Anda di halaman 1dari 22

Deasy 406111007

Franscisca 406111008

Pembimbing : dr. Junarti Karmadi


DEFINISI
• Morbus Hansen /Kusta/Lepra adalah penyakit
infeksi yang bersifat kronik, disebabkan
Mycobacterium leprae
• Saraf perifer sebagai afinitas pertama lalu kulit
dan kemudian mukosa traktus respiratorius
bagian atas serta organ lain kecuali SSP.
PATOGENESIS

• Bila kuman M.Lepra masuk ke tubuh, bentuk


klinis tergantung dari Sistem Imunitas Selular
(SIS) penderita.
• Bila SIS tinggi tampak ke arah Tuberkuloid, Bila
SIS rendah tampak gambaran Lepromatosa.
PATOGENESIS
Zona Spektrum Kusta
Gejala Klinis
• Ti : tipe borderline campuran tapi lebih
banyak tuberkuloidnya.
• Li : tipe borderline campuran tapi lebih banyak
lepramatosanya
Gejala Klinis
• TT (Tipe Tuberkuloid Polar)
Gejala Klinis
• BT (Borderline Tuberkuloid)
Gejala Klinis
• BB (Mid Borderline)
Gejala Klinis
• BL (Borderline Lepromatosa)
Gejala Klinis
• LL (Tipe Lepromatosa Polar)
Gejala Klinis

Kurang jelas.
Reaksi Kusta
• Reaksi Kusta
Interupsi dengan episode akut pada
perjalanan penyakit yang sebenarnya sangat
kronik
1. ENL (Eritema Nodusum Leprosum)
2. Reaksi Reversal dan Reaksi Borderline
Reaksi ENL
• Episode akut pada penyakit MH kronis yang
ditandai dengan nodus – nodus eritem.
• Terutama timbul pada Tipe Lepromatosa Polar
(LL) dan bisa juga pada Borderline Lepromatosa
(BL), makin tinggi tingkat multibasilarnya makin
besar kemungkinan ENL.
• ENL Lebih banyak terjadi pada saat pengobatan
karena banyak kuman mati sebagai antigen
penyebab kompleks imun.
Reaksi Reversal
• Episode Akut pada penyakit MH yang
sebenarnya kronis ditandai dengan
bertambahnya jumlah lesi dan semakin jelas.
• Perpindahan dari TT ke arah LL mengikuti
kenaikan Sistem Imunitas Selular (SIS) dengan
cara mendadak dan cepat
• Gejala : lesi bertambah aktif dan timbul lesi
baru dalam waktu singkat.
Reaksi Borderline
• Borderline yang bergerak bebas antara
TT dan LL mengukuti naik turunnya
SIS.
• Dapat terjadi Upgrading ataupun
Downgrading.
TATALAKSANA
• Multi Drug Treatment (MDT)

• Tipe PB dengan lesi tunggal :


Rifampisin 600mg
Ofloksasin 400mg
Minosiklin 100 mg
Diberikan 1x sebagai dosis tunggal.
TATALAKSANA
• Tipe PB 2 -5 lesi
Rifampisin 600mg tiap bulan
DDS 100mg/hari
dilanjutkan diberikan 6 dosis sampai 6 – 9
bulan
TATALAKSANA
• Tipe MB
Rifampisin 600mg / bulan
DDS 100mg/ hari
Klofazimin 300mg/ bulan teruskan 50mg/hari
Dilanjutkan diberikan 12 dosis sampai 12 – 18
bulan.
TATALAKSANA
Reaksi Reversal
MDT dilanjutkan dan ditambahkan :
• Kortikosteroid :
– Prednison 15 – 30mg / hari tergantung beratnya
reaksi Reversal.
Bila terjadi Neuritis akut :
– Prednison 40mg / hari pada minggu 1-2 kemudian
diturunkan 10mg tiap 2 minggu.
• Klofazimin untuk reaksi reversal kurang efektif.
TATALAKSANA
Reaksi ENL
MDT dilanjutkan dan ditambahkan :
• Kortikosteroid:
– Prednison 15 – 30 mg / hari tergantung berat
reaksi ENL.
• Klofazimin 200 – 300 mg sehari selama 2-3
bulan. Jika ada perbaikan, turunkan 100 mg
pada bulan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai