0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan1 halaman
Kromatografi adalah teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan afinitas analit terhadap dua fasa yang bergerak relatif. Kromatografi dapat mengidentifikasi jenis dan menentukan konsentrasi senyawa dalam suatu campuran berdasarkan waktu retensi dan luas puncak kromatogram. Kromatografi diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa gerak dan diam serta metodenya, yaitu kromatografi gas, cair, dan superkrit
Kromatografi adalah teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan afinitas analit terhadap dua fasa yang bergerak relatif. Kromatografi dapat mengidentifikasi jenis dan menentukan konsentrasi senyawa dalam suatu campuran berdasarkan waktu retensi dan luas puncak kromatogram. Kromatografi diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa gerak dan diam serta metodenya, yaitu kromatografi gas, cair, dan superkrit
Kromatografi adalah teknik pemisahan yang memanfaatkan perbedaan afinitas analit terhadap dua fasa yang bergerak relatif. Kromatografi dapat mengidentifikasi jenis dan menentukan konsentrasi senyawa dalam suatu campuran berdasarkan waktu retensi dan luas puncak kromatogram. Kromatografi diklasifikasikan berdasarkan jenis fasa gerak dan diam serta metodenya, yaitu kromatografi gas, cair, dan superkrit
Kromatografi adalah sistem kesetimbangan yang dinamik dengan cara menggerakkan
satu fasa secara mekanis (fasa gerak) relatif terhadap fasa lainnya (fasa diam) tetap dalam keadaan setimbang. Koefisien partisi menandakan konsentrasi analit yang berada pada fasa diam dan fasa gerak. Kromatografi memiliki prinsip apabila suatu analit yang memiliki berbagai kandungan senyawa diujicobakan, maka kita dapat menentukan konsentrasi senyawa-senyawa tersebut serta menentukan jenis senyawa tersebut. Jenis senyawa dapat ditentukan melalui waktu retensi yang dimiliki oleh masing-masing analit tersebut. Besar dari waktu retensi dipengaruhi oleh afinitas dari analit. Lalu, konsentrasi analit ditentukan dari luas puncak hasil bacaan kromatografi yang harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan standar. Klasifikasi dari kromatografi dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan jenis medium fasa gerak dan fasa diam serta metode kromatografi yang dilakukan. Berdasarkan jenis medium fasa diam dan fasa gerak yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu kromatografi plat dan kromatografi kolom. Berdasarkan metode kromatografi, dibagi menjadi tiga, yaitu kromatografi gas, kromatografi cair, dan kromatografi cair superkritik. Kromatografi gas merupakan kromatografi yang menggunakan fasa gas sebagai fasa geraknya. Berdasarkan jenis fasa diam yang digunakan, kromatografi gas dibagi menjadi dua, yaitu gas-solid chromatography dan gas-liquid chromatography. Komponen-komponen dari kromatografi gas, yaitu tabung yang dilengkapi sebagai pressure regulator dan flowmeter sebagai pemasok carrier gas, injector sebagai penyuntik sampel, kolom sebagai pemisah komponen-komponen dalam sampel, detektor sebagai pendeteksi jenis komponen sampel, rekorder sebagai penyajian dan perhitungan data, serta termostatb sebagai pengatur suhu kolom, injektor, dan detektor. Berikut adalah diagram skematik dari gas kromatografi.
Gambar 1. Diagram skematik gas kromatografi
Suhu pada sampel harus lebih tinggi dari titik didih sampel karena sampel harus pada fasa gas. Pada sampel padat, dapat dilakukan pretreatment terlebih dahulu sepreti pirolisis untuk mendapatkan fasa gas. Lalu, sampel harus dimasukkan sesingkat mungkin untuk meningkatkan akurasi dari hasil yang didapatkan. Injektor dibagi menjadi 3, yaitu split less injection, split injection, dan injeksi otomatis. Kolom pada kromatografi gas dibagi menjadi dua, yaitu packed column dan capillary column. Packed column menggunakan padatan tanpa fasa cair atau fasa cair pada penyangga inert sebagai isian kolom dan memiliki diameter kolom yang lebih besar dibanding capillary column. Capillary column menggunakan fasa cair dilapiskan pada penyangga inert (dinding kolom) sebagai isian kolom dan memiliki kolom yang lebih panjang dibandingkan packed column. Capillary column mampu memisahkan komponen-komponen sampel lebih baik dibandingkan dengan packed column. Jenis-jenis dari detektor adalah, Thermal Conductivity Detector (TCD). Flame Ionization Detector (FID), Electron Chapture Detector (ECD), Nitrogen-Phosphorus Detector (NPD), Flame Photometric Detector (FPD), Mass Spectrometer (MS), dan Fourier Transform InfraRed (FTIR). Klasifikasi dari detector didasarkan pada jenis senyawa yang ingin diuji, batas deteksi optimal, linear range, serta hal apa yang ditinjau pada senyawa.