Anda di halaman 1dari 22

BIOKIMIA

“PROSES METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO”

DOSEN PENGAMPU:

REZA MA’RUF, S.Pd, M.Pd

NIP. 19900214 202012 1 008

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

DELVIA RISKA YANTI (207210066) delviaoppo@gmail.com

RAHMI YUNITA (207210047) rahmiyunita017@gmail.com

RIKKE WAHYUNI (207210077) rikehp2017@gmail.com

RTS. ROIYANI ULYA (2077210048) roiyaniulya@gmail.com

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul”Proses Metabolisme Protein Dan Asam
Amino” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang apa itu Proses Metabolisme Protein
dan Asam Amino bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Reza Ma’ruf selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Biokimia.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Waalaikumsalam wr. wb

Jambi, 13November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan penulisan ..............................................................................................2

BAB II Pembahasan .....................................................................................................3

A. Penguraian Protein Dalam Tubuh .....................................................................3


B. Fungsi Asam Amino Dalam Darah ...................................................................5
C. Reaksi Metabolisme Asam Amino ...................................................................6
D. Pembentukan Asetil Koenzim A.......................................................................6
E. Macam – macam Metabolisme Asam Amino ..................................................7
F. Siklus Urea .....................................................................................................12
G. Proses Biosintesis Protein ..............................................................................14

BAB III Penutup .........................................................................................................17

A. Kesimpulan ....................................................................................................17
B. Saran ..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran sel (bahasa Inggris: Cell membrane, plasma membrane) adalah


bagian cell yang memisahkan sel dengan lingkungan luar sel, terutama untuk melindungi
inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Membran sel
merupakan salah satu bagian dari sel yang berfungsi untuk membatasi isi sel dari
lingkungan luarnya. Pada awal perkembangannya membran sel memiliki berbagai macam
model berdasar hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa orang saintis jaman
dahulu. Akan tetapi model membran sel yang dianut hingga saat ini ialah model mosaik
fluida. Hal tersebut didasarkan atas adanya beberapa alasan yang berhubungan dengan
substansi penyusun membran sel. Adapun substansi penyusun membran sel ialah lipid,
protein, dan karbohidrat. Di dalam makalah ini akan di jelaskan mengenai struktur, fungsi
dan transport antar membran sel.
Di dalam kehidupam, protein merupakan molekul zat yang sangat penting di
dalam tubuh makhluk hidup. Karena hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi
dikatalis oleh enzim dan hampir semua enzim adalam protein. Unit dasar penyusun
protein adalah asam amino.. Protein berfungsi sebagai bahan bakar atau energi dalam
tubuh serta sebagai zat pengatur dan pembangun.
Metabolisme adalah proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Dengan proses ini makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa
kimia di sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan begitu,
tahapan – tahapan metabolisme protein dan asam amino perlu untuk dipelajari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat di
ambil, yaitu:
1. Bagaimana penguraian protein dalam tubuh?
2. Apa fungsi asam amino dalam darah?
3. Bagaimana reaksi metabolisme asam amino?
4. Bagaimana pembentukan asetil koenzim A?

1
5. Apa saja macam – macam metabolisme asam amino?
6. Apa yang dimaksud sikulus urea?
7. Bagaimana proses biosintesis protein?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Agar memahami penguraian protein dalam tubuh
2. Agar mengetahui fungsi asam amino dalam darah
3. Agar mengetahui bagaimana reaksi metabolisme asam amino
4. Agar mengetahui bagaimana pembentukan asetil Koenzim A
5. Agar mengetahui macam – macam metabolisme asam amino
6. Agar mengetahui apa yang dimaksud siklus urea
7. Agar mengetahui proses biosintesis protein

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penguraian Protein Dalam Tubuh

Protein dalam bantuk tahu, tempe, daging dan protein lainnya, ketika di mulut
melalui proses kunyah. Berbeda dengan karbohidrat, ketika daging dikunyah di dalam
mulut, yang terjadi hanya pencernakan mekanik, yaitu mengubah ukuran
daging/tahu/tempe saja. Mengapa demikian? Jawabannya adalah Karena di dalam mulut
(dalam hal ini air liur) tidak mengandung enzym yang menghidrolisa protein.
Bagaimakankah alur protein setelah terjadi pencernaan mekanik di dalam
mulut (mouth)? Alur makanan pada tubuh manusia. Setelah makanan dikunyah,
selanjutnya akan masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung
makanan akan bercampur dengan asam lambung. Di dalam lambung terjadi homogenisasi
makanan dengan asam lambung menyebakan mikroorganisme yang masuk bersama
makanan ataupun minuman akan mati, karena pH lambung yang sangat asam.
Degradasi protein di dalam tubuh Anda akan terjadi dalam tahapan berikut:
1. Masuknya makanan dalam bentuk protein ke dalam lambung akan menstimulasi
hormon gastrin.
2. Hormon gastrin menstimuli pengeluaran HCl lambung dan pepsinogen yang
selanjutnya akan diaktifkan menjadi pepsin.
3. Pepsin menghidrolisa protein pada ikatan peptida pada N terminal dari asam amino
Aromatik (Tyr,Phe dan Trp).
4. Asam lambung yang ikut masuk ke usus halus menstimuli pengeluaran sekretin.
5. Sekretin menstimuli pengeluaran bikarbonat untuk menetralkan asam lambung
suasana pH netral menstimulasi hormon kolesistokinin.
6. Kolesistokinin akan menstimulasi pengeluaran tripsinogen, kimotripsinogen dan
Prokarboksipeptidase dari pankreas.
7. Ketiga ensim tsb setelah masuk ke usus halus menjadi aktif sebagai tripsin,
kimotripsin dan karboksipeptidase.
8. Tripsin akan menghidrolisa ikatan peptida pada asam amino yang mempunyai gugus
karbonil (Lys, Arg).

3
9. Kimotripsin menghidrolisa ikatan peptida pada C terminal dari residu Tyr,Phe dan
Trp
10. Karboksipeptidase mengkatalisis pelepasan residu karboksil terminal secara
berurutan.
11. Usus halus juga mengeluarkan aminopeptidase yang menghidrolisa residu amino
terminal secara berurutan pada oligopeptide.
Protein dalam sel hidup terus menerus diperbaharui melalui proses pertukaran
protein, yaitu suatu proses berkesinambungan yang terdiri atas penguraian protein yang
sudah ada menjadi asam amino bebas dan resintesis selanjutnya dari asam-asam amino
bebas menjadi protein. Dalam tubuh sekitar 1-2 % protein mengalami peruraian setiap
hari. Sekitar 75- 80 % dari asam amino yang dibebaskan akan digunakan kembali untuk
sintesis protein yang baru. Nitrogen sisanya akan dikatabolisasi menjadiurea (pada
mamalia) dan kerangka karbon bagi senyawa-senyawa amfi bolik (Murray,K., 2002).
Untuk mempertahankan kesehatan, manusia memerlukan 30- 60 g protein
setiap hari atau ekivalen dalam bentuk asam amino bebas. Secara umum metabolisme
protein dapat dilihat pada Gambar 0.1. Asam asam amino yang berlebih tidak akan
disimpan, tetapi diuraikan dengan cepat. Di dalam sel, protein akan diuraikan menjadi
asam-asam amino oleh protease dan peptidase. Protease intrasel akan memutus ikatan
peptida internal protein sehingga terbentuk senyawa peptida (Murray,K., 2002).
Selanjutnya, oleh peptidase, peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam-
asam amino bebas. Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal sehingga
terbentuk peptida – peptida yang lebih pendek, selanjutnya ammopeptidase dan
karboksipeptidase akan membebaskan asam-asam amino masing-masing dalamgugus
terminal-N dan -C pada peptida-peptida tersebut. Penguraian protein seperti yang
disebutkan di atas adalah untuk protein ekstrasel dan intrasel yang mana penguraiannya
tidak memerlukan ATP. Untuk protein yang berusia pendek dan yang abnormal
penguraiannya terjadi pada sitosol dan memerlukan ATP atau ubikuitin. Asam amino
yang terbentuk dari katabolisme protein ini akan dimetabolisasi menjadi ammonia dan
kerangka karbon. Selanjutnya kerangka karbon akan ikut dalam siklus asam sitrat (TCA)
dan glukoneogenesis. Sedangkan ammonia akan mengalami sintesis membentuk urea atau
membentuk asam amino baru (Bourke,S.L.,et.al. 2003).

4
Gambar 0.1 Metabolisme Protein Secara Umum

B. Asam Amino dalam Darah

Dari hasil degradasi protein menjadi asam amino, tentu tidak semua protein
akan terurai sempurna menjadi asam amino. Masih tersisa protein dalam bentuk
oligopeptida. Asamamino hasil degradasi di dalam usus halus akan masuk dalam
peredaran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh yang memerlukannya. Asam amino juga
antara lain akan masuk ke dalam sel yang tepatnya berada di dalam sitoplasma. Asam
amino yang berasal dari degradasi makanan yang masuk kemudian diedarkan oleh darah
ke dalam sitoplasma sel. Asam amino ini akan digunakan sebagai bahan untuk sintesis
protein, yang nantinya akan dirangkai oleh ikatan peptida di dalam ribosom dengan
mRNA sebagai cetakannya sehingga menjadi polipeptida atau protein.
Lalu, kemana sisa protein yang belum terurai sempurna menjadi asam amino?
Sisa protein yang belum terurai ini akan menuju ke usus besar, sebagai bahan makanan
yang akan terurai oleh mikroorganisme flora normal usus besar manusia. Apabila Anda
makan telur, maka sisanya tentu olygopeptida yang merupakan rangkaian beberapa asam
amino. Asam amino di antaranya yang membawa gugus S seperti metionin dan cystein.
Bila kedua asam amino tersebut bertemu dengan mikroorganisme yang mampu
menghidrolisanya, maka akan dihasilkan gas H2S. Gas inilah menyebabkan kentut
manusia setelah mengkonsumsi telur/protein lain, berbau tidak enak.

5
C. Reaksi Metabolisme Asam Amino

Asam – asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino
berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh
akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan
lipid, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang
karena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada αketoglutarat
menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat.
2. Deaminasi oksidatif Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion amonium.

D. Pembentukan Asetil Koenzim A

Koenzim-A Asetil, KoA-asetil (bahasa Inggris: Acetyl-CoA) adalah sebuah


molekul penting dalam metabolisme dan berguna dalam banyak reaksi biokimia. Fungsi
utama dari molekul ini adalah menyediakan sejumlah atom karbon yang berada dalam
gugus asetil ke dalam siklus asam sitrat untuk dioksidasi guna memperoleh energi, dan
sintesis sebuah neurotransmiter bernama asetilkolina yang diperoleh dengan reaksi kimia
dengan bantuan enzim kolina asetiltransferase dan produk samping berupa koenzim A.
Keseimbangan antara metabolisme karbohidrat dan lemak merupakan faedah KoA-asetil
yang lain.
Umumnya, metabolisme asam lemak akan menghasilkan asetil-KoA bagi
siklus asam sitrat. Pada hati, ketika sirkulasi asam lemak terlalu tinggi, produksi KoA-
asetil dari reduksi lemak akan melampaui energi yang dibutuhkan sel tubuh dan akan
membentuk gugus keton. Tingginya rasio gugus keton dalam sirkulasi darah dapat
menimbulkan ketosis atau ketoasidosis.
Struktur kimia KoA-asetil merupakan ester antara KoA dan asam asetat
dengan reaksi antara gugus tiol dan gugus asil. KoA-asetil bisa didapat dari oksidasi asam
piruvat dengan reaksi dehidrogenasi dengan katalis kompleks piruvat dehidrogenase.
Sedangkan reaksi dengan enzim liase format piruvat pada asam piruvat akan
menghasilkan asetil-KoA dan asam format.

6
Gambar 0.2 Perubahan Piruvat Menjadi Asetil KoA

E. Macam – macam Metabolisme Asam Amino

Metabolisme protein adalah proses fisika dan kimia meliputi penyusunan


protein menjadi asam amino serta penguraian asam amino menjadi protein.
Asam amino memiliki fungsi sebagai penyedia nitrogen yang berguna untuk:
1. Struktur basa nitrogen dari RNA dan DNA.
2. Fosfolipid serta hormon.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter.
4. Heme serta struktur lain yang mirip dengan hemoglobin, sitokrom, enzim,
myoglobin, dan lain sebagainya.

Senyawa asam amino tidak hanya sekedar menyediakan nitrogen saja. Akan
tetapi asam amino yang ada dalam tubuh dapat dipakai sebagai energi apabila nitrogen
dilepas. Terdapat berbagai jalur metabolik dari proses metabolisme asam amino. Jalur
yang pertama adalah pembongkaran protein tubuh untuk memproduksi asam amino,
sintesis asam amino, dan digesti protein. Kedua, nitrogen yang ada di dalam asam amino
diambil. Ketiga ialah proses katabolisme asam amino untuk diubah menjadi energi.
Katabolisme asam amino dilakukan melalui siklus urea dan siklus asam untuk memproses
hasil sampingan dari pemecahan asam amino.

1. Proses Metabolisme Asam Amino


Dalam Metabolisme Asam Amino ini, akan terbagi menjadi beberapa proses yakni
dari katabolisme hingga sintesis asam amino.

7
Proses lengkapnya seperti berikut:
a. Katabolisme Asam Amino

Gambar 0.3

Salah satu jalur metabolisme asam amino ini dilakukan karena senyawa asam
amino tidak bisa disimpan di dalam tubuh. Jumlah asam amino yang berlebih
menandakan bahwa tubuh sedang kekurangan energi (protein dan karbohidrat).
Berbeda dengan metabolisme karbohidrat dan lemak, metabolisme asam amino
membutuhkan pelepasan gugus amino. Terjadi pembuangan gugus amino karena
sifatnya toksik bagi tubuh organisme. Terdapat dua tahap dalam melepaskan
gugus amino asam amino, yakni:
1) Transaminase
Dalam tahap ini terdapat enzim aminotransferase yang bekerja untuk
memindahkan amino ke alfa ketoglutarat. Kerja enzim tersebut
menghasilkan aspartat dan glutamat.
2) Deaminasi oksidatif
Deaminasi oksidatif merupakan proses dilepaskan amin dari glutamate
sehingga diperoleh ion ammonium.Setelah gugus amino berhasil
dilepaskan, maka asam amino akan memasuki siklus asam sitrat. Ion
ammonium yang dihasilkan dari gugus-gugus amino akan masuk ke
dalam siklus urea yang terletak di hati. Siklus tersebut menghasilkan urea
yang harus dibuang berbentuk urin.

8
b. Sintesis Asam Amino

Gambar 0.4

Proses metabolisme asam amino yang kedua adalah melalui sintesis.


Seluruh jaringan yang ada dalam tubuh mampu rangka karbon non asam amino
menjadi asam amino dan mensintesis asam amino non esensial. Asam amino
dapat dikategorikan menjadi glukogenik dan ketogenik. Asam amino glukogenik
merupakan asam amino yang bisa masuk ke dalam siklus asam sitrat. Contoh
asam amino glukogenik ialah alfa ketoglutarat dan oksaloasetat. Melalui jalur
glukoneogenesis diketahui bahwa seluruh asam amino dapat dijadikan sebagai
prekursor. Seluruh asam amino memiliki sifat glukogenik, kecuali leusin dan
lisin. Sedangkan asam amino ketogenik adalah asam amino yang hanya bisa
masuk ke dalam asetoasetil KoA. Contoh asam amino ketogenik adalah lisin dan
leusin. Adapun asam amino yang bersifat glukogenik dan ketogenic, yaitu
fenilalanin, isoleusin, triptofan, treonin, dan tirosin. Dengan begitu, dapat
disimpulkan bahwa ada tiga kemungkinan dalam penggunaan asam amino.

2. Jenis Asam Amino

Asam amino dapat dibedakan menjadi dua, yakni:


a. Asam Amino Esensial
Asam amino esensial tidak bisa disintesis oleh tubuh. Oleh karena itu, asam
amino ini diperoleh dari dalam makanan yang dikonsumsi. Contohnya ialah
histidine, lisin, valin, dan lain sebagainya.
b. Asam Amino Non-Esensial
Asam amino non-esensial mampu disintesis oleh tubuh dari asam-asam amino
lainnya. Contohnya ialah alanine, glutamate, prolin, dan lain sebagainya.

9
3. Biosintesis Asam Amino

Gambar 0.5 Struktur Asam Amino

Dalam metabolisme asam amino terjadi beberapa biosintesis, yakni:

a. Biosintesis Glutamat dan Aspartat

Glutamat dan aspartat dihasilkan dari reaksi transaminasi sederhana


serta disintesis oleh asam alfa ketoglutarat. Enzim yang menjadi katalisator pada
reaksi tersebut adalah aspartate aminotransferase dan glutamate dehydrogenase.
Selain itu, aspartate juga diperoleh dari turunan asparagin yang dibantu
asparaginase. Glutamat mempunyai peranan yang sangat penting yakni untuk
mendonorkan amino intraseluler pada reaksi transaminase. Sedangkan aspartat
berfungsi sebagai prekursor pada proses siklus urea.

b. Biosintesis Alanin

Pada umumnya otot akan memindahkan alanin ke sirkulasi. Akan


tetapi, berbagai jaringan juga memiliki kemampuan untuk memindahkan alanin.
Alanin plasma diakumulasi oleh organ hati. Proses tersebut merupakan kebalikan
transaminase, sehingga meningkatkan produksi urea.
Proses pada biosintesis alanin ini dinamakan dengan siklus glukosa-
alanin. Nitrogen akan dieliminir dan senyawa karbon akan mengalami proses
daur ulang. Terdapat 2 jalur yang digunakan dalam memproduksi alanin pada
otot, yaitu:
1) Jalur langsung, dengan cara degradasi protein.

10
2) Jalur transaminase piruvat, menggunakan bantuan enzim transaminase dan
ALT.

c. Biosintesis Sistein

Pada proses biosintesis sistein ini menggunakan sulfur yang asalnya


dari metionin. Enzim adenosyltransferase akan mengkatalisis kondensasi dari
metionin dan ATP, sehingga menghasilkan S-adenosilmetionin atau biasa
disebut dengan SAM. SAM adalah prekursor yang bermanfaat dalam reaksi
transfer metil. Reaksi tersebut mengakibatkan SAM mengalami perubahan
menjadi S-adenosil homosistein. Kemudian terjadi perubahan lagi menjadi
adenosine dan homosistein dengan bantuan enzim.

d. Biosintesis Tirosin

Sel memproduksi tiroksin melalui hidroksilasi fenilalanin. Adapun


fenilalanin hidroksilase adalah campuran dari 1 atom oksigen, air, dan lainnya.

e. Biosintesis Ornitin dan Prolin

Prekursor ornitin dan prolin adalah glutamat. Pada proses ini


dihasilkan akumulasi semialdehid yang kemudian akan bereaksi menjadi prolin.

f. Biosintesis Serin

Biosintesis serin dimulai dengan jalur utama berupa intermediet 3-


fosfogliserat. Pada proses ini terjadi perubahan 3-fosfogliserat menjadi 3-fosfo
piruvat oleh NADH-linked dehydrogenase. Akibat dari donor glutamat
menghasilkan 3-fosfoserin yang akan berubah menjadi fosfoserin fosfatase.

g. Biosintesis Glisin
Biosintesis ini menggunakan jalur utama berupa tahap reaksi yang
dikatalis oleh serin. Adapun transfer yang dilibatkan dalam proses ini, yakni
transfer gugus hidroksi metil.

11
F. Siklus Urea

Dua reaksi petama terpenting pada sintesis urea terjadi di matriks mitokondria,
sedangkan sisa enzim di dalam siklus terletak didalam sitosol.

Gambar 0.6 Siklus Urea

1. Pembentukan karbamoil fosfat

Pembentukan karbamoil fosfat oleh karbamoil fosfat sintetase 1(CPS1)


dilakukan melalui pemecahan dua molukel ATP. Amonia yang digabungkan dengan
karbamoil fosfat terutama disediakan melalui deaminasi oksidasi glutamat
dehidrogenase mitokondria. Pada akhirnya atom nitogen yang berasal dari amonia
ini menjadi salah satu nitrogen urea.

2. Pembentukan sitrulin

Bagian karbamoil fosfat akan ditransfer ke ornitin oleh enzim ornitin


transkarbamoilase (OTC) ketika fosfat berenergi tinggi dilepas sebagai fosfat
anorganik. Pada reaksinya, yaitu sitrulin dibawa kedalam sitosol.
3. Sintesis arginosuksinat

12
Arginosuksinat sintetasi menggabungkan sitrulin dengan aspartat untuk
membentuk arginosuksinat.gugus α-Amino dari aspartat menyediakan nitrogen
kedua, yang pada akhirnya bergabung dengan urea. Pembentukan arginosuksinat
dilakukan melalui pemecahan ATP menjadi AMP dan pirofosfat (Ppi). ATP tersebut
merupakan molekul ATP ketiga dan terakhir yang dipakai dalam pembentukan urea.

4. Pemecahan arginosuksinat

Arginosuksinat dipecah oleh arginosuksinat liase untuk menghasilkan


arginin dan furamat. Arginin yang dibentuk melalui reaksi ini berperan sebagai
prekursor antara urea. Fumarat yang dihasilkan dari siklus urea akan dihidrasi
menjadi malat sehingga membentuk hubungan dengan beberapa jalur metabolisme.
Misalnya malat dapat diangkat kedalam mitokondria melalui shuttle malat dan
masuk kembali kedalam siklus TCA dan mengalami oksidasi untuk membentuk
oksaloasetat (OAA) yang digunakan untuk untuk glukoneogenesis.(catatan: oksidasi
malat menghasilkan NADH dan selanjutnya ATP). Alternatif lain, OAA dapat
diubah menjadi aspartat melalui transaminasi dan dapat masuk kedalam siklus urea.

5. Pemecahan arginin menjadi ornitin dan urea

Arginase memecah arginin menjadi ornitin dan urea, dan hanya terjadi
didalam hati. Jadi sementara dijaringan lain seperti ginjal, dapat mensintesis arginin
melalui reaksi ini, hanya hati yang dapat memecah argini, dengan demikian akan
mensintesis urea.

6. Nasib urea

Urea berdifusi dari hati dan diangkut melalui darah ke ginjal yang akan
difiltrasi dan diekskresikan ke dalam urine. Sebagian urea berdifusi dari darah
kedalam usus dan dipecah menjadi 𝐶𝑂2 dan 𝑁𝐻3 oleh urease bakteri. Amonia ini
sebagian akan menghilang melalui feses, dan sebagian lagi akan direabsorpsi
kembali kedalam darah. Pada pasien gagal ginjal, kadar urea di dalam plasma
meningkat, sehingga meningkatkan pemindahan urea yang lebih besar dari darah ke
dalam usus. Kerja urease usus pada urea ini secara klinis penting menjadi sumber
amonia sehingga berperan dalam hiperamonemia yang sering ditemukan pada

13
pasien ini. Pemberian neomisin oral akan mengurangi bakteri usus yang berperan
dalam pembentukan 𝑁𝐻3 ini.

G. Biosintesis Protein

Kata protein berasal dari bahasa Yunani "prōtos" yang berarti "pertama" atau
"paling utama". Sedangkan kata sintesis berasal dari bahasa Yunani sunthesis, dari
suntithenai, yang berarti "menjadikan". Jadi, sintesis protein adalah proses pembentukan
molekul protein dengan melibatkan sintesis asam amino yang terjadi di dalam nukleus
dan ribosom sel yang diatur oleh DNA dan RNA, seperti dikutip dari Biology Dictionary.
RNA merupakan materi genetik dimana basa nitrogennya terdiri dari Adenin (A), Guanin
(G), Sitosin (C), dan Urasil (U). Sedangkan DNA adalah kumpulan materi genetik dengan
satuan molekul yang disebut nukleotida.Molekul DNA merupakan sumber kode asam
nukleat yang akan menjadi asam amino dan menyusun protein. Sementara molekul RNA
merupakan hasil transkripsi dari molekul DNA dalam suatu sel yang ditranslasi menjadi
asam amino untuk protein.

1. Tahapan Sintesis Protein dan Prosesnya

Tahapan sintesis protein terbagi menjadi dua bagian yaitu transkripsi dan translasi.
Secara umum, sintesis protein berawal dari DNA, lalu pembentukan RNA, kemudian
penyusunan protein (DNA > RNA > Protein). Proses perubahan molekul ini juga
dengan central dogma.
a. Tahap 1 – Transkripsi

Proses sintesis protein di tahap awal ini merupakan proses dimana


terjadi penyalinan sebagian molekul DNA. Penyalinan ini dilakukan karena
lokasi DNA ada di nukleus, sementara proses pembentukan protein yaitu di
ribosom yang terletak pada sitoplasma.
Dikarenakan DNA tidak mampu bergerak sendiri ke ribosom, maka
DNA butuh penggerak yaitu RNA polimerase (mRNA) untuk mendatangi DNA,
menyalin kode genetik atau membuat cetakan, lalu memindahkan salinan DNA
tersebut ke ribosom. Maka dalam hal ini, mRNA disebut sebagai pembawa
pesan.
Dalam proses transkripsi juga terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut:
14
1) Inisiasi
RNA polimerase memecah sebagai molekul DNA yang berisi
segmen-segmen berupa gen. Dalam gen, terdapat bagian ujung yang disebut
promoter dan terminator. RNA polimerase akan bergerak dari bagian
terminator ke promoter untuk memecah DNA. Jika RNA polimerase telah
berhasil di bagian promoter maka proses inisiasi ini selesai.
2) Elongasi
Proses ini yaitu saat RNA polimerase kembali ke terminator setelah
mencapai promoter, sehingga terbentuklah mRNA yang akan menyalin kode
genetik pada DNA.
3) Terminasi
Proses terakhir transkripsi yaitu ketika untaian mRNA telah selesai
terbentuk dan lepas dari DNA untuk pergi ke ribosom.

b. Tahap 2 – Translasi

Ketika mRNA yang membawa salinan DNA berhasil membawanya ke


ribosom, terjadilah proses translasi yaitu proses penerjemahan atau penguraian
kode-kode genetik hasil salinan DNA yang sudah dibawa mRNA sebelumnya.
Kode genetik ini yang akan menghasilkan polipeptida sebagai penyusun protein.
Translasi juga terbagi ke dalam 3 tahap, berikut diantaranya:
1) Inisiasi
Pada tahap ini mRNA datang membawa kodon-kodon DNA sampai ke
ribosom. Kodon pertama yang bertemu ribosom disebut kodon start atau
AUG.
2) Elongasi
Kodon yang dibawa mRNA akan diuraikan atau diterjemahkan menjadi
asam amino kemudian masing-masing digabung dengan tRNA yang
membawa asam amino untuk menyusun protein. Sehingga gabungan
tersebut akan membentuk rantai polipeptida.
3) Terminasi
Proses translasi terakhir yaitu saat salah satu kodon stop antara UAA, UAG,
atau UGA bertemu dengan ribosom yang kemudian menjadi kodon stop atau
AUU.

15
2. Tujuan Sintesis Protein

Tujuan utama dari proses sintesis protein adalah membentuk dan


menyusun protein yang akan dimanfaatkan dalam tubuh sebagai komponen penting
dalam susunan tubuh makhluk hidup. Enzim, hormon, dan membran sel dalam tubuh
kita merupakan hasil susunan protein. Eritrosit pun memerlukan protein untuk
mengikat oksigen. Tapi, perlu diingat detikers, selain proses sintesis protein yang
dibentuk dalam tubuh, sebagian protein lainnya harus diperoleh dari makanan
bergizi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Dalam metabolisme protein, asam – asam amino yang berlebih akan diuraikan
dengan cepat. Di dalam sel, protein akan diuraikan menjadi asam-asam amino oleh
protease akan memutus ikatan peptida internal protein sehingga terbentuk senyawa
peptida. Peptida tersebut akan diuraikan menjadi asam – asam amino bebas.
Endopeptidase akan memutus ikatan peptida internal sehingga terbentuk peptida –
peptida yang lebih pendek, selanjutnya ammopeptidase dan karboksipeptidase akan
membebaskan asam-asam amino masing-masing dalamgugus terminal-N dan -C pada
peptida – peptida tersebut.
 Asam amino yang berasal dari degradasi makanan yang masuk kemudian diedarkan
oleh darah ke dalam sitoplasma sel. Asam amino ini akan digunakan sebagai bahan
untuk sintesis protein, yang nantinya akan dirangkai oleh ikatan peptida di dalam
ribosom dengan mRNA sebagai cetakannya sehingga menjadi polipeptida atau
protein.
 Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu transaminasi dan
deaminasi oksidatif .
 KoA-asetil bisa didapat dari oksidasi asam piruvat dengan reaksi dehidrogenasi
dengan katalis kompleks piruvat dehidrogenase. Sedangkan reaksi dengan enzim
liase format piruvat pada asam piruvat akan menghasilkan asetil-KoA dan asam
format.
 Metabolisme Asam Amino ini, akan terbagi menjadi beberapa proses yakni dari
katabolisme hingga sintesis asam amino. Asam amino dibedakan menjadi asam
amino esensial dan non – esensial. Di dalam metabolisme asam amino terjadi 7
biosintesis
 Dua reaksi petama terpenting pada sintesis urea terjadi di matriks mitokondria,
sedangkan sisa enzim di dalam siklus terletak didalam sitosol. Pada siklus urea
terjadi 6 tahapan mulai dari pembentukan karbamoil fosfat hingga nasib urea.

17
 Sintesis protein adalah proses pembentukan molekul protein dengan melibatkan
sintesis asam amino yang terjadi di dalam nukleus dan ribosom sel yang diatur oleh
DNA dan RNA. Prosesnya yaitu tahap transkripsi dan translasi.

B. Saran

Dengan adanya makalah mengenai proses metabolisme protein dan asam


amino ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan menambah wawasan mengenai
protein dan asam amino serta bagaimana metabolismenya. Selain itu penulis juga
mengharapkan keritik dan saran yang membangun mengenai makalah ini dari para
pembaca, Karena penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Beti. Dan Sri Darmawati. 2017. Biologi Sel dan Molekuler. KEMENKES RI:
Badan PPSDM Kesehatan.

Oktavianti, Nurma. 2021. Modul Biokimia. Materi Metabolisme Protein, Asam Amino dan
Protein. Lampung: Uiversitas Islam Raden Intan.

Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Denpasar: Udayana University Press.

https://netsains.id/metabolisme/asam-amino/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6008247/mengenal-tahapan-sintesis-protein-tujuan-
dan-prosesnya

https://123dok.com/document/y9r90evy-makalah-biosintesis-protein.html

19

Anda mungkin juga menyukai