Anda di halaman 1dari 6

Shafa Larasaty

04011381823206
Beta 2018 – B14

TB Millier
Tuberkulosis millier atau diseminata merupakan tuberkulosis yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis dan menyebar luas secara hematogen (pembuluh darah)
dimana akan menunjukkan gambaran millier pada foto thorax.

TB milier dibagi menjadi tiga kelompok:


1. Akut

Penyakit ini biasanya didapatkan pada anak dan dewasa muda dengan gejala yang
bersifat akut atau subakut ditandai dengan demam tinggi intermiten dan keringat
malam. Pada 30% pasien bisa didapatkan adanya efusi pleura, peritonitis atau
meningitis. Pada usia yang lebih tua penyakit ini biasanya berlangsung kronis
dengan serta cenderung lebih berat. Namun demikian TB milier saat ini lebih
banyak ditemukan pada pasien yang lebih tua yang sering diawali dengan
adanya penyakit yang dasar misalnya sirosis hepatis, keganasan, penyakit
reumatologi, dalam pengobatan obat imunosupresif maupun kehamilan.

Gejala yang sering didapat yaitu demam, anoreksia, kelemahan dan penurunan
berat badan. Nyeri kepala dapat menunjukkan adanya komplikasi meningitis,
nyeri abdomen menunjukkan peritonitis dan nyeri pleuritik menunjukkan adanya
pleuritis. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak didapatkan kelainan yang spsifik,
namun dengan pemeriksaan yang seksama bisa didapatkan adanya kelainan
berupa erupsi kulit, massa pada skrotum dan limfadenopati yang bila dilakukan
biopsi akan didapatkan diagnosis secara tepat. Pada pemeriksaan foto toraks,
gambaran infiltrat milier merupakan kelainan yang paling membantu dalam
diagnosis TB milier. Hitung sel darah putih biasanya normal. Pada pemeriksaan
kultur BTA baik dari sputum, isi lambung, dan cairan serebrospinal bisa
didapatkan hasil yang positif pada sebagian kecil kasus dan dengan pemeriksaa
sediaan hapus sputum dan sekret paru akan lebih jarang didapatkan hasil yang
positif. Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi jaringan (kelenjar getah bening,
masa skrotum, hati mapun sumsum tulang). Biopsi transbronkial juga merupakan
pemeriksan jaringan yang dapat dilakukan apabila terdapat dugaan TB milier
disertai dengan adanya pembesaran kelenjar getah bening di daerah hilus paru
untuk mendapatkan adanya gambaran granuloma kaseosa atau BTA.

Diagnosis harus cepat ditegakkan karena mortalitas TB milier sering disebabkan


karena keterlambatan terapi. Respons pengobatan dapat berlangsung cepat dalam
beberapa minggu.

2.Kriptik(Kronis)
Tuberkulosis milier kriptik mungkin berhubungan dengan adanya penyebaran
kuman dalam aliran darah yang terjadi secara intermiten dan progresif. Faktor
usia dan imunitas yang menurun merupakan faktor yang mempengaruhi
penyebaran kuman tersebut setelah infeksi primer. Istilah TB milier kriptik
biasanya menggambarkan pasien usia tua dengan sulitnya diagnosis karena tidak
ada kelainan pada foto toraks dengan uji tuberkulin negatif dimana penyakit yang
mendasari gejalanya hampir sama dengan TB. Late Generalized Tuberculosis
biasanya silent, contohnya TB pada ginjal, saluran kemih, dan tulang. Gejala
klinis yang bisa didapat antara lain demam yang tidak diketahui penyebabnya,
sering dengan gambaran foto toraks yang normal dan hasil uji tuberkulin yang
negatif. Late Generalized TB berhubungan dengan kelainan hematologis.

3. TB milier dan kelainan darah


Beberapa pasien dengan Late Generalized Tuberculosis menunjukkan adanya
kelainan hematologi serius antara lain leukopenia, trombositopenia, anemia,
reaksi leukemoid, myelofibrosis dan polisitemia. Ketika terjadi pansitopenia
disertai demam dan penurunan berat badan atau kelainan darah yang samar-
samar, maka adanya TB diseminata patut dicurigai.

TATALAKSANA

Terapi Non Farmakologis

Bed rest total selama terapi fase akut

Diet tinggi kalori, tinggi protein untuk mencegah malnutrisi serta meningkatkan
respons imun

Isolasi di dalam ruangan bertekanan negatif dengan sirkulasi udara yang baik sampai
3 kali pemeriksaan hapusan sputum BTA negatif (jika disertai penyakit paru) TB milier
akut dan diserati penyinaran matahari yang cukup.

Terapi harus dimulai secepat mungkin tanpa harus menunggu diagnosa definitif,
cukup dengan gambaran klinis dan radiologis yang sesuai dengan TM milier akut.
(sebelum hasil kultur keluar, sudah dikasih antibiotic yang empiris)

Terapi Farmakologis

Pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam jangka waktu
yang lebih lama yaitu selama 9 bulan dimana pada fase intensif diberikan Isoniazid
(INH), rifampisin, etambutol dan pirazinamid selama 2 bulan dan dilanjutkan dengan fase
lanjutan dengan Rifampisin dan INH selama 7 bulan.
Terapi selama 12 bulan sering dibutuhkan untuk TB tulang dan TB ginjal
Terapi jangka panjang sering dibutuhkan untuk TB sistem saraf pusat dan yang
mengenai perikardium.

Kepatuhan berobat

Directly Observed Treatment, Short-Course (DOTS) dibutuhkan pada semua pasien

 Steroid diberikan sebagai tambahan terapi pada TB milier akut fulminant ditandai
dengan adanya sesak napas dan hipoksemia.

Dokter biasanya akan menangani tuberkulosis dengan kombinasi lima obat-obatan,


seperti isoniazid (INH), rifampicin (Rifadin,Rimactane), pyrazinamide (pms-
Pyrazinamide, Tebrazid), streptomycin, dan ethambutol (Myambutol). Kombinasi ini
biasanya disebut dengan pengobatan lini pertama, atau yang diberikan pertama kali
sebagai pilihan pengobatan TBC.

Pengobatan umumnya berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Penting untuk Anda
ketahui bahwa obat-obatan tersebut harus Anda minum sesuai dengan resep dokter, dan
pastikan Anda meminum obat sampai habis. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi
obat, di mana bakteri tidak akan merespon obat-obatan.

Jika ternyata resistensi obat tetap terjadi, dokter akan memberikan obat-obatan lini kedua
yang meliputi ethionamide (Trecator-SC), moxifloxacin (Avelox), levofloxacin
(Levaquin), cycloserine (Seromycin), serta kanamycin (Kantrex).

Obat-obatan lini kedua akan menimbulkan efek samping lebih banyak dibanding dengan
pengobatan lini pertama. Apabila ditemukan meningitis, perawatan diperpanjang hingga
12 bulan.

Efek samping pengobatan yang umum dialami pasien meliputi peradangan pada hati jika
pasien mengonsumsi pyrazinamide, rifampicin, dan isoniazid.

PENCEGAHAN & EDUKASI

1. Menghindari factor resiko

2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) sedini mungkin

3. Personal hygiene
4. Edukasikan ke pasien bahwa obat harus diminum rutin sesuai anjuran dokter
selama 6 bulan. Apabila pasien tidak patuh maka kita harus mewaspadai
terjadinya TB MDR atau TB yang resisten terhadap obat lini pertama lainnya.

SKDI
4A: Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. (Kompetensi yang dapat dicapai pada saat
lulus dokter)

-- tambahan (GAUSAH MASUKIN SINTESIS YA YG INI)

limfadenitis TB ada peradangan di lymph node kemudian peradangan ini meluas ke


permukaan kulit dan membuat perlunakan disana dan akhirnya PECAH. Nah di kasus ini
pecah di dekat KGB, akhirnya dibawalah ke limfonodus utk dibunuh disana.

Knp dia escape atau dorman di dlm makrofag dan tidak lisis?
krn dia mampu memanipulasi endosomal sehingga terjd maturasi endosomal berhenti, pH
nya tidak asam, lisosom jd ga kerja. Akibatnya makrofag pecah, dia keluar, dan kuman
malah makin banyak.

Hipersensitivitas
Ini diperantarai Cell T nah ini mengeluarkan IL-12 kemudian terjadi aktivasi interferon
gamma, aktivasi lg IL-17 nah ini membuat teraktivasiya sel-sel epitel sehingga berubah
menjadi epiteloid, dan membentuk granuloma

TB primer
Dia msk ke TR, kalo dia imunokompeten bisa aja lgsg mati tp kalo focus ghon
(granuloma di apex). Tp kalo sampe hillus atau bronchial maka disebut complex ghon.
Nah kalo dia imunokompeten maka tidak ada gejala apa-apa.

Org2 HIV, steroid jangka pjg, organ transplant maka ini akan terjadi reaktivasi kembali.
Jd si focus ghon bisa dorman dan bisa makin berkembang kalo imunocompromize

Keuntungan FNAB:
Lbh mudah, untuk screening, ga perlu dilakukan dlm ruang operasi --
ANATOMI

Anda mungkin juga menyukai