permukaan fluida pada vessel yang digunakan untuk mixing.
Waktu pencampuran adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan
yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang
telah ditentukan. Laju pencampuran adalah laju dimana proses pencampuran
berlangsung hingga mencapai kondisi akhir. Waktu pencampuran dan kelajuan
pencampuran merupakan dua hal penting dalam proses mixing.
Kedua hal tersebut harus diatur pada waktu dan kecepatan yang sesuai
agar pengadukan dapat terjadi secara merata dan sempurna. Waktu pencampuran
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berkaitan dengan alat seperti ada
tidaknya baffle atau cruciform baffle, bentuk atau jenis pengaduk (turbin,
propeller, paddle), ukuran pengaduk meliputi diameter, tinggi, serta laju putaran
pengaduk. Hal lain yang mempengaruhi waktu pencampuran misalnya kedudukan
pengaduk pada tangki seperti jarak pengaduk terhadap dasar tangki, pola
pemasangan pengaduk (center vertikal, miring dari atas, horizontal), jumlah
baling pengaduk, serta jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk.
Sementara itu, faktor yang berkaitan dengan cairan yang diaduk dengan
waktu pencampuran adalah perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang
diaduk, perbandingan viskositas cairan yang diaduk, jumlah kedua cairan yang
21

diaduk dan jenis cairan yang diaduk. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari
kolerasi mengenai aliran total yang dihasilkan dari berbagai jenis impeller. Prinsip
pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau
lebih komponen yang mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda.
Tipe alat pengaduk biasanya dibagi menjadi tiga tipe yang diantaranya
adalah tipe spiral yang dapat mengaduk jenis bahan yang sifatnya sangat kental,
kemudian tipe beater yang dapat mengaduk bahan yang memiliki tekstur yang
sangathalus dan lembut serta tipe yang terakhir adalah tipe pengaduk whip yang
dapat mengaduk bahan yang dalam bentuk cair atau liquid.

2.5. Pencampuran Bahan Cair-Cair


Pencampuran cairan dengan cairan digunakan untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk
akhir yang komersial. Alat yang digunakan untuk pencampuran bahan cair-cair
dapat berupa tangki maupun bejana yang sudah dilengkapi dengan pengaduk.
Tangki biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal, bagian atas
bejana itu bisa terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup.
Ujung bawah sebuah tangki biasanya agak membulat,tidak berbentuk
hanya datar, tujuan didesain seperti itu agar tidak terdapat terlalu banyak sudut-
sudut tajam atau daerah yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair
biasanya hampir sama dengandiameter tangki. Tangki dapat dipasang pengaduk
pada ujung porosnya dengan posisi menggantung. Poros itu digerakkan oleh
motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun
biasanya dihubungkan melalui peti roda gigi untuk menurunkan kecepatannya.
Tangki yang dilengkapi dengan pengaduk biasanya digunakan untuk
mencampur bahan yang terlarut. Bahan cair, yang biasanya berjumlah lebih
banyak, dimasukkan terlebih dulu kedalam tangki kemudian pengaduk dijalankan.
Setelah bahan cair tadi teraduk baru dimasukkan bahan yang akan dicampurkan.
Pengadukan diteruskan sampai semua bahan tercampur rata atau larut sempurna.
Propeller mixers adalah jenis alat yang paling umum digunakan dan paling
baik hasilnya untuk mencampur cairan. Alat ini terdiri dari tangki silinder yang
dilengkapi dengan propeller maupun blades beserta motor pemutar. Bentuk
22

pengaduk didesain sedemikian rupa sehingga proses pencampuran dapat


berlangsung cepat dan dapat menghasilkan campuran yang rata. Proses pelarutan
dapat dipercepat terus dengan cara memperluas bidang kontak antar cairan atau
dengan mengusahakan timbulnya aliran turbulen di dalam bahan.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan
cairan ialah menghembuskan turbulensi di dalam bejana pengaduk dengan alat
pengaduk atau dengan pencampur getar. Metode lainnya adalah
misalnya mencampur dengan menyemprot, atau dengan pompa, dengan
menghembuskan gas ke dalam cairan melalui penyemprot di dasar bejana dengan
pendidihan pada bagian refluks atau dengan mesin pengecil ukuran.
Jenis alat pencampur ini diusahakan untuk menghindari aliran monoton
yang berputar melingkari dinding tangki karena dapat memperlambat proses
pencampuran. Untuk itu kadang-kadang letak pengaduk harus diputar sedikit
sehingga tidak persis simetri terhadap dinding tangki. Penambahan sekat-sekat
pada dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan, yaitu
mencegah timbulnya vortex dan mempercepat terjadinya homogenisasi
pencampuran. Namun menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya.
Homogenizer biasanya digunakan untuk mencampur bahan cair dengan
cair yang tidak saling melarutkan.Homogenizer menghancurkan bagian yang tidak
terlarut seperti minyak, menjadi partikel-partikel yang sangat halus dan kemudian
mendispersikannya dengan kecepatan tinggi ke seluruh bagian cairan yang lain.
Jumlah minyak atau lemak biasanya lebih sedikit dibandingkan air. Misal pada
pembuatan salad dressing, es krim, homogenisasi susu, dan lain-lain.
2.6. Pencampuran Bahan Padat-Cair
Proses pembuatan produk pada industri kimia yang siap untuk
diperdagangkan dan pada pengolahan produk setengah jadi, sering kali bahan-
bahan padat harus dicampurkan dengan sejumlah kecil cairan. Sehingga dapat
terbentuk bahan padat yang viskositasnya tinggi, seperti pasta atau adonan. Cairan
harus ditambahkan ke dalam pasta, adonan atau massa plastis tersebut. Contohnya
mencampurkan serbuk dengan cairan untuk membuat granulat. Pencampuran
bahan-bahan yang sangat viskos membutuhkan gaya yang besar.
23

Proses menguli, alat untuk melakukan proses tersebut dinamakan alat


penguli. Biasanya penguli memiliki perkakas campur yang terdiri dari, bantalan
dan penggerak yang sangat kuat dan cukup lebar. Rumah alat penguli seringkali
mempunyai kemungkinan untuk dipanaskan dan didinginkan, dan juga dapat
dibuka atau digulingkan untuk pembersihan, pengosongan.
Alat yang digunakan dapat berupa tangki atau bejana vertikal yang
berbentuk silinder, bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campur
yang mirip pengaduk.Hand mixer digunakan untuk mencampur bahan cair dengan
bahan padat. Padatan yang dicampur dapat berbentuk tepung atau butiran-butiran
yang halus. Prinsip pencampurannya adalah penghancuran, pendispersian, dan
pengadukan. Mula-mula bahan cair diaduk dengan hand mixer di dalam suatu
wadah kemudian padatan berbentuk tepung ditambahkan. Pengaduk yang
bentuknya pipih akan mnghancurkan gumpalan-gumpalan tepung, kemudian
dengan putarannya yang cepat tepung tersebut disebarkan kedalam cairan.

2.7. Pencampuran Bahan Padat-Padat


Pencampuran dua atau lebih dari bahan padat banyak dijumpai di pabrik
yang menghasilkan produk komersial industri kimia.Contohnya proses
pencampuran bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan
penolong untuk menghasilkan nuansa warna tertentu atau warna yang
cemerlang.Proses pencampuran biasa dilakukan setelah proses pengecilan ukuran.
Semakin kecil ukuran maka proses pencampuran akan semakin cepat. Alat
penggiling dan alat pencampur dapat dijadikan satu dalam suatu alat yang lebih
besar. Proses pemberian bentuk dan pengisian sering dirangkaikan sesudahnya.
Derajat pencampuran yang tinggi dan waktu pencampuran yang singkat,
bahan-bahan padat yang akan dicampur hendaknya mempunyai ukuran partikel
yang kecil, dapat ditaburkan, dan dapat digulirkan sehingga bergerak secara
turbulen. Aglomerat besar yang mungkin ada dapat dikecilkan ukurannya pada
saat pencampuran atau sebelum pencampuran. Jika suatu bahan dalam jumlah
yang sedikit akan dicampur dengan bahan lain dalam jumlah besar, dianjurkan
untuk melakukan pencampuran tersendiri terlebih dahulu sebagai pendahuluan
antara bahan yang sedikit dengan sebagian bahan yang banyak.
24

2.8. Pencampuran Bahan Cair-Gas


Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk
gas. Gas bisa dimasukkan melalui pipa yang dipasang pada dinding tangki atau
melalui pengaduk yang berbentuk menyerupai pipa untuk mengalirkan gas
kedalam tangki. Pengaduk dimasukkan ke dalam pipa. Cocok untuk proses yang
kontinyu, atau jika fluida dalam tangki harus dipindahkan kedalam tangki lain
selama proses pencampuran.Contohnya proses hidrogenasi, dan fosfogensi, atau
pada proses membangkitkan busa (misalnya busa pemadam api).

2.9. Analisa Sistem Pengadukan


Computational fluid dynamic merupakan analisa sistem yang melibatkan
aliran fluida, perpindahan panas, dan fenomena yang terkait lainnya seperti reaksi
kimia dengan menggunakan simulasi komputer. Metode ini meliputi fenomena
yang berhubungan dengan aliran fluida seperti sistem liquid dua fase, perpindahan
massa dan panas, reaksi kimia, dispersi gas atau pergerakan partikel tersuspensi.
Umumnyapada kerangka kerja yang dilakukan computational fluid dynamic
meliputi formulasi dari persamaan transport yang ada atau berlaku, formulasi
kondisi batas yang sesuai dengan proses, pemilihan atau pengembangan dari
kode-kode komputasi dengan tujuan untuk mengimplementasikan teknik numerik.
Large eddy simulation merupakan metode komputasi dimana pusaran
besar dihitung dan daya yang kecil dimodelkan dengan subgrid scale. Hal yang
perlu untuk diperhatikan adalah pusaran besar secara langsung dipengaruhi oleh
kondisi batas, sebagian besar dipengaruhi oleh reynold stress dan harus
diselesaikan. Turbulensi skala kecil adalah yang terlemah, kurang mempunyai
kontribusi terhadap reynold stress, selain itu lebih mendekati isentropic dan
memiliki karakteristik yang umum.Large eddy simulation meliputi permodelan
pusaran kecil,finitedifferent cell yang terkecil dapat lebih besar dari pada
Kolmogorov Length dan dapat mencapai time step yang jauh lebih besar daripada
yang bisa dicapai direct numerical simulation. Large Eddy Simulationlebih mudah
untuk mencapai reynold numberyang lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan menggunakan direct numerical simulation.
25

2. 10. Penelitian Terkait


Peneltian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan Rindi Kusumawardani dan Raden Sumiharto(2015) yang berjudul
Rancang Bangun Sistem Pencampur Bahan Minuman Bersoda Berdasarkan Kadar
Keasaman Berbasis PLC OMRON CP1H-XA40DR-A. Penelitian ini membuat
purwarupa sistem pencampur bahan minuman bersoda berdasarkan kadar
keasaman berbasis PLC OMRON CP1H-XA40DR-A. Sistem pencampuran bahan
minuman ini mempunyai human machine interface (HMI) sebagai perantara
kontrol dan masukan pada sistem. Keakuratan tinggi diperlukan dalam proses
pencampuran bahan minuman bersoda untuk menjaga kualitas dari produk
tersebut. Salah satu faktor yang diperhatikan untuk menjaga kualitas tersebut
adalah dengan memastikan pH cairan dari hasil pencampuran sesuai dengan
standar produksi. Sistem ini dilengkapi dengan sensor ketinggian eTape sebagai
sensor pendeteksi ketinggian, motor washer sebagai media penyemprot cairan,
serta sensor elektroda pH PE-03 sebagai pembaca kadar keasaman.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem pencampuran bahan
minuman bersoda secara otomatis yang dapat mencampurkan cairan sesuai
masukan pH yang ditentukan oleh pengguna. Terdapat rentang pilihan kadar
keasaman dalam sistem ini, yaitu pH 4 sampai dengan pH 6. Keakuratan proses
pencampuran cairan sebesar 98,45% (Kusumawardani dan Sumiharto, 2015).
Peneltian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan Bachtiar Setya Nugraha (2010) yang berjudul Analisa Pengaruh
Variasi Sudut MixingChamberInlet terhadap Entrainment Ratiopada Steam
Ejector dengan Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD). Penelitian
ini bertujuan meneliti mixing chamber. Rumusan masalah adalah analisa pengaruh
sudut mixing chamber inlet terhadap entrainment rasio. Metode yang digunakan
adalah eksperimen yang akan mendapatkan data, selanjutnya data diolah untuk
dijadikan acuan simulasi dengan menggunakan CFD. Hasil yang didapatkan
adalah nilai entrainment ratio ditentukan dari besar sudut inlet pada mixing
chamber. Semakin besar sudut inlet, nilai entrainment ratio menurun. Nilai
entrainment ratio akan kembali naik setelah sudut 30o (Nugraha, 2010)
26

DAFTAR PUSTAKA

Kusumawardani, R. dan Sumiharto, R. 2015. Rancang Bangun Sistem Pencampur


Bahan Minuman Bersoda Berdasarkan Kadar Keasaman Berbasis PLC
OMRON CP1H-XA40DR-A. IJEIS Vol. 5(1): 55 – 64.
Nugraha, B. S. 2010. Analisa Pengaruh Variasi Sudut Mixing Chamber Inlet
Terhadap Entrainment Ratio pada Steam Ejector dengan Menggunakan
CFD. Jurnal Sains. Vol. 3(1):1-9.
Sari, D. K., dan Lestari, R. S. 2015. Pengaruh Waktu dan Kecepatan Pengadukan
Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Helianthus annuus l.) dan Air.
Jurnal Integrasi Proses. Vol. 5(3): 155-159.
Wallas, S. M. 1990. Chemical Process Equipment Selection and Design. United
States: Butterworth-Heinemann.
Wilkes, J. O. 2006. Fluid Mechanics for Chemical Engineers. United States:
Pearson Education, Inc.
Yulistiani, D., Puastuti, W., dan Mathius. 2010. Pengaruh Pencampuran Cairan
Batang Pisang dan Pemanasan terhadap Degradasi Bungkil Kedelai di
dalam Rumen Domba. JITV. Vol. 15(1): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai