Oleh :
Kelompok
Nama
Kelas
:I
: 1. Apriyanti Ekatama
2. Bella Yashinta
3. Beriyanti Kawantary
4. Citra Pranata Niaga
: 1A
.131431002
.131431003
.131431004
.131431005
TITRASI ARGENTOMETRI
A. Tanggal Praktikum
: 3 Juni 2014
B. Tanggal Penyerahan Laporan
: 10 Juni 2014
C. Tujuan
:
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui beberapa metoda titrasi pengendapan.
2. Menentukan kadar halide secara titrasi Argentometri.
D. Dasar Teori
Titik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator larutan K 2CrO4 dengan ion Ag+
berlebih menghasilkan endapan merah dari AgCrO4. Kelebihan dari AgCl yang
berwarna putih mulai berubah warna menjadi kemerah-merahan. Titrasi ini harus
dilakukan dalam suasana netral agar dapat diperoleh dalam keadaan murni. Sebagai
larutan baku primer mempunyai bobot equivalen yang tinggi.
B. Metoda Volhard (pembentukan larutan berwarna)
Metoda ini menggunakan larutan ammonium atau kalium tiosianat yang bebas
asam nitrat. Indicator titrasi ini adalah larutan ferri nitrat atau ferri ammonium alum.
Penambahan larutan tiosianat pertama kali menghasilkan endapan perak tiosianat,
setelah tiosianat agak berlebih terbentuk larutan berwarna coklat kemerahan, karena
terbentuk senyawa kompleks [FeSCN]2+. Metoda ini digunakan untuk penentuan
klorida, iodide, dan bromide dalam suasana asam.
Reaksi yang terjadi dalam titrasi argentometri dengan metode volhard adalah
sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + SCN- AgSCN(s) (endapan putih)
Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)2+ (kompleks berwarna merah)
Titrasi dengan cara ini disebut sebagai titrasi balik atau titrasi kembali. Mol
analit diperoleh dari pengurangan mol perak mula-mula yang ditambahkan dengan
mol larutan standard tiosianat. Karena perbandingan mol dari reaksi adalah 1:1 semua
maka semua hasil diatas dapat langsung dikurangi.
Mol analit = mol Ag+ total mol SCN
C. Metode Fajans (Penggunaan Indikator Adsorpsi)
Metoda ini menggunakan indicator yang diserap oleh endapan dan membentuk
senyawa yang berbeda warna oleh karena itu sering diistilahkan indictor adsorpsi.
Senyawa yang dapat digunakan adalah zat warna asam seperti fluorescein, eosin,
Alat
Pipet volume 25 mL
Pipet ukur 5 mL
Labu Erlenmeyer 250 mL
Corong gelas
Gelas kimia 100 mL dan
250 mL
Buret 50 mL
Pipet tetes
Kaca arloji
Batang pengaduk
Labu ukur 100 mL
Spatula
Botol semprot
Statif dan klem
F. Langkah Kerja
Bahan
AgNO3 0,1 N
Padatan NaCl p.a
Sampel Garam Dapur
Sampel Air Selokan
+ 50 aquades dan
kocok
+ 25 ml larutan baku
+ 2 ml K2Cr2O4 0,1
M
Titrasi Blanko
+ 25 ml aquadest dalam
erlenmeyer
+ 2 ml K2Cr2O4
0,1 M
+ 50 aquades dan
+ 2 ml K2Cr2O4
0,1 M
+ 2 ml K2Cr2O4
0,1 M
G. Data Pengamatan
Volume NaCl
(ml)
10,00
10,00
10,00
10,00
= 0,2398 gram
= 100 ml
Awal
0,00
0,00
0,00
0,00
VAgNO3
Titrasi Blanko
4,30
VAgNO3 = 0,00 ml
Titrasi Sampel Garam Dapur
Berat garam dapur
Volume Labu Ukur
No
1
2
= 0,5850 gram
= 100 ml
Volume
Sampel (ml)
10,00
10,00
Awal
0,00
0,00
10,31
VAgNO3
Titrasi Sampel Air Selokan
No
1
2
Volume
Sampel (ml)
10,00
10,00
Awal
0,00
0,00
0,00
VAgNO3
H. Pengolahan Data
= 58,5 g/mek
0,2398 g .1000
58,5 g /mek . 100 ml
N NaCl =0,0410 N
Konsentrasi AgNO3
VAgNO3 = 4,30 ml
VNaCl
= 10,00 ml
NNaCl
= 0,0410 N
N NaCl .V NaCl
V AgNO 3
N AgNO 3=
0,0410 N .10,00 ml
4,30 ml
N AgNO 3=0,0953 N
Kadar NaCl dan Cl- dalam Sampel Garam Dapur
Berat Sampel
Volume Labu Takar
Vsampel
FP
BE NaCl
Ar Cl
VAgNO3
NAgNO3
= 0,5850 g
= 100 ml
= 10,00 ml
= VLabu Takar / Vsampel = 100 ml/10,00 ml = 10
= 58,5 g/mek
= 35,5 g/mol
= 10,31 ml
= 0,0953 N
Kadar ( ) NaCl=
Kadar ( ) NaCl=
Kadar ( ) Cl=
V AgNO3 . N AgNO 3 . Ar Cl . FP
x 100
Berat sampel . 1000
Kadar ( ) Cl=
VAgNO3
NAgNO3 = MAgNO3
VSampel
Cl =
Cl =
= 0,00 ml
= 0,0953 M
= 10,00 ml
V AgNO 3 . M AgNO 3
V Sampel
M
0,00 ml . 0,0953 M
10,00 ml
M
Cl =0
M
I. Pembahasan
I.
III.
AgNO3
+ AgNO3
AgCl (s)
+
NaNO3
Ag2CrO4(s) + 2KNO3
AgOH (s)
Sedangkan bila titrasi dilakukan dalam suasana asam maka ion CrO 42akan berubah menjadi Cr2O72- yang berwarna jingga sehingga konsentrasi
indikator akan berkurang yang menyebabkan titik akhir titrasi sukar diamati.
Reaksi yang terjadi:
2H+ + 2CrO42-
Cr2O72- + H2O
dalam garam dapur sebesar 98,25 %. Sedangkan kadar Cl- dalam air selokan
sebesar 0 %.
J. Kesimpulan
1. Day, R.A, Jr & Underwood, A.L. 1981. Quantitative Analysis. New Delhi:
Prentice Hall of India
2. ---.
Metoda
Titrasi
Argentometri.
http://kimiaanalis.web.id/metodatitrasi,Argentometri. 10 Mei 2010
3. ---. Titrasi pengendapan. http://comunity.um.ac.id/showthread.php/72420-TitrasiPengendapan. 10 Mei 2010
4. http://siskaapriyoannita.wordpress.com/2012/06/12/titrasi-pengendapan/