Anda di halaman 1dari 6

JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

HUBUNGAN ANTARA JENIS POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP RESIKO


PERILAKU BULLYING SISWA-SISWI SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG
Asri Handayani1, Clara Yollanda. R2, Moch. Hasan Wirayuda3, Yaniar Dewi. N4
asri.handayani82@gmail.com
1,2,3,4
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung

ABSTRAK

Perilaku bullying sering dianggap hal biasa oleh siswa-siswi SMP pada saat ini, alasan dari bullying
tersebut hanyalah untuk kesenangan, karena dirumah atau di lingkungan rumah mereka tidak bisa
berperilaku seperti itu karena takut di marahi orangtuanya sehingga tidak bebas dalam bermain
dengan teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis pola asuh
orang tua terhadap risiko perilaku bullying siswa-siswi SMP Pasundan 2 Kota Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study, teknik
pengambilan sampel ini adalah proportional stratified random sampling. Jumlah sampel yang
digunakan adalah 70. Data diolah dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square
menggunakan program pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan 37,1% orang tua menerapkan
jenis pola asuh permisif, resiko perilaku bullying tinggi sebanyak 52,9% dan resiko perilaku bullying
rendah 47,1%, hasil uji statistik yang peneliti lakukan didapat, nilai p-value > 0,05 yaitu 0,068
dengan r = 7,118, menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel jenis pola asuh
orang tua terhadap variabel resiko perilaku bullying. Untuk itu orang tua diharapkan dapat
bekerjasama dengan pihak sekolah dalam mengawasi perilaku siswa-siswi untuk menghentikan
perilaku bullying yang selama ini sering dilakukan oleh siswa-siswi, dan perawat diharapkan
membuat upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi bullying dengan penerapkan asuhan
keperawatan bagi para pelaku atau korban bullying .

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Resiko Perilaku Bullying

PENDAHULUAN orangtua. Pola asuh orang tua sendiri


Angka kejadian bullying dalam 9 tahun memiliki beberapa macam gaya atau sikap.
terakhir mengalami peningkatan pesat Seperti yang dikemukakan oleh Gordon
dimana, pada tahun 2008 angka kejadian (dalam Syamaun, 2012: 28) bahwa pola
bullying di SMP sebesar 66.1% dan pengasuhan terbagi menjadi tiga yaitu pola
menunjukkan bahwa 10-60% siswa di otoriter, demokratis dan permisif.
indonesia mengatakan mengalami
kekerasan baik fisik ataupun verbal. Ada TINJAUAN PUSTAKA
beberapa faktor yang menyebabkan Masa remaja menurut Hall (dalam
teradinya bullying pada remaja salah Sarwono, 2011), merupakan masa strum
satunya adalah pola asuh keluarga atau and drang (topan dan badai), masa penuh

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 1


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

dengan emosi dan adakalanya emosi memiliki beberapa macam gaya atau sikap.
tersebut tidak terkontrol, yang terjadi Seperti yang dikemukakan oleh Gordon
karena adanya pertentangan nilai-nilai dan (dalam Syamaun, 2012: 28) bahwa pola
perbedaan presepsi atau pola pikir pada pengasuhan terbagi menjadi tiga yaitu pola
remaja. Dalam perkembangannya remaja otoriter, demokratis dan permisif.
cenderung memiliki hasrat untuk mencoba
hal-hal baru, baik itu hal positif maupun METODE PENELITIAN
negatif, hal negatif yang dicoba salah Penelitian ini menggunakan metode
satunya adalah kenakalan remaja. deskriptif, dengan pendekatan cross
Kenakalan remaja merupakan kumpulan sectional, populasi dalam penelitian ini
dari berbagai perilaku remaja yang tidak adalah siswa-siswi kelas VIII dan IX SMP
dapat diterima secara sosial hingga terjadi Pasundan 2 Kota Bandung, jumlah sempel
tindakan kriminal. Salah kenakalan remaja pada penelitian ini berumlah 70 orang
yang sering di jumpai adalah Bullying. sampel, dengan menggunakan tekhnik,
Menurut Coloroso (2006) pelaku proportional stratified random sampling,
bullying akan terperangkap dalam peran yaitu pengambilan sempel berstrata
sebagai pelaku bullying, mereka tidak dimana populasi di kelompokkan dalam
dapat membina hubungan yang sehat, tidak strata tertentu kemudian diambil sample
dapat memandang sesuatu dari pandangan secara random.
lain , tidak memiliki rasa empati, Penelitian ini menggunakan dua
menganggap bahwa dirinya kuat, dan kuisioner, kuesioner pertama yang
merasa banyak yang menyukainya, hal digunakan adalah parental authority
tersebut dapat mempengaruhi pola questionnaire (PAQ) yang dibuat oleh Buri
hubungan sosialnya di masa yang akan (1991) dan dikembangkan oleh Dwairy
datang. Faktor-faktor yang menyebabkan dkk (2006), yang diterjemahkan kedalam
terjadinya bullying, menurut Ariesto bahasa Indonesia dan sudah di uji validitas
(2009) adalah keluarga, sekolah, dan kuisioner ini berisi 30 pertanyaan tentang
kelompok sebaya. jenis pola asuh orang tua, dimana masing-
Keluarga merupakan sekolah pertama masing kategori jenis pola asuh memiliki
anak, dimana anak mulai mempelajari 10 pertanyaan yang di sebar. Kuisioner
semuanya dari mulai keluarga yang ada di kedua merupakan kuisioner untuk resiko
rumah dan pada akhirnya akan menjadi perilaku bullying menggunakan kuisioner
nilai dan perilaku yang dia anut (hasil tertutup, yang dibuat oleh Atfiyanah
imitasi). Pola asuh orang tua sendiri (2013) yang telah di uji validasi kuisioner
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 2
JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

ini menggunakan skala model likert yang Berdasarkan analisis univariat dan
memiliki empat alternatif jawaban yaitu : analisis bivariat, didapatkan hasil sebagai
SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak berikut :
sesuai), STS (sangat tidak sesuai), yang
terdiri dari 28 pernyataan. Kedua Analisis Univariat
kuesioner merupakan kuesioner baku dan Tabel 1
Distribusi Frekuensi Jenis Pola Asuh
sudah teruji validitas Orang Tua Siswa-siswi SMP Pasundan 2
Peneliti menyebarkan kuisioner Kota Bandung
tersebut kepada para responden, setelah Jenis Pola Asuh
F %
responden mengisi kuisioner maka peneliti Orang Tua
Demokratis 14 20,0
melakukan pengecekan kelengkapan isi Permisif 26 37,1
kuisioner, dan yang selanjutnya akan mulai Otoriter 22 31,4
Campuran 8 11,4
diproses pengolahan data. Data tersebut Total 70 100
kemudian di analisis menggunakan
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 70
analisis univariat yang digunakan untuk siswa-siswi SMP Pasundan 2 Kota
menggambarkan masing-masing variabel Bandung, banyak orang tua yang
menerapkan jenis pola asuh permisif yaitu
dan analisis bivariat, yang digunakan 26 orang (37,1%).
untuk mengetahui apakah terdapat
Tabel 2
hubungan bermakna atau tidak dari kedua Distribusi Frekuensi Resiko Perilaku
Bullying Siswa-siswi SMP Pasundan 2
variable, sehingga di dapatkan gambaran
Kota Bandung
makna dari variabel jenis pola asuh orang
Resiko Perilaku
tua dengan variabel resiko perilaku F %
Bullying
bullying. Rendah 33 47,1
Tinggi 37 52,9
Total 70 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2, menunjukkan bahwa resiko
perilaku bullying terbanyak berada dalam
katagori tinggi yaitu 37 orang (52,9%)

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 3


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

Analisis Bivariat
Tabel 3
Hubung Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Resiko Perilu Bullying
Siswa-siswi SMP Pasundan 2 Kota Bandung

Resiko Perilaku Bullying

Rendah Tinggi

Pola Asuh F % F % Total % p-value


Demokratis 11 78.57 3 21,42 14 100
Permisif 11 42,30 15 57,69 26 100
0,068
Otoriter 8 36,36 14 63,63 22 100
Campuran 3 37,5 5 62,5 8 100

Tabel 3, menunjukkan bahwa jenis otoriter sebanyak 22 (22%), demokratis


pola asuh orang tua yang paling banyak (14%) dan campuran sebanyak 8 (11,4%).
adalah permisif sebanyak 26 orang, dengan Resiko perilaku bullying siswa-siswi SMP
tingkat resiko perilaku bullying rendah Pasundan 2 Kota Bandung, yang paling
sebanyak 11 (0,42%), dan resiko perilaku mendominasi adalah tinggi sebanyak 37
bullying tinggi sebanyak 15 (0,57%). orang (52,9%). Hasil uji statistik yang
Analisa data yang digunakan adalah uji peneliti lakukan didapat, nilai p-value >
korelasi chi-square. Hasil penelitian 0,05 yaitu 0,068 dengan r = 7,118, artinya
dibandingkan p-value dengan signifikan tidak terdapat hubungan yang signifikan
alpha (0,05), apabila p-value lebih kecil antara pola asuh orang tua dengan resiko
dari alpha (0,05), maka terdapat hubungan perilaku bullying, meskipun di dalam tabel
yang bermakna antara variabel independen 3, didapatkan data yang menunjukkan
dan variabel dependen, akan tetapi, apabila bahwa siswa-siswi yang dibesarkan
p-value lebih besar dari alpha (0,05), maka dengan pola asuh orang tua permisif dan
tidak ada hubungan antara variabel otoriter cenderung melakukan perilaku
independen dan variabel dependen. bullying, banyak kemungkinan yang dapat
Jenis pola asuh orang tua siswa-siswi menjadi penyebab, mengapa tidak terdapat
SMP Pasundan 2 Kota Bandung, yang sebuah hubungan yang bermakna anatr
paling mendominasi adalah pola asuh variabel independen dan dependen dalam
permisif yaitu sebanyak 26 (37,1%), penelitian ini.

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 2


JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

SIMPULAN DAN SARAN diluar orang tua yaitu teman sekolah, karna
Berdasarkan hasil penelitian di SMP setiap orang tua pasti memiliki alasan dan
Pasundan 2 Kota Bandung, dapat diambil tujuan sebelum menetapkan pola asuh
kesimpulan bahwa, hasil uji statistik yang akan di lakukan pada anaknya dan
menunjukan tidak ada hubungan yang perilaku anak ketika dirumah dan saat
signifikan antara variabel jenis pola asuh berada di luar atau berasama teman di
orang tua terhadap variabel resiko perilaku sekolah cenderung berbeda, itulah
bullying dengan hasil p-value > 0,05 yaitu sebabnya banyak perilaku buruk yang
0,068 dengan r = 7,118. Hasil penelitian dilakukan anak-anak salah satunya adalah
ini tidak sejalan dengan teori dan tidak perilaku bullying.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Saran dari peneliti untuk pihak
oleh Annisa (2012), tentang hubungan sekolah diharap memberikan tindakan
pola asuh ibu dengan perilaku bullying tegas atau minimal peneguran, larangan,
remaja dengan jumlah sampel 391 siswa- dan berusaha merubah pola pikir siswa-
siswi menunjukkan bahwa terdapat siswi untuk menurunkan resiko perilaku
hubungan yang bermakna p-value 0,001. bullying siswa-siswi SMP Pasundan 2
Karena menurut hasil penelitian para ibu Kota Bandung. Untuk siswa-siswi SMP
cenderung menunjukkan kontrol yang Pasundan 2 Kota Bandung, diharapkan
lebih tinggi dibandingkan kehangatan atau dapat selektif dalam memilih pergaulan
penerimaan dalam mengasuh anak. agar tidak berdampak buruk bagi diri
Beberapa faktor yang mempengaruhi sendiri, saat ini dan dimasa depan. Untuk
perilaku bullying menurut Flyn & Mortono perawat dapat melakukan upaya-upaya
(2009), adalah perbedaan kelas ekonomi, untuk mencegah atau menanggulangi
tradisi senioritas, keluarga yang tidak bullying, perawat dapat memberikan
harmonis, pengaruh teman sebaya, media, asuhan keperawatan bagi para pelaku atau
lingkung sekolah dan pola asuh orang tua. korban bullying.
Dengan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku bullying, namun
DAFTAR PUSTAKA
dalam penelitian ini faktor pola asuh tidak Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan
terdapat hubungan dengan resiko perilaku Keluarga. Jakarta : EGC
bullying bisa dikarenakan ada faktor lain Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan
Skala Psikologi. Edisi 2. Yoyakarta :
yang lebih mempengaruhi seperti faktor Pustaka Pelajar
teman sebaya. Menurut peneliti sendiri hal
ini disebabkan karena adanya faktor lain
Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 5
JURNAL SEHAT MASADA Volume XII Nomor 1 Januari 2018 ISSN: 1979-2344

Efendi, Ferry & Mahfudhi. 2009. Tesis, dan Instrumen Penelitian Ilmu
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Jakarta : Salemba Medika Salemba Medika
Friedman, M. Marilyn. 2010. Soekidjo, Notoatmodjo. 2007. Kesehatan
Keperawatan Keluarga Teori dan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi
Praktik. Jakarta : EGC Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Hidayat, Aziz, Alimul. 2007. Riset Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang
Keperawatan dan Teknik Penulisan Remaja Dan Permasalahannya.
Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Jakarta : Sagung Seto
Hikmat, Mahi M. 2007. Karya Ilmiah dan Suyanto, dan Narwoko. 2007. Sosiologi
Metode Penelitian. Bandung : Teks Pengantar dan Terapan.
LPPM Universitas Al-Ghifari Jakarta : Kencana Media Group
Indria, Karina, Nindyawati, dan Ayu, Dwi. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
2007. Kajian Konformitas dan Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
Kreatifitas Affective Remaja. Jurnal Bandung : Alfabeta.
Provita. Vol. 3, No. 1. Fakultas
Widyarini, Nilam. 2009. Relasi Orang Tua
Psikologi Untar Jakarta dan Yayasan & Anak. Jakarta : Elex Media
Obor
Komputindo
Kismartani, Dian, Ade. 2010. Studi
Wiggins, J.A, dan Zanden, J.V. 1994.
Deskriptif, Identifikasi Masyarakat
Social Psychology, fifth edition. New
Mengenai Faktor-faktor yang York : Mc. Graw-Hill
Mempengaruhi Bullying. Skripsi. S1
Fakultas Psikologi UNIKA. Wong, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Wong. Edisi 6. Volume 1.
Marliyah, lina, Fransischa IR, Tommy, Jakarta : EGC
Suyasa. 2007. Persepsi Terhadap
Dukungan Orang Tua Dan Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa).
Pembuatan Keputusan Karir 2008. Bullying Mengatasi Kekerasan
Remaja. Jurnal Provitae vol. di Sekolah dan Lingkungan Sekitar
Anak. Jakarta : Grasindo
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan serta Pedoman Skripsi,

Jurnal Penelitian Kesehatan STIKes Dharma Husada Bandung 6

Anda mungkin juga menyukai