Anda di halaman 1dari 29

PENGERINGAN

Drying
Satuan Operasi Industri
2016/2017

PENGERINGAN BHP
BHP setelah dipanen masih memperlihatkan tanda
kehidupan berupa aktivitas respirasi dan transpirasi
Pengeringan merupakan salah satu unit operasi tertua
yang bertujuan untuk mengawetkan BHP
Bahan yang dikeringkan dapat disimpan dalam
jangka waktu lama
Aktivitas mikroorganisme, reaksi kimia dan reaksi
enzimatis penyebab kerusakan tidak dapat
berlangsung dengan tidak tersedianya air dalam
bahan

Pengeringan akan berdampak pada pemindahan air bahan


melalui penguapan
Diperlukan kalor laten untuk menguapkan air bahan
2 faktor dalam pengendalian proses pengeringan:
1. Transfer kalor untuk memenuhi kalor laten
2. Pergerakan air atau uap air dari dalam bahan ke bagian
permukaan bahan, dan selanjutnya uap air akan dilepas
melalui permukaan bahan ke udara disekitar bahan

Pengeringan
Penerapan panas dalam kondisi yang
terkendali dalam menghilangkan sebagian
besar air melalui penguapan dan sublimasi
Tujuan utama
memperpanjang umur simpan dengan penurunan
aktivitas air

KATEGORI PROSES PENGERINGAN


PENGERINGAN DENGAN UDARA PANAS
Kalor ditransfer ke permukaan bahan melalui udara/permukaan
yang dipanaskan, uap air akan menguap dan terbawa aliran udara
PENGERINGAN VAKUM
Tekanan udara pada pengeringan berada pada tekanan vakum
(dibawah tekanan atmosfer). Transfer kalor berlangsung secara
konduksi maupun radiasi
PENGERINGAN BEKU
a.
Pengkondisan air pada keadaan beku
b.
Proses berlangusng pada tekanan rendah
c.
Air bahan yang membeku akanmenyublim menjdi uap air
d.
Kondisi struktur bahan terjaga dan lebih baik
e.
Suhu dan tekanan yang sesuai perlu ditetapkan

Teori dasar pengeringan


Tiga bentuk air, padatan, cairan dan gas
Tiga bentuk tersebut tergantung pada
tekanan dan suhu
Triple point 0,0098oC dan 0,64 kPa

Dibawah kondisi tertentu air dapat menunjukan dua fasa


secara bersama-sama (berada sepanjang garis dalam
diagram)

Pada suatu kondisi air akan menunjukan 3 fasa secara


bersamaan.
Kondisi ini disebut titik tiga fasa (Triple point), yang
ditandai dgn titik di dalam diagram.
Untuk air titik tiga fasa terjadi pada suhu 0,0098
tekanan 0,64 kPa (4,8 mm Hg).

C dan

kurva Pengeringan. Suhu dan kelembaban udara


pengeringan konstan dan semua panas dipasok ke permukaan
dengan konveksi.

KEBUTUHAN KALOR UTK PENGUAPAN


Jumlah energi yang diperlukan untuk menguapkan
setiap kg air selama pengeringan disebut KALOR LATEN
PENGUAPAN
Energi yang harus dipasok untuk menguapkan air pada
berbagai tingkatan suhu bergantung kepada kondisi
suhunya
Jika penguapan berlangusng dari fasa padat (es) maka
dikenal sebagai KALOR LATEN SUBLIMASI
Kalor yang diperlukan untuk menguapkan airpada
kondisi tertentu dapat dilihat pada TABEL UAP

Contoh - 1

BHP dengan kadar air 80% dikeringkan dengan suhu 100 oC


untuk menurunkan kadar air menjadi 10%. Jika suhu awal
BHP adalah 21 oC. Hitung energi yg dibutuhkan per satuan
berat bahan awal, utk mengeringkannya pada kondisi
tekanan atmosfir. Kalor laten penguapan air pd suhu 100
o
C pd tekanan atmosfir standar = 2257 kJ kg -1. Kapasitas
kalor spesifik BHP adalah 3,8 kJ kg -1 dan utk air adalah
4,186 kJ kg -1. Tentukan juga energi yg diperlukan per
satuan kg air bahan yang diuapkan.
Jawab :
Perhitungan didasarkan pd massa 1 kg BHP, dimana kadar
air mula-mula adalah 80%, maka komposisi BHP dengan
kadar air 80% adalah 800 g air dan 200 g bhn kering.
Pada kadar air akhir 10%, berarti mengandung 100 g

Contoh - 2
Dengan menggunakan BHP yg sama spt
contoh 1, pengering vakum digunakan
untuk mengeringkan bhn pd suhu 60 oC
dibawah pengaruh kondisi tekanan jenuh
adalah 20 kPa mutlak (atau tekanan
vakum 81,4 kPa), hitunglah kalor yg
diperlukan untuk menguapkan uap air per
satuan berat BHP awal.

Jawab :
Kalor yg diperlukan per satuan berat BHP
awal = kalor yg diperlukan utk menaikkan
suhu mencapai 60 oC + kalor laten
penguapan pd 20 kPa mutlak

PINDAH KALOR DALAM PROSES


PENGERINGAN

Laju pengeringan secara umum dipengaruhi oleh laju kalor


yang ditransfer ke dalam air atau es yang terkandung di
dalam BHP dalam bentuk kalor laten
di bawah kondisi lingkungan tertentu laju transfer massa
(uap air) dapat dibatasi.
Ketiga mekanisme transfer kalor (konduksi, radiasi, dan
konveksi) mungkin dapat berlangsung secara bersamaan.
Hal penting yg pelu diperhatikan bahwa mekanisme
transfer kalor dapat berbeda antara satu jenis proses
pengeringan yang satu dengan jenis yg lain

EFISIENSI PENGERINGAN

Efisiensi dari operasi suatu mesin pengering dpt dinyatakan


sbg nisbah antara kebutuhan kalor secara teoritik yg hrs
dipasok dlm bentuk kalor laten utk menguapkan air bahan,
terhadap kalor aktual yg digunakan oleh mesin pengering

Perhitungan efisiensi berguna jika ingin mengetahui


sejauhmana kinerja mesin pengering, dan juga saat
melakukan pembandingan antara berbagai jenis atau
kelas dari mesin pengering dlm operasi pengeringan

Efesiensi keseluruhan akan berguna utk menghitung


kehilangan pd sisi pemanas dan krn itu didasarkan pd kalor
total yg tersedia dari proses pembakaran bahan bakar di
dalam tungku pembakaran utk menghasilkan kalor utk
mesin pengering

KADAR AIR BASIS BASAH (KaBB)


MASSA AIR DI DALAM BAHAN

KAbb = ---------------------------------------

100 (1)

MASSA BAHAN AWAL

CONTOH
100 gr biji jagung dikeringkan pada suhu 130 oC
selama 2 jam sampai mencapai berat konstan,
saat ditimbang menjadi 80 gr. Tentukan kadar
air biji jagung dalam % basis basah?

PERSAMAAN (1)
Ka(bb) = {(100 80) g / 100 g} X
100 %
= 20 %

KADAR AIR BASIS KERING (KaBK)


MASSA AIR DI DALAM BAHAN

Kabk = ---------------------------------------

X 100 (2)

MASSA BAHAN KERING MUTLAK

CONTOH
100 gr biji jagung dikeringkan pada suhu 130 oC
selama 2 jam sampai mencapai berat konstan,
saat ditimbang menjadi 80 gr. Tentukan kadar
air biji jagung dalam % basis kering?

KADAR AIR BASIS KERING


DGN MENGGUNAKAN PERSAMAAN (2)
Ka(bk) = {(100 80) g / 80 g} X 100
= 25 %

PENGGUNAAN KEDUA
PERHITUNGAN KADAR AIR
Dalam menyatakan kadar air, petani
dan pedagang menggunkana Ka BB
Seorang peneliti menyatakan kadar
air BHP menggunakan KaBK
KENAPA???

KONVERSI KADAR AIR


KONVERSI KADAR AIR ADALAH CARA MENGUBAH PERNYATAAN NILAI
KADAR AIR BHP DARI BASIS BASAH KE BASIS KERING (SEBALIKNYA)
Konversi kadar air BHP dapat dilakukan menggunkan SKALA
KONVERSI KADAR AIR DARI BASIS BASAH KE BASIS KERING
(SEBALIKNYA)
100 Kabk
Kabb = --------------100 + Kabk

100 Kabb
Kabk = --------------100 - Kabb

KADAR AIR KESETIMBANGAN(EMC)


EQUILIBRIUM MOISTURE CONTENT
Merupakan kadar air BHP yang
berkesetimbangan dengan kondisi udara
(suhu dan kelembaban nisbi tertentu)
Jika BHP berada pada EMC makan BHP akan
aman untuk disimpan, karena tidak lagi
terjadi pelepasan uap air dari bahan
maupun penyerapan uap air dari udara
disekelilingnya (stabil)

Types of Driers

Hot-air driers
Tunnel driers
Conveyor driers (belt driers)
Fluidized-bed driers

Psychrometric Chart
Satuan Operasi Industri
2016/2017

Psychrometric Chart

Grafik yang
menggambarkan sifatsifat fisik dan termal dari
udara

Kegunaan Psikometrik
Merancang sistem
ventilasi untuk
bangunan, pengeringan
biji-bijian, cold storage,
dsb

PSIKROMETRI
Pengukuran sifat-sifat termal/panas dan uap air
dari udara yang meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Dry Bulb Temperature


Wet Bulb Temperature
Dew Point
Relative Humidity
Humidity Ratio
Enthalpy
Volume Spesific

Catatan
Pengukuran variabel psikrometri
udara memerlukan sedikitnya 2
variabel (3 variabel dengan tekanan
barometer) yaitu :
a. Suhu bola kering
b. Suhu bola basah
c. titik pengembunan
d. RH

Anda mungkin juga menyukai