Obat antikusta yang paling banyak dipakai pada saat ini adalah
DDS, klofazimin, dan rifampisin
Untuk mencegah resistensi, pengobatan menggunakan multi
drug treatment (MDT)
Adanya MDT ini adalah sebagai usaha untuk:
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Memperecepat pemutusan mata rantai peularan
Untuk menyusun kombinasi obat perlu di perhatikan antara lain
Efek terapeutik obat
Efek samping obat
Ketersediaan obat
Harga obat
Kemungkinan penerapannya
DDS
Dosis : 100mg setiap hari
Efek samping : nyeri kepala, erupsi obat, anemia
hemolitik, leukopinia, insomnia, neuripati perifer,
sindrom DDS, nekrolisis epidermal toksik, hepatitis,
hipoalbu-minemia, dan methemoglobinemia
Resistensi terhadap DDS dapat primer maupun
sekunder
Rifampisin
Rifampisin adalah obat yang menjadi salah satu
komponen kombinasi DDS
Dosis : 10 mg/kb/bb diberikan setiap hari atau setiap
bulan
Efek samping : hepatotoksik, nefrotoksik, gejala
gastrointestinal, flu-like sndrom, erupsi kulit
Tidak boleh sebagai monoterapi, memperbesar
kemungkinan terjadinya resistensi
Klofazimin
Dosis : 50 mg setiap hari, 100 mg selang hari, 3x100mg
setiap minggu
Efek samping : warna merah kecoklatan pada kulit,
warna kekuningan pada sklera
Efek samping dosis tinggi : nyeri abdomen, nausea,
diare, anoreksia, vomitus, dan penurunan BB
Bersifat antiinfflamasi
Protionamid
Dosis : 5-10 mg/kg/bb setiap hari
Untuk Indonesia obat ini tidak atau jarang dipakai
Obat Alternatif
Ofloksasin
Dosis optimal : 400mg
Dosis tunggal yang diberikan dalam 22 dosis akan
membunuh kuman Mycobacterium leprae hidup sebesar
99,99%
Efek samping : mual, diare, gangguan saluran cerna,
gangguan ssp, insomnia, nyeri kepala, dizziness,
nervousness, halusinasi
Penggunaan pada anak, remaja, wanita hamil dan
menyusui harus hati-hati
Minosiklin
Efek bakterisidnya lebih tinggi dari klaritomisin, tetapi
lebih rendah dari rifampisin
Dosis : 100 mg
Efek samping : pewarnaan gigi bayi dan anak-anak,
kadang kadang menyebabkan hiperpigmentasi kulit dan
membran mukosa, berbagai symptom sal cerna dan
SSP, dizziness, unsteadiness
Tidak dianjurkan untuk anak atau selama kehamilan
Klaritomisin
Aktivitas bakterisidal terhadap Mycobacterium leprae
pada tikus dan manusia
Dosis : 500mg/hari dapat membunuh 99% kuman hidup
dalam 28 hari
Efek samping : nausea, vomitus, dan diare
Pengobatan ENL
Prednison 15-30 mg sehari
Talidomid (di Indonesia tidak ada)
Klofazimin 200-300mg sehari
Selama penanggulangan ENL ini, obat-obat anti kusta
yang sedang di berikan di teruskan tanpa di kurangi
dosisnya
Minggu 9-10 : 10 mg
Pemberian Lampren
Pencegahan cacat
Melaksankan diagnosis dini
Pemberian MDT yang cepat dan tept
Bila terdapat gnggun sensibilitas penderita diberikan
petunjuk sederhana untuk memakai pelindung
Diajarkan perawatan kulit sehari-hari :
o Memeriksa adanya memar ,luka, atau ulkus
o Tangan dan kaki di rendam, disikat, dan di minyaki agar tidak
kering
Cacat Mata
Tingkat 2 : ada kelainan mata ang terlihat dan visus sangat terganggu
Rehabilitasi
Operasi dan fisioterapi
Meskipun hasilnya tidak sempurna, tetapi fungsi dan
secara kosmetik dapat di perbaiki
Kekarayaan
Memberi lapangan kerja yang sesuai cacat tubuhnya
Terapi psikologik