[EMA] The European Agency for the Evaluation of Medicinal Products. 1995. ICH Topic
Q2B. Validation of Analytical Procedures: Methodology.
http://www.pharmacontract.ch/support/pdf_support/Q2a.pdf. [17 Maret 2010]
2.4.1. Akurasi
Akurasi atau kecermatan adalah seberapa dekat suatu hasil pengukuran kepada nilai
sebenarnya. Terkadang masalah dalam menentukan akurasi adalah ketidaktahuan terhadap
nilai yang sebenarnya. Dalam beberapa tipe sampel kita dapat menggunakan sampel yang telah
diketahui nilainya dan mengecek metode pengukuran yang kita gunakan untuk menganalisis
sampel itu sehingga kita mengetahui akurasi dari prosedur yang diujikan, metode ini disebut
dengan CRM (Certified Reference Method). Pendekatan lain adalah dengan membandingkan
hasilnya dengan hasil yang dilakukan oleh lab lain (Smith, 2010) atau dengan menggunakan
metode referen (Walton 2001). Akurasi juga dapat diketahui dengan melakukan uji rekoveri
(Walton 2001). Hasil uji ini akurasi dapat dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analat yang ditambahkan pada sampel. Sampel ditambahkan (spiking) dengan
standar yang telah diketahui jumlah dan kadarnya (EMA, 1995). Rentang nilai penerimaan
kecermatan suatu metode akan bervariasi sesuai kebutuhannya (FAO, 1998).
Smith, JS. 2010. Evaluation of analytical data. Di dalam: S. Nielsen (eds). 2010. Food
Analysis. New York: Springer Science.
Walton RM. 2001. Validation of laboratory tests and methods. Seminars in Avian and Exotic
Pet Medicine 10(2):59-65.
2.4.2. Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual,
diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara
berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Harmita, 2004).
Presisi dapat dibagi dalam dua kategori: keterulangan atau ripitabilitas (repeatability) dan
ketertiruan (reproducibility). Ripitabilitas adalah nilai presisi yang diperoleh jika seluruh
pengukuran dihasilkan oleh satu orang analis dalam satu periode tertentu, menggunakan
pereaksi dan peralatan yang sama dalam laboratorium yang sama. Ketertiruan adalah nilai
presisi yang dihasilkan pada kondisi yang berbeda, termasuk analis yang berbeda, atau periode
dan laboratorium yang berbeda dengan analis yang sama. Karena ketertiruan dapat
memperbanyak sumber variasi, ketertiruan dari analisis tidak akan lebih baik hasilnya dari nilai
keterulangan (Harvey, 2000). Presisi dalam hal ripitabilitas diukur dengan menghitung relative
standard deviation atau simpangan baku relatif (RSD) dari beberapa ulangan dengan
menggunakan rumus :
RSD = %
Ermer, J. 2005. Performance parameters, calculations and tests. Di dalam : Method Validation
in Pharmaceutical Analysis (J. Ermer dan J.H.McB.Miller, eds.). Weinheim: WILEY-VCH
Verlag GmbH & Co. KGaA.
Giese, G. 2004. Method Validation. Institute of Hygiene and Environment, City of Hamburg.
http://www.havakalitesi.cevreorman.gov.tr/english/training_46/paper_method_validation.pdf.
2.4.5. Linieritas
Linearitas metode analisis menunjukkan kemampuan suatu metode untuk memperoleh
hasil uji, yang baik langsung maupun dengan definisi transformasi matematis yang baik, \
proporsional dengan konsentrasi analat dalam sampel pada range tertentu (Leyva et al 2008).
Linieritas dapat diuji secara informal dengan membuat plot residual yang dihasilkan oleh
regresi linier pada respon konsentrasi dalam satu seri kalibrasi (Thompson et al. 2002).
Linieritas harus dievaluasi dengan pemeriksaan visual terhadap plot absorbansi yang
merupakan fungsi dari konsentrasi analat. Jika hubungannya linier, hasil uji dievaluasi lebih
lanjut secara statistik dengan perhitungan garis regresi. Dalam penentuan linieritas, sebaiknya
menggunakan minimum lima konsentrasi (EMA, 1995). Rentang penerimaan linieritas
tergantung dari tujuan pengujian. Pada kondisi yang umum, nilai koefisien regresi (r2) = 0,99.
Leyva A, Quintana A, Sanchez M, Rodriguez EN, Cremata J, Sanchez JC. 2008. Rapid and
sensitive Anthrone-sulfuric acid assay in microplate format to quantity carbohydrate in
biopharmaceutical product: method development and validation. Biologicals 36: 134-141
Thompson M, Ellison SLR dan Wood R. 2002. Harmonized guidelines for single laboratory
validation of methods of analysis (IUPAC Technical report). Pure Applied Chemistry 74(5):
835-855.