Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOKIMIA OLAHRAGA

METABOLISME PROTEIN

Disusun oleh :
Akhmad Kelvin Ferdiantono ( 22060484160 )
Diva Ayu Fortunela ( 22060484151 )

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
PROGGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
2023
KATA PENGANTAR

Dalam kesempatan ini, saya dengan rendah hati menyampaikan kata pengantar untuk tugas
makalah biokimia olahraga yang berjudul "Metabolisme Protein". Topik ini memiliki relevansi
yang signifikan dalam dunia olahraga, karena protein merupakan salah satu makro-nutrien utama
yang berperan dalam berbagai proses metabolik dalam tubuh, termasuk pembentukan otot dan
pemulihan setelah aktivitas fisik.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai konsep dasar metabolisme protein, termasuk sintesis dan
degradasi protein, asam amino esensial dan non-esensial, serta peran protein dalam energi selama
aktivitas fisik. Selain itu, dalam makalah ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi
metabolisme protein, seperti jenis latihan, kondisi kesehatan, dan diet yang tepat.Makalah ini
disusun berdasarkan referensi terkini dan data empiris terbaru untuk memastikan kualitas
informasi yang disajikan. Saya berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
para pembaca yang ingin memperdalam pemahaman mengenai metabolisme protein dalam
konteks olahraga.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................................................
Rumusan
masalah...............................................................................................................................
Tujuan................................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Metabolisme Protein
1. Pengertian Metabolisme...................................................................................................
2. Pengertian Metabolisme Protein......................................................................................
3. Metabolisme Protein........................................................................................................
B. Penguraian Protein dalam Tubuh
C. Asam Amino dalam Darah
D. Reaksi Metabolisme Asam Amino
E. Pembentukan Asetil Koenzim A
F. Siklus Urea
G. Biosintesis Protein
H. Penyakit akibat Gangguan Metabolisme Protein
BAB III PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................................................
Saran..................................................................................................................................................
Daftar Pusaka.....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba yang dibuat dari tiga
kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai
molekul ini penting bagi kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul
selama pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam
pencernaan dan penggunaan makanan.
Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan bergabung bersama-sama
oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam
metabolisme. Protein lain memiliki fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang
membentuk sitoskeleton, sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting
dalam isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus sel.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein?
2.      Bagaimana penguraian protein dalam tubuh?
3.      Bagaimana mekanisme kerja asam amino dalam darah?
4.      Bagaimana reaksi metabolisme asam amino?
5.      Bagaimana pembentukan asetil koenzim A?
6.      Apa yang dimaksud dengan siklus urea?
7.      Apa yang dimaksud dengan biosintesis protein?
8.      Apa penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan metabolism protein?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian metabolism protein
2.      Mengetahui penguraian protein dalam tubuh
3.      Mengetahui mekanisme kerja asam amino dalam darah
4.      Mengetahui metabolisme asam amino
5.      Mengetahui pembentukan asetil koenzim A
6.      Mengetahui pengertian dari siklus urea
7.      Mengetahui pengetian dari biosintesis protein
8.      Mengidentifikasi penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolism protein
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Metabolisme Protein
1.      Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi
di tingkat selular.Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik, katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-
molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah
lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia
disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi
dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat,
yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.
2.      Pengertian Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah adalah protein.
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.

Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang


kala sulfur sertafosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk
hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentukhormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,


dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsimenjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom.
Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik.
Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara
biologi.
3.      Metabolisme Protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-
asam amino, yang diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh
hati, sebgaian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh
dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protei, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke
dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi
reaksi katabolisme maupun anabolisme.
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein
dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolic maupun
katabolic juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu absorpsimelalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung dari
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannnya. Hati berfungsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
B.       Penguraian Protein dalam Tubuh
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein
dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun
katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang
berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu
paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu
paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per  kilogram berat badan diubah menjadi
senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1)   Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk
sel – sel baru.
2)   Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa
ada sel yang mati.
3)   Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat
diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang
dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia.
Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar daripada orang
dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan
per hari.

C.      Asam Amino dalam Darah


Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino
peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding
usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses
transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino
diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg
per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam
darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino
dari dalam darah  kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang membutuhkan energi.
D.      Reaksi Metabolisme Asam Amino                                 
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino
dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari
suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a
ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino,
sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi
transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis
dalamreaksi berikut :
                                                                          
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh
asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai
kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua enzim
transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada
reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa
sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang
menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
As. Glutamat + NAD         As. Α ketoglutarat + NH4 + NADH + H
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+
glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena
asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase
merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.
E.       Pembentukan Asetil Koenzim A
Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan
siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A,
yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat.
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein,
serin dan treonin. alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi
dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin
aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan
jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang
bekerja disini ialah tetrahidrofolat.
F.       Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia
tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbondioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan
siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa
yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam
tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi  dengan satu mol
karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi,
karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai
kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini
bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada
pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel
hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP
merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat. Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan
ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin
diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian
ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini
bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

G. Biosintesis Protein
Biosintesis protein  yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai
polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk heliks
ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya molekul DNA baru
ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA menentukan urutan
asam amino dalam pembentukan  protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi
genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap pembentukan protein:

1. Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
2. Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma r
RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom dalam sel,
perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui. m
RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya. kode
genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga buah
basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam
dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari kombinasi guanin-
urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino  yang sama disebut sinonim, misalnya CAU
dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya
adalah basa pada kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG.
Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino yang
mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti
kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang
tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa satu
molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna
ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap
reaksi:
1.      Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
2.      Reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA. karena
dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.
H.      Penyakit akibat Gangguan Metabolisme Protein
Salah satu gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi
karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan
energi. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energi dan protein biasa dikenal dengan KEP.
Ketika seorang anak mengalami penyakit KEP maka akan muncul gejala-gejala marasmus dan
kwashiorkor.
Pada penderita marasmus, pertumbuhan terganggu, tubuh sangat kurus, adanya pembesaran hati,
kulit tampak keriput, mudah terkena diare, infeksi saluran pernafasan dan batuk rejan.
Pada penderita kwashiorkor, ciri-ciri yang terjadi adalah adanya gangguan pertumbuhan pada
berat badan, lemah, kurus, apatis (tidak peduli terhadap lingkungan), kulit tampak kering,
moonface, anoreksia, pembesaran hati serta anemia.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pencernaan protein menghasilkan asam amino.sebagian besar asam amino digunakan untuk
pembangunan protein tubuh. Bila ada kelebihan atau bila tidak tersedia cukup karbohidrat dan
lemak untuk kebutuhan energi, sebagian asam amino dipecah melalui jalur yang sama dengan
glukosa untuk menghasilkan energi. Asam amino lain langsung memasuki siklus TCA untuk
menghasilkan energi.
B.     Saran 
Protein dalam jumlah yang berlebihan dapat diubah menjadi lemak tubuh dan menyebabkan
kegemukkan. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam mengatur asupan zat gizi agar
seimbang.
Untuk mengeluarkan ureum memerlukan air agar dapat berada dalam keadaan larut dalam air.
Oleh karena itu, seorang yang banyak makan protein harus minum lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Cet. I; Jakarta: UI Press
Yazid, Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarja: Andi Offset
Rochem. 2012. Metabolism Protein dan Asam Amino. www.rochem.wordpress.com. 31 Januari
2012
        http://rochem.wordpress.com/2012/01/20/metabolisme-protein-dan-asam-amino-2/. (1
November 2012)
Isharmanto, Bojonegoro. 2010. Metabolism Protein. www.biologigonz.blogspot.com . 25 Juli
2010.
                        http://biologigonz.blogspot.com/2010/07/metabolisme-protein-2.html.   
                        (1  November 2012)

Anda mungkin juga menyukai