METABOLISME PROTEIN
Dosen Pengampu: Apt. Erna Susanti M.Farm
Disusun Oleh
Kelompok 2:
1.Andika Bella P.P (231030790817)
2.Hilda Anggraeni (231030790817)
3.Indah Rinita D. (231030790817)
4.Rahma Ayu N. (231030790817)
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan masalah ini, shalawat beserta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Metabolisme Protein” ini penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah penyusunan ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan pengetahuan atau ilmu baru kepada pembaca. Penulis menyadari
bahwadalam penulisan makalah ini masihterdapatkekurangansehingga penulis mengharap
kritik dan saran yang mendukung untuk memperbaiki makalah penulisan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi metabolisme protein
2. Memahami pareaksi metabolisme asam amino
3. Mengtahui proses metabolisme protein dalam tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selanjutnya, setelah sampai di mitokondria hepar, glutamin akan diurai menjadi glutamat
dan ammonia oleh enzim glutaminase (Gb. 2.7). Glutamin selain berfungsi sebagai alat
transport ammonia juga berfungsi sebagai sumber gugus amino bagi bermacam-macam
reaksi biosintesis.
Gugus amino kedua berasal dari aspartat (dihasilkan di mitokondria) oleh proses
transammase dan diangkut ke sitosol). Gugus amino dari aspartat akan berkondensasi
dengan gugus ureido (karbonil) dari sitrulin membentuk arginosuksinat Reaksi ini
dikatalisis oleh arginosuksinat liase (bolak-balik) membentuk arginin bebas dan fumarat
yang nantinya akan menjadi bahan antara dari siklus asam sitrat. Reaksi yang terakhir dan
siklus urea adalah terurainya arginin menjadi urea dan ornitin. Reaksinya dikatalis oleh
enzim arginase suatu enzim sitosol. Jadi, ornitin akan terbentuk kembali dan akan
diangkut ke mitokondria untuk kemudian dipakai lagi dalam siklus urea (Gb.2.8)
( Baenrends,R. J.S.et.al. 2000).
A. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan
atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense. Rentangan DNA
yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi. Informasi dari DNA
untuk sintesis protein dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim RNA
polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan
merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polimerase merangkai nukleotida-
nukleotida RNA dari arah 5’ ? 3’, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan
DNA. Urutan nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan nukleotida
spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri
Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan),
terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
1. Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi
disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi
dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda
DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan
DNA-nya.
3. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA
yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu
urutan RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada
sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi;
yaitu, polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA.
Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi,
suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira
10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim
tersebut.
B. Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk
protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul
mRNA, interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRNA
menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. Ketika tiba di
ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya.
Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon, yang
berdasarkan aturan pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di
mRNA. tRNA mentransfer asam amino-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului oleh pelekatan yang benar antara
tRNA dengan asam amino. tRNA yang mengikatkan diri pada kodon mRNA yang
menentukan asam amino tertentu, harus membawa hanya asam amino tersebut ke
ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh suatu enzim
spesifik yang disebut aminoasilARNt sintetase (aminoacyl-tRNA synthetase).
Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan
kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-
protein dan molekul-molekul RNA yang disebut RNA ribosomal.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi,
dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai
polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP
(guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
1. Inisiasi Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator
khusus (lihat gambar). Sub unit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di ujung
5` dari mRNA. Pada arah ke bawah dari tempat pelekatan ribosom sub unit kecil
pada mRNA terdapat kodon inisiasi AUG, yang membawa asam amino metionin,
melekat pada kodon inisiasi.
2. Elongasi Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino – asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Lihat Gambar.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul
tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul rRNA dari
sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan
ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino
yang baru tiba.
3. Terminasi Tahap akhir translasi adalah terminasi (gambar). Elongasi berlanjut
hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG,
dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak
sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
Regulasi translasi dengan inisiasi ulang pada GCN4 mRNA. (A) Urutan
pemimpin GCN4 5′ menunjukkan uORF 1–4 dan awal ORF GCN4 sebagai kotak terisi di
posisi relatifnya. Posisi nukleotida setiap kodon AUG ditampilkan relatif terhadap lokasi
awal transkripsi. Perkiraan lokasi urutan penambah dan penekan reinisiasi
ditunjukkan. (B) Model inisiasi ulang dalam kondisi non-kelaparan dengan
penggambaran ribosom bertahap dan interaksi faktor kunci dengan rangkaian
pemimpin GCN4. Panah biru menggambarkan gerakan dan langkah bernomor biru (i–v)
dijelaskan di teks utama. Catatan: jarak uORF telah diubah untuk mengakomodasi kartun
ribosom. Seperti yang digambarkan, setelah terjemahan uORF1, level TC yang tinggi
memungkinkan inisiasi ulang di uORF4 yang menyebabkan pelepasan ribosom dari
mRNA dan ekspresi GCN4 ditekan. (C) Model inisiasi ulang dalam kondisi kelaparan
asam amino. Langkah awal melalui penerjemahan uORF1 (bernomor biru i–iiic) tidak
berubah dari kondisi nonstarvasi. Langkah selanjutnya (bernomor merah iiid – v) diubah
oleh aktivasi eIF2α kinase Gcn2 (langkah iiie) yang menghasilkan tingkat TC yang
rendah. Ribosom melintasi uORF4 tanpa memulai dan kemudian memperoleh kembali
TC (langkah ivb). Pemindaian ribosom (langkah ivc) mengenali kodon awal GCN4 dan
ekspresi GCN4 dihilangkan.
Pengaturan aktivitas Gen Eukariot lebih kompleks Struktur gen eukariot yang
lebih kompleks Organisme multiseluler diferensiasi Diferensiasi spesialisasi dari
struktur dan fungsi sel selama periode perkembangan suatu organisme. Pengaturan
aktivitas gen eukariot setiap langkah dalam jalur dari gen sampai
protein fungsional. Kromosom eukariot DNA 2 X 10 8 nt 6 cm ribuan kali lebih
panjang dari diameter nucleus. Seluruh DNA dalam 46 kromosom dapat masuk ke
dalam nucleus melalui system pengemasan DNA yang kompleks. Ada 2 katagori
enzim yaitu:
1.Enzim yang tidak diregulasi enzim konstitutif
2. Enzim tergantung kepada Metabolit yang spesifik, misalnya substrat
dapat diregulasi
• Pengaturan aktivitas gen bakteri Francois Jacob dan Jacques Monod
(1961) system operon.
• Operon sekelompok gen yang berhubungan erat dan terlibat dalam
sintesis sekelompok protein yang terlibat dalam biosintesis suatu asam
amino
Pengaturan aktivitas gen eukariot dapat terjadi melalui: Modifikasi struktur kromatin
Inisiasi transkripsi Modifikasi post transkripsi Kontrol translasi
Modifikasi post translasi Modifikasi kromatin Metilasi DNA penempelan gugus metil
(-CH 3 ) pada basa DNA (citosin) tidak aktif demetilasi inaktif menjadi aktif.
Contohnya salah satu kromosom X-nya banyak memiliki gugus metil sehingga
biasanya salah satu kromosom X tersebut tidak aktif. Asetilasi histon penempelan
gugus asetil (- COCH 3 ) pada asam amino tertentu dari protein histon ikatannya
terhadap DNA menjadi melonggar mempermudah akses factor transkripsi.
BAB 3
PENUTUP
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Proteinadalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer darimonomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.Fungsi dari
protein adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkanasam amino
sebagai komponen protein. dilanjutkan dengan proses metabolisme asamamino. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam amino
disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim. Pada
metabolisme Protein akan terurai menjadi asam amino, jika asam amino berlebihan, maka
kerangka karbonya akan dikatabolisasi menjadi intermediet amfi bolik untuk digunakan
sebagai sumber energi. Di mana enam asam amino membentuk piruvat, dua belas asam
amino membentuk asetil-KoA akhirnya ke siklus krebs yang sebelumnya sudah terurai
menjadi dua bagian urea untuk ke siklus urea, dan bagian yang menuju jaringan protein.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
2c38007b586ffa59d79823dad95fecc1.pdf
https://docplayer.info/73063298-Aktivitas-gen-dan-pengaturannya-sintesis-protein-dr-
arfianti-m-biomed-m-sc.html
:/Users/putri/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/EAVIL502/Modul_