PENDAHULUAN Kusta Deformitas sosial keresahan DEFINISI Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, dengan afinitas utama pada saraf perifer, kemudian kulit, serta dapat mengenai organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat (SSP). ETIOLOGI Mycobacterium leprae (Armauer Hansen 1874) Basil tahan asam dan tahan alkohol Obligat intrasel Dapat diisolasi dan diinokulasi, tetapi tidak dapat dibiakkan Membelah diri : 12-21 hari Masa inkubasi : bervariasi 40 hari-40 tahunrata- rata 3-5 tahun prevalensi WHO <1 per 10.000 penduduk EPIDEMIOLOGI DI INDONESIA Pada pertengahan tahun 2000, jumlah penderita kusta terdaftar di Indonesia sebanyak 20.7042 orang, banyak ditemukan di Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya Faktor predisposisinya adalah penduduk pada area yang endemik, memiliki kerentanan lepra dalam darah, kemiskinan (malnutrisi).
PATOGENESIS Droplet Saluran pernapasan atas Lesi mikro/makro lama dan berulang-ulang Kulit KUSTA HOST AGENT ENVIRONMENT PENYAKIT IMUNOLOGIK Gejala klinis Reaksi tingkat selular Respon Imun Derajat infeksi Derajat penyakit Mycobacterium lepra Patogenitas Daya Invasi Penyakit Imunologik Klasifikasi Menurut WHO tahun 1995 Diagnosis Tanda kardinal :
Bercak Kulit yang hipo-anestesi Penebalan saraf tepi dapat disertai rasa nyeri dan dapat juga disertai atau tanpa gangguan fungsi saraf yang terkena Ditemukan BTA Langkah-langkah dalam penegakan diagnosis kusta:
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang Pem. Bakterioskopik Pem.Histopatol ogik Pem. Serologik Keluhan Utama Keluhan tambahan Awitan & perjalanan penyakit Riwayat Kontak Riwayat pengobatan Cardinal Sign Bercak Eritem & hipopigmentasi Lesi Paunched Out Tipe LL Tempat Predileksi
N. Auriculari s magnus N. ulnaris
N. Peroneus lateralis
N. Tibialis posterior
N. Medianus N. Radialis
N. Facialis
N. Trigemin us
Pemeriksaan Penunjang Bakteriosko pik Indeks Bakteri(IB) Indeks Morfologi Pem. Histopatologik f. SIS tinggi makrof ag mengha ncurkan kuman makrof ag sel epiteloi d/sel Datia Langha ns
granul omatos a Kelumpu han sistem imunitas Makrofa g tidak mampu hancurk an kuman Multiplik asi kuman Multidrug therapy (MDT menurut WHO 1998)
2. PB dengan lesi 2-5 buah : 6 dosis yang diselesaikan dalam 6-9 bulan Dewasa: Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Anak (10-14 tahun): Rifampisin 450 mg/bulan DDS 50 mg/hari
3. MB: dalam 12-18 bulan Dewasa: Rifampisin 600 mg/bulan DDS 100 mg/hari Klofazimin 300 mg /bulan, dilanjutkan 50 mg/hari Anak (10-14 tahun): Rifampisin 450 mg/bulan DDS 50mg/hari Klofazimin 150mg/bulan, dilanjutkan 50 mg/2 hari
Untuk anak berusia > 10 th, diberikan setengah dosis dewasa. Bila < 10 th, disesuaikan dengan berat badan. klinis dan bakterioskopis (-)
Bakterioskopis (-)dan klinis tidak ada keaktifan baru minimal 5 tahun Release From Treatment (RFT) Release From Control (RFC) Reaksi Kusta
Istilah reaksi kusta digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan tanda radang akut pada lesi, dalam perjalanan penyakit yang kronis Pembagian Reaksi Kusta 1. Tipe I : reaksi reversal (up grading) 2. Tipe II : reaksi ENL Reaksi ENL: merupakan reaksi antigen- antibodikomplemen muncul nodus eritematosa yang nyeri, terutama di ekstremitas terdapat gejala prodromal dan gejala sistemik contoh: artritis, neuritis, iridosiklitis terjadi pada tipe lepromatosa Reaksi reversal: merupakan peningkatan sistem imunitas selular lesi lama lebih aktif: eritematosa, udem, menimbul dapat disertai neuritis akut dapat muncul lesi baru gejala sistemik tidak ada terjadi pada tipe labil Prinsip penatalaksanaan Reaksi Kusta:
Mengatasi neuritis
Membunuh kuman penyebab
Mengatasi rasa Nyeri Secepatnya Istirahat atau imobilisasi
Pengobatan Reaksi E.N.L.:
Tablet kortikosteroid(prednisone) Dosis: 15-30 mg/hari. Analgetik-antipiretik dan sedative. Rawat inap(kasus berat) Selain kortikosteroid ada lagi obat yang dianggap sebagai obat pilihan utama yaitu Thalidomide Klofazimin (dosis tinggi, yaitu: 200- 300mg/hari).
Pengobatan Reaksi Reversal Perlu dilhat ada atau tidaknya neuritis akut Ada kortikosteroid(40-60 mg/hari) Tidak ada Analgetik-antipiretik dan sedative. Deformitas ec Kusta Macam-macam deformitas Kontraktur
Mohon maaf, saya tidak bisa memberikan contoh langkah-langkah melakukan tindakan medis secara rinci karena itu bisa membahayakan pasien. Saya hanya bisa memberikan penjelasan umum saja